Monday, April 8, 2019

Kudus & Kekudusan

Daftar Isi: KECIL: Kudus ; PEDOMAN: Kudus, Kekudusan ; GLOSARI AYT: Kudus ; BROWNING: KUDUS , MENGUDUSKAN ; ENSIKLOPEDIA: KUDUS, KEKUDUSAN ; YUNANI: 37 αγιαζω hagiazo ; 40 αγιος hagios ; STATISTIK: KUDUS ; KEKUDUSAN ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ; Kudus, Kekudusan Ke atas Kudus [Kamus Kecil] TB- Allah adalah kudus, artinya Ia bebas terhadap dunia. Ia menguduskan manusia, artinya memilih mereka sehingga menjadi milik-Nya. Orang-orang kudus ialah orang-orang yang dikuduskan oleh --> Roh Kudus --> 20666, sehingga mereka tidak lagi "dari dunia ini" (Yoh 17:14-19). Dalam surat-surat rasul Paulus "orang-orang kudus" berarti: orang-orang Kristen. Ke atas Kudus, Kekudusan [Kamus Pedoman] 1. Diperintahkan. Im 11:45; 20:7; Rom 12:1; Ef 5:8,9; Kol 3:12 2. Kristus: 2.1 Menghendaki - bagi umat-Nya. Yoh 17:17 2.2 Akibat - di dalam umat-Nya. Ef 5:25-27 2.3 Satu contoh - . Ibr 7:26; 1Pet 2:21,22 3. Watak Allah menjadi ukuran - . Im 19:2; 1Pet 1:15,16; Ef 5:1 4. Watak Kristus menjadi ukuran - . Rom 8:29; Fili 2:5; 1Yoh 2:6 5. Injil adalah jalan - . Yes 35:8 6. Perlu untuk beribadah kepada Allah. Mazm 24:3,4 7. Tanpa - tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Ef 5:5; Ibr 12:14 8. Orang-orang kudus: 8.1 Dipilih untuk - . Rom 8:29; Ef 1:4 8.2 Dipanggil kepada - . 1Tes 4:7; 2Tim 1:9 8.3 Diciptakan baru di dalam - . Ef 4:24 8.4 Memiliki - . 1Kor 3:17; Ibr 3:1 8.5 Memperoleh buah-buahan yang membawa kepada - . Rom 6:22 8.6 Harus mengejar - . Ibr 12:14 8.7 Harus menyerahkan anggota tubuhnya menjadi senjata-senjata - . Rom 6:13,19 8.8 Harus beribadah kepada Allah di dalam - . Luk 1:74,75 8.9 Harus mempersembahkan tubuhnya kepada Allah di dalam - . Rom 12:1 8.10 Harus menjadi - di dalam seluruh hidupnya. 1Pet 1:15; 2Pet 3:11 8.11 Harus di dalam - seumur hidupnya. Luk 1:75 8.12 Harus berusaha menyempurnakan - . 2Kor 7:1 8.13 Akan dibawa dengan - ke hadapan-Nya. Kol 1:22; 1Tes 3:13 8.14 Akan terus me - kan dirinya. Wahy 22:11 9. Kelakuan perempuan-perempuan tua harus hidup di dalam - . Tit 2:3 10. Janji kepada perempuan-perempuan yang hidup dalam - . 1Tim 2:15 11. Dijanjikan kepada Gereja. Yes 35:8; Ob 1:17; Za 14:20,21 12. Gereja dihiasi dengan - . 1Taw 16:29; Mazm 29:2; 93:5 13. Firman Tuhan adalah jalan untuk mendapat - . Yoh 17:17; 2Tim 3:16,17 14. Adalah hasil dari: 14.1 Kenyataan kasih karunia Allah. Tit 2:3,11,12 14.2 Penyerahan diri kepada Allah. Rom 6:22 14.3 Pemeliharaan Allah. Yoh 17:15 14.4 Persatuan dengan Kristus. Yoh 15:4,5; 17:9,10 15. Perlu di dalam doa. 1Tim 2:8 16. Hamba-hamba Tuhan harus: 16.1 Mendapat - . Tit 1:8 16.2 Menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berlawanan dengan - . Im 21:6; Yes 52:11 16.3 Menjadi teladan di dalam - . 1Tim 4:12 16.4 Dinasihatkan agar - . Ibr 12:14; 1Pet 1:14-16 17. Dorongan terhadap - : 17.1 Untuk memuliakan Allah. Yoh 15:8; Fili 1:11 17.2 Kasih Kristus. 2Kor 5:14,15 17.3 Segala kemurahan Allah. Rom 12:1,2 17.4 Kehancuran segala sesuatu. 2Pet 3:11 18. Siksaan terhadap orang-orang kudus bermaksud untuk mengadakan - . Ibr 12:10; Yak 1:2,3 19. Harus memisahkan dari orang-orang fasik. Bil 16:21,26; 2Kor 6:17,18 20. - tidak dimiliki oleh orang dunia. 1Tim 1:9,10; 2Tim 3:2 21. Contoh-contoh - : 21.1 Israel. Yer 2:3 21.2 Isteri-isteri nenek moyang. 1Pet 3:5 21.3 Para nabi. Luk 1:70 21.4 Paulus. 1Tes 2:10 21.5 Yohanes Pembabtis. Mr 6:20 Ke atas Kudus [Glosari AYT] Murni. Umat Allah adalah kudus karena mereka dimurnikan melalui Kristus dan mereka hanya kepunyaan Allah. Dengan bantuan Roh Kudus mereka menjaga dirinya dari dosa, dan hidup hanya untuk Allah. Ke atas KUDUS [Kamus Browning] Segala sesuatu yang terpisahkan (dikhususkan) dari kebiasaan atau hal-hal yang duniawi adalah 'kudus'. Karena itu, di atas semuanya, Allah adalah kudus (Yes. 6:3), dan kekudusan-Nya diperluas kepada manusia yang berada dalam transaksi dengan-Nya (mis. imam-imam di Bait Allah) dan segala peralatan yang mereka gunakan serta perayaan-perayaan yang mereka rayakan (Im. 23). Undang-undang Kekudusan (Im. 17-20) merupakan suatu ikhtisar ketetapan-ketetapan ritual dan moral yang didasarkan pada kekudusan Allah (Im. 19:2). Kemungkinan Undang-undang Kekudusan itu digunakan oleh *imam-imam dan orang Lewi sebagai pengajaran.Dalam PB kekudusan yang dimiliki Bait Yerusalem dianggap sebagai kuali umat Kristen (1Kor. 3:16-17); namun, terutama Yesus disebut kudus (Luk. 1:35), sebagaimana Ia disebut pada awal pemberitaan-Nya (Kis. 3:14), dan seperti Ia menyapa Bapa-Nya (Job. 17:11). --> Gereja juga kudus (Ef. 2:19-22), didiami oleh --> Roh Kudus karena itu, setiap perilaku yang merusak hubungan ini dicela (Rm. 5:5; 2Kor. 6:16-17). Ke atas MENGUDUSKAN [Kamus Browning] Digunakan dalam --> Doa Bapa Kami (Mat. 6:9) dengan anti menghormati sebagai yang kudus. Namun, dalam PL berarti 'menjadikan kudus' (mis. Im. 16:19. mengenai hewan-hewan korban). Ke atas KUDUS, KEKUDUSAN [Ensiklopedia] Istilah-istilah yg prinsipal adalah gadosy dan qodesy (Ibrani) dan hagios (Yunani). Terjemahan yg lazim bagi keduanya adalah kudus, walaupun kadang-kadang keduanya diterjemahkan dengan 'suci'. Perbedaan antara kudus dan suci tidaklah gamblang, justru bisa benar mengatakan bahwa bila yg dipikirkan adalah kualitas hakiki Tuhan dan manusia, maka dipakailah istilah kudus; istilah suci menekankan akibat daripada sikap yg menjurus kepada kesucian. --> SUCI, KESUCIAN --> MURNI. Qadosy dapat berarti 'terpisah' (dikhususkan) atau 'terpotong dari', digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda (supaya Tuhan dapat memakainya, dan dgn demikian terhadap keadaan orang atau obyek yg dilepas itu). Hagios mempunyai dasar pemikiran yg sama mengenai keterpisahan dan kesucian terhadap Allah. Kata 'mahakudus' dalam Kis 2:27 dan kata 'kudus' dalam Why 15:4 adalah terjemahan dari kata Yunani hosios (di tempat lain diterjemahkan 'suci' atau 'saleh'), suatu kata yg mengandung arti hubungan yg benar dengan Allah, mungkin juga dalam pengertian kekasih. a. Kekudusan Allah Istilah kudus di PL sama dengan di PB, dipakai dalam pengertian tertinggi terhadap Allah. Istilah itu menunjuk, pertama, kepada keterpisahan Allah dari ciptaan dan bahwa Ia mengungguli ciptaan itu. Demikianlah 'kudus' menggambarkan transendensi Allah. Yahweh, karena 'kekudusan'-Nya berdiri bertentangan dengan ilah-ilah (Kel 15:11) demikian juga dengan seluruh ciptaan (Yes 40:25). --> ALLAH. Istilah itu juga menunjuk kepada hubungan, dan mengandung arti ketentuan Allah untuk memelihara kedudukanNya sendiri terhadap makhluk-makhluk bebas lainnya. Itu adalah pengesahan Allah sendiri, 'sifat dalam mana Yahweh menjadikan diriNya sendiri ukuran mutlak bagi diriNya sendiri' (Godet). Istilah itu tidak hanya menjelaskan perbedaan Allah dan manusia (Hos 11:9), itu adalah sama artinya dengan 'Allah yg tertinggi', dan terutama menekankan sifat Allah yg sangat menakutkan (Mzm 99:3). Karena kekudusan meliputi setiap keistimewaan sifat Allah, maka hal itu dapat disifatkan sebagai: demikianlah Allah adanya. Sebagaimana sinar matahari mencakup semua warna dalam spektrumnya dan menjadi cahaya (terang) demikianlah dalam penyataan diriNya sendiri, semua sifat Allah menjadi satu dalam kekudusan; untuk maksud itu maka kekudusan pernah disebut: 'sifat dari segala sifat' yg kesatuannya mencakup segala sifat Allah. Untuk mengerti keberadaan dan perangai Allah sebagai hanya kumpulan kesempurnaan yg abstrak, berarti membuat Allah tidak riil. Di dalam Allah dari Alkitab, kesempurnaan hidup berfungsi dalam kekudusan. Karena itu dapatlah dimengerti mengapa kekudusan khas disifatkan dalam Kitab Suci untuk setiap Oknum Allah Tritunggal, Bapak (Yoh 17:11), Anak (Kis 4:30) dan khususnya bagi Roh Kudus sebagai yg menyatakan dan yg mengaruniakan kekudusan Allah kepada ciptaan-Nya. b. Kekudusan Allah dalam hubungan dengan umat-Nya PL menggunakan kata 'kudus' atas orang yg dinobatkan bagi maksud-maksud agamawi. Misalnya para imam yg ditahbiskan dalam upacara istimewa, juga seluruh umat Israel sebagai satu bangsa yg disucikan bagi Allah tidak sama dengan bangsa-bangsa lain. Jadi hubungannya dengan Allah menjadikan Israel satu bangsa kudus, dan dalam pengertian ini 'kudus' mengacu kepada pengungkapan tertinggi hubungan perjanjian Israel dan Allah. Jalan pikiran ini tidak terlepas dari PB, sebagaimana dalam 1 Kor 7:14, di mana suami yg tidak beriman dikuduskan karena hubungannya dengan istri yg beriman demikian sebaliknya. Tapi konsepsi mengenai kekudusan berkembang, sejalan dengan penyataan Allah, dari luar ke dalam, dari yg bersifat upacara kepada kenyataan; maka 'kudus' mendapat arti etis yg kuat, dan ini adalah maknanya, yg nyaris satu-satunya makna dalam PB. Para nabi memproklamirkan kekudusan sebagai penyataan sendiri oleh Allah, kesaksian yg Ia terapkan pada diriNya sendiri dan segi yg Ia kehendaki supaya makhluk ciptaan-Nya mengenal Dia demikian. Dan para nabi menyatakan bahwa Allah menghendaki untuk mengkomunikasikan kekudusan-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya, dan sebaliknya Ia menuntut kesucian dari mereka. Apabila 'Aku ini kudus adanya', demikianlah pernyataan Allah sendiri yg mengangkat hakikat diriNya mengungguli makhluk ciptaan-Nya, demikianlah 'hendaknya kamu kudus' adalah seruan Allah bagi makhluk ciptaan-Nya, supaya mereka dapat menjadi orang yg mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr 12:10). Kekudusan Allah dikaruniakan kepada jiwa manusia, pada saat ia dilahirkan kembali, dan itulah yg menjadi sumber dan landasan bagi tabiat yg suci. Kristus dalam hidup dan sifat-sifat-Nya adalah teladan tertinggi kekudusan Allah. Dalam Dia keadaan kudus bahkan lebih daripada hanya tidak berdosa: itu adalah penyerahan-Nya yg seutuhnya kepada kehendak dan maksud Allah, dan untuk itu Yesus menguduskan diriNya sendiri (Yoh 17:19). Kekudusan Kristus adalah ukuran bagi sifat orang Kristen dan jaminannya, 'Sebab Ia yg menguduskan dan mereka yg dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu' (Ibr 2:11). Dalam PB petunjuk rasuli bagi orang Kristen ialah orang-orang kudus (hagioi). Istilah ini terus dipakai sebagai petunjuk umum, sekurang-kurangnya sampai zaman Ireneus dan Tertulianus (abad 3 sM), kendati sesudah itu dalam pemakaian gerejawi derajatnya merosot menjadi gelar yg diperoleh sebagai kehormatan. Walaupun anti utamanya adalah hubungan dengan pribadi, toh juga menggambarkan sifat, dan terutama sifat seperti sifat Kristus. Di mana-mana dalam PB ditekankan anti kekudusan secara etis bertentangan dengan hal-hal yg kotor. Kekudusan ialah panggilan tertinggi bagi orang Kristen dan tujuan daripada hidupnya. Pada Hari Kiamat, menurut Kitab Suci, ada dua kategori manusia yaitu yg benar dan yg jahat. c. Makna eskatologis mengenai kekudusan Kitab Suci menekankan kemantapan sifat moral (Why 22: 11), juga menekankan segi pembalasan dari kekudusan Allah, yg mencakup dunia dalam penghakiman. Berdasarkan hakikat Allah, hidup diatur sedemikian rupa sehingga dalam kekudusan terdapat 'sejahtera', dalam dosa terdapat 'kutuk'. Karena kekudusan Allah tidak bisa membuat dan mengindahkan suatu alam semesta di mana dosa dapat tumbuh dengan sempurna, maka kualitas pembalasan dalam pemerintahan Allah menjadi jelas. Tapi pembalasan itu bukanlah akhir dari segala sesuatu; kekudusan Allah menjamin bahwa akan ada perbaikan akhir, suatu palingenesia, suatu regenerasi dalam bidang moral. Eskatologi Alkitab berjanji bahwa kekudusan Allah akan membersihkan alam semesta, lalu menciptakan langit baru dan bumi baru dimana terdapat kebenaran (2 Ptr 3:13). KEPUSTAKAAN. A Murray, Holy in Christ, 1888; R Otto (trJ. W Harvey), The Idea of theHoly,1946; ERE, 6, hlm 731-759; W. E Sangster, The Path to Perfection, 1943; H Seebass, C Brown, di NIDNTT 2, hlm 223-238; TDNT 1, hlm 88-115, 122: 3, hlm 221-230; 5, hlm 489-493; 7, hlm 175-185. RAF/P Ke atas Yunani Strongs #37 αγιαζω hagiazo hagiazo {hag-ee-ad'-zo}: menguduskan (Kamus Yoppi) menguduskan, menganggap kudus, mengkhususkan (Kamus Barclay) Strongs #40 αγιος hagios hagios {hag'-ee-os}: kudus, murni; subst.: orang kudus, tempat kudus (Kamus Yoppi) α , ον suci, kudus; οι α umat Allah; το α atau τα α tempat kudus (Ibr. 9.1, 25; 13.11); superlatif αγιωτατος yang paling suci (Yud. 20) (Kamus Barclay) Ke atas Kudus [Statistik] Jumlah dalam TB : 776 dalam 698 ayat (dalam OT : 539 dalam 474 ayat) (dalam NT : 237 dalam 224 ayat) Strong dalam PL : [<0727> ארון ‎1x] [<0899> בגד ‎1x] [<02455> חל ‎5x] [<02623> חסיד ‎1x] [<03303> יפח ‎1x] [<04720> מקדש ‎67x] [<06116> עצרח ‎1x] [<06918> קדוש ‎69x] [<06922> קדיש ‎13x] [<06942> קדש ‎18x] [<06944> קדש ‎441x] Strong dalam PB : [<26> αγαπη ‎1x] [<38> αγιασμος ‎1x] [<39> αγιον ‎12x] [<40> αγιος ‎205x] [<42> αγιωσυνη ‎1x] [<846> αυτος ‎3x] [<1510> ειμι ‎1x] [<3485> ναος ‎1x] [<3739> ος ‎1x] [<3741> οσιος ‎5x] [<4151> πνευμα ‎6x] [<4675> σου ‎3x] [<5130> τουτον ‎1x] Ke atas Kekudusan [Statistik] Jumlah dalam TB : 36 dalam 35 ayat (dalam OT : 29 dalam 29 ayat) (dalam NT : 7 dalam 6 ayat) Strong dalam PL : [<02490> חלל ‎25x] [<06942> קדש ‎13x] [<06944> קדש ‎8x] Strong dalam PB : [<38> αγιασμος ‎1x] [<41> αγιοτης ‎1x] [<42> αγιωσυνη ‎2x] [<846> αυτος ‎1x] [<953> βεβηλοω ‎1x] [<3742> οσιοτης ‎2x] Ke atas Dalam Versi-Versi Alkitab: Kudus: BIS TB Menguduskan: TB

Dosa

Daftar Isi: PEDOMAN: Berontak, Pemberontakan Kepada Allah , Dosa ; KECIL: Dosa ; BROWNING: DOSA ; ENSIKLOPEDIA: DOSA ; YUNANI: 264 αμαρτανω hamartano ; 266 αμαρτια hamartia ; 268 αμαρτωλος hamartolos ; 3900 παραπτωμα paraptoma ; STATISTIK: DOSA ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ; Dosa Ke atas Berontak, Pemberontakan Kepada Allah [Kamus Pedoman] 1. Dilarang. Bil 14:9; Yos 22:19 2. Menista Tuhan. Bil 16:30; Neh 9:26 3. Mendurhaka kepada Kristus. Kel 23:20,21; 1Kor 10:9 4. Mendukakan Roh Kudus. Yes 63:10 5. Ditunjukkan dalam: 5.1 Ketidakpercayaan. Ul 9:23; Mazm 106:24,25 5.2 Menolak perintah-Nya. 1Sam 8:7; 15:23 5.3 Bertambah murtad kepada-Nya. Yes 1:5; 31:6 5.4 Membelakangi Taurat-Nya. Neh 9:26 5.5 Menista nasihat-Nya. Mazm 107:11 5.6 Tidak percaya kepada kuasa-Nya. Yeh 17:15 5.7 Durhaka kepada-Nya. Bil 20:3,10 5.8 Tidak mendengarkan suara-Nya. Ul 9:23; Yeh 20:8; Za 7:11 5.9 Berbalik dari pada-Nya. Yes 59:13 5.10 Menentang perintah pemimpin yang diangkat oleh-Nya. Yos 1:18 5.11 Menyimpang dari perintah dan peraturan-Nya. Dan 9:5 5.12 Menyimpang dari ibadah yang ditentukan oleh-Nya. Kel 32:8,9; Yos 22:16-19 6. Memusuhi terang. Ayub 24:13; Yoh 15:22; Kis 13:41 7. Mengikuti rancangannya sendiri. Yes 65:2 8. Ada hubungannya dengan: 8.1 Tegar tengkuk. Ul 31:27 8.2 Ketidakadilan dan menerima suap. Yes 1:23 8.3 Menista nasihat Allah. Mazm 107:11 9. Manusia cenderung kepada - . Ul 31:27; Rom 7:14-18 10. Keluar dari dalam hati. Yer 5:23; Mat 15:18; Ibr 3:12 11. Orang yang bersalah karena - : 11.1 Menambah dosanya dengan - . Ayub 34:37 11.2 Bersikap pura-pura untuk menyembunyikan - . Hos 7:14 11.3 Terus menerus di dalam - . Ul 9:7,24 11.4 Makin - meskipun disiksa. Yes 1:5 11.5 Diberi peringatan supaya jangan meninggikan diri. Mazm 66:7 11.6 Diberi peringatan keras. Yes 30:1 11.7 Berubah menjadi musuh Allah. Yes 63:10 11.8 Tangan Allah akan melawan dia. 1Sam 12:15; Mazm 106:26,27 11.9 Miskin karena - . Mazm 68:7 11.10 Direndahkan. Mazm 107:11,12 11.11 Diserahkan ke tangan lawan-lawannya. Neh 9:26,27 11.12 Dibuang karena pelanggaran mereka. Mazm 5:11 11.13 Dikeluarkan dari jemaat. Yeh 20:38 11.14 Diterima kembali dengan perantaraan Kristus. Mazm 68:19 12. Kedahsyatan - . 1Sam 15:23 13. Salah karena - : 13.1 Diperberat karena pemeliharaan Allah sebagai bapa. Yes 1:2 13.2 Diperberat karena ajakan Allah yang terus-menerus agar berbalik kepada-Nya. Yes 65:2 13.3 Harus dijauhkan. Yos 22:29 13.4 Harus diakui. Rat 1:18,20; Dan 9:5 14. Hanya Allah saja yang dapat mengampuni. Dan 9:9 15. Allah suka mengampuni. Neh 9:17 16. Pengajaran agama bertujuan untuk mencegah - . Mazm 78:5,8 17. Janji kepada orang yang menjauhkan diri dari - . Ul 28:1-13; 1Sam 12:14 18. Diampuni setelah bertobat. Neh 9:26,27 19. Hamba-hamba Tuhan: 19.1 Diperingatkan supaya awas dan waspada terhadap - . Yeh 2:8 19.2 Disuruh pergi kepada orang yang bersalah karena - . Yeh 2:3-7; 3:4-9; Mr 12:4-8 19.3 Harus memperingatkan tentang - . Bil 14:9 19.4 Harus menyaksikan tentang - . Yes 30:8,9; Yeh 17:12; 44:6 19.5 Harus mengingatkan umat-Nya tentang - yang dahulu. Ul 9:7; 31:27 20. Hukuman karena - . Im 26:14-39; 1Sam 12:15; Yes 1:20; Yer 4:16-18; Yeh 20:8,38 21. Hukuman karena mengajak - terhadap Tuhan. Yer 28:16 22. Tidak mempunyai hati yang berterima kasih karena - dilukiskan dalam. Yes 1:2,3 23. Contoh-contoh - : 23.1 Firaun. Kel 5:1,2 23.2 Kerajaan Israel. Hos 7:14 23.3 Korah. Bil 16:11 23.4 Musa dan Harun. Bil 20:12,24 23.5 Orang Israel. Ul 9:23,24 23.6 Saul. 1Sam 15:9,23 23.7 Yerobeam. 1Raj 12:28-33 23.8 Zedekia. 2Taw 36:13 Ke atas Dosa [Kamus Pedoman] 1. Adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. 1Yoh 3:4 2. Berasal dari Iblis. 1Yoh 3:8; Yoh 8:44 3. Semua kejahatan adalah - . 1Yoh 5:17 4. Tidak melakukan yang seharusnya ia lakukan adalah - . Yak 4:17 5. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah - . Rom 14:23 6. Memikirkan kebodohan adalah - . Ams 24:9 7. Segala kecenderungan hati yang belum dibarui adalah - . Kej 6:5; 8:21 8. Dosa dilukiskan sebagai: 8.1 Timbul dari dalam hati. Mat 15:19 8.2 Buah dari keinginan sendiri. Yak 1:15 8.3 Sangat maut. 1Kor 15:56 8.4 Menentang Tuhan. Ul 9:7 8.5 Perbuatan gelap. Ef 5:11 8.6 Perbuatan yang sia-sia. Ibr 6:1; 9:14 8.7 Sesuatu yang dibenci Allah. Ams 15:9; Yer 44:4,11 8.8 Nistaan terhadap Tuhan. Bil 15:30; Mazm 74:18 8.9 Sesuatu yang cemar. Ams 30:12; Yes 59:3 8.10 Tipu daya. Ibr 3:13 8.11 Memalukan. Ams 14:34 8.12 Seringkali sangat besar. Kel 32:30; 1Sam 2:17 8.13 Seringkali sangat banyak. Ams 5:12 8.14 Kurang ajar. Mazm 19:14 8.15 Kadang-kadang menyolok. 1Tim 5:24 8.16 Kadang-kadang tersembunyi. Mazm 90:8; 1Tim 5:24 8.17 Sangat merintangi. Ibr 12:1 8.18 Merah seperti kirmizi. Yes 1:18 8.19 Bertimbun-timbun sampai ke langit. Wahy 18:5 9. Telah masuk ke dalam dunia melalui Adam. Kej 3:6,7; Rom 5:12 10. Semua manusia sudah dikandung dan diperanakkan dalam - . Kej 5:3; Ayub 15:14; 25:4; Mazm 51:7 11. Kitab suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan - . Gal 3:22 12. Tidak ada manusia yang tidak ber - . 1Raj 8:46; Pengkh 7:20 13. Hanya Kristus yang tidak berdosa. 2Kor 5:21; Ibr 4:15; 7:26; 1Yoh 3:5 14. Allah: 14.1 Membenci - . Ul 25:16; Ams 6:16-19 14.2 Mengawasi - . Ayub 10:14 14.3 Mengingat - . Wahy 18:5 14.4 Cemburu karena - . 1Raj 14:22 14.5 Menjadi sakit hati karena - . 1Raj 16:2 14.6 Hanya Dia yang dapat mengampuni - . Kel 34:7; Dan 9:9; Mi 7:18; Mr 2:7 14.7 Membalas - . Yer 16:18; Wahy 18:6 14.8 Menghukum - . Yes 13:11; Am 3:2 15. Taurat: 15.1 Dilanggar oleh - . Yak 2:10,11; 1Yoh 3:4 15.2 Mendatangkan pengenalan - . Rom 3:20; 7:7 15.3 Menyatakan - secara lebih jelas lagi. Rom 7:13 15.4 Diberikan supaya membatasi - . 1Tim 1:9,10 15.5 Merangsang - . Rom 7:5,8,11 15.6 Kuasa - . 1Kor 15:56 15.7 Mengutuk orang yang bersalah karena - . Gal 3:10 16. Seorang pun tidak dapat menyucikan diri dari - . Ayub 9:30,31; Ams 20:9; Yer 2:22 17. Allah telah membuka sumber untuk membasuh segala - . Za 13:1 18. Kristus dinyatakan untuk menghapus segala - . Yoh 1:29; 1Yoh 3:5 19. Darah Kristus menebus kita dari - . Ef 1:7 20. Darah Kristus menyucikan kita dari - . 1Yoh 1:7 21. Orang-orang kudus: 21.1 Dimerdekakan dari - . Rom 6:18 21.2 Mati bagi - . Rom 6:2,11; 1Pet 2:24 21.3 Mengaku berhenti berbuat - . 1Pet 4:1 21.4 Tidak boleh berbuat - lagi. 1Yoh 3:9; 5:18 21.5 Berkeinginan untuk tidak berbuat - lagi. Ayub 34:32 21.6 Malu berbuat - . Rom 6:21 21.7 Menyesali diri karena berbuat - . Ayub 42:6; Yeh 20:43 21.8 Masih ada sisa - di dalamnya. Rom 7:17,23; Gal 5:17 22. Takut akan Allah menjauhkan orang berbuat - . Kel 20:20; Mazm 4:5; Ams 16:6 23. Firman Tuhan menjaga dari - . Mazm 17:4; 119:1 24. Roh Kudus menginsyafkan tentang - . Yoh 16:8,9 25. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ber - , maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 1Yoh 1:18 26. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat - , maka kita membuat Allah menjadi pendusta. 1Yoh 1:10 27. Kebingungan pada wajah seseorang yang ber - . Dan 9:7,8 28. Harus: 28.1 Diakui. Ayub 33:27; Ams 28:13 28.2 Dibenci. Mazm 97:10; Ams 8:13; Am 5:15; Rom 12:9 28.3 Dibuang. Ayub 11:14 28.4 Dijauhi. Mazm 34:15; 1Tes 5:22; 2Tim 2:19 28.5 Dilawan. Ibr 12:4 28.6 Dimatikan. Rom 8:13; Kol 3:5 28.7 Dihilangkan kuasanya. Rom 6:6 28.8 Cemas karena ber - . Mazm 38:19; Yer 3:21 28.9 Berjaga-jaga terhadap - . Mazm 4:5; 39:2 29. Terutama harus melawan - yang merintangi kita. Ibr 12:1 30. Dipukul karena mengabaikan apa yang harus dilakukan. Luk 12:47; Yoh 15:22 31. Bersalah karena menyembunyikan - . Ayub 31:33; Ams 28:13 32. Kita harus berdoa kepada Allah untuk: 32.1 Menyelidiki hati kita. Mazm 139:23,24 32.2 Memberitahukan tentang - kita. Ayub 13:23 32.3 Mengampuni - kita. Kel 34:9; Luk 11:4 32.4 Melindungi kita dari - . Mazm 19:14 32.5 Melepaskan kita dari - . Mat 6:13 32.6 Menyucikan kita dari - . Mazm 51:4 33. Doa dihalangi oleh - . Mazm 66:18; Yes 59:2 34. Segala berkat dihalangi karena - . Yer 5:25 35. Orang fasik: 35.1 Hamba - . Yoh 8:34; Rom 6:16 35.2 Sudah mati karena - . Ef 2:1 35.3 Ber - dalam segala perbuatannya. Ams 21:4; Yeh 21:24 35.4 Berpendapat bahwa - perlu dilakukan. 1Sam 13:11,12 35.5 Berpegang teguh pada - . Mazm 64:6 35.6 Menentang Allah pada waktu berbuat - . Yes 5:18,19 35.7 Menyombongkan diri terhadap - . Yes 3:9 35.8 Berdalih-dalih. Kej 3:12,13; 1Sam 15:13-15; Ams 14:9 35.9 Mengharapkan kebebasan dari hukuman - . Mazm 10:11; 50:21; 94:7 35.10 Tidak mau berhenti dari - . 2Pet 2:14 35.11 Terus berbuat - . Mazm 78:17; Yes 30:1 35.12 Bergembira dalam - karena keberuntungan. Ayub 21:7-15; Ams 10:16 35.13 Putus asa menyebabkan mereka tetap dalam - . Yer 2:25; 18:12 35.14 Hendak menyembunyikan - dari Allah. Kej 3:8,10; Ayub 31:33 35.15 Menyalahkan Allah karena - . Kej 3:12; Kel 32:22-24 35.16 Mencobai orang lain supaya berbuat - . Kej 3:6; 1Raj 16:2; 21:25; Ams 1:10-14 35.17 Suka kepada orang yang berbuat - . Mazm 10:3; Hos 7:3; Rom 1:32 35.18 Akan menanggung malu - . Yeh 16:52 36. Akan kembali menimpa orang yang berbuat - . Bil 32:23 37. Hamba-hamba Tuhan harus memberitahukan orang-orang fasik agar meninggalkan - . Yeh 33:9; Dan 4:27 38. Mengakibatkan: 38.1 Malu. Rom 6:21 38.2 Kegelisahan. Mazm 38:4 38.3 Penyakit. Ayub 20:11 39. Tanah dikutuk karena - . Kej 3:17,18 40. Pekerjaan berat dan dukacita berasal dari - . Kej 3:16,17,19; Ayub 14:1 41. Tidak mendapat bagian di dalam kerajaan Allah. 1Kor 6:9,10; Gal 5:19-21; Ef 5:5; Wahy 21:27 42. Apabila sudah matang akan melahirkan maut. Yak 1:15 43. Upah - itu maut. Rom 6:23 44. Kematian adalah hukuman - . Kej 2:17; Yeh 18:4 Ke atas Dosa [Kamus Kecil] TB- Tindakan manusia secara perorangan ataupun secara bersama-sama yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah. Tindakan-tindakan itu menimbulkan keadaan berdosa. Orang-orang berdosa tidak dapat menyelamatkan diri dari kuasa dosa. Kepada Israel ditunjuk jalan ke luar, yakni mempersembahkan --> korban --> 20293, a.l. korban penghapus dosa dan korban penebus salah. Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus diberitakan sebagai Penebus umat manusia dari segala dosa. Ke atas DOSA [Kamus Browning] Yang dimaksud dengan dosa dal PL adalah apa yang tidak dapat diterima (bagi Allah, atau umat manusia); tidak harus berupa ketidaktaatan kepada Allah atau pemberontakan terhadap-Nya (seperti yang dinyatakan dalam 1Raj. 8:50); dan tidak dapat disamakan dengan perbuatan kriminal, yang adalah pelanggaran terhadap masyarakat. Apa pun yang salah dalam hubungan dengan Allah adalah dosa (Rm. 14:23). *Maka penyembahan berhala adalah dosa utama (Rm. 1:23). Ada satu kata Yunani dalam PB yang mempunyai arti meleset dari sasaran (Yoh. 8:46; Rm. 5:12). Kata lain berarti pelanggaran hukum (2Kor. 6:14) atau kebejatan moral (1Yoh. 3:12). Pada saat dosa masuk ke dalam dunia, murkalah Allah (Kej. 3:24) dan dijelaskan bahwa fakta kematian akhirnya harus dikaitkan pada dosa (Kej. 2:17). Semua orang dirasuki oleh dosa dan kesalahannya menyombongkan diri dan bukan --> iman (Rm. 5:12 dst.). Keadaan ini tidak dapat diubah oleh upaya manusia (Rm. 7) dan hanya oleh prakarsa Allah sendiri suatu perubahan dapat terjadi (Yoh. 3:3 dst.). Secara mendasar dosa itu ditaklukkan oleh --> hidup, --> kematian, dan --> kebangkitan Yesus, dan kita dilepaskan dari kuasanya yang mencekik oleh persekutuan kita dengan Kristus dalam iman dan --> baptisan. Ke atas DOSA [Ensiklopedia] I. Artinya Alkitab menggunakan beberapa istilah untuk dosa. Kata Ibrani yg paling umum ialah khatta't (dlm berbagai bentuk dari akar kata yg sama), 'awon, pesya `ra`; dan kata Yunani ialah hamartia, hamartema, parabasis, paraptoma, poneria, anomia dan adikia. Ada beda pengertian terkandung dalam masing-masing istilah itu yg memantulkan berbagai segi, dan dari situ orang mengenali dosa. Dosa ialah kegagalan, kekeliruan atau kesalahan, kejahatan, pelanggaran, tidak menaati hukum, kelaliman atau ketidakadilan. Dosa ialah kejahatan dalam segala bentuknya. Tapi keterangan tentang dosa janganlah begitu saja dikutip dari istilah-istilah dalam Alkitab. Ciri utama dosa dalam segala seginya ialah tertuju kepada Allah. Daud mengungkapkan hal ini dalam pengakuannya, 'Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa' (Mzm 51:6), dan Paulus dalam tuduhannya, 'Keinginan daging ialah perseteruan terhadap Allah' (Rm 8:7). Kepastian arah ini harus dipertimbangkan bila hendak mencari pengertian yg dikandung istilah-istilah yg bermacam-macam itu. Setiap pengertian tentang dosa yg tidak dilatari penentangan yg tertuju kepada Allah, adalah merupakan penyimpangan dari arti yg digambarkan Alkitab. Pikiran umum bahwa dosa adalah melulu keakuan, menunjukkan pemahaman yg salah tentang kodrat dosa dan bobot kejahatannya. Dari awalnya dan sepanjang perkembangannya, dosa adalah setiap penentangan yg ditujukan kepada Allah, dan patokan inilah yg dapat menerangkan keanekaan bentuk dan kegiatan dosa. Apabila Alkitab berkata bahwa 'dosa ialah pelanggaran hukum Allah' (1 Yoh 3:4), maka kepada pengertian yg sama inilah perhatian kita ditujukan. Hukum Allah ialah gambaran dari kesempurnaan Allah; dalam hukum-Nya, kekudusan-Nya-lah yg terungkap untuk mengatur pikiran dan tindakan, selaras dengan kesempurnaan-Nya. Pelanggaran ialah penentangan atas apa yg dituntut kemuliaan Allah dari kita, yg pada hakikatnya sama dengan menentang Allah sendiri. II. Asal mula dosa Dosa sudah ada di alam semesta sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Ini terbukti dari hadirnya penggoda itu di Taman Eden dengan kata-kata godaannya. Tapi Alkitab tidak memberikan keterangan tentang kejatuhan Iblis dan malaikat-malaikatnya ke dalam dosa, kecuali asal mula dosa dalam kaitannya dengan manusia. Kej 3 menceritakan jalannya peristiwa pencobaan, dan 1 Tim 2:14 mengulas pencobaan itu (bnd Yak 1:13-14). Serangan Iblis ditujukan terhadap keutuhan dan kebenaran Allah (bnd Kej 3:4). Dan silat katanya yg meyakinkan Hawa ialah, bahwa Hawa bersama suaminya akan menjadi sama seperti Allah, yakni akan mengenal yg baik dan yg jahat (bnd Kej 3:5). Kepada keinginan durhaka inilah perhatian Hawa dipusatkan, dan secara khusus dalam tanggapannya terungkap bisikan, 'Pohon itu menarik hati karena memberi pengertian', yg justru adalah tahapan menuju aib dan kemurtadan dalam hati dan pikiran Hawa. Reaksi Hawa menunjukkan bahwa Iblis berhasil menjerat kepercayaan Hawa, dan bahwa Hawa membenarkan dakwaan Iblis terhadap kebenaran Allah. Reaksi itu juga menunjukkan bahwa Hawa ingin menjadi sama seperti Allah -- tahu yg baik dan yg jahat. Jenis keinginan atau hawa nafsu itulah yg disoroti untuk melacak asal mula dosa. Hawa memberikan tempat kepada Iblis, yg hanya boleh diduduki Allah saja. Hawa menyetujui serangan Iblis yg bersifat paling menghujat atas kedaulatan Allah. Hawa menginginkan bagi dirinya hak-hak khusus Allah. Dalam kesediaannya berbincang-bincang dengan penggoda, dalam ketiadaan niatnya menolak saran-saran penggoda yg demikian kasar dan lancung, dan dalam persetujuan hatinya secara diam-diam terletak tahapan langkah-langkahnya yg mendahului tindakannya memakan buah terlarang itu. Di situlah letaknya asal mula dosa dan sifatnya yg sesungguhnya. Dosa tidak bermula pada tindakan yg terang-terangan; dosa timbul dari hati dan pikiran (bnd Mrk 7:21-23). Kebusukan hati terungkap sendiri dalam perbuatan melanggar perintah Allah; Adam dan Hawa mula-mula sesat dari Allah, barulah kemudian mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran nyata. Mereka dihanyutkan oleh hawa nafsu sendiri dan tergoda. Bagaimana ini dapat terjadi dalam hal mereka, itulah rahasia asal mula dosa. Bobot kejahatan dosa yg pertama itu nampak dalam kenyataan, bahwa dosa itu memperkosa kedaulatan Allah dan perintah-Nya dalam hal kekuasaan, kebaikan, hikmat, keadilan, kesetiaan dan kasih karunia-Nya. Pelanggaran berarti membuang kekuasaan Allah, meragukan kebaikan hatiNya, menengkari hikmat-Nya, menolak keadilan-Nya, memutarbalikkan kebenaran-Nya, dan menghinakan kasih karunia-Nya. Lawan dari segenap kemahasempurnaan Allah ialah dosa. Dan melawan itu adalah tetap watak dosa. III. Akibat-akibat dosa Dosa Adam dan Hawa bukanlah peristiwa yg berdiri sendiri tanpa kaitan. Akibat-akibatnya terhadap mereka, terhadap keturunannya dan terhadap dunia segera kelihatan. a. Sikap manusia terhadap Allah Perubahan sikap Adam dan Hawa terhadap Allah menunjukkan pemberontakan yg terjadi dalam hati mereka. 'Bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Allah Yahweh di antara pohon-pohonan dalam taman' (Kej 3:8), dan 'ditutupilah dirinya dengan cawat' (Kej 3:7). Padahal manusia diciptakan untuk hidup di hadapan Allah dan dalam persekutuan dengan Dia. Tapi sekarang -- setelah mereka jatuh ke dalam dosa -- mereka gentar berjumpa dengan Allah (bnd Yoh 3:20). Rasa malu dan ketakutan yg sekarang merajai hati mereka (bnd Kej 2:25; 3:7,10) menunjukkan bahwa perpecahan sudah terjadi. b. Sikap Allah terhadap manusia Perubahan tidak hanya terjadi pada sikap manusia terhadap Allah, tapi juga pada sikap Allah terhadap manusia. Hajaran, hukuman, kutukan dan pengusiran dari Taman Eden, semuanya ini menandakan perubahan itu. Dosa timbul pada satu pihak, tapi akibat-akibatnya melibatkan kedua pihak. Dosa menimbulkan amarah dan kegusaran Allah, dan memang harus demikian sebab dosa bertentangan mutlak dengan hakikat Allah. Mustahil Allah masa bodoh terhadap dosa, karena mustahil pula Allah menyangkali diriNya sendiri. c. Akibat-akibatnya terhadap umat manusia Sejarah umat manusia berikutnya melengkapi daftar kejahatan (Kej 4:8, 19, 23, 24; 6:2, 3, 5). Dan timbunan kejahatan yg merajalela itu mencapai kesudahannya dalam pemusnahan umat manusia, kecuali 8 orang (Kej 6:7,13; 7:21-24). Kejatuhan ke dalam dosa berakibat tetap dan menyeluruh, tidak hanya menimpa Adam dan Hawa, tapi juga menimpa segenap keturunan mereka; dalam ihwal dosa dan kejahatan terkandung solidaritas insani, yakni sama-sama langsung terhisab dalam perbuatan dosa itu dan menanggung segala akibatnya. d. Akibat-akibatnya terhadap alam semesta Akibat-akibat dari kejatuhan ke dalam dosa meluas sampai ke alam semesta. 'Terkutuklah tanah ini karena engkau' (Kej 3:17; bnd Rm 8:20). Manusia adalah mahkota seluruh ciptaan, dijadikan menurut gambar Allah, dan karena itu merupakan wakil Allah (Kej 1:26). Bencana kejatuhan manusia ke dalam dosa mendatangkan bencana laknat atas alam semesta, yg tadinya atasnya manusia telah dikaruniai kuasa. Dosa adalah peristiwa dalam kawasan rohani manusia, tapi akibatnya menimpa seluruh alam semesta. e. Munculnya maut Maut adalah rangkuman dari hukuman atas dosa. Inilah peringatan yg bertalian dengan larangan di Taman Eden (Kej 2:17), dan merupakan pengejawantahan langsung kutuk ilahi atas orang berdosa (Kej 3:19). Maut sebagai gejala alamiah, ialah porandanya unsur-unsur kedirian manusia yg pada asalinya adalah utuh dan padu sejalin. Keporandaan ini melukiskan hakikat maut, yaitu keterpisahan, dan hal ini terungkap sejelas-jelasnya dalam terpisahnya manusia dari Allah, yg nyata pada pengusiran manusia dari Taman Eden. Oleh karena dosa, manusia gentar menghadapi kematian (Luk 12:5; Ibr 2:15). IV. Dosa ditanggungkan pada segenap umat manusia Dosa pertama, yaitu dosa Adam, mempunyai makna dan dampak khas bagi seluruh umat manusia. Rm 5:12, 14-19 dan 1 Kor 15:22 memberi penekanan pada pelanggaran yg satu itu oleh manusia yg satu itu, dan hanya karena pelanggaran yg satu itulah dosa, hukuman dan maut berkuasa dan menimpa segenap umat manusia. Dosa itu disebut 'seperti yg telah dibuat oleh Adam', 'pelanggaran satu orang', 'satu pelanggaran', 'ketidaktaatan satu orang' (Rm 5:14, 15, 16, 19). Pasti yg dimaksudkan ialah pelanggaran pertama dari Adam. Jadi anak kalimat dalam Rm 5:12 'karena semua orang telah berbuat dosa', menunjuk kepada dosa-dosa segenap umat manusia terhisab di dalam dosa Adam. Itu tidak menunjuk kepada dosa-dosa nyata segenap umat manusia, apalagi kepada kebusukan hati yang diwarisi manusia. Lagipula anak kalimat dari ay 12 tadi jelas menyatakan bagaimana 'semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut' (ay 15), dan dalam ay-ay berikutnya ditekankan 'pelanggaran yg satu itu' (TBI, 'satu pelanggaran itu'). Jika bukan dosa yg satu itu yg dimaksudkan, maka Paulus telah menandaskan dua hal yg berlainan dengan mengaitkannya pada pokok yg sama dalam konteks naskah yg sama. Justru satu-satunya keterangan terhadap kedua bentuk pernyataan ini, ialah semua orang terhisab dalam dosa Adam. Kesimpulan itu juga yg harus diambil dari 1 Kor 15:22 'di dalam Adam semua orang mati'. Maut ialah upah dosa, dan melulu akibat dosa (Rm 6:23). Karena semua mati di dalam Adam, maka penyebabnya adalah karena semua berdosa di dalam Adam. Menurut Alkitab, jenis solidaritas pada keterhisaban dengan Adam, yg menerangkan segenap umat manusia terhisab dalam dosa Adam, sama dengan jenis solidaritas dengan Kristus, yakni terhisab dalam karya penyelamatan Kristus bagi semua orang yg dipersatukan dengan Dia. Gambaran kesejajaran Adam dengan Kristus dalam Rm 5:12-19; 1 Kor 15:22, 45-49 menjelaskan jenis hubungan yg sama antara kedua Tokoh itu dengan manusia. Kita tidak perlu mendalilkan sesuatu kenyataan dalam hal Adam dan umat manusia melebihi apa yg kita jumpai dalam hal Kristus dan umat-Nya. Kristus adalah Kepala yg mewakili umat-Nya. Kekepalaan demikianlah yg mutlak mendasari solidaritas segenap umat manusia dalam keterhisabannya berdosa dalam dosa Adam. Menolak ajaran ini bukan hanya berarti tidak mau menerima kesaksian ps-ps yg berkaitan dengannya, tapi juga berarti tidak menghargai hubungan erat antara asas yg menguasai hubungan manusia dengan Adam dan asas yg menguasai tindakan penyelamatan Allah. Kesejajaran Adam sebagai manusia pertama dengan Kristus sebagai Adam terakhir, menunjukkan bahwa asas yg berlaku dan mendasari tercapainya keselamatan dalam Kristus, adalah sama dengan asas yg berlaku yg menghisabkan manusia berdosa dan pewaris kerajaan maut. Sejarah umat manusia dapat diterangkan sebagai dua sisi yg bertentangan yaitu: 1. dosa -- kutuk maut dan 2. keadilbenaran pembenaran -- hidup. Yg pertama timbul dari kesatuan manusia dengan Adam, yg kedua dari kesatuan dengan Kristus. Hanya kedua inilah sarana yg ada, yg di dalamnya manusia hidup dan bergerak. Pemerintahan Allah terhadap manusia ditata sesuai bentuk kedua sisi itu. Jika kita mengabaikan Adam maka kita tak akan mengerti Kristus dengan sesungguhnya. Semua yg mati -- mati di dalam Adam; semua yg dihidupkan -- dihidupkan di dalam Kristus. V. Hati yg busuk Dosa tidak pernah melulu hanya berupa tindak pelanggaran dengan sengaja. Setiap keinginan melakukan tindak kejahatan adalah lebih busuk daripada kejahatan itu sendiri. Perbuatan dosa adalah pertanda dari hati yg berdosa (bnd Mrk 7:20-23; Ams 4:23; 23:7). Justru dosa senantiasa melibatkan hati, akal budi, pembawaan dan kehendak secara jungkir balik. Ini benar seperti jelas nampak dalam peristiwa dosa pertama, dan berlaku pada semua tindak perbuatan dosa. Karena dosa Adam ditimpakan dan ditanggungkan kepada segenap keturunannya, maka segenap umat manusia terhisab langsung dalam kejungkirbalikan itu. Bila tidak, maka dosa Adam menjadi tanpa arti, demikian juga pertanggungan dan keterhisaban itu akan tinggal maya. Maka dapatlah dimengerti penegasan Paulus, 'Oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa' (Rm 5:19). Kebusukan yg ditimbulkan dosa dan yg dalamnya semua manusia lahir ke bumi, adalah dasar keterhisaban manusia langsung terlibat dalam dosa Adam. Dengan tepat Daud menyimpulkannya, 'Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku' (Mzm 51:7). Dan tentang itu Tuhan Yesus berkata, 'Apa yg dilahirkan dari daging, adalah daging' (Yoh 3:6). Kesaksian Alkitab mengenai kebusukan hati yg sifatnya merembes rata dan menyeluruh ini adalah gamblang. Kej 6:5; 8:21 menyajikan bobot dan kualitasnya 'Kejahatan manusia besar di bumi dan... kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata', dan 'yg ditimbulkan hatinya adalah jahat'. Kutipan ini jelas menyatakan kecenderungan hati manusia -- suatu ungkapan yg pemakaiannya dalam Alkitab adalah wajar dan tepat, untuk menelanjangi sifat kebusukan hati manusia. Dakwaan Kej 6:5 tidak dibatasi pada zaman pra Air Bah saja, dan ini jelas dari Kej 8:21. Justru sifat 'kedosaan' itu sudah kokoh, mantap dan berlangsung terus. Karena itu tak satu pun upaya manusiawi akan mampu mengobatinya. Orang tidak akan mampu meniadakan kesaksian yg terukir dalam pernyataan Allah ini. Tak ada kemungkinan lain kecuali bahwa fakta kebusukan hati itu adalah bersifat menyeluruh, baik dilihat dari kehebatan bobotnya maupun dari luasnya. Fakta itu mencakup hati manusia yg paling hakiki dan merupakan ciri khas dari watak manusia. Kesaksian Alkitab berikutnya tentang 'keberdosaan' manusia adalah sama. Yahweh menyelidiki hati dan menguji batin manusia (bnd Yer 17:10), dan hasilnya, 'Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yg dapat mengetahuinya?' (Yer 17:9). Rasul Paulus dalam Rm 3:10-18 mengutip beberapa nas PL, khususnya Mzm 14 dan 53, di mana dipaparkan tuduhan-tuduhan yg paling berat terhadap manusia. Tidak ada yg terkecuali! Hal ini jelas terlihat baik dari konteksnya maupun dari tuduhan itu sendiri. Ay-ay yg menyusuli Rm 3:9 mengukuhkan kenyataan bahwa baik orang Yahudi maupun orang Yunani -- mereka semuanya adalah sama dan sama-sama di bawah kuasa dosa. Ay-ay itu juga menunjukkan betapa busuknya hati akibat dosa. Oleh pernyataan 'tidak ada yg benar, seorang pun tidak' dan pernyataan-pernyataan berikutnya, maka dari sudut mana pun manusia dilihat, dirinya secara menyeluruh alpa total akan apa yg baik atau berkenan di mata Allah. Dalam rangka nada yg sama, Rm 8:5-7 menelanjangi keinginan daging yg demikian tajamnya bertentangan dengan keinginan Roh. Penggunaan istilah 'keinginan daging' adalah dalam arti susila yg menghunjuk kepada kodrat manusia yg dikendalikan dan dikuasai oleh dosa. Dan itulah pula yg dimaksudkan Tuhan Yesus dengan, 'Apa yg dilahirkan dari daging, adalah daging' (Yoh 3:6). Jadi apabila Paulus berkata bahwa 'keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah' (Rm 8:7), maka istilah itu di sini berarti 'pikiran' (Yunani phronema). Dengan perkataan lain, pikiran dan jalan pikiran manusia dikuasai dan ditentukan oleh permusuhan terhadap Allah; bahkan pikiran daging itu sendiri sama dengan perseteruan itu. Perseteruan adalah tindak tanduk manusia yg paling asli dan khas. Di tempat di mana kemuliaan Allah menuntut penjelmaan yg paling nyata, justru di situlah perseteruan itu paling hebat. Walaupun mungkin orang-orang yg berhati busuk masih melakukan hal-hal yg dituntut hukum Taurat, namun mereka tidak taat kepada hukum Taurat Allah melulu oleh perseteruan itu (Rm 8:7; 1 Kor 2:14; bnd Mat 6:2, 5, 16; Mrk 7:6, 7; Rm 13:4; 1 Kor 10:31; 13:3; Tit 1:15; 3:5; Ibr 11:4, 6). VI. Ketidakmampuan Ketidakmampuan manusia melakukan yg baik adalah akibat ketiadaan kapasitasnya, yg menjadi tiada sebab kodrat hatinya yg busuk. Karena kebusukan hati itu menyeluruh, maka menyeluruh pula ketidakmampuan manusia untuk melakukan yg baik dan membuat hati Allah senang. Kita tidak akan mampu mengubah watak kita atau berperilaku lain dari itu. Dalam hal pengertian, manusia duniawi tak akan dapat memahami hal-hal yg berasal dari Roh Allah, sebab hal-hal itu hanya dapat dilihat dengan mata rohani (1 Kor 2:14). Mengenai ketaatan kepada hukum Taurat Allah, manusia duniawi bukan hanya tidak tunduk kepada hukum Taurat Allah, tapi bahkan tidak bisa (Rm 8:7). Mereka yg hidup menurut daging tak dapat menyenangkan hati Allah. Pohon yg tidak baik tak mungkin menghasilkan buah yg baik (Mat 7:18). Ketidakmungkinan pada kedua kasus itu tak dapat disangkal. Tuhan Yesus sendiri mengatakan, bahwa iman kepada-Nya sekalipun adalah tak mungkin tanpa karunia dan tarikan Allah Bapak (Yoh 6:44, 45, 65). Kesaksian ini sama maknanya dengan ucapan-Nya yg tegas, bahwa seorang pun tak akan dapat mengerti Kerajaan Allah atau masuk ke dalamnya, sebelum ia dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh 3:3, 5-6, 8; bnd Yoh 1:13; 1 Yoh 2:29; 3:9; 4:7; 5:1, 4, 18). Mutlaknya dan pentingnya perubahan radikal seperti penciptaan baru itu, membuktikan betapa gawatnya kedosaan manusia yg tanpa asa. Seluruh kesaksian Alkitab yg bertalian tentang manusia diperbudak dosa, menyimpulkan bahwa manusia duniawi -- baik secara psikologis, susila maupun rohani -- mustahil menerima hal-hal yg berasal dari Roh Allah, mustahil mengasihi Allah dan melakukan sesuatu yg menyenangkan Allah, dan mustahil percaya kepada Kristus demi keselamatan jiwanya. Perbudakan dosa inilah yg menjadi pradalil Injil, dan kemuliaan Injil adalah justru menyediakan kelepasan dari belenggu perhambaan dosa. Injil ialah Kabar Baik tentang kasih karunia dan kuasa bagi segenap umat manusia yg pada dirinya tidak berdaya sama sekali. VII. Tanggung jawab Karena dosa adalah sikap menentang Allah, maka Allah tak dapat 'membiarkan dosa atau tak acuh terhadapnya. Allah bertindak melawannya. Dan tindakan-Nya yg khas adalah murka-Nya. Akan halnya Alkitab berulang kali menyebut murka Allah, mendorong kita memperhitungkan kenyataan dan anti murka-Nya itu. PL menggunakan beberapa istilah untuk murka. Istilah bh Ibrani yg paling sering digunakan ialah 'af dalam arti marah, dan kharon 'af untuk mengungkapkan kehebatan murka Allah (bnd Kel 4:14; 32:12; Bil 11:10; 22:22; Yos 7:1; Ayb 42:7; Mzm 21:9; Yes 10:5; Nah 1:6; Zef 2:2); kata hema juga berulang-ulang digunakan (bnd Ul 29:23; Mzm 6:2; 79:6; 90:7; Yer 7:20; Nah 1:2); 'evrd (bnd Mzm 78:49; Yes 9:19; 10:6; Yeh 7:19; Hos 5:10) dan qetsef (bnd Ul 29:28; Mzm 38:1; Yer 32:37; 50:13; Za 1:2) cukup sering dipakai dan perlu disebut; demikian juga za'am yg melahirkan perasaan berang (bnd Mzm 38:4; 69: 25; 78:50; Yes 10:5; Yeh 22:31; Nah 1:6). Jelas kelihatan bahwa dalam PL banyak ay mengenai murka Allah. Sering beberapa istilah sama-sama tampil dalam satu ay untuk menguatkan dan meneguhkan pikiran yg dilukiskannya. Istilah-istilah itu sendiri mengandung kehebatan pada dirinya dan dalam susunan kalimat di mana kata-kata itu dipakai, untuk mengungkapkan ketidaksenangan yg membara, rasa murka yg menyala-nyala dan pembalasan yg kudus. Istilah-istilah Yunaninya ialah orge dan thymus. Yg pertama kerap kali bertalian dengan murka Allah dalam PB (bnd Yoh 3:36; Rm 1:18; 2:5,8; 3:5; 5:9; 9:22; Ef 2:3; 5:6; 1 Tes 1:10; Ibr 3:11; Why 6:17) dan yg terakhir agak jarang (bnd Rm 2:8; Why 14:10,19; 16:1,19; 19:15; lih zelos dlm Ibr 10:27). Karena itu murka Allah adalah suatu kenyataan yg sungguh, dan bahasa serta ajaran Alkitab mengukirkan ke dalam hati kita kesungguhan tersebut yg menjadi ciri khasnya. Ada tiga hal pokok yg perlu diketahui. Pertama, murka Allah janganlah diartikan dalam bentuk dan sifat kemarahan yg kalap tidak menentu, seperti lazimnya kemarahan manusia. Murka Allah adalah rasa tidak senang atas dasar pertimbangan yg benar-benar matang dan tegas yg dituntut oleh kekudusan-Nya. Kedua, murka Allah janganlah diartikan sebagai dipacu oleh dendam, melainkan kemarahan yg kudus; tak ada sekelumit pun sifat kedengkian dalamnya. Murka Allah bukanlah permusuhan yg timbul dari hati yg busuk, melainkan kebencian yg benar dan pada tempatnya. Ketiga, tidak boleh merendahkan murka Allah menjadi kemauan menghukum. Murka ialah pengejawantahan positif dari ketidakpuasan, tepat seperti apa yg menyenangkan hati Allah memberikan kepuasan kepada-Nya. Janganlah meniadakan dari Allah apa yg kita sebut perasaan hati. Murka Allah mempunyai padanannya dalam hati manusia, yg terungkap sempurna dalam teladan hidup Yesus sendiri (bnd Mrk 3:5;10:14). Justru simpul tanggung jawab karena dosa ialah murka Allah. Dan karena dosa tak pernah tanpa oknum persona, tapi justru dalamnya, dan pelakunya, yakni oknum persona itu, maka murka Allah tertuang dalam ketidaksenangan yg tertuju kepada manusia; manusia -- kitalah obyek murkaNya itu. Siksaan yg bersifat hukuman yg diderita manusia adalah ungkapan murka Allah. Rasa bersalah dan tersiksa adalah pantulan di alam sadar kita akan ketidaksenangan Allah. Bobot inti kebinasaan terakhir adalah siksaan yg tak berbatas akibat murka Allah (bnd Yes 30:33; 66:24; Dan 12:2; Mrk 9:43, 45, 48). VIII. Kemenangan alas dosa Kendati dosa adalah ihwal yg sangat menyedihkan, Alkitab menawarkan pengharapan dan optimisme menghadapinya. Inti berita Alkitab adalah prakarsa akbar ilahi mengatasi dosa, yaitu rencana Allah menyelamatkan manusia yg berpusat pada Tuhan Yesus Kristus, Adam yg terakhir, Anak Yg Kekal, Juruselamat manusia. Dosa dikalahkan oleh karya Kristus -- kelahiran-Nya yg ajaib, hidup-Nya yg taat kepada Allah secara sempurna, khususnya kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke sorga ke sebelah kanan Bapak, kerajaan-Nya atas sejarah umat manusia dan kedatangan-Nya yg kedua kali dengan penuh kemuliaan. Kuasa rampasan dosa sudah dibinasakan, tuntutannya yg sadis dan aneh ditelanjangi, kedok siasat najisnya dibuka dan dibuang, akibat-akibat buruk dari kejatuhan Adam dibungkamkan, diimbangi dan diimbali, sehingga kehormatan dan keakbaran Allah dibenarkan dan dikukuhkan, kekudusan-Nya dimantapkan, dan kemuliaan-Nya berjaya luas. Itulah amanat akbar Alkitab, 'Allah dalam Kristus telah menaklukkan dosa!' Dampak penaklukan itu terungkap dalam kehidupan umat Allah, yaitu orang-orang yg oleh iman kepada Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya yg tuntas sempurna, dibebaskan dari kesalahan dan hukuman dosa. Dan mereka mengalami penaklukan kuasa dosa melalui kesatuan mereka dengan Kristus. Proses pengalaman ini akan mencapai puncaknya pada zaman akhir -- pada waktu Kristus dalam kemuliaan-Nya datang untuk kedua kalinya. Pada waktu itu pula umat Allah akan dikuduskan secara sempurna, dosa akan dienyahkan dari ciptaan Allah, dan sorga serta bumi baru akan terwujud di mana kebenaran diberlakukan. (Lih Kej 3:15; Yes 52:13; Yer 31:31-34; Mat 1:21; Mrk 2:5; 10:45; Luk 2:11; 11:12-22; Yoh 1:29; 3:16 dab; Kis 2:38; 13:38 dab; Rm passim; 1 Kor 15:3 dab; 22 dab; Ef 1:13-14; 2:1-10; Kol 2:11-15; Ibr 8:1-10:25; 1 Ptr 1:18-21; 2 Ptr 3:11-13; 1 Yoh 1:6-2:2; Why 20:7-14; 21: 22-22:5.) KEPUSTAKAAN. J Muller, The Christian Doctrine of Sin, 1877; J On, Sin as a Problem of Today, 1910; F. R Tenant, The Concept ofSin,1912;C Ryder Smith, The Bible Doctrine of Sin, 1953; E Brunner, Man in Revolt, 1939; R Niebuhr, The Nature and Destiny of Man, 1941 dan 1943; J Murray, The Imputation of Adam's Sin, 1959; G. C Berkouwer, Sin, 1971; W Gunther, W Bauder, NIDNTT 3, hlm 573-587; TDNT 1, hlm 149-163,267-339;3, hlm 167-172;5, hlm 161-166, 447-448, 736-744; 6, hlm 170-172, 883-884; 7, hlm 339-358. JM/BAM/MHS Ke atas Yunani Strongs #264 αμαρτανω hamartano hamartano {ham-ar-tan'-o}: melakukan kesalahan, berdosa (Kamus Yoppi) (aorist ημαρτον [dalam ragam selain indikatif sering: αμαρτες ]; perfek akt ημαρτηκα ) berdosa; berbuat dosa (Kamus Barclay) Strongs #266 αμαρτια hamartia hamartia {ham-ar-tee'-ah}: dosa (Kamus Yoppi) ας [feminin] dosa; αχω α berdosa; προσφερειν περι α mempersembahkan korban karena dosa (Kamus Barclay) Strongs #268 αμαρτωλος hamartolos hamartolos {ham-ar-to-los'}: berdosa; subst.: orang berdosa (Kamus Yoppi) ον (org) yang berdosa (Kamus Barclay) Strongs #3900 παραπτωμα paraptoma παραπτωμα paraptwma: pelanggaran, dosa (Kamus Yoppi) τος [neuter] kesalahan; pelanggaran (Kamus Barclay) Ke atas Dosa [Statistik] Jumlah dalam TB : 521 dalam 461 ayat (dalam OT : 341 dalam 315 ayat) (dalam NT : 180 dalam 146 ayat) Strong dalam PL : [<0818> אשם ‎1x] [<02398> חטא ‎81x] [<02399> חטא ‎19x] [<02401> חטאח ‎7x] [<02402> חטאח ‎1x] [<02403> חטאח ‎226x] [<02408> חטי ‎1x] [<02932> טמאח ‎1x] [<03034> ידח ‎2x] [<05771> עון ‎9x] [<06213> עשח ‎1x] [<06588> פשע ‎5x] [<07686> שגח ‎2x] Strong dalam PB : [<264> αμαρτανω ‎31x] [<265> αμαρτημα ‎4x] [<266> αμαρτια ‎143x] [<268> αμαρτωλος ‎1x] [<846> αυτος ‎2x] [<2902> κρατεω ‎1x] [<3847> παραβασις ‎1x] [<3900> παραπτωμα ‎2x] [<4258> προαμαρτανω ‎2x] [<4561> σαρξ ‎1x] [<4675> σου ‎1x] [<5216> υμων ‎1x] Ke atas Dalam Versi-Versi Alkitab: Dosa: BIS TB