Sunday, March 5, 2017
Gereja peraturan gereja
gereja, peraturan
Daftar Isi:
PEDOMAN: Tata Tertib Jemaat ; ENSIKLOPEDIA: GEREJA, PERATURAN ; STATISTIK: PERATURAN ;
Peraturan, Tata tertib Gereja
Ke atas
Tata Tertib Jemaat [Kamus Pedoman]
1. Hamba-hamba Tuhan diberi kuasa untuk mengadakan - .Mat 16:19; 18:18
2. Berupa: 2.1 Mempertahankan pengajaran yang benar.1Tim 1:3; Tit 1:13
2.2 Mengatur hal-hal yang lain. 1Kor 11:34; Tit 1:5
2.3 Menegur orang-orang yang melanggarnya. 1Tim 5:20; 2Tim 4:2
2.4 Mengeluarkan pelanggar yang keras hati. 1Kor 5:3-5,13; 1Tim 1:20
3. Harus taat kepada - . Ibr 13:17
4. Untuk menunjukkan perhatian. 2Kor 10:8; 13:10
5. Kesopanan dan ketertiban adalah tujuan dari - . 1Kor 14:40
6. Dilakukan di dalam kasih. 2Kor 2:6-8
7. Melarang wanita untuk berkhotbah. 1Kor 14:34; 1Tim 2:12
Ke atas
GEREJA, PERATURAN [Ensiklopedia]
PB tidak memberikan undang-undang pengaturan gereja secara terinci. Gagasan berkaitan undang-undang seperti itu saja, mungkin nampak tidak cocok dengan kebebasan zaman Injil itu. Tapi Kristus meninggalkan bagi gereja-Nya pemimpin-pemimpin, yaitu para rasul pilihan-Nya sendiri, juga Ia memberikan kepada mereka beberapa asas umum bagi pelaksanaan fungsi kepemimpinan mereka.
I. Kedua belas rasul dan Paulus
Kedua belas rasul dipilih supaya mereka bersama-sama dengan Kristus (Mrk 3:14). Persekutuan pribadi ini mencakapkan mereka bertindak sebagai saksi-saksi-Nya (Kis 1:8). Sejak semula mereka diberi kuasa atas roh-roh dan penyakit-penyakit tertentu (Mat 10:1). Kuasa ini diperbaharui dan ditambah, dalam bentuk yg lebih umum, pada saat janji Bapak (Luk 24:49) menghinggapi mereka dalam karunia Roh Kudus (Kis 1:8). Pada pengutusan pertama mereka harus memberitakan Injil (Mrk 3:14), sedang dalam amanat agung pengutusan mereka harus mengajar segala bangsa (Mat 28:19). Demikianlah mereka menerima kuasa Kristus untuk memberitakan Injil seluas-luasnya.
Tapi kepada mereka juga dijanjikan suatu fungsi yang lebih khusus sebagai yang menghakimi dan memerintah umat Allah (Mat 19:28; Luk 22:29, 30), kuasa untuk 'mengikat dan melepaskan' (Mat 18:18), untuk mengampuni dan menyatakan dosa (Yoh 20:23). Ungkapan seperti itu menimbulkan konsepsi kunci, yg secara tradisional dirumuskan baik dalam teologia abad pertengahan maupun teologia Reformasi sebagai: (a) kunci ajaran untuk mengajarkan tingkah laku yg bagaimana yg dilarang dan yg diperkenankan (inilah arti teknis dari 'mengikat dan melepaskan' dlm ungkapan resmi Yahudi), dan (b) kunci penertiban, untuk mengucilkan mereka yg tidak layak, dan mendamaikan mereka yg menyesal dengan mengumumkan atau memohonkan pengampunan Allah karena pengampunan dosa hanya oleh Kristus.
Pertama-tama Petrus-lah yg menerima kuasa itu (Mat 16:18, 19), seperti halnya ia juga menerima tugas penggembalaan untuk memelihara kawanan domba Kristus (Yoh 21:15), tapi ia menerimanya lebih sebagai wakil ketimbang sebagai pribadi. Alasan mengatakan demikian karena tugas itu diulangi pada Mat 18:18 -- kewibawaan untuk melaksanakan pelayanan pendamaian itu diletakkan pada majelis rasul-rasul sebagai kesatuan, dan jemaat yg setialah, bukan perorangan, yg bertindak dalam nama Kristus untuk membuka kerajaan Allah bagi mereka yg percaya, dan menutupnya terhadap mereka yg tidak percaya. Namun, fungsi yg berwibawa ini pertama-tama dilaksanakan oleh para pemberita firman, dan proses penyaringan, antara yg bertobat dan yg menolak, nampak mantap terus setelah pemberitaan Injil Petrus yg pertama (Kis 2:37-41). Ketika Petrus mengakui Kristus, kepercayaannya itu adalah model asas, seperti batu karang yg di atasnya gereja didirikan (Mat 16:18), tapi dalam kenyataannya asas Yerusalem sorgawi memuat nama-nama segala rasul (Why 21:14).
Pada zaman gereja kuno para rasul bertindak sebagai suatu badan; justru gagasan, bahwa Petrus tetap berperan sebagai yg unggul antara mereka harus ditolak, sebab kedudukan sebagai pemimpin dipegang oleh Yakobus di Sidang Yerusalem (Kis 15:13, 19), juga sebab Paulus dengan terang-terangan menentang Petrus (Gal 2:11); walaupun Petrus memang sekali-sekali berbuat sebagai pemimpin (Kis 15:7; 1 Kor 9:5; Gal 1:18; 2:7-9). Adalah dalam bentuk suatu badan para rasul memimpin gereja kuno, dan kepemimpinan itu berlaku dalam kemurahan hati (Kis 2:44, dab) dan dalam penghakiman (Kis 5:1-11). Mereka berwibawa di tiap jemaat, mengirim 2 orang anggota mereka untuk mengawasi perkembangan-perkembangan baru di Samaria (Kis 8:14), dan mengambil keputusan bersama-sama dengan para penatua atas kebijaksanaan umum yg berkaitan dengan penerimaan orang-orang non-Yahudi (Kis 15), sedang 'pemeliharaan Paulus atas segala jemaat' (2 Kor 11:28) digambarkan baik oleh banyaknya perjalanan yg dilakukannya untuk memasyhurkan Injil, maupun oleh luasnya korespondensinya.
II. Setelah Hari Kenaikan
Langkah pertama rasul-rasul, segera setelah Kristus naik ke sorga, ialah mengisi lowongan yg ditinggalkan oleh Yudas. Hal ini dilakukan dengan langsung memohon kepada Allah (Kis 1:24-26). Nama-nama berikutnya muncul dalam hunjukan yg mengacu pada para rasul (Rm 16:7; 1 Kor 9:5, 6; Gal 1:19), tapi kualifikasi-kualifikasi yg menentukan sebagai saksi mata terhadap kebangkitan (Kis 1:22), dan sebagai orang yg dengan satu atau lain cara secara pribadi ditahbiskan oleh Kristus (Rm 1:1, 5), bukanlah ihwal yg dapat diperluas hingga tanpa batas. Waktu beban pekerjaan bertambah, mereka memilih 7 orang pembantu (Kis 6:1-6), yg dipilih oleh umat dan ditahbiskan oleh para rasul, untuk mengatur dana kasih gereja. Ketujuh orang ini dianggap sebagai diaken-diaken sejak zaman Ireneus dan seterusnya, tapi Filipus -- satu dari ke-7 orang itu, dan satu-satunya orang yg riwayatnya di kemudian hari jelas kita kenal, menjadi pemberita Injil (Kis 21:8) dengan tugas tanpa batas memasyhurkan Injil, seperti kegiatan Stefanus.
Pejabat-pejabat gerejawi dengan sebutan khusus, pertama kalinya dikenal adalah para penatua Yerusalem, yg menampung dana yg terkumpul (Kis 11:30) dan ikut dalam Sidang di Yerusalem (Kis 15:6). Jabatan ini ( --> PENATUA) barangkali meniru jabatan penatua dalam sinagoge Yahudi. Gereja sendiri disebut sinagoge dalam Yak 2:2 (LAI menerjemahkannya: kumpulan). Penatua-penatua Yahudi, yg agaknya ditahbiskan dengan penumpangan tangan, bertanggung jawab atas pemanutan terhadap Taurat, dengan kuasa untuk mengucilkan orang-orang yg melanggar hukum Taurat itu. Tapi jabatan penatua Kristen, sebagai pelayanan Injil, mencakup juga tugas-tugas pastoral (Yak 5:14; 1 Ptr 5:1-3) dan pemberitaan firman (1 Tim 5:17). Penatua-penatua bagi semua gereja di Asia ditahbiskan oleh Paulus dan Barnabas (Kis 14:23), sedang Titus melakukan hal yg sama bagi Kreta (Tit 1:5).
Sekalipun kekacauan-kekacauan di Korintus dapat memberi kesan bahwa suatu demokrasi yg lebih luas berlaku di jemaat itu (bnd 1 Kor 14:26), namun pola umum bagi penataan gereja pada zaman para rasul agaknya adalah berupa suatu majelis dari penatua-penatua atau gembala-gembala, barangkali ditambah dengan nabi-nabi dan pengajar-pengajar. Tim itulah yg mengelola jemaat setempat, dengan diaken-diaken sebagai pembantu, dan pengawasan umum atas seluruh kegiatan gereja berada pada para rasul dan para pengabar Injil.
Dalam sistem ini tiada satu pun yg sesuai benar-benar dengan keuskupan modem. Kedudukan yg dimiliki Timotius dan Titus adalah wakil pribadi Paulus dalam pekerjaan pelayanannya. Yg paling mungkin agaknya ialah, bahwa seorang penatua menjadi ketua tetap majelis, dan kemudian secara khusus ia dikukuhkan dengan gelar uskup. Tapi pada saat uskup 'monarkial' (yg satu-satunya itu) muncul dalam surat-surat Ignatius, ia masih sebagai gembala dari satu jemaat. Terminologi PB jauh lebih luwes. Yg kita baca bukan tentang suatu hirarki, melainkan tentang penguraian-penguraian yg samar-samar, misalnya: 'siapa yg memberi pimpinan', siapa 'memimpin kamu dalam Tuhan' (proistamenoi, 'presiden'; Rm 12:8; 1 Tes 5:12, atau 'mereka yg berjaga-jaga atas jiwamu' hegoumenoi; Ibr 13:7, 17, 24). Para malaikat jemaat-jemaat dalam Why 2, 3, kadang-kadang dipandang sebagai uskup-uskupnya, tapi yg paling mungkin merekalah personifikasi-personifikasi dari persekutuan-persekutuan mereka. Mereka dalam kedudukan yg bertanggung jawab harus dihormati (1 Tes 5:12, 13), mendapat tunjangan (1 Kor 9:14; Gal 6:6) dan dibebaskan dari tuduhan yg remeh (1 Tim 5:19).
III. Dasar-dasar umum
Lima dasar umum dapat dipetik dari ajaran PB sebagai keseluruhan: (a) segala wibawa diturunkan dari Kristus dan dilaksanakan dalam Nama dan RohNya; (b) kerendahan hati Kristus menjadi pola bagi pelayanan kristiani (Mat 20:26-28); (c) pemerintahan lebih bersifat bersama-sama daripada hirarkis (Mat 18:19; 23:8; Kis 15:28); (d) mengajar dan memerintah mewujudkan fungsi-fungsi yg berhubungan erat (1 Tim 5:12); (e) pembantu-pembantu pemerintahan kadang-kadang diperlukan guna membantu para pelayan firman (Kis 6:2, 3). *LAYAN, PELAYANAN dan kepustakaan yg dikutip di sana. GSMW/HH
Ke atas
Peraturan [Statistik]
Jumlah dalam TB : 55 dalam 54 ayat (dalam OT : 48 dalam 48 ayat) (dalam NT : 7 dalam 6 ayat)
Strong dalam PL : [<0548> אמנח 1x] [<01881> דת 1x] [<02708> חקח 3x] [<04931> משמרת 1x] [<04941> משפט 90x] [<05713> עדח 2x] [<05715> עדות 6x]
Strong dalam PB : [<1345> δικαιωμα 2x] [<1379> δογματιζω 1x] [<1785> εντολη 1x] [<3056> λογος 1x] [<3551> νομος 1x] [<3853> παραγελλω 1x] [<5010> ταξις 6x]
Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment