Monday, November 26, 2018

Sofyan Yoman dan Isu Papua

b b Menu Pendeta Yoman Membuat Keruh Papua. Mei 20, 2016 baihaqi Socratez Sofyan Yoman. Seorang Pendeta  Membuat Suasana Keruh Situasi Papua Yang Damai.   SII. Jayapura– Pendeta Socratez Sofyan Yoman selaku Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua membuat suasana keruh saat ini. Saat Papua mulai tertata dan kesejahteraan meningkat, saat itu pula masyarakat Papua merasa aman dan mulai meninggalkan kebiasaan negatif dengan selalu menuduh bahwa Pemerintah Pusat tidak serius menyelesaikan masalah Papua. Namun seiring berjalannya waktu masyarakat Papua mulai sadar dan mendukung kebijakan pemerintah untuk membangun Papua. Seperti yang dicanangkan kembali oleh Pemerintah dalam membangun Papua saat ini, menggunakan hati dan melalui pendekataan kesejahteraan. Seperti Pernyataan Ketua MRP Papua Barat Vitalis Yumte yang mengatakan perjuangan politik Papua sudah final melalui dua fase masing-masing Pepera 1969 dan Otsus 2001, sehingga saatnya partisipasi seluruh masyarakat diperlukan untuk mendukung pemerintah. Namun hal tersebut dibantah Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua Socratez Sofyan Yoman.  Melalui Siaran Pers kepada Bintang Papua, Socratez mengatakan, pernyataan Ketua MRP Papua Barat Vitalis Yumte ini tak mewakili suara nurani, realitas dan pengalaman hidup orang asli Papua selama ini. Tapi suara ini mewakili orang asli Papua yang hati nurani, pikiran dan identitasnya sudah dilumpuhkan pemerintah Indonesia yang penuh dengan kebohongan selama 50 tahun. Berbeda dengan salah satu pengurus DAP Nabire yang mengatakan, sesungguhnya Socratez lah yang tidak mewakili suara rakyat. “sudah jelas MRP itu mewakili rakyat, berarti bapak Vitalis Yumte sudah benar, dan pernyataan Socratez hanya memperkeruh suasana Papua saja” imbuhnya. Sementara pernyataan Socratez yang mengatakan “Tak ada istilah final dalam kehidupan masyarakat, tapi selalu ada dinamika dan proses politik,” sembari menyampaikan contoh Papua sudah final dalam Indonesia melalui Pepera 1969, tapi mengapa ada Otsus 2001? Mengapa ada UP4B? Mengapa Presiden SBY mengutus dr. Farid Husein sebagai Utusan Khusus Presiden untuk masalah Papua? Tapi sayang semuanya itu gagal total. Sekarang ada rekayasa baru Otsus Plus atau UU Pemerintahan Papua. Apakah ini dimaksud masalah status politik Papua dalam Indonesia itu sudah final? Salah satu generasi muda Papua Emus kogoya mengatakan, “pernyataan Socrates menunjukan bahwa beliau bukan politikus, yang dimaksud final bukan kebijakannya, tetapi status politik Papua-nya bahwa Papua secara sah merupakan bagian dari NKRI”. Jika saat ini ada kebijakan Otsus, UP4B dll, itu merupakan upaya percepatan pembangunan di Papua, imbuhnya. Kebijakan pemerintah untuk terus meningkatkan pembangunan suatu daerah tidak hanya terjadi di Papua saja, sebut saja di Aceh dengan Qonunnya, di Yogyakarta tentang aturan kesultanan dan daerah-daerah Indonesia lainnya. Jadi perubahan kebijakan merupakan hasil monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan pembangunan di daerah tegas Emus. Coba resapi pernyataan Socratez yang telah tersebar di media berikut ini “Akar persoalan Papua adalah status politik Papua dalam Indonesia yang belum tuntas sampai kini karena proses dimasuknya Papua kedalam Indonesia melalui cara-cara biadab, tak manusiawi dan penuh dengan kejahatan terhadap kemanusiaan. Orang asli Papua tak ada masa depan dalam Indonesia, karena Indonesia itu negara perampok dan perusak masa depan rakyat dan bangsa Papua. Tak ada yang harus dibanggakan dalam Indonesia,”. Menurut beberapa mahasiswa Papua di Jakarta yang sedang menuntut Ilmu guna membangun Papua, sebut saja salah satunya Emilia Karubaga mengatakan bahwa pernyataan bapak Socratez tidak mencerminkan seorang Pendeta, namun cenderung mirip seorang provokator yang selalu memperkeruh suasana dengan bersembunyi di balik Agama. “sampai saat ini apa yang telah diperbuat bapak Socratez untuk rakyat Papua? jelas tidak ada. Semestinya beliau membuat sejuk hati umatnya bukan membuat panas macam kompor saja”. Selain itu, bapak Socratez tidak mengerti politik, sudah jelas Papua merupakan bagian dari Indonesia dan telah di sahkan oleh negara-negara dunia melalui PBB. Kalau memang itu dianggap tidak sah, silahkan bapak Socratez ajukan gugatan di Mahkamah Internasional, tidak hanya bisa menghujat saja, tegas Emilia. Masyarakat Papua kini menyadari bahwa terhambatnya pembangunan di Papua dikarenakan ulah segelintir orang saja seperti bapak Socratez sehingga membuat bodoh rakyat Papua. Namun terbukanya era globalisasi, rakyat Papua semakin paham bahwa Pemerintah Pusat telah serius membangun Papua, tetapi selalu ditutup-tutupi dalam publikasinya. Saatnya generasi muda Papua tinggalkan bisikan dan ajakan orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang selalu merugikan rakyat Papua, serta hanya untuk kepentingan pribadinya saja. tim.SII Comments comments Ditag bangkitnya komunis di indonesia indonesia OPM Otsus Papua Pendeta Persekutuan gereja-gereja baptis Papua Socrates Sofyan Yoman ULMWP oleh baihaqi Ikuti Kami Pada Pos sebelumnya Akun FB Eno Farihah Mendadak Aktif Sendiri Pos berikutnya Bentrokan Antara Brimob Dan Warga Di Semarang Tentang Penulis: baihaqi "katakan yang benar meskipun pahit akibatnya.." http://sorotindonesia.com Jangan Lewatkan Menhub RI Resmikan Kapal Peti Kemas Terbesar Pertama Di Indonesia Ini Agenda Kunjungan Kerja Wapres AS Ke Indonesia Tragedi Kasus Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Indonesia Mengutuk Keras Serangan Teroris di London Komentar Berita Terbaru Patroli Malam, Aksi Satgas Citarum Antisipasi Pabrik Buang Limbah Apel Danrem Dandim Terpusat 2018 Soroti Stabilitas Keamanan Di Pemilu 2019 Presiden RI Joko Widodo Beri Pengarahan Di Kegiatan Apel Danrem Dandim Terpusat … Berita Populer Sungai Sudah Mulai Bersih, Anak-anak Lagadar Berenang Riang Angelica Tengker Lantik DPW Kerukunan Keluarga Kawanua Jawa Barat Danrindam III/Siliwangi Tutup Latihan Yudha Wastu Pramuka Dan Penyematan Baret I… Video Topik PMPR Indonesia Ramadan 2018 Asian Games XVIII Pemilu 2019 Trans Studio Bandung Kuliner Bandung Dunia Musik Arus Mudik 2018 Pilkada 2018 Citarum Harum (C) Sorot Indonesia • Iklan•Kontak•Pedoman Siber•Redaksi Tutup dan terima Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

South Jerusalem Attacks

Three #IDF soldiers were injured Monday afternoon in a terrorist ramming attack south of #Jerusalem.
The attack occurred on Route 60 in Gush Etzion, south of Jerusalem at around 12:15 pm.monday.
_
The three soldiers were involved in engineering work on the road when they were hit by a vehicle driven by the terrorist, who fled the scene immediately after the attack.
_
Two of the three are listed in the light condition, while the third is in moderate condition.
_
The terrorist has been reportedly shot and killed by Israeli security forces. @ Jerusalem, Israel