Thursday, May 30, 2019

Paham Yahudi Messianic-Tipuan Yang Berkembang

https://www.worldslastchance.com/bahasa-indonesia/winds-of-doctrine/paham-yahudi-mesianik-sebuah-tipuan-yang-berkembang.html

Bahasa Indonesia WLC NEWS! Login/Sign-up SEKILAS INFO Setelah melakukan pembelajaran dengan penuh doa, WLC meninggalkan pengajaran bahwa KERAJAAN SERIBU TAHUN akan berlangsung di surga. Tim sekarang sudah menyakini bahwa kerajaan seribu tahun ini akan terlaksana di bumi ini. Kontent baru mengenai hal yang penting ini akan diterbitkan secepatnya. Terpujilah Bapa Yahuwah karena kesabaran-Nya yang tidak terbatas pada kita, sebagaimana kita terus meninggalkan kesalahan dalam perburuan kita pada kebenaran. Terpujilah Nama-Nya sekarang dan sampai selama-lamanya! --Tim WLC. World’s Last Chance Direktori Konten   Paham Yahudi Mesianik | Sebuah Tipuan yang Berkembang Menggantikan Kebenaran dengan Paham Farisi Moderen Banyak orang Kristen tulus yang percaya bahwa ada nilai yang penting dalam semua hal yang berbau Ibrani. Ini adalah sebuah tipuan Setan yang dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian mereka dari semua isu-isu yang sangat penting yang dipertaruhkan pada hari-hari penutupan sejarah bumi ini. Apakah anda pernah melihat sebuah iklan untuk peralatan elektronik baru yang mengagumkan yang dijamin dapat memecahkan masalah yang anda dan semua orang di dunia ini miliki, yang sangat mengganggu? Anda tertarik dan bersemangat karena peralatan yang baru ini akan meningkatkan kehidupan anda! Anda percaya kepada sang penjual yang ramah dan karismatik. Anda dengan cepat menghubungi nomor telepon yang ada atau mengklik link yang sudah disediakan. Dalam hitungan menit, anda membayarnya dengan kartu kredit anda dan peralatan yang ajaib itu langsung terkirim ke tempat anda! Dengan semangat anda menunggu sambil waspada! Akhirnya, kiriman yang ditunggu-tunggu itu tiba! Ini dia! Ini dia! Namun, setelah membukanya, herannya produk ini hampir tidak 'semengkilap' seperti yang diharapkan dan bahkan kurang berguna. Anda merasa ditipu, bahkan mungkin menghubungi layanan pelanggan (dan tidak berhasil), dan sekarang anda bersumpah untuk tidak pernah menjadi korban penipuan pemasaran model ini lagi. Betapa banyaknya kisah pilu yang menyakitkan hati seperti ini yang terjadi dalam hal-hal Rohani. Sejumlah besar orang Kristen yang tidak terhitung banyaknya jatuh ke dalam perangkap yang sama ketika sedang mencari kebenaran. Sebagian orang menerima firman dari pendeta atau pastor mereka sebagai kebenaran, dan menolak untuk mempelajari apa pun yang secara rohani tidak disetujui oleh para pendeta atau pastor mereka. Bagi sebagian orang yang lain, Setan memiliki tipuan halus yang telah disiapkan yaitu: asumsi bahwa terang yang lebih besar dapat dipelajari dari orang-orang Yahudi. Alkitab berisi sebuah peringatan yang serius: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5: 8). Alasan mengapa setan bertambah marah diungkapkan di dalam Wahyu 12:12: "Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." Mereka yang dengan rindu menanti kembalinya Sang Juruselamat akan waspada. Seperti gadis-gadis yang bijaksana, mereka telah memperhatikan panggilan bahwa Sang Mempelai datang. Dalam kasih mereka kepada-Nya, mereka telah mempersiapkan pelita mereka, dan berusaha untuk membuat seluruh hidup mereka menjadi selaras dengan-Nya.Itulah yang seharusnya dilakukan. Sayangnya, banyak orang Kristen tulus yang beraliran konservatif yang telah dialihkan dari isu-isu nyata di hari-hari terakhir ini dengan ajaran bahwa ada manfaat yang tersimpan di dalam segala hal yang berbau Ibrani – dan menjadi (atau akan menjadi) semirip mungkin dengan kaum Yahudi dan mendukung negara Israel sebagai umat pilihan Yahuwah. Pengajaran-pengajaran telah dikhotbahkan dan jutaan dolar telah dikirim untuk mendukung negara Israel. John Hagee, seorang pendeta senior dari sebuah jemaat dengan 18.000an-anggota, adalah salah satu penasihat terkenal dari keyakinan ini. Pada bulan Februari 2006, Pastor John Hagee, Pendiri dan Ketua Nasional dari Persekutuan Kristen untuk Israel, memutuskan bahwa sudah waktunya untuk membuat sebuah gerakan akar rumput nasional yang difokuskan untuk mendukung Israel. Dia memanggil semua pemimpin Kristen di seluruh Amerika untuk bergabung dengannya dalam meluncurkan gerakan baru ini. Lebih dari 400 pemimpin Kristen masing-masing mewakili denominasi, gereja-besar, pelayanan media, perusahaan penerbitan, atau universitas Kristen menjawab panggilan itu dan Persekutuan Kristen untuk Israel lahir.1 Orang-orang yang lain, dalam keinginannya yang tulus untuk menjadi sekudus mungkin, mengadopsi banyak praktek-praktek para rabbi dalam berpakaian dan dalam area-area yang lainnya. Mereka menambahkan ke dalam kosa kata mereka kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa Ibrani - kadang-kadang sampai ke titik di mana orang-orang kesulitan memahami maksud mereka. Mereka memperbanyak uang untuk membangun kembali bait suci di Yerusalem atau untuk membangun tempat perlindungan bom di Israel. Ini adalah pengalihan utama yang telah menjadi bentuk yang sangat halus dari keyakinan keselamatan karena perbuatan. Nabi Yoel telah melukiskan gambaran yang jelas dari generasi akhir ketika dia menyatakan: "Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari Yahuwah di lembah penentuan!". (Yoel 3:14). Adalah merupakan sifat alami manusia untuk menginginkan "guru" rohani, apakah itu dukun, imam, pendeta atau rabbi, untuk memberitahu kepada seseorang apa yang harus diyakini. Tapi Yahuwah telah menetapkan bahwa tidak ada manusia manapun yang akan melakukan peran ini. Semua orang harus datang langsung kepada Sang Juruselamat untuk menerima air kehidupan. Kitab Suci mencatat: "Sebab beginilah firman Yahuwah semesta alam . . . . siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya". (Zakharia 2: 8). Berdasarkan hal ini, dan ayat-ayat lain yang sejenis, banyak orang percaya bahwa jika mereka bisa menjadi semirip mungkin dengan kaum Yahudi dalam kehidupan, dan berpakaian, dan dalam praktek, mereka akan menyenangkan Yahuwah. Sayangnya, kebanyakan dari apa yang mereka adopsi adalah tradisi buatan manusia milik orang-orang Farisi. Dengan hancurnya Bait Suci (Thn 70 M) orang-orang Saduki telah menjadi lenyap sama sekali, meninggalkan peraturan dari semua urusan-urusan Yahudi di tangan orang-orang Farisi. Selanjutnya, kehidupan bangsa Yahudi diatur oleh orang-orang Farisi; seluruh sejarah paham Yahudi dibangun kembali dari sudut pandang orang Farisi, dan suatu hal yang baru diberikan kepada Sanhedrin yang terdahulu. Sebuah rantai tradisi yang baru menggantikan tradisi imam yang lama . . . Paham Farisi membentuk karakter paham Yahudi dan kehidupan dan pemikiran orang-orang Yahudi di masa kemudian.2 Mereka yang beralih ke tradisi-tradisi Yahudi untuk meningkatkan kehidupan rohani mereka, pada kenyataannya, beralih ke paham Farisi. Sarjana-sarjana Yahudi mengakui fakta bahwa agama Yahudi moderen adalah paham Farisi: Paham Farisi menjadi Paham Talmud ... [Namun] semangat orang Farisi kuno bertahan tak berubah. Ketika orang Yahudi ... mempelajari kitab Talmud, ia sebenarnya mengulangi argumen-argumen yang digunakan di dalam akademi-akademi Palestina. . . . Semangat pengajaran [orang-orang Farisi] masih tetap ada dan dianggap penting. . . . dari Palestina ke Babel; dari Babel ke Afrika Utara, Italia, Spanyol, Perancis dan Jerman; dari tempat-tempat ini semua ke Polandia, Rusia, dan Eropa Timur pada umumnya, paham Farisi kuno telah berkembang.3 Teguran yang paling lantang dari Sang Juruselamat diarahkan kepada orang-orang Farisi. Dia menyebut mereka "pemimpin-pemimpin buta", "orang bodoh dan buta", "ular" dan "keturunan ular beludak". Ketika menyebut orang-orang Farisi sebagai orang-orang "munafik," Yahushua menyamakan mereka dengan "kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran". (Matius 23:27). Banyak orang Kristen tulus sekarang yang percaya bahwa orang-orang Yahudi masih merupakan orang-orang spesial Yahuwah karena orang-orang Yahudi mengatakan seperti itu kepada mereka. Namun, paham Yahudi moderen tidak lagi memiliki manfaat yang lebih baik daripada rekan farisi kunonya. Mereka yang berpatokan kepada orang-orang Yahudi untuk mengkonfirmasi terang yang ada sebenarnya menjadikan tradisi buatan manusia dan meninggikan kaum Yahudi melebihi posisi perintah ilahi. Yahushua dengan jelas telah memperingatkan hasil akhir bagi semua orang yang beralih ke sumber ini untuk mendapat kebenaran: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (Matius 23:13 dan 15). Paham Farisi, yang adalah paham Yahudi moderen, terdiri dari hukum dan tradisi buatan manusia. Orang-orang Yahudi memiliki ribuan hukum, tapi Yahuwah berkata bahwa Dia "membenci" tradisi-tradisi ini: Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. (Amos 5: 21-23). Ini adalah "pertemuan kudus" yang ditetapkan oleh Yahuwah sendiri! Namun, cara mereka merayakannya telah menjadi begitu banyak dilakukan dengan aturan dan hukum buatan manusia sehingga mereka justru menghancurkan esensi rohani dari apa yang Sang Pemberi Hukum itu maksudkan mereka alami! Dalam usaha mereka untuk menjaga hukum ilahi dengan "sempurna", orang-orang Farisi menambahkan begitu banyak aturan dan persyaratan tambahan. Mereka mengajarkan bahwa aturan-aturan tambahan akan membuat seseorang bebas dari dosa. Misalnya, Sabat dari matahari terbenam sampai matahari terbenam yang tidak Alkitabiah. Sebuah sebutan yang disediakan khusus untuk Hari Pendamaian. Dalam upaya yang terlalu bersemangat untuk "menjaga pinggiran hari Sabat" perayaan Sabat mingguan diperpanjang hingga menjadi sama dengan Hari Pendamaian itu. Dalam kata-kata-Nya yang bergema sampai hari ini, Yahushua mengecam karya-karya tambahan orang-orang Farisi, Dia berkata: "Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya". (Matius 23: 4). Orang-orang yang tulus ini tidak tahu bahwa praktek-praktek yang mereka adopsi didasarkan pada aturan dan tradisi buatan manusia. Mereka berpikir, kita telah menolak yang buruk dan kembali ke Akar Ibrani, tetapi akar itu tidak lebih dari Babel! Menggunakan kata-kata berbahasa Ibrani tidak menciptakan kebenaran dalam pikiran anda. Memberikan uang untuk membangun kembali bait suci tidak membuat anda membeli tiket masuk ke Surga. Pindah ke Yerusalem (atau Israel) tidak memiliki manfaat penyelamatan. Kaum Yahudi moderen bukanlah otoritas tertinggi untuk mengetahui apa yang menyenangkan bagi Yahuwah. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang sekuler dan mereka yang tidak, bergantung pada perbuatan untuk keselamatan mereka sendiri. Pengembangan karakter tidak dipengaruhi dengan pakaian yang anda kenakan atau kata-kata bahasa Ibrani yang anda tambahkan ke dalam kosakata anda atau dengan nama Ibrani yang anda gunakan untuk menyebut nama diri anda. Ini adalah hadiah yang diberikan kepada orang-orang yang imannya berpegang pada janji-janji yang berharga. Bahkan di hari-hari awal Kekristenan, ada sebuah kecenderungan di kalangan umat Yahudi untuk meninggikan keyakinan, praktek-praktek dan tradisi-tradisi dari kelas konservatif: yaitu orang-orang Farisi. Kepada mereka yang tertarik pada tradisi-tradisi manusia, Paulus menulis: Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. . . . Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. Mereka mengaku mengenal Yahuwah,tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. (Titus 1: 10-11, 13-14, 16). Ini adalah sebuah peringatan bagi mereka yang memandang kepada orang-orang Yahudi sebagai penyimpan hikmat ilahi. Dengan menjadikan orang-orang Yahudi otoritas akhir atas hal-hal rohani, orang percaya dituntun untuk menolak kebenaran yang sama yang juga ditolak oleh orang-orang Yahudi. Sebuah contoh utama adalah hari Sabat yang sejati. Di bawah penganiayaan Romawi yang berat setelah Konsili Nicea, orang-orang Yahudi meninggalkan Sabat Alkitab ketika Hillel II "mereformasi" kalender. Kaum Yahudi, hari ini, beribadah pada hari Sabtu berdasarkan kalender Gregorian [kalender masehi]. Akibatnya, jutaan orang Kristen yang tulus menganggap bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat yang Alkitabiah, dengan tidak ada alasan lain selain bahwa karena hari itu dirayakan oleh orang-orang Yahudi dan, tentu saja orang-orang Yahudi tidak akan beribadah pada hari apa pun kecuali pada hari Sabat yang sejati. Dengan demikian, ujian akhir datang dan ditolak tanpa alasan lain selain dari asumsi bahwa orang-orang Yahudi pasti memiliki kebenaran karena mereka adalah orang Yahudi. Namun bagaimanapun juga, Alkitab, menyajikan sebuah sudut-pandang yang sangat berbeda. Orang-orang Yahudi dari zaman kuno, orang-orang Yahudi di masa Sang Mesias dan orang-orang Yahudi pada zaman sekarang, tidak memelihara hukum ilahi dengan cara yang Yahuwah maksudkan: Yahuwah telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada Yahuwah, Eloah mereka. Dan mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka . . . sehingga mereka telah meninggalkan segala perintah Yahuwah, Eloah mereka . . . . (2 Raja-raja 17: 13-16). Tradisi buatan manusia tidak menyucikan jiwa. Tradisi-tradisi ini hanya berfungsi untuk membuat seseorang merasa lebih unggul dari mereka yang tidak melakukan hal yang sama. "Hukum Yahuwah itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Yahuwah itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman". (Mazmur 19: 7). Tradisi buatan manusia, aturan tambahan yang berdasarkan pada interpretasi manusia, membuat hukum ilahi menjadi rumit. Hukum Yahuwah itu sederhana dan mudah. Yahushua menyisihkan semua tradisi orang Farisi dan mengklarifikasi sifat alami dari keindahan, dan kebesaran namun sederhana dari hukum ilahi: dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yahushua kepadanya: "Kasihilah Yahuwah, Eloahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22: 35-40). "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Yahuwah dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Eloahmu?". (Mikha 6: 8). Paulus menyatakan ketakutannya bahwa orang-orang percaya baru akan beralih ke tradisi, dan menyisihkan kesederhanaan dari kebenaran itu: "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Yahushua, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya". (2 Korintus 11: 3). Mereka yang beralih pada tradisi-tradisi yang ditemukan dalam paham Yahudi yang merujuk pada semua janji-janji yang dibuat untuk Israel, lupa bahwa janji-janji itu selalu diberikan dalam kondisi ketaatan. Israel menolak Yahuwah ketika mereka menuntut seorang raja: "Dan Yahuwah berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka". (1 Samuel 8: 7). Fakta bahwa Yahuwah berpanjang sabar dengan mereka bahkan setelah penolakan mereka terhadap Dia diringkas dalam ungkapan yang sering diulang – ‘demi hamba-Ku Daud’. Tapi kasih ilahi tidak akan tinggal di tempat dimana hal itu tidak diinginkan. Meskipun mungkin berlama-lama tinggal disitu, kasih ilahi itu pada akhirnya akan, dengan sedih, mengikuti keinginan hati yang bandel. Beberapa hari sebelum kematian Yahushua, dengan patah hati Dia berduka: "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Yahuwah!" (Matius 23: 37-39). Peringatan Paulus terhadap "pengikut Yahudi" dan orang-orang Kristen yang tulus dengan sepenuhnya sesuai dengan gambaran ini! Dengan jatuh ke dalam keyakinan bahwa ada, entah bagaimana, terdapat keuntungan dalam menjadi lebih serupa dengan kaum Yahudi, dalam mengirimkan uang kepada negara Israel, dalam membangun seluruh pengertian tentang akhir zaman disekitar asumsi bahwa Yahushua tidak akan kembali sampai orang-orang Yahudi semua bertobat, orang-orang Kristen yang tulus sedang mempersiapkan diri untuk dikejutkan oleh kekejutan pada saat Kedatangan Kedua. Yahushua memperingatkan: "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri". (Wahyu 16:15). Ketika Dia kembali, banyak orang Kristen akan terkejut karena mereka belum melihat pertobatan massal kaum Yahudi. Mereka menunda Kedatangan Kedua sama seperti hamba yang jahat yang berkata, "Tuanku memperlambat kedatangannya". Janji-janji untuk Israel kuno sekarang tersedia untuk Israel rohani. Sebab kamu semua adalah anak-anak Eloah karena iman di dalam Yahushua Yang Diurapi. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Yahushua, telah mengenakan Yahushua. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yahushua Yang Diurapi. Dan jikalau kamu adalah milik Yahushua, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak mewarisi janji itu. (Galatia 3: 26-29). Keselamatan masih tersedia untuk orang-orang Yahudi secara individu, tetapi berkat rohani sekarang berlaku untuk semua orang yang mau menerima berkat-berkat itu dan ini berlaku sampai penutupan sejarah bumi "sampai genaplah zaman bangsa-bangsa lain itu". (Lukas 21:24). Keselamatan adalah sebuah karunia dari anugerah ilahi. Mereka yang mencintai Sang Penebus mereka akan berusaha untuk menghormati Dia dalam keindahan kekudusan, terlepas dari aturan dan tradisi buatan manusia. Yahuwah mengajak mereka yang bekerja di bawah beban berat kuk farisi untuk kembali kepada-Nya dan Dia akan memberi mereka kelegaan. "Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu". (Matius 11:28). Konten Terkait: Yerusalem: Kunci Menuju Hari Kiamat? 1 http://www.cufi.org/site/PageServer?pagename=about_pastor_john_hagee 2 “Pharisees,”The Jewish Encyclopedia, Vol. IX, (1901-1906 ed.), hal. 666. 3 Louis Finkelstein, The Pharisees: The Sociological Background of their Faith, Vol. 1, sambungan edisi pertama, hal. XXI, penekanan diberikan. Hits: 5297 Comments (0) Write Comment You must be logged in to post a comment. Please register if you do not have an account yet. A Biblically-based community focused on prophetic truths revealing the imminent return of the Saviour. Copyright © 2004-2019 by World's Last Chance®. World’s Last Chance and WLC are both registered trademarks with the U.S. Patent & Trademark Office.

Monday, May 27, 2019

Ian Gruber's Story

12 Disciple of Yeshua

HOME / BIBLE QUESTIONS / BIBLE CHARACTERS / Who were the 12 disciples? The 12 disciples/apostles of Jesus were the foundation stones of His church, several even wrote portions of the Bible. In Revelation 21:14 we are told that the twelve foundations of the wall of the New Jerusalem will have in them the names of the twelve disciples/apostles. It is evident, therefore, that God attaches great importance to these 12 men. Read more about the disciples: Peter James John Andrew Bartholomew or Nathanael James, the Lesser or Younger Judas Jude or Thaddeus Matthew or Levi Philip Simon the Zealot Thomas The Apostles of Jesus As we study these courageous first-century lives, and what discipleship meant in the time of Jesus, we may expect to be aided in developing a Spirit-directed twenty-first century discipleship as Christ must have meant it to be. The following biographical information about the 12 original disciples of Jesus uses the New Testament accounts along with the most respected legends and traditions. We do not mean to infer, that legend and tradition constitute historical fact. We do feel, however, that they do have value in the study of the lives of these men who "…turned the world upside down…"   Andrew Andrew was the brother of Peter, and a son of Jonas. He lived in Bethsaida and Capernaum and was a fisherman before Jesus called him. Originally he was a disciple of John the Baptist (Mark 1:16-18). Andrew brought his brother, Peter, to Jesus (John 1:40). He is the first to have the title of Home and Foreign Missionary. He is claimed by three countries as their Patron Saint-Russia, Scotland and Greece. Many scholars say that he preached in Scythia, Greece and Asia Minor. Andrew introduced others to Jesus. Although circumstances placed him in a position where it would have been easy for him to become jealous and resentful, he was optimistic and well content in second place. His main purpose in life was to bring others to the master. According to tradition, it was in Achaia, Greece, in the town of Patra that Andrew died a martyr. When Governor Aepeas' wife was healed and converted to the Christian faith, and shortly after that the Governor's brother became a Christian. Aepeas was enraged. He arrested Andrew and condemned him to die on the cross. Andrew, feeling unworthy to be crucified on the same-shaped cross as his Master, begged that his be different. So, he was crucified on an X-shaped cross, which is still called Saint Andrew's cross and which is one of his apostolic symbols. A symbol of two crossed fish has also been applied to Andrew, because he was formerly a fisherman.   Bartholomew or Nathanael Bartholomew Nathanael, son of Talmai, lived in Cana of Galilee. His apostolic symbol is three parallel knives. Tradition says he was a missionary in Armenia. A number of scholars believe that he was the only one of the 12 disciples who came from royal blood, or noble birth. His name means Son of Tolmai or Talmai(2 Samuel 3:3). Talmai was king of Geshur whose daughter, Maacah, was the wife of David, mother of Absolom. Bartholomew's name appears with every list of the disciples (Matthew 10:3; Mark 3:18; Luke 6:14; Acts 1:13). This was not a first name, however; it was his second name. His first name probably was Nathanael, whom Jesus called "An Israelite indeed, in whom there is no guile" (John 1:47). The New Testament gives us very little information about him. Tradition indicates he was a great searcher of the Scripture and a scholar in the law and the prophets. He developed into a man of complete surrender to the Carpenter of Nazareth, and one of the Church's most adventurous missionaries. He is said to have preached with Philip in Phrygia and Hierapolis; also in Armenia. The Armenian Church claims him as its founder and martyr. However, tradition says that he preached in India, and his death seems to have taken place there. He died as a martyr for his Lord. He was flayed alive with knives.   James the Elder James, the Elder, Boanerges, son of Zebedee and Salome, brother of John the Apostle; a fisherman who lived in Bethsaida, Capernaum and Jerusalem. He preached in Jerusalem and Judea and was beheaded by Herod, AD 44 (Acts 12:1,2). He was a member of the Inner Circle, so called because they were accorded special privileges. The New Testament tells us very little about James. His name never appears apart from that of his brother, John. They were an inseparable pair (Mark 1:19-20; Matthew 4:21; Luke 5:1-11). He was a man of courage and forgiveness, a man without jealousy, living in the shadow of John, a man of extraordinary faith. He was the first of the twelve to become a martyr. His symbol is three shells, the sign of his pilgrimage by the sea.   James the Lesser or the Younger James, the Lesser or Younger, son of Alpheus, or Cleophas and Mary, lived in Galilee. He was the brother of the Apostle Jude. According to tradition he wrote the Epistle of James, preached in Palestine and Egypt and was crucified in Egypt. James was one of the little-known disciples. Some scholars believe he was the brother of Matthew, the tax collector. James was a man of strong character and one of the most fiery type. Still another tradition says that he died as a martyr and his body was sawed in pieces. The saw became his apostolic symbol.   John John Boanerges, son of Zebedee and Salome, brother of James, the Apostle. He was known as the Beloved Disciple. A fisherman who lived in Bethsaida, Capernaum and Jerusalem, he was a member of the Inner Circle. He wrote the Gospel of John, I John, II John, III John and Revelation. He preached among the churches of Asia Minor. Banished to the isle of Patmos, he was later freed and died a natural death. John was one of the prominent Apostles. He is mentioned in many places in the New Testament. He was a man of action; he was very ambitious; and a man with an explosive temper and an intolerant heart. His second name was Boanerges, which means son of Thunder. He and his brother, James, came from a more well-to-do family than the rest of the 12 Apostles. Since his father had hired servants in his fishing business (Mark 1:20) he may have felt himself above the rest. He was close to Peter. They were acting together in the ministry. Peter, however, was always the spokesman for the band. John mellowed with time. At the latter part of his life, he had forgotten everything, including his ambition and explosive temper, except his Lord's command of love. It is said that an attempt was made on his life by giving him a chalice of poison from which God spared him. He died of natural causes. A chalice with a snake in it is his symbol.   Judas Judas Iscariot, the traitor, was the son of Simon who lived in Kerioth of Judah. He betrayed Jesus for thirty pieces of silver and afterwards hanged himself (Matthew 26:14,16). Judas, the man who became the traitor, is the supreme enigma of the New Testament because it is so hard to see how anyone who was so close to Jesus, who saw so many miracles and heard so much of the Master's teaching could ever betray him into the hands of his enemies. His name appears in three lists of the 12 Apostles (Matthew 10:4; Mark 3:19; Luke 6:19). It is said that Judas came from Judah near Jericho. He was a Judean and the rest of the disciples were Galileans. He was the treasurer of the band and among the outspoken leaders. It is said that Judas was a violent Jewish Nationalist who had followed Jesus in hope that through Him his nationalistic flame and dreams might be realized. No one can deny that Judas was a covetous man and at times he used his position as treasurer of the band to pilfer from the common purse. There is no certain reason as to why Judas betrayed his master; but it is not his betrayal that put Jesus on the cross-it was our sins. His apostolic symbol is a hangman's noose, or a money purse with pieces of silver falling from it.   Jude or Thaddeus Jude, Thaddeus, or Lebbeus, son of Alpheus or Cleophas and Mary. He was a brother of James the Younger. He was one of the very little-known Apostles and lived in Galilee. Tradition says he preached in Assyria and Persia and died a martyr in Persia. Jerome called Jude "Trinomious" which means "a man with three names." In Mark 3:18 he is called Thaddeus. In Matthew 10:3 he is called Lebbeus. His surname was Thaddeus. In Luke 6:16 and Acts 1:13 he is called Judas the brother of James. Judas Thaddeus also was called Judas the Zealot. By character he was an intense and violent Nationalist with the dream of world power and domination by the Chosen People. In the New Testament records (John 14:22 NIV) he asked Jesus at the Last Supper, "But Lord, why do you intend to show yourself to us and not to the world?" Judas Thaddeus was interested in making Christ known to the world. Not as a suffering Saviour, however, but as ruling King. We can see plainly from the answer Jesus gave him, that the way of power can never be substituted for the way of love. It is said that Jude went to preach the gospel in Edessa near the Euphrates River. There he healed many and many believed in the name of the Master. Jude went from there to preach the Gospel in other places. He was killed with arrows at Ararat. The chosen symbol for him is the ship because he was a missionary thought to be a fisherman.   Matthew or Levi Matthew, or Levi, son of Alpheus, lived in Capernaum. He was a publican or tax collector. He wrote the Gospel that bears his name. He died a martyr in Ethiopia. The call of Matthew to the apostolic band is mentioned in Mark 2:14, Matthew 9:9 and Luke 5:27-28. From these passages, we learn that Matthew also was called Levi. It was a common custom in the Middle East at the time of Christ for men to have two names. Matthew's names mean "a gift of God." The name Levi could have been given to him by Jesus. It is likely that James the lesser, who was one of the twelve Apostles, was Matthew's brother, also the son of Alpheus. Although we know little about Matthew personally, the outstanding fact about him is that he was a tax collector. The King James Version calls him a publican, which in Latin is Publicanus, meaning engaged in public service, a man who handled public money, or a tax gatherer. Of all the nations in the world, the Jews were the most vigorous haters of tax gatherers. To the devout Jew, God was the only one to whom it was right to pay tribute in taxes. To pay it to anyone else was to infringe on the rights of God. The tax collectors were hated not on religious grounds only but because most of them were notoriously unjust. In the minds of many honest, Jewish men, these tax collectors were regarded as criminals. In New Testament times they were classified with harlots, Gentiles and sinners (Matthew 18:17; Matthew 21:31, 33; Matthew 9;10; Mark 2:15,16; Luke 5:30). Tax collectors had been known to assess duty payable at impossible sums and then offer to lend the money to travelers at a high rate of interest. Such was Matthew. Yet, Jesus chose a man all men hated and made him one of His men. It took Jesus Christ to see the potential in the tax collector of Capernaum. Matthew was unlike the other Apostles, who were mostly fishermen. He could use a pen, and by his pen he became the first man to present to the world, in the Hebrew language, an account of the teaching of Jesus. It is clearly impossible to estimate the debt that Christianity owes to this despised tax gatherer. The average man would have thought it impossible to reform Matthew, but to God all things are possible. Matthew became the first man to write down the teachings of Jesus. He was a missionary of the Gospel, who laid down his life for the faith of his Master. The apostolic symbol of Matthew is three money bags which reminds us that he was a tax collector before Jesus called him.   Peter Simon Peter, son of Jonas, was a fisherman who lived in Bethsaida and Capernaum. He did evangelistic and missionary work among the Jews, going as far as Babylon. He was a member of the Inner Circle and authored the two New Testament epistles which bear his name. Tradition says he was crucified, head downward, in Rome. In every apostolic list, the name Peter is mentioned first. However, Peter had other names. At the time of Christ, the common language was Greek and the family language was Hebrew. So his Greek name was Simon (Mark 1:16; John 1:40, 41). His Hebrew name was Cephas (1 Corinthians 1:12; 3:22; 9:5 and Galatians 2:9). The Greek meaning of Simon is rock. The Arabic meaning of Cephas is also rock. By trade, Peter was a fisherman. He was a married man (1 Corinthians 9:5) and his home was Capernaum. Jesus probably made His headquarters there when He visited Capernaum. Peter was also a Galilean as was typical of many of the other disciples. Josephus described the Galileans this way, "They were ever fond of innovation and by nature disposed to change and delighted in sedition. They were ever ready to follow the leader and to begin an insurrection. They were quick in temper and given to quarreling and they were very chivalrous men." The Talmud says this of the Galileans, "They were more anxious for honor than for gain, quick-tempered, impulsive, emotional, easily aroused by an appeal to adventure, loyal to the end." Peter was a typical Galilean. Among the twelve, Peter was the leader. He stands out as a spokesman for all the twelve Apostles. It is he who asked the meaning of the difficult saying in Matthew 15:15. It is he who asked how often he must forgive. It is he who inquired about the reward for all of those who follow Jesus. It is he who first confessed Jesus and declared Him as the Son of the Living God. It is he who was at the Mount of Transfiguration. It is he who saw Jairus' daughter raised to life. Yet, it is he who denied Christ before a maiden. He was an Apostle and a missionary who laid down his life for his Lord. It is true, Peter had many faults, but he had always the saving grace of the loving heart. No matter how many times he had fallen and failed, he always recovered his courage and integrity. Peter was martyred on a cross. Peter requested that he might be crucified head downward for he was not worthy to die as his Lord had died. His apostolic symbol is a cross upside down with crossed keys.   Philip Tradition says that disciple Philip preached in Phrygia and died a martyr at Hierapolis. Philip came from Bethsaida, the town from which Peter and Andrew came (John 1:44). The likelihood is that he, too, was a fisherman. Although the first three Gospels record his name (Matthew 10:3; Mark 3:18; Luke 6:14; Acts 1:13), it is in the Gospel of John that Philip becomes a living personality. Scholars disagree on Philip. In Acts 6:5, we have Philip as one of the seven ordained deacons. Some say this is a different Philip. Some believe this is the Apostle. If this is the same Philip, then his personality came more to life because he had a successful campaign in Samaria. He led the Ethiopian eunuch to Christ (Acts 8:26). He also stayed with Paul in Ceasarea (Acts 21:8) and was one of the major figures in the missionary enterprise of the early church. The Gospel of John shows Philip as one of the first to whom Jesus addressed the words, "Follow Me." When Philip met Christ, he immediately found Nathanael and told him that "we have found him, of whom Moses … and the prophets, did write." Nathanael was skeptical. But Philip did not argue with him; he simply answered, "Come and see." This story tells us two important things about Philip. First, it shows his right approach to the skeptic and his simple faith in Christ. Second, it shows that he had a missionary instinct. Philip was a man with a warm heart and a pessimistic head. He was one who would very much like to do something for others, but who did not see how it could be done. Yet, this simple Galilean gave all he had. In return God used him. It is said that he died by hanging. While he was dying, he requested that his body be wrapped not in linen but in papyrus for he was not worthy that even his dead body should be treated as the body of Jesus had been treated. The symbol of Philip is a basket, because of his part in feeding of the five thousand. It is he that stressed the cross as a sign of Christianity and victory.   Simon the Zealot Simon, the Zealot, one of the little-known followers called the Canaanite or Zelotes, lived in Galilee. Tradition says he was crucified. In two places in the King James Version he is called a Canaanite (Matthew 10:4; Mark 3:18). However in the other two places he is called Simon Zelotes (Luke 6:15; Acts 1:13). The New Testament gives us practically nothing on him personally except that it says he was a Zealot. The Zealots were fanatical Jewish Nationalists who had heroic disregard for the suffering involved and the struggle for what they regarded as the purity of their faith. The Zealots were crazed with hatred for the Romans. It was this hate for Rome that destroyed the city of Jerusalem. Josephus says the Zealots were reckless persons, zealous in good practices and extravagant and reckless in the worst kind of actions. From this background, we see that Simon was a fanatical Nationalist, a man devoted to the Law, a man with bitter hatred for anyone who dared to compromise with Rome. Yet, Simon clearly emerged as a man of faith. He abandoned all his hatred for the faith that he showed toward his Master and the love that he was willing to share with the rest of the disciples and especially Matthew, the Roman tax collector. Simon, the Zealot, the man who once would have killed in loyalty to Israel, became the man who saw that God will have no forced service. Tradition says he died as a martyr. His apostolic symbol is a fish lying on a Bible, which indicates he was a former fisherman who became a fisher of men through preaching.   Thomas Didymus Thomas Didymus lived in Galilee. Tradition says he labored in Parthia, Persia, and India, suffering martyrdom near Madras, at Mt. St. Thomas, India. Thomas was his Hebrew name and Didymus was his Greek name. At times he was called Judas. Matthew, Mark and Luke tell us nothing about Thomas except his name. However, John defines him more clearly in his Gospel. Thomas appeared in the raising of Lazarus (John 11:2-16), in the Upper Room (John 14:1-6) where he wanted to know how to know the way where Jesus was going. In John 20:25, we see him saying unless he sees the nailprints in Jesus' hand and the gash of the spear in His side he will not believe. That's why Thomas became known as Doubting Thomas. By nature, Thomas was a pessimist. He was a bewildered man. Yet, he was a man of courage. He was a man who could not believe until he had seen. He was a man of devotion and of faith. When Jesus rose, he came back and invited Thomas to put his finger in the nail prints in his hands and in his side. Here, we see Thomas making the greatest confession of faith, "My Lord and my God." Thomas' doubts were transformed into faith. By this very fact Thomas' faith became great, intense and convincing. It is said that he was commissioned to build a palace for the king of India, and he was killed with a spear as a martyr for his Lord. His symbol is a group of spears, stones and arrows.   Who replaced Judas Iscariot? Matthias was selected to replace Judas as recorded in Acts 1:15-26. The other man who was also in consideration was named Joseph or Barsabas, and surnamed Justus. Lots were cast and eventually Matthias was chosen. Acts 1:24-26 records the following, "And they prayed and said, “You, O Lord, who know the hearts of all, show which of these two You have chosen to take part in this ministry and apostleship from which Judas by transgression fell, that he might go to his own place.” And he was numbered with the eleven apostles.” The Bible is sparse on additional details relating to Matthias, but it does say that Matthias was with Jesus since His baptism until his resurrection. Besides the book of Acts, Matthias isn’t mentioned anywhere else in the Bible. According to historical sources Matthias lived til 80 A.D. and spread the gospel on the shores of the Caspian and Cappadocia.   How did the 12 disciples die? Andrew = Crucified on an X-shaped cross Bartholomew or Nathanael = Flayed alive with knives James the elder = First apostle martyred James the lesser = Sawn in pieces John = Died of natural causes on the isle of Patmos Judas Iscariot = Hung himself Jude or Thaddeus = Killed with arrows Matthew or Levi = Martyred in Ethiopia Peter = Crucified upside-down on a cross Philip = Died by hanging Simon the Zealot = Died a martyrs death Thomas = Killed with a spear   Where did the disciples die? A map of locations of where the 12 Apostles of Jesus Christ died, according to tradition. Blue markers represent commonly accepted death locations while yellow markers represent disputed locations. [embedded from geographictravels.com] Share on FacebookShare on Twitter FEATURED What is the fruit of the Spirit? What is heaven like & where is heaven? The thief on the cross, the comma & Christ What is the fruit of the Spirit? What is heaven like & where is heaven? The thief on the cross, the comma & Christ What is the fruit of the Spirit? What is heaven like & where is heaven? Request Prayer Do you have a prayer request? Submit your request and our prayer team will pray for you. REQUEST PRAYER HOME / BIBLE QUESTIONS / SPIRITUAL GROWTH / What is the fruit of the Spirit? The fruit of the Spirit, found in Galatians 5:22-23, is made up of the following nine qualities or gifts: love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness and self-control. Fruit of the Spirit list: Love Joy Peace Patience Kindness Goodness Faithfulness Gentleness Self-control Love “Love is patient, love is kind. It does not envy, it does not boast, it is not proud. It does not dishonor others, it is not self-seeking, it is not easily angered, it keeps no record of wrongs. Love does not delight in evil but rejoices with the truth. It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres” (1 Corinthians 13:4-7, NIV). “And above all things have fervent love for one another, for ‘love will cover a multitude of sins’” (1 Peter 4:8).   Joy “Rejoice in the Lord always; again I will say, rejoice” (Philippians 4:4)! “Rejoice always; pray without ceasing; in everything give thanks; for this is God’s will for you in Christ Jesus” (1 Thessalonians 5:16-18). “Now may the God of hope fill you with all joy and peace in believing, so that you will abound in hope by the power of the Holy Spirit” (Romans 15:13).   Peace “You will keep him in perfect peace, whose mind is stayed on You, because he trusts in You” (Isaiah 26:3, NKJV). “Be anxious for nothing, but in everything by prayer and supplication with thanksgiving let your requests be made known to God. And the peace of God, which surpasses all comprehension, will guard your hearts and your minds in Christ Jesus” (Philippians 4:6-7). “Let the peace of Christ rule in your hearts, to which indeed you were called in one body; and be thankful” (Colossians 3:15).   Patience “Rest in the LORD and wait patiently for Him; do not fret because of him who prospers in his way, because of the man who carries out wicked schemes” (Psalm 37:7). “Here is the patience of the saints; here are those who keep the commandments of God and the faith of Jesus” (Revelation 14:12, NKJV). “The Lord is not slow about His promise, as some count slowness, but is patient toward you, not wishing for any to perish but for all to come to repentance” (2 Peter 3:9).   Kindness “Be kind to one another, tender-hearted, forgiving each other, just as God in Christ also has forgiven you” (Ephesians 4:32). “Those who are kind benefit themselves, but the cruel bring ruin on themselves” (Proverbs 11:17, NIV). “Love is patient, love is kind…” (1 Corinthians 13:4).   Goodness “Surely goodness and lovingkindness will follow me all the days of my life, and I will dwell in the house of the LORD forever” (Psalm 23:6). “Who among you is wise and understanding? Let him show by his good behavior his deeds in the gentleness of wisdom” (James 3:13). “Do not remember the sins of my youth or my transgressions; according to Your lovingkindness remember me, for Your goodness’ sake, O LORD” (Psalm 25:7).   Faithfulness “A faithful man will abound with blessings, but he who makes haste to be rich will not go unpunished” (Proverbs 28:20). “For we walk by faith, not by sight” (2 Corinthians 5:7). “Most men will proclaim each his own goodness, but who can find a faithful man” (Proverbs 20:6, NKJV)?   Gentleness “Let your gentleness be evident to all. The Lord is near” (Philippians 4:5, NIV). “...to be peaceable, gentle, showing every consideration for all men” (Titus 3:2). “A gentle answer turns away wrath, but a harsh word stirs up anger” (Proverbs 15:1).   Self-control “Like a city that is broken into and without walls is a man who has no control over his spirit” (Proverbs 25:28). “He who is slow to anger is better than the mighty, and he who rules his spirit, than he who captures a city” (Proverbs 16:32). “The end of all things is near; therefore, be of sound judgment and sober spirit for the purpose of prayer” (1 Peter 4:7). EXPAND ANSWER FEATURED Bible Verses About Love How do I live and grow stronger as a Christian? Armor of God: What is it? Bible Verses About Love How do I live and grow stronger as a Christian? Armor of God: What is it? Bible Verses About Love How do I live and grow stronger as a Christian? Keep Me Updated Stay up-to-date on what’s new at Bibleinfo.com. You will receive emails about new articles, features and freebies just for you. HOME / BIBLE QUESTIONS / DEATH / The thief on the cross, the comma & Christ The Penitent Thief on the Cross The story of the thief on the cross is found in the following Bible verses: Matthew 27:38, Luke 23:32-43 and Mark 15:27. This story is in many ways one of the most touching stories in the Bible. A dying penitent thief accepts Christ as Lord and Master and is assured by Jesus of a place in paradise. Many people have also asked the question, what is the name of the thief on the cross? Unfortunately, the Bible doesn't give his name, but the story of this thief gives us a beautiful picture of God's love as shown through Jesus and the mercy freely given to all mankind. But many are wondering: (1) Did the penitent thief go to heaven with Jesus that same day? (2) Is there a contradiction between what Jesus told the thief and what He told Mary on Sunday? (3) Does paradise mean something other than heaven?   Today You Will Be With Me In Paradise Let's take a look at several verses in Luke 23 to find the meaning of this phrase: “Then one of the criminals who was hanged blasphemed Him, saying, If You are the Christ, save Yourself and us. But the other, answering, rebuked him, saying, ‘Do you not even fear God, seeing you are under the same condemnation? And we indeed justly, for we receive the due reward of our deeds; but this Man has done nothing wrong.’ Then he said to Jesus, ‘Lord, remember me when You come into Your kingdom.’ And Jesus said to him, ‘Assuredly, I say to you, today you will be with Me in paradise’” (Luke 23:39-43). One of the thieves, after joining with the other thief in mocking the Lord (Mark 15:32), recognized that Jesus was the Son of God and decided to ask for mercy and pardon. He offers up the simple prayer, “Lord, remember me when You come into Your kingdom.” Jesus accepts His repentance and gives him the promise that the thief on the cross will be with him in paradise. Is Jesus promising that the repentant criminal would be with Him that day in paradise? It would appear so on the surface, but let's take a deeper look. Luke 23:43 - The Thief On The Cross Contradiction In Luke 23:43 we read of Jesus saying, “Today you will be with Me in Paradise.” But in John 20:1-17 we read that Jesus meets Mary in the garden on the first day of the week and says, ‘Touch me not; for I am not yet ascended to my Father: but go to my brethren, and say unto them, I ascend unto my Father, and your Father; and to my God, and your God’” (John 20:17). Additionally, John 19:31-33 states that the religious leaders asked for the thieves legs' to be broken and taken down from their crosses. They didn't want the thieves to hang on the crosses over the Sabbath. We can see that Jesus could not have been with the thief in heavenly paradise that Friday if He had still not ascended to the Father on Sunday. Is this a contradiction? It would seem to be so on the surface. But what if the comma was after the word today instead of before it? The meaning would change completely. Let's read the passage again, what if Jesus was saying, “Verily I say unto thee today, thou shalt be with me in paradise” (Luke 23:43). If the comma is placed after the word today, it shows Jesus being emphatic on that day of his crucifixion, saying, today when I am dying on the cross with no apparent hope, I am promising that you will be with me in paradise eventually. However, if the comma is inserted before the word today, Jesus would then be promising that the thief would be with Him that very day in paradise; thus making Jesus a liar and also contradicting John 20:17. The Thief On the Cross & the Comma It makes a big difference where the comma is placed. There is a story of a wealthy man whose wife sent him a telegram asking if she could buy a very expensive item. He sent the reply, "No, price too high." Unfortunately the telegraph operator left the comma out of the message. When the wife received the message, "No price too high," she happily went and bought the expensive item. This story illustrates the importance of correct punctuation. If the punctuation is off by even one word it can mean something entirely different. As we compare scriptures one with another we will find apparent contradictions, but if we look carefully at the clearest texts and the overwhelming evidence in the scriptures on a certain subject, we will find the truth (see Isaiah 28:10). Often it's our preconceived ideas that lead us to think a certain verse means a specific thing. We must be careful never to take a verse out of context. The question now is, how can we harmonize this verse with the rest of the Bible? Is the Comma Inspired? Is the punctuation in the Bible inspired? In the original Greek text of the New Testament there was no punctuation, in fact, there was no spacing between words. Here is a quote from the Greek language expert Michael W. Palmer. "The ancient Greeks did not have any equivalent to our modern device of punctuation. Sentence punctuation was invented several centuries after the time of Christ. The oldest copies of both the Greek New Testament and the Hebrew Old Testament are written with no punctuation" (https://www.greeklanguage.blog/?p=657). When the translators of the English Bible translated this verse and others they had to decide where the punctuation should be. The translators themselves were not inspired. God definitely helped them translate the Bible, but the punctuation is not inspired since there was no punctuation in the original manuscripts. Translators made the simple mistake of placing the comma in the wrong position, perhaps because of their traditional beliefs about what happens when you die. Is the Paradise that Jesus Referred to in Heaven? This may seem like a surprising question to include, but there is a theory that paradise is not heaven but another place altogether. People generally come up with this theory to clear up the apparent contradiction between what Christ said to the thief on the cross and what He said to Mary two days later. Where does the Bible say paradise is? Christ promises to the faithful in the church of Ephesus: "To him who overcomes I will give to eat from the tree of life, which is in the midst of the paradise of God” (Revelation 2:7). So where is the tree of life? The answer to this question will help us know where paradise is. In Revelation 22:1-4, we learn that the tree of life is in the New Jerusalem. So we can know for certain that paradise is in the New Jerusalem where God reigns. It is not some place in the underworld or in the subterranean regions. Paradise is the garden of God, which is in heaven. Conclusion The Scriptures are clear that Christ had not ascended to the Father on Sunday morning. Therefore, He could not have been with the thief in paradise on Friday. This means that the Bible translators incorrectly placed the comma before the word today instead of after it. EXPAND ANSWER FEATURED What does the Bible say about cremation? What is the rapture? What happens after death? What does the Bible say about cremation? What is the rapture? What happens after death? What does the Bible say about cremation? What is the rapture? Get Free Bible Study Guides Have you ever wished to better understand the Bible? Get started now... GET FREE BIBLE STUDIES Facebook Twitter Bible Topics Common Bible Questions Contact About Home Ask a Bible Question Request Prayer Get Free Bible Studies Daily Bible Reading Donate Additional Resources Voice of Prophecy Discovery Mountain Discover Bible School Disclosure Copyright © 2019, Bibleinfo.com Privacy Policy

Sunday, May 26, 2019

The state of the nations

https://kehilanews.allisrael.com/the-state-of-the-nations/



Community Blogs
 

The state of the nations

Isaiah 60: For the nation and kingdom that does not serve you (Israel) shall perish. Those nations shall be utterly ruined
After learning the result of the Australian general election last Shabbat, it seems like YHVH has once again intervene in Human politics. Towards the end of the voting the local media began reporting that the present Prime Minister, Scott Morrison, a professing Christian and good friend of Israel, had lost the election. PM Morrison became Austalia’s leader just six months ago after the previous PM was voted out, and his deputy PM was Jewish, making a good team for Australia’s relationship with Israel. To the great displeasure of the liberal left wing politicians and the media, under PM Morrison, last December Australia officially recognised Jerusalem as Israel’s capital city. However the leader of the other party that looked likely to win  the election had already announced that when they became the new government, they would reverse the decision concerning Jerusalem. GOD was obviously watching Australia very closely.
As the voting closed, almost everyone in Australia was either shocked or pleasantly surprised when it was announced that against the odds, Scott Morrison had won. When Josie and I first heard the news, we both felt that GOD has once again intervened and over-ruled the political situation. This result has inspired me to write this comment taking a look at the situation in the nations…
Australia: With the surprise election win for PM Morrison, there is still hope for the favour and blessings of the LORD to be upon Australia, if PM Morrison’s new government continues to do what is Biblically correct concerning Israel. The left wing liberals and other GOD haters are already protesting and threatening to move to New Zealand. Australian Christians will need to keep their leader and his government in prayer.
New Zealand: The nation of our birth is in serious trouble as the present Prime Minister continues the New Zealand government’s shameful attitude towards Israel and their irrational support of Israel’s enemies. Since the terror attack at the mosque in Christchurch, the Prime Minister has become a champion for Islam, and from news I am receiving, once clean, green New Zealand is becoming a ‘Police State.’ Fellow Kiwi Believers, I am sure that you are praying as never before, for NZ to come to its senses, before the judgement of the LORD strikes the nation at the end of the Earth.
United States of America: Under Barack Obama’s pro-Islam leadership, the American government became an enemy of Israel, and thus an enemy of the Kingdom of YHVH. Under President Trump there has been a 180 degree turn around and the US is once again Israel’s strongest ally. With the recognition of Jerusalem as Israel’s rightful capital city and the relocation of the embassy, the USA is flowing with the plans and purposes of GOD as far as Israel is concerned. For America to really see the blessings of the LORD return, the abortion and same sex marriage laws also need to be reversed. There is some movement on the abortion issue under the Trump presidency. Still much prayer and intercession is required to offset the militancy of the ungodly majority.
The United Kingdom: I believe that the Brexit vote victory was also the LORD over-ruling the situation on the ground. But the enemy camp has not given up trying to prevent the UK leaving the E.U. Confusion and rebellion has been the ‘norm’ since the vote, and is still the case today as PM Theresa May is engaged in a massive battle to honour the choice of the voting public and bring Brexit to its conclusion. The UK also needs to improve its attitude towards Israel, and reverse the abortion and same sex marriage laws, if it is to once again find full favour with the LORD. The UK’s many prayer ministries are hard at work interceding for a return to righteousness.
Canada: The previous Prime Minister, Stephen Harper, was a Bible believing Christian and a great friend of Israel. That situation has changed dramatically under the present leader, Justin Trudeau who is a much younger left wing liberal. He has opened Canada up to large numbers of Islamic immigrants, thereby increasing the risks of more terror attacks in the nation. Canada also flies in the face of GOD in the area of abortion and same sex marriage. Much prayer and intercession is needed for Canada.
Europe: The nations that make up the European Union are doomed, unless they follow the UK and get out of the EU, which is Satanically inspired Anti-Christ organisation. Bibllical Christianity is all but dead across Europe, and the majority of Europeans scoff at anyone who still believes in the God of the Bible. The EU has openly stated that its goal is to complete what they failed to do at  the Tower of Babel, which is to exalt man above GOD. This is exactly what Satan declares in Israel 14:12-14, so it is easy to see who is really behind the EU, and to understand why they are so against GOD and His nation of Israel. Unless Europe repents, the EU and any nation connected to it is doomed to the same fate as the Tower of Babel !
Africa & Asia: The spiritual situation in much of Africa & Asia is totally opposite to the nations mentioned above. The majority of the evangelical churches in Africa & Asia are not corrupted by Replacement Theology. The Christians there love the GOD of Israel, they love His Word, and they love Israel and the Jewish people. The Anglican Church in Africa has rebuked their peers in the USA and UK for allowing homosexuality in their congregations, but very few in the Western churches are prepared to stand up and speak out against that abomination. And when it comes to Israel, the Believers in Africa and Asia are miles ahead of Believers in the West, in their love and commitment to stand with and pray or Israel.
This article originally appeared on Out of Zion Ministries, May 24, 2019, and reposted with permission.
David Silver
David together with his wife, Josie, founded Out of Zion Ministries, whose mission is to fulfill God’s call on Israel as His ‘Chosen Nation’ to be a light to the Nations as well as to encourage the Church to fulfill God’s call to the Gentiles to assist in the spiritual ingathering of the Jewish people.

Saturday, May 25, 2019

"Sabbath" RNKJV Bible

Exodus 16:23
And he said unto them, This is that which YHVH hath said, To morrow is the rest of the holy sabbath unto YHVH: bake that which ye will bake to day, and seethe that ye will seethe; and that which remaineth over lay up for you to be kept until the morning.

Exodus 16:25
And Moses said, Eat that to day; for to day is a sabbath unto YHVH: to day ye shall not find it in the field.

Exodus 16:26
Six days ye shall gather it; but on the seventh day, which is the sabbath, in it there shall be none.

Exodus 16:29
See, for that YHVH hath given you the sabbath, therefore he giveth you on the sixth day the bread of two days; abide ye every man in his place, let no man go out of his place on the seventh day.

Exodus 20:8
Remember the sabbath day, to keep it holy.

Exodus 20:10
But the seventh day is the sabbath of YHVH thy Elohim: in it thou shalt not do any work, thou, nor thy son, nor thy daughter, thy manservant, nor thy maidservant, nor thy cattle, nor thy stranger that is within thy gates:

Exodus 20:11
For in six days YHVH made heaven and earth, the sea, and all that in them is, and rested the seventh day: wherefore YHVH blessed the sabbath day, and hallowed it.

Exodus 31:13
Speak thou also unto the children of Israel, saying, Verily my sabbaths ye shall keep: for it is a sign between me and you throughout your generations; that ye may know that I am YHVH that doth sanctify you.

Exodus 31:14
Ye shall keep the sabbath therefore; for it is holy unto you: every one that defileth it shall surely be put to death: for whosoever doeth any work therein, that soul shall be cut off from among his people.

Exodus 31:15
Six days may work be done; but in the seventh is the sabbath of rest, holy to YHVH: whosoever doeth any work in the sabbath day, he shall surely be put to death.

Exodus 31:16
Wherefore the children of Israel shall keep the sabbath, to observe the sabbath throughout their generations, for a perpetual covenant.

Exodus 35:2
Six days shall work be done, but on the seventh day there shall be to you an holy day, a sabbath of rest to YHVH: whosoever doeth work therein shall be put to death.

Exodus 35:3
Ye shall kindle no fire throughout your habitations upon the sabbath day.

Leviticus 16:31
It shall be a sabbath of rest unto you, and ye shall afflict your souls, by a statute for ever.

Leviticus 19:3
Ye shall fear every man his mother, and his father, and keep my sabbaths: I am YHVH your Elohim.

Leviticus 19:30
Ye shall keep my sabbaths, and reverence my sanctuary: I am YHVH.

Leviticus 23:3
Six days shall work be done: but the seventh day is the sabbath of rest, an holy convocation; ye shall do no work therein: it is the sabbath of YHVH in all your dwellings.

Leviticus 23:11
And he shall wave the sheaf before YHVH, to be accepted for you: on the morrow after the sabbath the priest shall wave it.

Leviticus 23:15
And ye shall count unto you from the morrow after the sabbath, from the day that ye brought the sheaf of the wave offering; seven sabbaths shall be complete:

Leviticus 23:16
Even unto the morrow after the seventh sabbath shall ye number fifty days; and ye shall offer a new meat offering unto YHVH.

Leviticus 23:24
Speak unto the children of Israel, saying, In the seventh month, in the first day of the month, shall ye have a sabbath, a memorial of blowing of trumpets, an holy convocation.

Leviticus 23:32
It shall be unto you a sabbath of rest, and ye shall afflict your souls: in the ninth day of the month at even, from even unto even, shall ye celebrate your sabbath.

Leviticus 23:38
Beside the sabbaths of YHVH, and beside your gifts, and beside all your vows, and beside all your freewill offerings, which ye give unto YHVH.

Leviticus 23:39
Also in the fifteenth day of the seventh month, when ye have gathered in the fruit of the land, ye shall keep a feast unto YHVH seven days: on the first day shall be a sabbath, and on the eighth day shall be a sabbath.

Leviticus 24:8
Every sabbath he shall set it in order before YHVH continually, being taken from the children of Israel by an everlasting covenant.

Leviticus 25:2
Speak unto the children of Israel, and say unto them, When ye come into the land which I give you, then shall the land keep a sabbath unto YHVH.

Leviticus 25:4
But in the seventh year shall be a sabbath of rest unto the land, a sabbath for YHVH: thou shalt neither sow thy field, nor prune thy vineyard.

Leviticus 25:6
And the sabbath of the land shall be meat for you; for thee, and for thy servant, and for thy maid, and for thy hired servant, and for thy stranger that sojourneth with thee,

Leviticus 25:8
And thou shalt number seven sabbaths of years unto thee, seven times seven years; and the space of the seven sabbaths of years shall be unto thee forty and nine years.

Leviticus 26:2
Ye shall keep my sabbaths, and reverence my sanctuary: I am YHVH.

Leviticus 26:34
Then shall the land enjoy her sabbaths, as long as it lieth desolate, and ye be in your enemies land; even then shall the land rest, and enjoy her sabbaths.

Leviticus 26:35
As long as it lieth desolate it shall rest; because it did not rest in your sabbaths, when ye dwelt upon it.

Leviticus 26:43
The land also shall be left of them, and shall enjoy her sabbaths, while she lieth desolate without them: and they shall accept of the punishment of their iniquity: because, even because they despised my judgments, and because their soul abhorred my statutes.

Numbers 15:32
And while the children of Israel were in the wilderness, they found a man that gathered sticks upon the sabbath day.

Numbers 28:9
And on the sabbath day two lambs of the first year without spot, and two tenth deals of flour for a meat offering, mingled with oil, and the drink offering thereof:

Numbers 28:10
This is the burnt offering of every sabbath, beside the continual burnt offering, and his drink offering.

Deuteronomy 5:12
Keep the sabbath day to sanctify it, as YHVH thy Elohim hath commanded thee.

Deuteronomy 5:14
But the seventh day is the sabbath of YHVH thy Elohim: in it thou shalt not do any work, thou, nor thy son, nor thy daughter, nor thy manservant, nor thy maidservant, nor thine ox, nor thine ass, nor any of thy cattle, nor thy stranger that is within thy gates; that thy manservant and thy maidservant may rest as well as thou.

Deuteronomy 5:15
And remember that thou wast a servant in the land of Egypt, and that YHVH thy Elohim brought thee out thence through a mighty hand and by a stretched out arm: therefore YHVH thy Elohim commanded thee to keep the sabbath day.

2 Kings 4:23
And he said, Wherefore wilt thou go to him to day? it is neither new moon, nor sabbath. And she said, It shall be well.

2 Kings 11:5
And he commanded them, saying, This is the thing that ye shall do; A third part of you that enter in on the sabbath shall even be keepers of the watch of the kings house;

2 Kings 11:7
And two parts of all you that go forth on the sabbath, even they shall keep the watch of the house of YHVH about the king.

2 Kings 11:9
And the captains over the hundreds did according to all things that Jehoiada the priest commanded: and they took every man his men that were to come in on the sabbath, with them that should go out on the sabbath, and came to Jehoiada the priest.

2 Kings 16:18
And the covert for the sabbath that they had built in the house, and the king's entry without, turned he from the house of YHVH for the king of Assyria.

1 Chronicles 9:32
And other of their brethren, of the sons of the Kohathites, were over the shewbread, to prepare it every sabbath.

1 Chronicles 23:31
And to offer all burnt sacrifices unto YHVH in the sabbaths, in the new moons, and on the set feasts, by number, according to the order commanded unto them, continually before YHVH:

2 Chronicles 2:4
Behold, I build an house to the name of YHVH my Elohim, to dedicate it to him, and to burn before him sweet incense, and for the continual shewbread, and for the burnt offerings morning and evening, on the sabbaths, and on the new moons, and on the solemn feasts of YHVH our Elohim. This is an ordinance for ever to Israel.

2 Chronicles 8:13
Even after a certain rate every day, offering according to the commandment of Moses, on the sabbaths, and on the new moons, and on the solemn feasts, three times in the year, even in the feast of unleavened bread, and in the feast of weeks, and in the feast of tabernacles.

2 Chronicles 23:4
This is the thing that ye shall do; A third part of you entering on the sabbath, of the priests and of the Levites, shall be porters of the doors;

2 Chronicles 23:8
So the Levites and all Judah did according to all things that Jehoiada the priest had commanded, and took every man his men that were to come in on the sabbath, with them that were to go out on the sabbath: for Jehoiada the priest dismissed not the courses.

2 Chronicles 31:3
He appointed also the king's portion of his substance for the burnt offerings, to wit, for the morning and evening burnt offerings, and the burnt offerings for the sabbaths, and for the new moons, and for the set feasts, as it is written in the law of YHVH.

2 Chronicles 36:21
To fulfil the word of YHVH by the mouth of Jeremiah, until the land had enjoyed her sabbaths: for as long as she lay desolate she kept sabbath, to fulfil threescore and ten years.

Nehemiah 9:14
And madest known unto them thy holy sabbath, and commandedst them precepts, statutes, and laws, by the hand of Moses thy servant:

Nehemiah 10:31
And if the people of the land bring ware or any victuals on the sabbath day to sell, that we would not buy it of them on the sabbath, or on the holy day: and that we would leave the seventh year, and the exaction of every debt.

Nehemiah 10:33
For the shewbread, and for the continual meat offering, and for the continual burnt offering, of the sabbaths, of the new moons, for the set feasts, and for the holy things, and for the sin offerings to make an atonement for Israel, and for all the work of the house of our Elohim.

Nehemiah 13:15
In those days saw I in Judah some treading wine presses on the sabbath, and bringing in sheaves, and lading asses; as also wine, grapes, and figs, and all manner of burdens, which they brought into Jerusalem on the sabbath day: and I testified against them in the day wherein they sold victuals.

Nehemiah 13:16
There dwelt men of Tyre also therein, which brought fish, and all manner of ware, and sold on the sabbath unto the children of Judah, and in Jerusalem.

Nehemiah 13:17
Then I contended with the nobles of Judah, and said unto them, What evil thing is this that ye do, and profane the sabbath day?

Nehemiah 13:18
Did not your fathers thus, and did not our Elohim bring all this evil upon us, and upon this city? yet ye bring more wrath upon Israel by profaning the sabbath.

Nehemiah 13:19
And it came to pass, that when the gates of Jerusalem began to be dark before the sabbath, I commanded that the gates should be shut, and charged that they should not be opened till after the sabbath: and some of my servants set I at the gates, that there should no burden be brought in on the sabbath day.

Nehemiah 13:21
Then I testified against them, and said unto them, Why lodge ye about the wall? if ye do so again, I will lay hands on you. From that time forth came they no more on the sabbath.

Nehemiah 13:22
And I commanded the Levites that they should cleanse themselves, and that they should come and keep the gates, to sanctify the sabbath day. Remember me, O my Elohim, concerning this also, and spare me according to the greatness of thy mercy.

Isaiah 1:13
Bring no more vain oblations; incense is an abomination unto me; the new moons and sabbaths, the calling of assemblies, I cannot away with; it is iniquity, even the solemn meeting.

Isaiah 56:2
Blessed is the man that doeth this, and the son of man that layeth hold on it; that keepeth the sabbath from polluting it, and keepeth his hand from doing any evil.

Isaiah 56:4
For thus saith YHVH unto the eunuchs that keep my sabbaths, and choose the things that please me, and take hold of my covenant;

Isaiah 56:6
Also the sons of the stranger, that join themselves to YHVH, to serve him, and to love the name of YHVH, to be his servants, every one that keepeth the sabbath from polluting it, and taketh hold of my covenant;

Isaiah 58:13
If thou turn away thy foot from the sabbath, from doing thy pleasure on my holy day; and call the sabbath a delight, the holy of YHVH, honourable; and shalt honour him, not doing thine own ways, nor finding thine own pleasure, nor speaking thine own words:

Isaiah 66:23
And it shall come to pass, that from one new moon to another, and from one sabbath to another, shall all flesh come to worship before me, saith YHVH.

Jeremiah 17:21
Thus saith YHVH; Take heed to yourselves, and bear no burden on the sabbath day, nor bring it in by the gates of Jerusalem;

Jeremiah 17:22
Neither carry forth a burden out of your houses on the sabbath day, neither do ye any work, but hallow ye the sabbath day, as I commanded your fathers.

Jeremiah 17:24
And it shall come to pass, if ye diligently hearken unto me, saith YHVH, to bring in no burden through the gates of this city on the sabbath day, but hallow the sabbath day, to do no work therein;

Jeremiah 17:27
But if ye will not hearken unto me to hallow the sabbath day, and not to bear a burden, even entering in at the gates of Jerusalem on the sabbath day; then will I kindle a fire in the gates thereof, and it shall devour the palaces of Jerusalem, and it shall not be quenched.

Lamentations 1:7
Jerusalem remembered in the days of her affliction and of her miseries all her pleasant things that she had in the days of old, when her people fell into the hand of the enemy, and none did help her: the adversaries saw her, and did mock at her sabbaths.

Lamentations 2:6
And he hath violently taken away his tabernacle, as if it were of a garden: he hath destroyed his places of the assembly: YHVH hath caused the solemn feasts and sabbaths to be forgotten in Zion, and hath despised in the indignation of his anger the king and the priest.

Ezekiel 20:12
Moreover also I gave them my sabbaths, to be a sign between me and them, that they might know that I am YHVH that sanctify them.

Ezekiel 20:13
But the house of Israel rebelled against me in the wilderness: they walked not in my statutes, and they despised my judgments, which if a man do, he shall even live in them; and my sabbaths they greatly polluted: then I said, I would pour out my fury upon them in the wilderness, to consume them.

Ezekiel 20:16
Because they despised my judgments, and walked not in my statutes, but polluted my sabbaths: for their heart went after their idols.

Ezekiel 20:20
And hallow my sabbaths; and they shall be a sign between me and you, that ye may know that I am YHVH your Elohim.

Ezekiel 20:21
Notwithstanding the children rebelled against me: they walked not in my statutes, neither kept my judgments to do them, which if a man do, he shall even live in them; they polluted my sabbaths: then I said, I would pour out my fury upon them, to accomplish my anger against them in the wilderness.

Ezekiel 20:24
Because they had not executed my judgments, but had despised my statutes, and had polluted my sabbaths, and their eyes were after their fathers idols.

Ezekiel 22:8
Thou hast despised mine holy things, and hast profaned my sabbaths.

Ezekiel 22:26
Her priests have violated my law, and have profaned mine holy things: they have put no difference between the holy and profane, neither have they shewed difference between the unclean and the clean, and have hid their eyes from my sabbaths, and I am profaned among them.

Ezekiel 23:38
Moreover this they have done unto me: they have defiled my sanctuary in the same day, and have profaned my sabbaths.

Ezekiel 44:24
And in controversy they shall stand in judgment; and they shall judge it according to my judgments: and they shall keep my laws and my statutes in all mine assemblies; and they shall hallow my sabbaths.

Ezekiel 45:17
And it shall be the princes part to give burnt offerings, and meat offerings, and drink offerings, in the feasts, and in the new moons, and in the sabbaths, in all solemnities of the house of Israel: he shall prepare the sin offering, and the meat offering, and the burnt offering, and the peace offerings, to make reconciliation for the house of Israel.

Ezekiel 46:1
Thus saith the Master YHVH; The gate of the inner court that looketh toward the east shall be shut the six working days; but on the sabbath it shall be opened, and in the day of the new moon it shall be opened.

Ezekiel 46:3
Likewise the people of the land shall worship at the door of this gate before YHVH in the sabbaths and in the new moons.

Ezekiel 46:4
And the burnt offering that the prince shall offer unto YHVH in the sabbath day shall be six lambs without blemish, and a ram without blemish.

Ezekiel 46:12
Now when the prince shall prepare a voluntary burnt offering or peace offerings voluntarily unto YHVH, one shall then open him the gate that looketh toward the east, and he shall prepare his burnt offering and his peace offerings, as he did on the sabbath day: then he shall go forth; and after his going forth one shall shut the gate.

Hosea 2:11
I will also cause all her mirth to cease, her feast days, her new moons, and her sabbaths, and all her solemn feasts.

Amos 8:5
Saying, When will the new moon be gone, that we may sell corn? and the sabbath, that we may set forth wheat, making the ephah small, and the shekel great, and falsifying the balances by deceit?

Matthew 12:1
At that time Yeshua went on the sabbath day through the corn; and his disciples were an hungred, and began to pluck the ears of corn, and to eat.

Matthew 12:2
But when the Pharisees saw it, they said unto him, Behold, thy disciples do that which is not lawful to do upon the sabbath day.

Matthew 12:5
Or have ye not read in the law, how that on the sabbath days the priests in the temple profane the Sabbath, and are blameless?

Matthew 12:8
For the Son of man is master even of the Sabbath day.

Matthew 12:10
And, behold, there was a man which had his hand withered. And they asked him, saying, Is it lawful to heal on the sabbath days? that they might accuse him.

Matthew 12:11
And he said unto them, What man shall there be among you, that shall have one sheep, and if it fall into a pit on the sabbath day, will he not lay hold on it, and lift it out?

Matthew 12:12
How much then is a man better than a sheep? Wherefore it is lawful to do well on the sabbath days.

Matthew 24:20
But pray ye that your flight be not in the winter, neither on the sabbath day:

Matthew 28:1
In the end of the sabbath, as it began to dawn toward the first day of the week, came Mary Magdalene and the other Mary to see the sepulchre.

Mark 1:21
And they went into Capernaum; and straightway on the sabbath day he entered into the synagogue, and taught.

Mark 2:23
And it came to pass, that he went through the corn fields on the sabbath day; and his disciples began, as they went, to pluck the ears of corn.

Mark 2:24
And the Pharisees said unto him, Behold, why do they on the sabbath day that which is not lawful?

Mark 2:27
And he said unto them, The sabbath was made for man, and not man for the sabbath:

Mark 2:28
Therefore the Son of man is master also of the sabbath.  Mark 3

Mark 3:2
And they watched him, whether he would heal him on the sabbath day; that they might accuse him.

Mark 3:4
And he saith unto them, Is it lawful to do good on the sabbath days, or to do evil? to save life, or to kill? But they held their peace.

Mark 6:2
And when the sabbath day was come, he began to teach in the synagogue: and many hearing him were astonished, saying, From whence hath this man these things? and what wisdom is this which is given unto him, that even such mighty works are wrought by his hands?

Mark 15:42
And now when the even was come, because it was the preparation, that is, the day before the sabbath,

Mark 16:1
And when the sabbath was past, Mary Magdalene, and Mary the mother of James, and Salome, had bought sweet spices, that they might come and anoint him.

Luke 4:16
And he came to Nazareth, where he had been brought up: and, as his custom was, he went into the synagogue on the sabbath day, and stood up for to read.

Luke 4:31
And came down to Capernaum, a city of Galilee, and taught them on the sabbath days.

Luke 6:1
And it came to pass on the second sabbath after the first, that he went through the corn fields; and his disciples plucked the ears of corn, and did eat, rubbing them in their hands.

Luke 6:2
And certain of the Pharisees said unto them, Why do ye that which is not lawful to do on the sabbath days?

Luke 6:5
And he said unto them, That the Son of man is master also of the sabbath.

Luke 6:6
And it came to pass also on another sabbath, that he entered into the synagogue and taught: and there was a man whose right hand was withered.

Luke 6:7
And the scribes and Pharisees watched him, whether he would heal on the sabbath day; that they might find an accusation against him.

Luke 6:9
Then said Yeshua unto them, I will ask you one thing; Is it lawful on the sabbath days to do good, or to do evil? to save life, or to destroy it?

Luke 13:10
And he was teaching in one of the synagogues on the sabbath.

Luke 13:14
And the ruler of the synagogue answered with indignation, because that Yeshua had healed on the sabbath day, and said unto the people, There are six days in which men ought to work: in them therefore come and be healed, and not on the sabbath day.

Luke 13:15
Yeshua then answered him, and said, Thou hypocrite, doth not each one of you on the sabbath loose his ox or his ass from the stall, and lead him away to watering?

Luke 13:16
And ought not this woman, being a daughter of Abraham, whom Satan hath bound, lo, these eighteen years, be loosed from this bond on the sabbath day?

Luke 14:1
And it came to pass, as he went into the house of one of the chief Pharisees to eat bread on the sabbath day, that they watched him.

Luke 14:3
And Yeshua answering spake unto the lawyers and Pharisees, saying, Is it lawful to heal on the sabbath day?

Luke 14:5
And answered them, saying, Which of you shall have an ass or an ox fallen into a pit, and will not straightway pull him out on the sabbath day?

Luke 23:54
And that day was the preparation, and the sabbath drew on.

Luke 23:56
And they returned, and prepared spices and ointments; and rested the sabbath day according to the commandment.

John 5:9
And immediately the man was made whole, and took up his bed, and walked: and on the same day was the sabbath.

John 5:10
The Jews therefore said unto him that was cured, It is the sabbath day: it is not lawful for thee to carry thy bed.

John 5:16
And therefore did the Jews persecute Yeshua, and sought to slay him, because he had done these things on the sabbath day.

John 5:18
Therefore the Jews sought the more to kill him, because he not only had broken the sabbath, but said also that Elohim was his Father, making himself equal with Elohim.

John 7:22
Moses therefore gave unto you circumcision; (not because it is of Moses, but of the fathers;)and ye on the sabbath day circumcise a man.

John 7:23
If a man on the sabbath day receive circumcision, that the law of Moses should not be broken; are ye angry at me, because I have made a man every whit whole on the sabbath day?

John 9:14
And it was the sabbath day when Yeshua made the clay, and opened his eyes.

John 9:16
Therefore said some of the Pharisees, This man is not of Elohim, because he keepeth not the sabbath day. Others said, How can a man that is a sinner do such miracles? And there was a division among them.

John 19:31
The Jews therefore, because it was the preparation, that the bodies should not remain upon the stake on the sabbath day, (for that sabbath day was an high day,)besought Pilate that their legs might be broken, and that they might be taken away.

Acts 1:12
Then returned they unto Jerusalem from the mount called Olivet, which is from Jerusalem a sabbath days journey.

Acts 13:14
But when they departed from Perga, they came to Antioch in Pisidia, and went into the synagogue on the sabbath day, and sat down.

Acts 13:27
For they that dwell at Jerusalem, and their rulers, because they knew him not, nor yet the voices of the prophets which are read every sabbath day, they have fulfilled them in condemning him.

Acts 13:42
And when the Jews were gone out of the synagogue, the Gentiles besought that these words might be preached to them the next sabbath.

Acts 13:44
And the next sabbath day came almost the whole city together to hear the word of YHVH.

Acts 15:21
For Moses of old time hath in every city them that preach him, being read in the synagogues every sabbath day.

Acts 16:13
And on the sabbath we went out of the city by a river side, where prayer was wont to be made; and we sat down, and spake unto the women which resorted thither.

Acts 17:2
And Paul, as his manner was, went in unto them, and three sabbath days reasoned with them out of the scriptures,

Acts 18:4
And he reasoned in the synagogue every sabbath, and persuaded the Jews and the Greeks.

Colossians 2:16
Let no man therefore judge you in meat, or in drink, or in respect of an holyday, or of the new moon, or of the sabbath days:

Friday, May 24, 2019

Larangan dan Keharusan pada Hari Sabat

Kebaktian G. K. R. I. ‘GOLGOTA’ (Jl. Dinoyo 19b, lantai 3) Minggu, tgl 21 & 28 Oktober 2008, pk 17.00 PDT. BUDI ASALI, M. DIV. (8: 7064-1331 / 6050-1331) Larangan dan keharusan pada hari Sabat   Kel 20:8-11 - “(8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya”.   Arti kata ‘kudus’: ·        Terpisah dari / berbeda dengan. ·        Diperuntukkan bagi Allah.   1)      Pada hari Sabat, kita dilarang bekerja.   2) Pada hari Sabat, kita harus berbakti kepada Tuhan.   D. L. Moody: “Men seem to think they have a right to change the holy day into a holiday” (= Manusia kelihatannya mengira bahwa mereka mempunyai hak untuk mengubah hari yang kudus menjadi hari libur).   1)      Larangan bekerja pada hari Sabat.   a)  Penambahan peraturan / larangan Sabat oleh orang-orang Yahudi.   1.      Banyaknya peraturan orang-orang Yahudi tentang hari Sabat.   Barclay: Dalam Alkitab sendiri kita hanya diberitahu bahwa kita harus mengingat hari Sabat dan menguduskannya dan bahwa pada hari itu tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan, apakah oleh seorang manusia atau oleh pelayan2nya atau binatang2nya. Tidak puas dengan itu, orang2 Yahudi belakangan menghabiskan jam demi jam dan generasi demi generasi untuk mendefinisikan apakah ‘pekerjaan’ itu dan membuat daftar hal2 yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mishnah merupakan hukum dari ahli2 Taurat yang telah disusun dalam sebuah buku. Ahli2 Taurat menghabiskan hidup mereka untuk menyusun / menentukan peraturan2 ini. Dalam Mishnah bagian / bab tentang hari Sabat mencapai tidak kurang dari 24 pasal. Kitab Talmud merupakan buku tafsiran yang menjelaskan tentang Mishnah, dan dalam Talmud Yerusalem bagian / bab yang menjelaskan tentang hari Sabat mencapai 64,5 kolom / artikel; dan dalam Talmud Babilonia itu mencapai 156 halaman dobel-folio. Dan kita diberi tahu tentang seorang rabi yang menghabiskan 2,5 tahun untuk mempelajari satu dari 24 pasal dari Mishnah.   2.  Macam2 larangan dalam kalangan agama Yahudi berkenaan dengan hari Sabat.   a.  Larangan membawa ‘beban’ dan mempersiapkan makanan.   b.  Larangan bepergian / melakukan perjalanan jauh.   c.  Larangan mengobati / menyembuhkan.   d.  Larangan menulis.   e.  Larangan menyalakan api / lampu.   f.   Larangan membuat simpul.   g.  Larangan berperang / membela diri.   Barclay: seorang Yahudi yang ketat bahkan tidak akan mempertahankan dirinya / nyawanya pada hari Sabat.   h.  Macam-macam larangan yang lain.   i.   C. Rowland: The Essenes melarang buang air besar pada hari Sabat!   Yesus mengijinkan hal-hal ini pada hari Sabat:   ¨       Pekerjaan / hal darurat yang betul-betul dibutuhkan.   Luk 14:5 - “Kemudian Ia berkata kepada mereka: ‘Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?’”.   Bdk. Yos 6:15  1Raja 20:29  2Raja 3:9.   ¨       Menolong orang / berbuat baik.   Mat 12:10-13 - “(10) Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepadaNya: ‘Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?’ Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. (11) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ‘Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? (12) Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.’ (13) Lalu kata Yesus kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain”.   ¨       Melayani Tuhan.   Mat 12:5 - “Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?”.   b) Ada banyak hal / pekerjaan yang memang tidak boleh kita lakukan pada hari Sabat.   1.  Kita tidak boleh melakukan pekerjaan sehari-hari.   Kel 20:9-10 - “(9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu”.   a.  Perhatikan Kel 20:9 - “enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu”.   Bdk. Kel 34:21 - “Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga”.   D. L. Moody: Pada waktu bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, Allah memberitahu mereka untuk membiarkan tanah mereka beristirahat setiap 7 tahun, dan Ia akan memberikan kepada mereka sama banyaknya dalam 6 tahun seperti dalam 7 tahun. Selama 490 tahun mereka mengabaikan hukum tersebut. Tetapi perhatikan, Nebukadnezar datang dan membawa mereka ke Babilonia, dan menaruh mereka 70 tahun dalam pembuangan, dan tanah itu mendapatkan 70 x istirahat Sabatnya. 7 x 70 = 490. Jadi, mereka tidak mendapatkan keuntungan dengan melanggar hukum ini. Kamu bisa memberikan kepada Allah hariNya, atau Ia akan mengambilnya sendiri.   b.  Perhatikan Kel 20:10 - “tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu”.   ·        seluruh, bukan sebagian dari, hari ketujuh itu adalah hari Sabat Tuhan!   ·        bukan hanya kita yang tidak boleh bekerja, tetapi juga pegawai, anak-anak, dan bahkan binatang!   ·        mengapa ‘istri’ tidak disebutkan?   Text pertama: Yer 17:21-27 - “(21) Beginilah firman TUHAN: Berawas2lah demi nyawamu! Janganlah mengangkut barang2 pada hari Sabat dan membawanya melalui pintu2 gerbang Yerusalem! (22) Janganlah membawa barang2 dari rumahmu ke luar pada hari Sabat dan janganlah lakukan sesuatu pekerjaan, tetapi kuduskanlah hari Sabat seperti yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu. (23) Namun mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memperhatikannya, melainkan mereka berkeras kepala, sehingga tidak mau mendengarkan dan tidak mau menerima tegoran. (24) Apabila kamu sungguh2 mendengarkan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan tidak membawa masuk barang2 melalui pintu2 gerbang kota ini pada hari Sabat, tetapi menguduskan hari Sabat dan tidak melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, (25) maka melalui pintu2 gerbang kota ini akan berarak masuk raja2 dan pemuka2, yang akan duduk di atas takhta Daud, dengan mengendarai kereta dan kuda: mereka dan pemuka2 mereka, orang2 Yehuda dan penduduk Yerusalem. Dan kota ini akan didiami orang untuk selama2nya. (26) Orang akan datang dari kota2 Yehuda dan dari tempat2 sekitar Yerusalem, dari tanah Benyamin dan dari Daerah Bukit, dari pegunungan dan dari tanah Negeb, dengan membawa korban bakaran, korban sembelihan, korban sajian dan kemenyan, membawa korban syukur ke dalam rumah TUHAN. (27) Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintahKu untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut barang2 melalui pintu2 gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu2 gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri2 Yerusalem, dan yang tidak akan terpadamkan.’”.   Text kedua: Neh 13:15-22 - “(15) Pada masa itu kulihat di Yehuda orang2 mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang2 yang membawa berkas2 gandum dan memuatnya di atas keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual bahan2 makanan. (16) Juga orang Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang2 Yehuda pada hari Sabat, bahkan di Yerusalem. (17) Lalu aku menyesali pemuka2 orang Yehuda, kataku kepada mereka: ‘Kejahatan apa yang kamu lakukan ini dengan melanggar kekudusan hari Sabat? (18) Bukankah nenek moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Allah kita mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini? Apakah kamu bermaksud memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar kekudusan hari Sabat?’ (19) Kalau sudah remang2 di pintu2 gerbang Yerusalem menjelang hari Sabat, kusuruh tutup pintu2 dan kuperintahkan supaya jangan dibuka sampai lewat hari Sabat. Dan aku tempatkan beberapa orang dari anak buahku di pintu2 gerbang, supaya tidak ada muatan yang masuk pada hari Sabat. (20) Tetapi orang2 yang berdagang dan berjualan rupa2 barang itu kemudian bermalam juga di luar tembok Yerusalem satu dua kali. (21) Lalu aku memperingatkan mereka, kataku: ‘Mengapa kamu bermalam di depan tembok? Kalau kamu berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku kepadamu.’ Sejak waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat. (22) Juga kusuruh orang2 Lewi mentahirkan dirinya dan datang menjaga pintu2 gerbang untuk menguduskan hari Sabat. Ya Allahku, ingatlah kepadaku juga karena hal itu dan sayangilah aku menurut kasih setiaMu yang besar!”.   2.      Kita tidak boleh memasak / mempersiapkan makanan.   a.  Kel 16:4-5,22-30 - “(4) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukumKu atau tidak. (5) Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.’ ... (22) Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. (23) Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ‘Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.’ (24) Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. (25) Selanjutnya kata Musa: ‘Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. (26) Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.’ (27) Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. (28) Sebab itu TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintahKu dan hukumKu? (29) Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu.’ (30) Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh”.   Matthew Henry: Pada hari itu (hari sebelum hari Sabat) mereka harus mengambil (manna) cukup untuk dua hari, dan mempersiapkannya, ay 23. Hukum itu sangat ketat, dan mereka harus membakarnya dan memasak / merebusnya pada hari sebelumnya, dan bukan pada hari Sabat.   Barnes: ‘Makanlah itu pada hari ini’. Bangsa itu harus menjauhkan diri dari pekerjaan biasa dari kehidupan sehari-hari: mereka tidak boleh mengumpulkan makanan, ataupun, seperti terlihat, bahkan mempersiapkan makanan seperti pada hari-hari yang lain.   b.  Kel 35:2-3 - “(2) Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati. (3) Janganlah kamu memasang api di manapun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat.’”.   c.  Bil 15:32-36 - “(32) Ketika orang Israel ada di padang gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat. (33) Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan dia kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu. (34) Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh karena belum ditentukan apa yang harus dilakukan kepadanya. (35) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.’ (36) Lalu segenap umat menggiring dia ke luar tempat perkemahan, kemudian dia dilontari dengan batu, sehingga ia mati, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa”.   Thomas Watson: Kelihatannya merupakan suatu hal kecil / remeh untuk mengambil beberapa ranting untuk membuat api; tetapi Allah tidak menghendaki hari ini dilanggar dalam hal-hal yang paling kecil.   3. Kita tidak boleh melakukan perjalanan, dan kita juga tidak boleh melakukan hal-hal demi kesenangan diri kita sendiri, termasuk rekreasi.   Bdk. Yes 58:13-14 - “(13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat ‘hari kenikmatan’, dan hari kudus TUHAN ‘hari yang mulia’; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya”.   Kata-kata ‘tidak menginjak-injak hukum Sabat’ diterjemahkan ‘membalikkan / memalingkan kakimu dari hari Sabat’ oleh KJV, dan ‘menjaga kakimu dari pelanggaran hari Sabat’ oleh NIV.   Kata-kata ‘urusanmu’ sebetulnya adalah ‘kesenanganmu’ (KJV).   a.  Harus menjaga kaki dari pelanggaran Sabat.   Jamieson, Fausset & Brown: ‘Kaki’. - alat dari gerakan ... manusia tidak boleh bepergian semata-mata untuk kesenangan pada hari Sabat.   b.  Jangan mencari kesenangan diri sendiri.   Matthew Henry: kita harus memalingkan kaki kita dari melakukan kesenangan kita pada hari kudus itu, yaitu, dari hidup bebas, dan bersikap terlalu bebas untuk melakukan apa yang kita senangi pada hari-hari Sabat, tanpa kontrol dan pengekangan hati nurani, atau dari pemuasan diri kita sendiri dalam kesenangan-kesenangan perasaan / tubuh, ... Pada hari Sabat kita tidak boleh berjalan / hidup dalam jalan kita sendiri (yaitu, tidak mengikuti pekerjaan kita), atau mencari kesenangan kita sendiri (yaitu tidak mengikuti kesenangan dan rekreasi kita).   Barnes: ‘Dan menyebut hari Sabat suatu kesenangan’. Ini dengan tepat menyatakan perasaan dari semua orang yang mempunyai pandangan yang benar tentang hari Sabat. Bagi mereka, itu bukanlah sesuatu yang menjemukan, dan saat-saatnya bukanlah merupakan sesuatu yang berat. Mereka mengasihi hari istirahat yang manis dan kudus itu. Mereka menilainya sebagai suatu hak, bukan sebagai suatu kewajiban, untuk diijinkan sekali seminggu untuk melepaskan beban pikiran mereka dari kekuatiran, dan kerja keras, dan keinginan-keinginan dari kehidupan. Itu merupakan suatu ‘kesenangan’ bagi mereka untuk mengingat ingatan tentang penegakan dari hari Sabat, dimana Allah beristirahat dari pekerjaanNya; untuk mengingat kebangkitan Tuhan Yesus, pada ingatan mana hari Sabat Kristen diabdikan; untuk diijinkan untuk membaktikan seluruh hari itu bagi doa dan pujian, bagi ibadah kepada Allah secara umum dan pribadi, bagi kebaktian-kebaktian yang mengembangkan intelek dan memurnikan hati. Bagi ayah dari suatu keluarga, merupakan sumber dari kesenangan yang tidak terkatakan bahwa ia bisa memimpin anak-anaknya ke rumah Allah, dan bahwa ia bisa mengajar mereka dalam cara-cara agama. Bagi orang bisnis, petani, dan orang-orang profesional Kristen, merupakan suatu kesenangan bahwa ia bisa menunda / menghentikan kekuatirannya, dan bisa berpikiir tentang Allah dan tentang surga tanpa diganggu. Bagi semua yang mempunyai pikiran yang benar, hari Sabat merupakan suatu kesenangan, dan kalau mereka dipaksa untuk tidak melaksanakan istirahatnya yang kudus, maka itu merupakan suatu bencana yang tidak terkatakan.   Barnes: ‘maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN’. Yaitu, sebagai akibat dari ketaatan / penghormatan yang benar terhadap hari Sabat, engkau akan mendapatkan kesenangan dalam Yahweh. Merupakan suatu kesenangan untuk mendekat kepadaNya, dan engkau tidak akan ditinggalkan pada peraturan-peraturan yang tandus dan pada doa-doa yang tidak dijawab. Kesenangan yang didapatkan umat Allah dalam Dia merupakan akibat yang langsung dan yang harus terjadi dari pengamatan / penghormatan yang benar terhadap hari Sabat. Pada hari itulah, yang Ia pisahkan dengan otoritasNya sendiri, bagi ibadahNya sendiri, Ia memilih untuk bertemu dengan umatNya, dan untuk berkomunikasi secara akrab dengan mereka dan memberkati mereka; dan tidak seorangpun yang memelihara hari Sabat secara benar yang tidak mendapati, sebagai akibatnya, bahwa ia telah menambah kesenangan dalam keberadaan, karakter, dan pelayanan / ibadah dari Yahweh. Bandingkan dengan Ayub 22:21-26, dimana prinsip yang dinyatakan di sini - bahwa pemeliharaan / ketaatan pada hukum Allah akan membawa pada kebahagiaan dalam Yang Maha Kuasa - dijelaskan secara indah.   Bdk. Ayub 22:21-26 - “(21) Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan. (22) Terimalah apa yang diajarkan mulutNya, dan taruhlah firmanNya dalam hatimu. (23) Apabila engkau bertobat kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri; apabila engkau menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu, (24) membuang biji emas ke dalam debu, emas Ofir ke tengah batu-batu sungai, (25) dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu, (26) maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada Allah”.   Westminster Confession of Faith: Maka hari Sabat ini dipelihara / dijaga kudus bagi Tuhan, pada waktu manusia, setelah mempersiapkan hati mereka dengan seharusnya, dan mengatur / mengurus urusan2 biasa mereka sebelumnya, tidak hanya memelihara suatu istirahat yang kudus, seluruh hari itu, dari pekerjaan, dari kata2 dan dari pemikiran mereka sendiri tentang pekerjaan2 duniawi mereka, dan rekreasi2, tetapi juga membaktikan, seluruh waktu, dalam pelaksanaan ibadahNya secara umum dan pribadi, dan dalam kewajiban2 yang memang mutlak harus dilakukan dan belas kasihan.   4.      Membangun Kemah Sucipun tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.   Kel 31:12-17 - “(12) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (13) ‘Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari SabatKu harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. (14) Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. (15) Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati. (16) Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. (17) Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat.’”.   Thomas Watson: pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan agamawi tidak boleh dilakukan pada hari Sabat, seperti memotong / membentuk batu untuk pembangunan tempat kudus. ... Kel 31:15. Bait Allah / Kemah Suci adalah tempat untuk berbakti kepada Allah, tetapi merupakan suatu dosa untuk membangun Bait Allah / Kemah Suci pada hari Tuhan.   Matthew Henry: Suatu perintah yang ketat bagi pengudusan hari Sabat, ayat 13-17. ... Sekarang perintah-perintah telah diberikan bahwa Kemah Suci harus didirikan dan diperlengkapi untuk ibadah bagi Allah dengan secepat mungkin; tetapi supaya mereka jangan berpikir bahwa sifat dari pekerjaan itu, dan ketergesa-gesaan yang dituntut, akan membenarkan mereka untuk mengerjakannya pada hari-hari Sabat, supaya mereka bisa menyelesaikannya dengan lebih cepat, peringatan ini dimasukkan tepat pada waktunya, Sesungguhnya, atau sekalipun demikian, hari-hari SabatKu harus kamu pelihara. Sekalipun mereka harus cepat-cepat mengerjakannya, tetapi mereka tidak boleh melakukan ketergesa-gesaan yang lebih dari kecepatan yang benar; mereka tidak boleh melanggar hukum dari hari Sabat dalam ketergesa-gesaan mereka: bahkan pekerjaan Kemah Suci harus memberi jalan pada istirahat hari Sabat; demikianlah hati-hatinya Allah bagi kehormatan dari hari-hari SabatNya.   Jamieson, Fausset & Brown: Alasan untuk penanaman segar dari hukum keempat pada masa khusus ini adalah, bahwa semangat dan kesungguhan dengan mana semua golongan membaktikan diri mereka bagi pembangunan Kemah Suci, membuka diri mereka terhadap pencobaan pelanggaran pada kekudusan dari hari istirahat yang telah ditetapkan. Mereka bisa / mungkin menduga bahwa pendirian dari Kemah Suci merupakan pekerjaan yang kudus, dan bahwa merupakan suatu kebaikan yang tinggi - suatu upeti / penghormatan yang bisa diterima - untuk meneruskan usaha itu tanpa gangguan dari istirahat satu hari; dan karena itu peringatan yang diberikan di sini, pada permulaan dari usaha itu, merupakan peringatan yang tepat pada waktunya.   Barnes’ Notes: Sangat memungkinkan bahwa pengumuman / ketetapan yang berhubungan dengan hukuman, secara khusus diajukan sebagai suatu peringatan berkenaan dengan pembangunan Kemah Suci, supaya umat / bangsa itu jangan, dalam semangat mereka untuk melaksanakan pekerjaan itu, dicobai untuk melanggar hukum ilahi untuk pemeliharaan / penghormatan hari itu.   Keil & Delitzsch: Pengulangan dan pengembangan selanjutnya dari perintah ini, yang sudah dimasukkan dalam 10 hukum Tuhan, ada pada tempat yang tepat di sini, karena dengan mudah terjadi pemikiran bahwa merupakan sesuatu yang diijinkan untuk menghapuskan pemeliharaan hari Sabat, pada waktu pelaksanaan dari pekerjaan yang begitu besar dalam penghormatan terhadap Yehovah telah diperintahkan.     2)      Kita harus berbakti kepada Tuhan pada hari Sabat.   Im 23:3 - “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu”.   Im 19:30 - “Kamu harus memelihara hari-hari sabatKu dan menghormati tempat kudusKu; Akulah TUHAN”.   Maz 92:1-5 - “(1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (2) Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi, (3) untuk memberitakan kasih setiaMu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam, (4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi. (5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaanMu, karena perbuatan tanganMu aku akan bersorak-sorai”.   Bil 28:9-10 - “(9) ‘Pada hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, dan dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan minyak, serta dengan korban curahannya. (10) Itulah korban bakaran Sabat pada tiap-tiap Sabat, di samping korban bakaran yang tetap dan korban curahannya”.   Yeh 46:1-3 - “(1) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap ke sebelah timur haruslah tertutup selama enam hari kerja, tetapi pada hari Sabat supaya dibuka; pada hari bulan baru juga supaya dibuka. (2) Raja itu akan masuk dari luar melalui balai gerbang dan akan berdiri dekat tiang pintu gerbang itu. Sementara itu imam-imam akan mengolah korban bakaran dan korban keselamatan raja itu dan ia akan sujud menyembah di ambang pintu gerbang itu, lalu keluar lagi. Dan pintu gerbang itu tidak boleh ditutup sampai petang hari. (3) Penduduk negeri juga harus turut sujud menyembah di hadapan TUHAN di pintu gerbang itu pada hari Sabat dan hari bulan baru”.   Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan berkenaan dengan ibadah / kebaktian pada hari Sabat.   a)  Sebenarnya ‘berbakti kepada Tuhan’ merupakan tujuan dari istirahat pada hari Sabat. Bukan sekedar istirahatnya semata-mata yang ditekankan, tetapi kita harus beristirahat / berhenti mengurusi urusan sehari-hari kita, supaya kita bisa menggunakan hari itu untuk berbakti kepada Tuhan.   John Murray: “The weekly sabbath is based upon the divine example; the divine mode of procedure in creation determines one of the basic cycles by which human life here on earth is regulated, namely, the weekly cycle; this sequence of six days of labour and one of rest have applied to Adam in the state of innocence ...” (= Sabat mingguan didasarkan pada teladan ilahi; cara / prosedur ilahi dalam penciptaan menentukan satu dari siklus dasar oleh mana kehidupan manusia di bumi diatur, yaitu, siklus mingguan; urutan enam hari kerja dan satu hari istirahat ini telah diterapkan kepada Adam dalam keadaan tidak berdosa) - ‘Principles of Conduct’, hal 34. John Murray: “Even in innocence man would have required time for specific worship. ... Unfallen man would need to suspend his weekly labours in order to refresh himself with the exercises of concentrated worship” (= Bahkan dalam ketidak-berdosaan manusia membutuhkan waktu tertentu untuk ibadah / kebaktian. ... Manusia yang belum jatuh ke dalam dosa butuh untuk menghentikan pekerjaan-pekerjaan mingguannya untuk menyegarkan dirinya sendiri dan pelaksanaan dari ibadah yang terkonsentrasi) - ‘Principles of Conduct’, hal 34.   Calvin (tentang Kel 20:8): “Surely God has no delight in idleness and sloth, and therefore there was no importance in the simple cessation of the labours of their hands and feet; nay, it would have been childish superstition to rest with no other view than to occupy their repose in the service of God. ... they were only called away from their own works, that, as if dead to themselves and to the world, they might wholly devote themselves to God. ... we must see what is the sum of this sanctification, viz., the death of the flesh, when men deny themselves and renounce their earthly nature, so that they may be ruled and guided by the Spirit of God” (= Jelas bahwa Allah tidak menyenangi kemalasan, dan karena itu tidak ada kepentingan dalam sekedar penghentian dari pekerjaan dari tangan dan kaki mereka; tidak, merupakan suatu takhyul yang kekanak-kanakan untuk beristirahat tanpa maksud untuk mengisi istirahat mereka dalam kebaktian / pelayanan Allah. ... mereka hanya dipanggil untuk menjauh dari pekerjaan-pekerjaan mereka sendiri, supaya, seakan-akan mati bagi diri mereka sendiri dan bagi dunia, mereka bisa membaktikan diri mereka seluruhnya kepada Allah. ... kita harus melihat intisari dari pengudusan ini, yaitu mati bagi daging, pada waktu manusia menyangkal diri mereka sendiri dan meninggalkan sifat duniawi mereka, sehingga mereka bisa diatur dan dipimpin oleh Roh Allah) - hal 434.   Calvin (tentang Kel 20:8): “the legitimate use of the Sabbath must be supposed to be self-renunciation, since he is in fact accounted to cease from his works who is not led by his own will nor indulges his own wishes, but who suffers himself to be directed by the Spirit of God” (= penggunaan yang sah dari Sabat harus dianggap sebagai penyangkalan diri sendiri, karena ia yang dianggap berhenti dari pekerjaan-pekerjaannya sebetulnya adalah ia yang tidak dibimbing oleh kehendaknya sendiri maupun menuruti pemuasan keinginannya sendiri, tetapi ia yang membiarkan dirinya diarahkan oleh Roh Allah) - hal 436.   Calvin (tentang Kel 20:8): “There is indeed no moment which should be allowed to pass in which we are not attentive to the consideration of the wisdom, power, goodness, and justice of God in His admirable creation and government of the world; but, since our minds are fickle, and apt therefore to be forgetful or distracted, God, in his indulgence providing against our infirmities, separates one day from the rest, and commands that it should be free from all earthly business and cares, so that nothing may stand in the way of that holy occupation. On this ground He did not merely wish that people should rest at home, but that they should meet in the sanctuary, there to engage themselves in prayer and sacrifices, and to make progress in religious knowledge through the interpretation of the Law” (= Memang tidak ada saat / waktu yang boleh dibiarkan berlalu dalam mana kita tidak memberi perhatian pada pertimbangan / perenungan tentang hikmat, kuasa, kebaikan, dan keadilan dari Allah dalam penciptaanNya dan pemerintahanNya atas alam semesta yang mengagumkan; tetapi karena pikiran kita plin-plan, dan karena itu condong untuk lupa atau disimpangkan, maka Allah, dalam kebaikanNya bersiap-siap untuk menghadapi kelemahan-kelemahan kita, memisahkan satu hari dari yang lainnya, dan memerintahkan bahwa hari itu harus bebas dari semua kesibukan dan kekuatiran duniawi, sehingga tidak ada apapun yang menghalangi pekerjaan / kesibukan kudus itu. Berdasarkan hal ini Ia tidak semata-mata menginginkan supaya manusia harus beristirahat di rumah, tetapi supaya mereka bertemu di tempat kudus, menyibukkan diri mereka sendiri dalam doa dan korban-korban di sana, dan untuk membuat kemajuan dalam pengetahuan agamawi melalui penafsiran dari hukum Taurat) - hal 437.   Matthew Henry (tentang Yer 17:19-27): “They must apply themselves to that which is the proper work and business of the day: ‘Hallow you the sabbath, that is, consecrate it to the honour of God and spend it in his service and worship.’ It is in order to this that worldly business must be laid aside, that we may be entire for, and intent upon, that work, which requires and deserves the whole man” (= Mereka harus menerapkan kepada diri mereka sendiri pekerjaan dan kesibukan yang benar pada hari itu: ‘Kuduskanlah hari Sabat, yaitu, kuduskanlah hari itu bagi kehormatan Allah dan habiskanlah / gunakanlah hari itu untuk pelayanan dan penyembahan / ibadah’. Adalah untuk tujuan ini maka kesibukan / urusan duniawi harus disingkirkan, supaya kita bisa sepenuhnya untuk, dan bersungguh-sungguh untuk, pekerjaan itu, yang membutuhkan / menuntut dan layak mendapatkan seluruh manusia).   Jamieson, Fausset & Brown: “the physical rest, though necessarily made prominent in the prohibitory form of the enactment ... did not certainly comprehend the whole or the chief object of the institution. Such abstinence from ‘any manner of work’ would not be equivalent to ‘keeping holy the Sabbath day.’ It is a part - an important, but not the principal, end of it, which was to afford an opportunity of worshipping God” [= istirahat fisik, sekalipun perlu ditonjolkan dalam bentuk larangan dari undang-undang ... jelas tidak meliputi seluruh hukum ataupun merupakan tujuan utama dari hukum. Tindakan menjauhkan diri dari ‘setiap bentuk pekerjaan’ seperti itu tidak akan sama dengan ‘menjaga kekudusan hari Sabat’. Itu merupakan sebagian, suatu tujuan yang penting tetapi bukan tujuan yang utama darinya, yang adalah mengadakan suatu kesempatan untuk berbakti kepada Allah].   Jadi, melakukan hal-hal dalam kebaktian, seperti berdoa, menyanyi, mendengar / belajar Firman Tuhan, dan bahkan melayani, jelas bukan dosa, tetapi bahkan merupakan hal-hal yang harus dilakukan pada hari Sabat, dan merupakan tujuan utama adanya hari Sabat.   Bdk. Maz 92:1-5 - “(1) Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (2) Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi, (3) untuk memberitakan kasih setiaMu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam, (4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi. (5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaanMu, karena perbuatan tanganMu aku akan bersorak-sorai”. Catatan: memang ayat 1 (yang saya garis-bawahi), sebetulnya bukan termasuk dalam Kitab Suci. Kalau saudara menggunakan Kitab Suci bahasa Inggris maka bagian ini diletakkan di atas sebagai judul, dan ay 2 dalam Kitab Suci Indonesia merupakan ay 1 dalam Kitab Suci bahasa Inggris. Ay 1 dalam Kitab Suci Indonesia ini merupakan sesuatu yang ditambahkan kepada mazmur ini, dan seringkali bisa membuat kita lebih mengerti latar belakang mazmur tersebut. Tetapi bagian seperti ini tidak selalu benar. Kalau ay 1 dalam Kitab Suci Indonesia ini benar, maka kontext dari bagian ini adalah ‘nyanyian untuk hari Sabat’.   Matthew Henry (tentang Maz 92): “This psalm was appointed to be sung, at least it usually was sung, in the house of the sanctuary on the sabbath day” (= Mazmur ini ditetapkan untuk dinyanyikan, setidaknya itu biasanya dinyanyikan, dalam tempat kudus pada hari Sabat).   Matthew Henry (tentang Maz 92): “The sabbath day must be a day, not only of holy rest, but of holy work, and the rest is in order to the work” (= Hari Sabat haruslah menjadi suatu hari, bukan hanya dari istirahat yang kudus, tetapi pekerjaan yang kudus, dan istirahat itu tujuannya untuk pekerjaan itu).   Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 92): “this psalm is for the ‘holy convocation’ on ‘the Sabbath’ (Lev. 23:3). On it the Church is to ‘rest from her own works,’ and to ‘triumph in the Lord’s work’ (Ps. 92:4) in saving her and destroying her foes” [= mazmur ini adalah untuk ‘pertemuan kudus’ pada hari Sabat (Im 23:3). Pada hari itu Gereja harus ‘beristirahat dari pekerjaan-pekerjaannya sendiri’, dan ‘bersukacita dalam pekerjaan Tuhan’ (Maz 92:4) dalam menyelamatkannya dan menghancurkan musuh-musuhnya].   b) Kalau ada orang yang pada hari Sabat hanya beristirahat tetapi tidak berbakti, maka ada juga yang sebaliknya. Mereka berbakti, tetapi lalu bekerja lagi setelah kebaktian itu selesai. Atau, mereka bekerja dulu, dan lalu pada sore hari baru berbakti kepada Tuhan  / ke gereja. Ini tetap salah, karena seluruh hari Sabat itu harus untuk Tuhan.   Thomas Watson: “The Lord forbade manna to be gathered on the Sabbath. ... One might think it would have been allowed, as manna was the ‘staff of their life;’ and the time when it fell was between five and six in the morning, so that they might have gathered it betimes, and all the rest of the Sabbath might have been employed in God’s worship; and besides, they needed not to have taken any great journey for it, for it was but stepping out of their doors, and it fell about their tents: and yet they might not gather it on the Sabbath: and for purposing only to do it, God was very angry” (= Tuhan melarang manna dikumpulkan pada hari Sabat. ... Seseorang bisa berpikir bahwa itu akan diijinkan, karena manna merupakan ‘bahan pokok dari kehidupan mereka’; dan saat dimana manna itu jatuh adalah di antara pk 5 dan pk 6 pagi, sehingga mereka bisa mengumpulkannya sangat pagi, dan seluruh sisa dari hari Sabat bisa digunakan dalam ibadah kepada Allah; dan disamping itu, mereka tidak perlu melakukan perjalanan yang jauh untuk hal itu, karena mereka hanya perlu melangkah keluar pintu mereka dan manna itu jatuh di sekitar tenda-tenda mereka: tetapi toh mereka tidak boleh mengumpulkan manna itu pada hari Sabat: dan hanya karena adanya maksud seperti itu sudah membuat Allah sangat marah) - ‘The Ten Commandments’, hal 99.   c)  Sebetulnya, pergi ke gereja pada hari Sabat / Minggu itu bukan hanya merupakan kewajiban kita, tetapi juga kebutuhan kita.   Thomas Watson: “The Sabbath-day is for our interest; it promotes holiness in us. The business of week-days makes us forgetful of God and our souls: the Sabbath brings him back to our remembrance” (= Hari Sabat adalah untuk kepentingan kita; itu memajukan kekudusan dalam diri kita. Kesibukan dari hari-hari dalam minggu itu membuat kita lupa kepada Allah dan jiwa kita: hari Sabat membawa Dia kembali pada ingatan kita) - ‘The Ten Commandments’, hal 94.   Seseorang mengatakan: “After looking at the earth for six days we need the Lord’s day to look up” (= Setelah melihat pada bumi / dunia selama 6 hari, kita membutuhkan hari Tuhan untuk melihat ke atas).   d) Kita harus berbakti kepada Tuhan di gereja (Im 19:30  26:2  Luk 4:16). Im 19:30 - “Kamu harus memelihara hari-hari sabatKu dan menghormati tempat kudusKu; Akulah TUHAN”. Im 26:2 - “Kamu harus memelihara hari-hari SabatKu dan menghormati tempat kudusKu, Akulah TUHAN”. Luk 4:16 - “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab”.   Dari 2 ayat dalam kitab Imamat di atas bisa terlihat dengan jelas bahwa ‘pemeliharaan hari Sabat’ dihubungkan dengan tindakan ‘menghormati tempat kudus Allah’. Jadi, jelas bahwa pada hari Sabat kita memang harus berbakti kepada Tuhan. Jadi, berbakti kepada Tuhan, bukanlah sekedar merupakan anjuran, tetapi merupakan suatu keharusan. Jadi, kalau kita tidak melakukannya, kita berdosa.   Ada beberapa hal yang ingin saya persoalkan:   1.  Kita tidak boleh berbakti di rumah sendiri (kecuali kalau rumah saudara memang dijadikan gereja). Ada orang-orang yang berbakti kepada Tuhan di rumahnya sendiri (membaca Kitab Suci sendiri, berdoa sendiri, menyanyi sendiri, dsb). Dengan adanya Mimbar agama Kristen di TV pada hari Minggu, hal ini bisa dilakukan oleh makin banyak orang.   Tetapi ini bukan cara berbakti yang benar, dan ini terlihat dari:   a.  Ul 12:5-7 - “(5) Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediamanNya untuk menegakkan namaNya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi. (6) Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu. (7) Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, Allahmu”.   Sebelum jaman Musa, maka tempat ibadah kepada Tuhan belum ditetapkan, dan karena itu orang boleh beri­badah di mana-mana. Tetapi sejak jaman Musa, Tuhan menetapkan satu tempat ibadah tertentu. Tetapi penetapan tempatnya juga bisa berubah. ·        pada jaman Israel ada di padang gurun, tentu saja Kemah Sucinya berpindah-pindah sesuai dengan keberadaan mereka. ·        pada jaman Eli dan Samuel, Kemah Suci ada di Silo (1Sam 1:3,9,24  1Sam 2:14  1Sam 3:21  1Sam 4:3). ·        pada jaman Daud, Kemah Suci dipindahkan ke Yerusalem (2Sam 6).   Tetapi pada jaman Perjanjian Baru, tidak ada tempat yang ditetapkan. Yoh 4:20-24 - “(20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.’ (21) Kata Yesus kepadanya: ‘Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. (23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.’”.   Kata-kata ‘menyembah dalam roh’ di sini dikontraskan dengan kata-kata ‘menyembah secara lahiriah’. Contoh penyembahan yang lahiriah adalah penekanan tempat tertentu untuk ibadah, doa dsb (dalam kontex ini jelas inilah yang dimaksud. Bdk. ay 21). Dari sini jelas bahwa: ¨       Orang kristen tidak punya tempat / kota suci. Jadi, Yerusalem, maupun Israel / Kanaan bukan merupakan tempat suci bagi orang kristen! ¨       Orang kristen tidak harus berbakti di gedung gereja. Rumah, restoran, ruang senam, lapangan, atau tempat manapun / apapun, boleh dipakai sebagai tempat untuk berbakti. Catatan: kalau pemerintah melarang hal-hal itu, itu lain urusan. Tetapi Kitab Suci sendiri tidak pernah melarang kebaktian di tempat-tempat seperti itu. ¨       Orang kristen tidak perlu pergi ke suatu tempat tertentu (misalnya bukit doa) kalau mau berdoa. Memang kita harus mencari tempat yang sunyi, tetapi bukan tempat tertentu. ¨       Orang kristen tidak perlu pergi ke tempat tertentu untuk menda­pat berkat tertentu. Bandingkan dengan Gereja Roma Katolik dengan Lourdes-nya, dan juga orang-orang yang mempercayai Toronto Blessing dengan Toronto-nya.   b.  Im 23:3 - “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu”. Kata-kata ‘hari pertemuan kudus’ dalam terjemahan bahasa Inggris adalah sebagai berikut: KJV: ‘an holy convocation’ (= suatu pertemuan kudus). RSV/NASB: ‘a holy convocation’ (= suatu pertemuan kudus). NIV: ‘a day of sacred assembly’ (= suatu hari pertemuan keramat / kudus). Jadi, semua terjemahan mengandung kata ‘pertemuan’, dan itu jelas menunjuk pada ibadah bersama, bukan sendiri-sendiri.   c.  Adanya Kemah Suci atau Bait Suci. Kalau Tuhan memang menghendaki setiap orang percaya berbakti sendiri-sendiri di rumah masing-masing, untuk apa didirikan Kemah Suci / Bait Allah?   d.  Adanya hamba-hamba Tuhan. Kalau memang Tuhan menghendaki setiap orang percaya berbakti di rumahnya masing-masing, apa gunanya Tuhan menetapkan adanya hamba Tuhan / gembala (Ef 4:11), penatua dan diaken (1Tim 3:1-13), dsb? Ef 4:11 - “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar”. 1Tim 3:1-13 - “(1) Benarlah perkataan ini: ‘Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah.’ (2) Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, (3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, (4) seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. (5) Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? (6) Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. (7) Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. (8) Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, (9) melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. (10) Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. (11) Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal. (12) Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. (13) Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa”. Kis 14:23 - “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka”. 1Tim 5:17 - “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar”.   e.  Tidak bisanya kita bersekutu dengan saudara seiman, kalau kita berbakti sendiri di rumah masing-masing. Perlu diingat bahwa Kristen sangat menekankan persekutuan dengan saudara seiman. Ibr 10:25 - “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.   A. T. Robertson: “‘As the custom of some is.’ ... Already some Christians had formed the habit of not attending public worship, a perilous habit then and now” (= ‘seperti dibiasakan oleh beberapa orang’. ... Sudah ada sebagian orang Kristen yang membentuk kebiasaan untuk tidak menghadiri kebaktian umum, suatu kebiasaan yang membahayakan, dulu maupun sekarang).   Wycliffe Bible Commentary: “When Christians meet together, they exhort each other to fruitful service and unbroken fellowship. The danger of apostasy lurks in the failure of believers to meet together for mutual help” (= Pada waktu orang-orang kristen berkumpul / bertemu bersama-sama, mereka saling menasihati bagi pelayanan yang penuh buah dan persekutuan yang utuh. Bahaya dari kemurtadan mengintip dalam kegagalan orang-orang percaya untuk bertemu bersama-sama untuk saling menolong).   Barnes’ Notes: “it refers to public worship. ... The command, then, here is, to meet together for the worship of God, and it is enjoined on Christians as an important duty to do it. It is implied, also, that there is blame or fault where this is ‘neglected.’ ... Why those here referred to neglected public worship, is not specified. It may have been from such causes as the following. (1) some may have been deterred by the fear of persecution, as those who were thus assembled would be more exposed to danger than others. (2) some may have neglected the duty because they felt no interest in it - as professing Christians now sometimes do. (3) it is possible that some may have had doubts about the necessity and propriety of this duty, and on that account may have neglected it. (4) or it may perhaps have been, though we can hardly suppose that this reason existed, that some may have neglected it from a cause which now sometimes operates - from dissatisfaction with a preacher, or with some member or members of the church, or with some measure in the church. Whatever were the reasons, the apostle says that they should not be allowed to operate, but that Christians should regard it as a sacred duty to meet together for the worship of God. None of the causes above suggested should deter people from this duty. With all who bear the Christian name, with all who expect to make advances in piety and religious knowledge, it should be regarded as a sacred duty to assemble together for public worship. Religion is social; and our graces are to be strengthened and invigorated by waiting together on the Lord. There is an obvious propriety that people should assemble together for the worship of the Most High, and no Christian can hope that his graces will grow, or that he can perform his duty to his Maker, without uniting thus with those who love the service of God” [= ini menunjuk pada kebaktian umum. ... Jadi, di sini diperintahkan untuk bertemu bersama-sama untuk menyembah Allah / berbakti kepada Allah, dan hal itu diperintahkan kepada orang-orang kristen sebagai suatu kewajiban yang penting untuk dilakukan. Secara tak langsung, juga terlihat bahwa ada kesalahan pada waktu hal itu diabaikan. ... Mengapa mereka yang dibicarakan di sini mengabaikan kebaktian umum, tidak dinyatakan. Itu bisa disebabkan oleh penyebab-penyebab sebagai berikut. (1) sebagian mungkin dihalangi oleh rasa takut terhadap penganiayaan, karena mereka yang berkumpul seperti itu akan lebih terbuka terhadap bahaya dari pada yang lain. (2) sebagian mungkin telah mengabaikan kewajiban ini karena mereka tidak merasa ingin melakukannya - seperti yang kadang-kadang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen pada jaman sekarang. (3) adalah mungkin bahwa sebagian mungkin mempunyai keragu-raguan tentang keharusan dan kebenaran dari kewajiban ini, dan karena itu telah mengabaikannya. (4) atau itu mungkin, sekalipun kita hampir tidak bisa menganggap bahwa alasan ini ada pada saat itu, bahwa sebagian telah mengabaikannya dari suatu penyebab yang pada jaman sekarang beroperasi - dari ketidak-puasan / ketidak-senangan terhadap sang pengkhotbah, atau terhadap jemaat tertentu dari gereja, atau terhadap tindakan-tindakan tertentu dalam gereja. Apapun alasannya, sang rasul mengatakan bahwa hal-hal itu tidak boleh diijinkan untuk beroperasi, tetapi bahwa orang-orang kristen harus menganggapnya sebagai suatu kewajiban yang sakral / kudus untuk bertemu bersama-sama bagi penyembahan terhadap Allah. Tidak ada dari penyebab-penyebab di atas yang boleh menahan orang-orang dari kewajiban ini. Bersama-sama dengan semua orang yang disebut orang Kristen, bersama-sama dengan semua orang yang berharap untuk maju dalam kesalehan dan pengetahuan agamawi, itu harus dianggap sebagai suatu kewajiban kudus untuk bertemu bersama-sama untuk melakukan kebaktian umum. Agama merupakan sesuatu yang bersifat sosial; dan kasih karunia kita harus dikuatkan dan disegarkan dengan bersama-sama melayani Tuhan. Ada kebenaran / kepantasan yang jelas bahwa orang-orang harus berkumpul bersama-sama bagi penyembahan terhadap Yang Maha Tinggi, dan tidak ada orang Kristen bisa berharap bahwa kasih karunianya akan bertumbuh, atau bahwa ia bisa melakukan kewajibanya kepada Penciptanya, tanpa bersatu seperti itu bersama mereka yang mencintai pelayanan / ibadah kepada Allah].   2.  Yang dimaksud ‘gereja’ adalah persekutuan orang kristen, bukan gedungnya. Bdk. 1Kor 1:2 - “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita”. Kata ‘jemaat’ seharusnya adalah ‘gereja’, dan yang disebut dengan ‘gereja’ sebetulnya bukanlah ‘gedung’nya tetapi ‘orang’nya. Bandingkan dengan kata-kata selanjutnya dalam 1Kor 1:2 - ‘yaitu mereka yang dikuduskan’.   Jadi, sekalipun kebaktian itu tidak diadakan di gedung gereja, tetapi di restoran, hotel, rumah, dsb, itu tidak jadi soal, selama orang-orang yang mengikuti kebaktian itu adalah orang-orang kristen yang sejati (biarpun tidak semuanya, karena pasti ada lalang di antara gandum), itu tidak jadi soal. Sekarang ada gereja-gereja (biasanya yang sudah mapan) yang mengajar jemaatnya bahwa kebaktian di ruko, restoran, hotel, rumah, dsb, itu tidak sah. Kebaktian yang sah hanyalah kebaktian yang diadakan di gedung gereja. Ini adalah omong kosong yang busuk dan kurang ajar! Ingat bahwa orang kristen abad pertama juga tidak mempunyai gedung gereja, sehingga mereka berbakti di rumah-rumah yang digunakan sebagai tempat berbakti. Kalau itu semua tidak sah, maka boleh dikatakan semua orang Kristen abad-abad awal, dan juga semua rasul-rasul, melakukan kebaktian yang tidak sah!   3.  Dalam berbakti kepada Tuhan kita harus memilih gereja yang benar, karena kalau tidak, itu bukan berbakti kepada Tuhan. Jadi, kita harus memilih gereja yang benar, yaitu gereja yang betul-betul percaya, tunduk dan mengajarkan Firman Tuhan, sebagai tempat kita berbakti.   Bdk. 1Kor 1:2 - “kepada jemaat (gereja) Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita”. Adalah sesuatu yang aneh bahwa Paulus tetap menyebut gereja Korintus yang bejat ini dengan sebutan ‘gereja’. Paulus yakin akan hal itu karena apa yang dialaminya dalam Kis 18:9-10 - “(9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ‘Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (10) Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini.’”. Karena itulah ia yakin bahwa di tengah-tengah banyak orang kristen yang brengsek di gereja ini pasti ada sedikit yang tetap setia, dan dengan demikian gereja yang penuh dengan cacat cela ini tetap adalah gereja Tuhan. Jadi, dalam persoalan menilai suatu gereja itu benar atau sesat, kita harus menghindari 2 pandangan / sikap extrim yang salah:   a.  Pandangan bahwa suatu gereja baru bisa disebut gereja kalau gereja itu sempurna dan tidak ada cacat celanya. Tidak ada gereja seperti itu di dunia. Calvin (tentang 1Kor 1:2): “it is a dangerous temptation to think that there is no Church at all where perfect purity is not to be seen. For the man that is prepossessed with this notion, must necessarily in the end withdraw from all others, and look upon himself as the only saint in the world, or set up a peculiar sect in company with a few hypocrites” (= merupakan suatu pencobaan yang berbahaya untuk berpikir bahwa di sana tidak ada Gereja sama sekali dimana kemurnian yang sempurna tidak terlihat. Karena orang yang dikuasai oleh pikiran ini, pada akhirnya pasti menarik dari semua yang lain, dan memandang dirinya sendiri sebagai satu-satunya orang suci di dunia, atau mendirikan suatu sekte khusus bersama dengan beberapa / sedikit orang-orang yang munafik) - hal 51. Ini perlu diingat dan dicamkan, khususnya oleh orang-orang kristen tertentu, yang selalu berpindah gereja pada saat melihat adanya ketidak-beresan tertentu dalam gerejanya / pendetanya.   b.  Pandangan bahwa semua gereja adalah gereja. Ini salah karena jelas ada gereja-gereja sesat yang bukanlah gereja dalam pandangan Tuhan. Bahwa tidak semua ‘gereja’ adalah ‘gereja’ di hadapan Tuhan, terlihat dari:   ·        istilah ‘jemaah Iblis’ dalam Wah 2:9 dan Wah 3:9. Wah 2:9 - “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis”. Wah 3:9 - “Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau”. KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the synagogue of Satan’ (= sinagog Setan). Dalam Bil 16:3  Bil 20:4  Bil 31:16 Israel disebut sebagai ‘jemaah / umat TUHAN’. Kata ‘sinagog’ berasal dari kata Yunani SUNAGOGE, yang arti hurufiahnya adalah ‘suatu kumpulan’ atau ‘jemaah’. Jadi dengan kata-kata ini seakan-akan Yohanes berkata: Kamu menyebut dirimu sendiri ‘jemaah TUHAN’, padahal sebetulnya kamu adalah ‘jemaah Iblis’. Mereka ini sama seperti orang-orang Yahudi dalam Yoh 8:37-44, yang sekalipun mengaku sebagai keturunan Abraham dan anak-anak Allah, tetapi sebetulnya adalah anak-anak setan. Leon Morris (Tyndale) (tentang Wah 2:9): “This unusual expression means that their assembly for worship does not gather God’s people but Satan’s” (= Istilah / ungkapan yang tidak lazim ini berarti bahwa perkumpulan / persekutuan kebaktian mereka tidak mengumpulkan umat Allah tetapi umat Setan) - hal 64. Thomas Becon: “For commonly, wheresoever God buildeth a church, the devil will build a chapel just by” (= Karena biasanya, dimanapun Allah membangun sebuah gereja, setan akan membangun tempat ibadah di dekatnya) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 118. Daniel Defoe, ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 119-120: “Wherever God erects a house of prayer, (= Dimanapun Allah mendirikan rumah doa,) The Devil always builds a chapel there; (= Setan selalu membangun tempat ibadah di sana;) And ‘twill be found, upon examination, (= Dan akan didapatkan, setelah diselidiki,) The latter has the largest congregation” (= Yang terakhir mempunyai jemaat yang terbesar).   ·        istilah ‘rumahmu’ (bukan ‘rumahKu’ atau ‘rumah BapaKu’) yang digunakan oleh Yesus dalam Mat 23:38 untuk menunjuk kepada Bait Allah. Mat 23:38 - “Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.   Perlu diingat bahwa kalau kita berbakti di gereja yang sesat, maka:   ¨       Tuhan tidak menganggap bahwa saudara sudah berbakti kepadaNya. Bdk. Yeh 23:38-39 - “(38) Selain itu hal ini juga mereka lakukan terhadap Aku, mereka menajiskan tempat kudusKu pada hari itu dan melanggar kekudusan hari-hari SabatKu. (39) Dan sedang mereka menyembelih anak-anak mereka untuk berhala-berhalanya, mereka datang pada hari itu ke tempat kudusKu dan melanggar kekudusannya. Sungguh, inilah yang dilakukan mereka di dalam rumahKu”. Perhatikan bahwa ay 39 mengatakan bahwa mereka datang ke rumah Allah, tetapi mereka menyembah berhala dan menyembelih anak-anak mereka bagi berhala / dewa. Jelas mereka sesat, dan karena itu, sekalipun mereka datang ke rumah Allah, Allah tetap menganggap mereka menajiskan tempat kudus / rumah Allah dan melanggar kekudusan Sabat (ay 38).   ¨       Kita mendukung dan memberi semangat kepada gereja sesat itu. Kehadiran kita membuat yang hadir bertambah banyak, dan itu memberi semangat yang cukup besar kepada mereka. Apalagi kalau pada acara persembahan kita mau memberi persembahan kepada gereja sesat itu!   Jadi, kalau saudara sadar bahwa gereja saudara adalah gereja yang sesat, maka saudara harus meninggalkan gereja itu, dan pindah ke gereja yang benar. Kalau saudara segan untuk meninggalkan gereja saudara, padahal saudara tahu bahwa gereja saudara itu sesat, apapun alasannya, maka saudara perlu merenungkan pertanyaan ini secara serius: ‘Apakah aku mengikut Kristus, atau mengikut gerejaku?’.   Saya akan memberikan komentar dari beberapa penafsir tentang berbakti di gereja yang tidak benar. Kedua penafsir di bawah ini memberikan komentar tentang Luk 4:16 yang berbunyi sebagai berikut: “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab”.   Adam Clarke (tentang Luk 4:16): “Our Lord regularly attended the public worship of God in the synagogues; for there the Scriptures were read: other parts of the worship were very corrupt; but it was the best at that time to be found in the land. To worship God publicly is the duty of every man, and no man can be guiltless who neglects it. If a person cannot get such public worship as he likes, let him frequent such as he can get. Better to attend the most indifferent than to stay at home, especially on the Lord’s day. The place and the time are set apart for the worship of the true God: if others do not conduct themselves well in it, that is not your fault, and need not be any hindrance to you. You come to worship God -  do not forget your errand - and God will supply the lack in the service by the teachings of his Spirit” (= Tuhan kita secara teratur menghadiri kebaktian umum Allah di sinagog-sinagog; karena di sana Kitab Suci dibacakan: bagian-bagian lain dari kebaktian itu sangat buruk / rusak; tetapi itu adalah yang terbaik pada saat itu yang bisa ditemukan di negara itu. Menyembah Allah berbakti kepada Allah secara umum merupakan kewajiban dari setiap orang, dan tidak ada orang bisa tidak bersalah kalau ia mengabaikannya. Jika seseorang tidak bisa mendapatkan kebaktian seperti yang ia inginkan, biarlah ia pergi secara tetap ke tempat yang bisa ia dapatkan. Lebih baik untuk menghadiri kebaktian / gereja yang paling acuh tak acuh dari pada tinggal di rumah, khususnya pada hari Tuhan. Tempat dan waktu dipisahkan untuk berbakti kepada Allah yang benar; jika orang-orang lain tidak bertingkah laku benar di dalamnya, itu bukan salahmu, dan tidak perlu menjadi penghalang bagimu. Kamu datang untuk berbakti kepada Allah - jangan melupakan tujuanmu - dan Allah akan menyuplai kekurangan dalam kebaktian itu oleh pengajaran RohNya).   Barnes’ Notes (tentang Luk 4:16): “From this it appears that the Saviour regularly attended the service of the synagogue. In that service the Scriptures of the Old Testament were read, prayers were offered, and the Word of God was explained. ... There was great corruption in doctrine and practice at that time, but Christ did not on that account keep away from the place of public worship. From this we may learn: 1. That it is our duty ‘regularly’ to attend public worship. 2. That it is better to attend a place of worship which is not entirely pure, or where just such doctrines are not delivered as we would wish, than not attend at all. ... At the same time, this remark should not be construed as enjoining it as our duty to attend a place where the ‘true’ God is not worshipped, or where he is worshipped by pagan rites and pagan prayers. If, therefore, the Unitarian does not worship the true God, and if the Roman Catholic worships God in a manner forbidden, and offers homage to the creatures of God also, thus being guilty of idolatry, it cannot be a duty of a man to attend on such a place of worship” (= Dari sini kelihatan bahwa sang Juruselamat secara teratur menghadiri kebaktian di sinagog. Dalam kebaktian itu Kitab Suci Perjanjian Lama dibacakan, doa dinaikkan, dan Firman Allah dijelaskan. ... Di sana ada keburukan / kerusakan yang besar dalam doktrin dan praktek pada jaman itu, tetapi hal itu tidak menyebabkan Kristus menjauhi tempat ibadah itu. Dari sini bisa kita pelajari: 1. Bahwa merupakan kewajiban kita untuk secara teratur menghadiri kebaktian umum. 2. Bahwa lebih baik untuk menghadiri suatu tempat ibadah / kebaktian yang tidak sepenuhnya murni, atau dimana ajaran-ajaran tidak diberikan seperti yang kita inginkan, dari pada tidak menghadiri kebaktian sama sekali. ... Pada saat yang sama, kata-kata ini tidak boleh ditafsirkan sebagai memerintahkan hal itu sebagai kewajiban kita untuk menghadiri suatu tempat ibadah dimana yang disembah bukanlah Allah yang benar, atau dimana Ia disembah dengan upacara-upacara kafir dan doa-doa kafir. Karena itu, jika Unitarian tidak menyembah Allah yang benar, dan jika Roma Katolik menyembah Allah dengan cara yang dilarang, dan juga memberikan penghormatan kepada makhluk-makhluk ciptaan dari Allah, dan dengan demikian bersalah dalam hal pemberhalaan, maka tidak bisa merupakan kewajiban seseorang untuk menghadiri tempat ibadah seperti itu) - hal 196. Catatan: ‘Unitarian’ mempercayai bahwa Allah itu tunggal secara mutlak, dan dengan demikian menyangkal keilahian Kristus, dan doktrin Allah Tritunggal.   Jadi, memang lebih baik berbakti di gereja yang jelek (bukan yang sesat) dari pada tidak berbakti sama sekali. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita boleh berbakti di gereja yang betul-betul sesat, seperti Saksi Yehuwa, Mormon, dan menurut Barnes, Gereja Roma Katolik.   e) Satu hal lain yang perlu disadari adalah bahwa membolos dari kebaktian Minggu, bukan hanya merupakan suatu dosa, tetapi juga merupakan suatu tindakan yang sangat kurang ajar kepada Tuhan. Illustrasi: Ada seorang melihat seorang pengemis. Ia kasihan dan ingin memberinya uang. Dalam kantongnya ada 7 keping uang, dan ia lalu memberikan 6 keping kepada pengemis itu, dan menyisakan 1 keping untuk dirinya sendiri. Tetapi pengemis itu, yang melihat bahwa orang itu menyisakan satu keping untuk dirinya sendiri, lalu menyambar sisa yang 1 keping itu, dan lari. Ini betul-betul menunjukkan orang yang kurang ajar bukan? Tetapi itu coba bandingkan dengan analoginya: Allah mempunyai 7 hari, dan ia memberikan 6 hari bagi kita untuk bekerja, belajar, mengurus urusan-urusan kita dsb. Ia hanya menyisakan satu hari bagi diriNya sendiri, yaitu hari Sabat. Tetapi kita sering lalu menyambar hari yang satu itu dari tangan Allah, dan tetap menggunakannya untuk diri kita sendiri! Apa bedanya orang yang membolos dari kebaktian dengan pengemis yang kurang ajar tadi?   f)  Alasan yang tidak sah dan yang sah untuk tidak berbakti pada hari Sabat.   1.      Alasan yang tidak sah. Hal-hal di bawah ini bukanlah alasan yang sah untuk membolos dari kebaktian hari Minggu, dan karena itu jangan membolos dari kebaktian hari Minggu, dengan alasan-alasan yang sangat umum di bawah ini: ·        ada tamu. ·        arisan / pertemuan RT / RW. ·        kerja bakti. ·        bekerja / lembur. ·        belajar. ·        piknik / keluar kota. ·        pergi ke pesta HUT. ·        ada acara dari ‘para-church’ (persekutuan, dsb). Para pemimpin maupun pengikut dari para-church ini harus menyadari bahwa para-church didirikan untuk mendukung gereja, dan bukannya untuk menyaingi gereja. Karena itu mereka seharusnya tidak mengadakan acara pada hari Minggu! ·        saudara merasa sudah mengikuti ‘kebaktian’ Pernikahan. Ingat bahwa upacara pernikahan di gereja sebetulnya bukanlah suatu kebaktian! Saya berpendapat bahwa hari Minggu bukanlah hari untuk menikah, tetapi untuk berbakti. Orang kristen seharusnya tidak menikah pada hari Minggu! Mengapa? Karena ini bukan hanya menyebabkan pengantinnya tidak bisa berbakti, tetapi juga menyebabkan banyak orang berdosa karena membolos dari kebaktian.   2.      Alasan yang sah. Alasan yang sah untuk tidak pergi ke kebaktian adalah kalau saudara sakit, dan itupun tentu bukan sembarang sakit. Sakitnya harus cukup berat (sehingga memang tidak memungkinkan saudara untuk berbakti atau berkonsentrasi dalam kebaktian), atau menular dan membahayakan. Sedangkan alasan yang lain adalah kalau terjadi hal-hal yang memang sangat extrim, seperti bencana alam, banjir yang hebat, atau kerusuhan massal.     -AMIN- e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com