Sunday, March 5, 2017

Yerusalem Sidang di Yerusalem xxx2a

yerusalem, sidang di yerusalem Daftar Isi: ENSIKLOPEDIA: SIDANG DI YERUSALEM ; LAIN: PETA ; Sidang di Yerusalem Ke atas SIDANG DI YERUSALEM [Ensiklopedia] Sebutan biasa bagi pertemuan para utusan dari gereja Antiokhia (dipimpin oleh Paulus dan Barnabas) dan para rasul serta para penatua dari gereja Yerusalem, untuk membicarakan persoalan-persoalan yg timbul akibat masuknya petobat non-Yahudi secara besar-besaran ke dalam gereja (Kis 15:2-29). Banyak penafsir menyamakan pertemuan ini dengan pertemuan dalam Gal 2:1-10. Tapi pandangan yg diambil di sini ialah, bahwa dalam Gal 2:1-10 Paulus menunjuk kepada suatu pertemuan yg lebih dahulu, yg ia dan Barnabas adakan bersama Yakobus yg Adil, Petrus dan Yohanes. Dalam pertemuan itu para pemimpin Yerusalem mengakui panggilan dan kedudukan Paulus dan Barnabas sebagai rasul untuk masyarakat non-Yahudi. --> KRONOLOGI PB, IId. I. Peristiwanya Cepatnya laju perkembangan Injil di tengah-tengah masyarakat non-Yahudi di Antiokhia (Kis 11:19 dab), Siprus dan Asia Kecil (Kis 13:4-15:26) menimbulkan persoalan serius bagi orang-orang percaya konservatif di Yudea. Para rasul menyetujui pemasyhuran Injil oleh Petrus kepada keluarga Kornelius di Kaisarea, karena pemasyhuran Injil itu disertai tanda-tanda persetujuan ilahi (Kis 10:1-11:18). Tapi jika penyebaran Injil kepada masyarakat non-Yahudi diteruskan seluas itu, maka segera akan lebih banyak non-Yahudi daripada Yahudi dalam gereja, dengan akibat penataan norma-norma moral kristiani akan terancam. Terhadap persoalan ini banyak Kristen Yahudi mempunyai pemecahan yg sederhana sekali. Biarlah petobat non-Yahudi diperkenankan memasuki gereja dengan cara proselit masuk persekutuan Israel, yakni mereka disunat dan menerima kewajiban-kewajiban untuk menaati hukum Taurat. Hingga saat itu syarat-syarat demikian belum pernah diharuskan kepada petobat non-Yahudi. Agaknya satu kali pun tentang sunat tidak pernah disinggung kepada Kornelius dan warga seisi rumahnya, dan ketika Titus, Kristen non-Yahudi, mengunjungi Yerusalem bersama Paulus dan Barnabas pada kesempatan terdahulu, hal menyunat dia tidak dipermasalahkan (Gal 2:3). Tapi sekarang, beberapa pentolan Taurat dari gereja Yerusalem membuat keputusan yg mengharuskan Kristen non-Yahudi di Antiokhia dan di gereja-gereja lainnya menundukkan diri kepada syariat Taurat. Keharusan itu ternyata berakibat atas gereja-gereja Galatia yg baru saja didirikan oleh Paulus. Karena itu Paulus terpaksa mengirim surat protes keras kepada gereja-gereja itu, dan itulah yg kita kenal sebagai Suratnya Kepada Jemaat di Galatia. Di Antiokhia sendiri Kristen Yahudi ini menimbulkan pertentangan sedemikian rupa, sehingga para pemimpin gereja di sana memutuskan supaya seluruh persoalan itu dibahas dan dituntaskan di tingkat paling atas. Sesuai dengan itu Sidang Yerusalem diadakan (kr 48 M). II. Soal pelik dituntaskan Pembicaraan dibuka oleh golongan Farisi dari gereja Yerusalem, yg dengan tegas mendesak supaya Kristen non-Yahudi disunat dan dituntut menaati Taurat. Setelah perdebatan sengit dan panjang, Petrus mengingatkan Sidang, bahwa dalam soal itu Allah menunjukkan kehendak-Nya dengan memberikan Roh Kudus kepada Kornelius dan seisi rumah tangganya, hanya atas dasar kepercayaan mereka saja. Paulus dan Barnabas menyokong alasan-alasan Petrus dengan menceritakan bagaimana Allah dengan cara yg sama telah memberkati banyak orang non-Yahudi yg percaya melalui pelayanan mereka. Lalu Yakobus yg Adil, pemimpin gereja Yerusalem itu, merangkumkan pembicaraan mereka dan mengemukakan pertimbangannya, bahwa tidak ada syarat yg harus dibebankan kepada mereka yg bertobat dari penyembahan berhala, kecuali kepercayaan kepada Kristus, yg dengan-Nya Allah telah jelas menunjukkan diriNya dipuaskan. Ia berkata, bahwa setiap kota tidak kekurangan kesaksian tentang hukum Musa; tapi masuknya bangsa-bangsa non-Yahudi ke dalam gereja Mesias itulah pemenuhan janji, bahwa pondok Daud yg telah roboh akan dibangun kembali dan kedaulatannya dikokohkan kembali atas segala bangsa (Am 9:11 dab). III. Persoalan praktis diputuskan Kendati soal pelik mengenai asas telah diselesaikan tuntas, dan utusan Antiokhia puas atas penyelesaian itu, masih tertinggal satu soal praktis yg harus dibicarakan, karena sangat berpengaruh atas persekutuan sehari-hari antara orang Kristen Yahudi dan Kristen non-Yahudi dalam persekutuan campuran. Akan menjadi tanda keluwesan kasih dan adab jika orang Kristen non-Yahudi menghormati keberatan-keberatan tertentu dari bangsa Yahudi. Karena itu, atas anjuran Yakobus, maka surat yg memuat pendapat-pendapat para pemimpin Yerusalem kepada gereja-gereja dari bangsa lain juga memuat permintaan kepada mereka, supaya menjauhkan diri dari beberapa makanan tertentu yg akan menjijikkan saudara mereka, Kristen Yahudi, dan supaya menyesuaikan diri dengan tata Yahudi tentang hubungan antara lelaki dan perempuan. Tanpa keluwesan demikian akan timbul kesukaran-kesukaran praktis yg gawat, yg akan mencegah mereka menikmati persekutuan makan bersama-sama dengan Kristen Yahudi. (Jika diingat, bahwa Perjamuan Kudus secara teratur diadakan dlm rangka persekutuan makan bersama, kita dapat mengerti pentingnya pertimbangan ini.) Tak ada alasan riil bahwa Paulus tidak akan setuju meneruskan syarat-syarat ini kepada para petobat mantan penyembah berhala (seperti ia lakukan menurut Kis 16:4). Jika asas-asas fundamental tidak dikompromikan, maka Paulus-lah orang yg paling suka mendamaikan, dan berkali-kali ia minta kepada para petobat supaya menghormati keberatan-keberatan orang lain dalam soal-soal seperti itu (bnd Rm 14:1 dab; 1 Kor 8:1 dab). Tapi kepada jemaat Korintus yg minta kejelasan tentang makanan yg telah dipersembahkan kepada berhala, maka Paulus menerangkan prinsipnya, bukan keputusan Sidang Yerusalem. Setelah satu atau dua generasi, keadaan yg memaksa diadakannya Sidang Yerusalem dan surat rasuli dari Kis 15:23-29 raib, dan Naskah Barat dari Kis menyesuaikan surat itu bagi keadaan baru dengan menata tuntutan-tuntutannya ke suatu arah yg lebih bersifat etis -- menuntut menjauhkan diri dari penyembahan berhala, penumpahan darah, dan perbuatan zina. Tapi tuntutan-tuntutan dalam bentuknya yg asli diterapkan oleh masyarakat Kristen di Gaul dan Afrika Utara menjelang akhir abad 2 M, dan oleh Alfred Agung dimasukkan ke dalam kitab undang-undang Inggris menjelang akhir abad 9. KEPUSTAKAAN. W. L Knox, The Acts of the Apostles, 1948, hlm 40 dst; C. S. C Williams, The Acts of the Apostles, 1957, hlm 177 dst; E Haenchen, The Acts of the Apostles, 1971, hlm 440 dst. FFB/HH/HAO Ke atas Peta Peta Google: Yerusalem (31° 46´, 35° 14´); OpenBible: (Flickr/Panoramio) Yerusalem;  Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus

No comments:

Post a Comment