Sunday, March 5, 2017

Wahyu kitab

wahyu, kitab Daftar Isi: ENSIKLOPEDIA: WAHYU, KITAB ; BROWNING: WAHYU, KITAB WAHYU KEPADA YOHANES , YOHANES, KITAB WAHYU KEPADA ; Kitab Wahyu Ke atas WAHYU, KITAB [Ensiklopedia] Kitab terakhir dalam Alkitab. Umumnya orang Kristen jarang membaca Kitab ini, dan inilah bagian Alkitab yg paling sukar dipahami. Beberapa bagian Why sangat terkenal dan disukai (ump Why 7:9-17); tapi kebanyakan pembaca modern menganggap Kitab itu tidak dapat dimengerti. Sebagian besar penyebabnya adalah karena dalam Why berlimpah digunakan simbol-simbol yg kita tidak menggunakannya, dan yg untuk memahaminya kita tidak lagi memiliki kuncinya. Namun demikian simbol-simbol itu mudah dipahami oleh orang-orang pada zaman itu. Sayang, justru itulah yg menjadi sumber dari sebagian kesulitan kita. Penulis mengharapkan bahwa pembacanya akan memahami kiasannya, dan karena itu menganggap tidak perlu memberikan penjelasan. Why termasuk kelompok susastra yg dikenal sebagai apokaliptik, dan satu-satunya Kitab jenis ini dalam PB, meskipun Kitab-kitab lainnya mengandung bagian-bagian yg bersifat apokaliptik (ump Mat 24), dan penglihatan-penglihatan Daniel termasuk dalam kelompok yg sama. Yg khas pada sastra apokaliptik ialah pemikiran bahwa Allah berdaulat, yg pada akhirnya dan dengan tiba-tiba dalam keadaan yg tidak terelakkan, Ia akan campur tangan untuk melaksanakan kehendak-Nya yg baik dan sempurna. Dia ditentang oleh bermacam-macam kuasa kejahatan yg sangat kuat, dan kuasa-kuasa ini biasanya dilambangkan sebagai binatang-binatang, tanduk-tanduk, dll. Dikemukakan beberapa penglihatan; malaikat-malaikat berbicara; bentrokan antar penguasa raksasa dan pada akhirnya orang-orang suci yg dianiaya dinyatakan benar. Banyak dari ihwal di atas adalah lazim pada zaman itu (justru para pembaca pertama Why mudah mengertinya), tapi bagi banyak orang yg antusias semua ihwal tersebut menjurus ke khayalan-khayalan besar dan aneh. Apokaliptik alkitabiah jauh lebih terkendali. Perbedaan lain antara Why dan kitab-kitab apokaliptik yg biasa, ialah bahwa dalam Why nama penulis dicantumkan, padahal apokaliptik-apokaliptik biasanya menggunakan nama samaran. Para penulis apokaliptik memakai nama tokoh besar masa lampau, dan menyatakan karya mereka adalah karya dari tokoh besar itu. Dalam rangka tujuan artikel ini, penting dicatat bahwa dalam Why Roh Kudus telah menggunakan bentuk sastra yg lazim diakui, tapi toh Why bukanlah apokaliptik biasa. Why mempunyai keistimewaannya sendiri dan merupakan nubuat sejati, sebagaimana ditunjukkan oleh 3 ay pertama. I. Garis besar isi Why mulai dengan penglihatan akan Tuhan Yesus yg telah bangkit, yg memberikan amanat kepada 7 gereja yg ada di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Laodikia dan sekelompok kota di propinsi Romawi di Asia (Why 1:1; 3:22). Amanat itu menegur gereja-gereja tersebut perihal kegagalan mereka, dan mendorong mereka berada pada jalan pelayanan Kristen. Lalu menyusul penglihatan-penglihatan tentang Allah dan Anak Domba (4:1-5:14), kemudian penglihatan tentang tujuh meterai. Setiap satu meterai dibuka selalu disertai satu penglihatan (6:1-17; 8:1). Ini setiap kali setelah satu sangkakala dibunyikan (8:2-9:21; 11:15-19). Di antara meterai keenam dan ketujuh ada selingan (7:1-17), dan selingan yg lain ialah di antara sangkakala keenam dan ketujuh (10:1-11:14). Yohanes kemudian mencatat beberapa keajaiban di sorga. Seorang wanita melahirkan anak laki-laki dilawan oleh Iblis (12:1-17); binatang-binatang menentang Allah (13:1-18); Anak Domba di bukit Sion beserta pengikut-pengikut-Nya (14:1-20). Selanjutnya diceritakan tujuh wabah terakhir. Yohanes melihat tujuh malaikat, masing-masing memegang cawan, dan setiap kali malaikat itu menuangkan isi cawan ke bumi, segera terjadi salah satu dari wabah itu (15:1-16:21). Kemudian diceritakan penghakiman lebih lanjut atas pelacur, dan atas Babel (17:1-19:21), dan Why diakhiri dengan penglihatan tentang milenium, tentang langit baru dan bumi baru (20:1-22:21). Tidak pasti apakah bagian-bagian Why mengulangi bagian-bagian yg lain. Pengulangan angka 7 agak menjelaskan bahwa, paling sedikit, beberapa dari rentetan ini dilukiskan lebih dengan satu cara. Apa yg pasti ialah bahwa Why membayangkan perlawanan dahsyat terhadap Allah dan umat Allah, tapi pada akhirnya Allah akan menang atas setiap hal yg jahat. II. Penulisan dan tarikh Penulis mengatakan namanya Yohanes, dan ia melukiskan dirinya 'hamba Allah' (Why 1:1), salah seorang dari nabi (Why 22:9), 'saudaramu, dan sekutumu di dalam kesusahan' (Why 1:9). Tradisi menegaskan bahwa Yohanes ini sama dengan rasul Yohanes, bahkan ia adalah penulis Injil keempat dan ketiga Surat Yoh. Pandangan bahwa penulisnya adalah rasul Yohanes berasal dari Yustinus Martir (lk 140 M), ditunjang oleh Ireneus dan banyak pakar lainnya. Keberatan pokok atas pendapat itu ialah gaya bahasa Why. Dalam banyak hal bh Yunani Why tidak mirip dengan bh Yunani tulisan-tulisan Yohanes lainnya. Begitu berbeda, kadang-kadang kurang menghormati tata bh Yunani sehingga tidak mungkin Kitab ini berasal dari penulis yg sama seperti penulis Injil dan Surat-surat. (Ada yg mengatakan 'tidak mirip dengan bh Yunani yg pernah ditulis oleh penulis lain mana pun'.) Persoalannya terlalu rumit untuk dibicarakan di sini. Cukuplah mengatakan kendati kebanyakan ahli masa kini menyangkal bahwa penulisnya adalah rasul Yohanes, beberapa ahli lain menyimpulkan bahwa yg paling baik ialah memandang kelima tulisan Yohanes berasal dari satu penulis, dan penulis itu ialah rasul Yohanes (ump E Stauffer). Adalah mencolok bahwa Why ditulis ketika gereja perdana mengalami penganiayaan dan kesulitan. Dua periode demikian ialah pemerintahan Nero dan pemerintahan Domitianus. Yg paling mendasari, periode pertama (yakni lk 55 M) ialah Why 17:9 dab, 'di sini ialah akal yg mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yg di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yg satu ada dan yg lain belum datang'. Bila kutipan ini menunjuk kepada kaisar-kaisar Roma, maka Nero adalah yg kelima, dan penulisan Why haruslah terjadi tidak lama sesudah pemerintahannya. Ini diperkuat oleh nubuat bahwa 'binatang yg pernah ada dan yg sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu' (Why 17:11). Nampaknya ini menunjuk pada 'mitos tentang Nero yg hidup kembali' (Nero redivivus), gagasan bahwa Nero, meskipun sudah mati, akan muncul sekali lagi di bumi ini. Juga dikemukakan dukungan Why 13:18, yg memberikan 'bilangan binatang itu', yakni 666. Pada abad 1 angka-angka ditulis dengan huruf-huruf abjad. Setiap huruf mempunyai nilai angka. Dengan mengambil nilai-nilai angka dari huruf-huruf dalam bh Ibrani yg membentuk kata 'Nero kaisar', kita memperoleh angka 666. Tapi sulit memahami mengapa harus dalam bh Ibrani (Why memakai bh Yunani), dan bagaimanapun juga untuk memperoleh hasil yg diinginkan harus dipakai ejaan yg berbeda. Periode kedua didukung oleh sejumlah penulis kuno, seperti Ireneus dan Eusebius, yg dengan pasti menyebut Why ditulis pada periode Domitianus. Ini ditunjang oleh petunjuk-petunjuk yg bersifat umum dalam Why, meskipun tidak ditunjang oleh petunjuk-petunjuk khusus tentang peristiwa-peristiwa yg dapat dikenali. Demikianlah Why berbicara tentang kelompok-kelompok tertentu di kalangan orang Kristen, bahwa mereka berpuas diri dan mundur secara rohani. Dalam periode pemerintahan Nero gereja masih sangat muda dan penuh semangat; pada masa pemerintahan Domitianus lebih banyak kemungkinan terjadi perkembangan dan kemerosotan. Kebanyakan ahli masa kini sepakat bahwa periode kedualah yg tepat, yakni lk 95 M. III. Penafsiran Bagaimana kita harus memahami semua ini? Dalam Gereja Kristen timbul empat cara pandang utama terhadap Why. a. Pandangan kaum preteris Pandangan ini menganggap Why melukiskan peristiwa-peristiwa masa lampau. Preteris memandang semua penglihatan timbul dari keadaan-keadaan dalam kekaisaran Romawi pada abad 1 M. gang pelihat dibuat ngeri oleh kemungkinan-kemungkinan terjadinya kejahatan yg melekat pada kekaisaran Romawi, dan ia memakai bahasa simbolis untuk memprotesnya, juga untuk menyatakan keyakinannya bahwa Allah akan campur tangan untuk memberlakukan apa yg sesuai dengan kehendak-Nya. Umumnya ahli beraliran liberal meyakini pandangan ini. Dan itulah yg membuat mereka memahami Kitab itu tanpa menemukan dalamnya tempat bagi nubuat mengenai masa depan. Sementara itu mereka melihat dalam Why betapa tegasnya penekanan akan betapa pentingnya pemerintahan moral Allah atas dunia. Pandangan demikian menancapkan pengaruh Kitab itu dalam berbagai keadaan pada masa penulis sendiri, yg tentu adalah benar. Tapi pandangan preteris mengabaikan bahwa Kitab itu menyebut dirinya 'nubuat' (Why 1:3), dan bahwa beberapa dari ramalannya menunjuk pada hal yg masih akan datang (ump ps 21-22). b. Pandangan kaum historisis Pandangan ini menganggap Why sebagai sentuhan satu kali kuas raksasa melukiskan lengkap panorama sejarah dunia dari abad 1 sampai datangnya Kristus yg kedua kali. Zaman penulis sendiri disebut, juga zaman akhir, tapi tidak ada petunjuk bahwa jalannya sejarah terputus di suatu tempat. Karena itu para penganut pandangan ini menalar bahwa Why menyajikan cerita yg kontinu tentang segenap periode sejarah. Pandangan ini dianut oleh kebanyakan reformator. Tapi nampaknya kesulitan tetap tidak teratasi. Dan penting disadari bahwa kendati semua sejarah gamblang dipaparkan di sini, namun para sejarawan belum sepakat antara mereka sendiri mengenai peristiwa-peristiwa bersejarah yg mana yg dilambangkan dalam bermacam-macam penglihatan itu. Dalam kurun waktu 1.900 thn, orang mengharapkan paling tidak pokok-pokok utama akan sudah nampak jelas! Juga sulit dipahami mengapa garis besar sejarah dalam Why dibatasi pada sejarah Eropa Barat, mengingat terutama pada masa-masa permulaan gereja kekristenan berkembang luas di negeri-negeri Timur. c. Pandangan kaum futuris Pandangan ini mempertahankan bahwa sesudah ps 3, Why membicarakan peristiwa-peristiwa zaman akhir. Kitab itu tidak mengenai zaman nabi itu sendiri, juga tidak mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yg kemudian, melainkan mengenai peristiwa-peristiwa yg akan terjadi berkaitan dengan kedatangan Tuhan Yesus yg kedua kali. Pandangan ini sungguh-sungguh menerima unsur nubuat dalam Why (1:19; 4:1). Pandangan ini didukung oleh fakta bahwa: tak dapat disangkal Why menuju ke pembangunan terakhir pemerintahan Allah, justru sebagian Kitab itu pasti menunjuk pada zaman akhir. Keberatan utama atas pandangan ini ialah: pandangan ini cenderung memindahkan totalitas Kitab itu dari tempatnya dalam sejarah. Tidak mudah memahami arti Kitab itu bagi para pembacanya yg pertama seandainya Kitab itu harus dimengerti dengan cara demikian. d. Pandangan kaum idealis atau puitis Pandangan ini menandaskan bahwa tujuan utama Why ialah menopang orang-orang Kristen yg teraniaya dan menderita untuk bertahan sampai akhir hidup mereka. Mencapai tujuan itu penulis menggunakan bahasa lambang dan maksudnya tidak dapat diartikan lain kecuali melambangkan serangkaian lukisan imajinatif tentang kemenangan Allah. Pandangan-pandangan macam ini dapat dihubungkan dengan pandangan-pandangan lain, mis dengan gagasan-gagasan preteris. Kesulitannya ialah, pelihat menegaskan bahwa ia bernubuat tentang zaman akhir. Tak satu pun dari pandangan di atas yg memuaskan. Barangkali pandangan yg tepat ialah harus menggabungkan nalar-nalar yg benar dari semua pandangan itu. Nalar preteitis yg menonjol ialah makna dan peranan Why bagi orang-orang pada zamannya Kitab itu ditulis, dan apa pun pendapat kita tentang Kitab itu, pengertian ini harus dipertahankan. Nalar kaum historisis yg melihat Why menjelaskan gereja dalam seluruh sejarahnya juga tidak dapat dilepaskan, halnya sama dengan pandangan futuris yg serius menerima kesungguhan berita tentang zaman akhir. Why memang menekankan kemenangan terakhir dari Allah, juga peristiwa-peristiwa yg menggugah semangat untuk hidup bagi Allah dalam masa-masa perlawanan berkecamuk sengit. Lagipula, orang Kristen selalu menyambut kepastian bahwa kemenangan Allah sudah pasti. KEPUSTAKAAN. Buku-buku komentar oleh: H. B Swete, 1906; R. H Charles, ICC, 1920; M Kiddie, MNT, 1940; A Farrer, 1964; L Morris, TNTC, 1969; G. E Ladd, 1972; G. R Beasley-Murray, 1974; N. B Stonehouse, The Apocalypse in the Ancient Church, 1929; W. M Ramsey, Letters to the Seven Churches in Asia, 1909; W Hendriksen, More than Conquerors, 1962; M. C Tenney, Interpreting Revelation, 1957; D. T Niles, As Seeing the Invisible, 1962. M Wilcock, I saw heaven Opened, 1975. Kepustakaan memang sangat besar; kebanyakan buku yg didaftarkan di sini mempunyai kepustakaan yg luas. LM/BS/HAO Ke atas WAHYU, KITAB WAHYU KEPADA YOHANES [Kamus Browning] Juga dikenal sebagai *Apokalypsis (bahasa Yunani, yang berarti 'wahyu' atau 'penyataan'). Suatu tulisan yang serupa dengan Kitab Daniel dalam PL. Sejak awal abad kedua M dianggap dituliskan oleh Yohanes, rasul itu, yang juga penulis dari Kitab Injil keempat. Tetapi, banyak ahli tidak dapat mempertemukan bahasa Yunani yang tidak teratur dari Kitab Wahyu itu dengan bahasa Yunani yang lancar dari Injil Yohanes, dan berpendapat bahwa Kitab Wahyu dituliskan oleh seorang nabi Gereja Kristen yang menulis untuk orang-orang sezamannya, sekitar 95 M.Kitab Wahyu sudah sering menyulitkan Gereja. Lambang-lambang yang dipakai dalam tulisan ini sangat aneh dan tidak dapat dimengerti atau dapat disalahartikan. Sekte-sekte apokalypsis menggunakannya sebagai buku pegangan untuk meramalkan masa depan. Banyak orang Kristen merasa bahwa caranya memohonkan kehancuran musuh-musuh Gereja itu sebagai hal yang memalukan (Why. 18:6-7).Satu prinsip utama dalam mengartikan Kitab Wahyu adalah memperhatikan pesan apa yang disampaikan kepada jemaat-jemaat untuk siapa kitab itu dituliskan. Petunjuk-petunjuk ke *Roma jelas: 'ketujuh bukit' dalam Why. 17:9, dan --> Babel dari Why. 16:19 adalah Roma (seperti pada 1Ptr. 5:13), kekuatan yang menghancurkan Bait Allah di Yerusalem pada 70 M, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Babel pada 586 sM. Penulis Kitab Wahyu menulis untuk menguatkan orang Kristen yang diancam atau memang sudah mengalami penganiayaan, yang biasa dipandang sebagai peningkatan penganiayaan oleh Kaisar --> Domitianus (81-96 M), dari penganiayaan yang sekali-kali dikobarkan seperti oleh Kaisar --> Nero pada 64 M, dan agaknya diingat dalam Why. 13 dan 17. Jadi, Kitab Wahyu lebih bermusuhan dengan kerajaan Roma dan kebudayaan sekitarnya, daripada Rasul Paulus (Rm. 13:1, 7). Kitab Wahyu mengutuk --> penyembahan berhala ('percabulan' dalam Why. 17:2) dan penyalahgunaan kekuasaan di dunia ini, seraya mengharapkan kedatangan Kerajaan dengan langit dan bumi yang baru.Pada waktu penulisan Kitab Wahyu, kuasa kejahatan yang diwakili Roma itu dilambangkan dengan penggambaran lazim tentang binatang-binatang buas dan kekuatan-kekuatan pengacau yang memberontak terhadap sang Pencipta. Tetapi, sang Pencipta itu akan memelihara umat-Nya yang setia dal am penderitaan-Nya. Penglihatan Kitab Wahyu terdiri dari lima kelompok, yang semuanya mempunyai pola yang sama mengenai penganiayaan orang percaya yang setia (seperti 6:9-11), diikuti dengan penghukuman bangsa-bangsa (6:12-17), kemudian kemenangan Anak Domba Kristus dan *penyelamatan para pengikut-Nya (7:9-17). Kehidupan sekarang adalah pergumulan bagi orang Kristen yang disertai penderitaan dan kematian, tetapi dengan pengharapan akan --> sukacita dan damai akhir, di mana kejahatan ditaklukkan dan 'lautan samudera pun tidak ada lagi' (Why. 2 1:1).Pokok utama Kitab Wahyu ini didukung dengan perlambangan yang kaya raya: --> dua belas bulan, duabelas tanda rasi bintang (yang seharusnya tiga belas), dua belas suku dan rasul; ada tujuh planet, dan tujuh hari sepekan, tujuh warna --> pelangi -- semua angka itu melambangkan kelengkapan yang sempurna. Tetapi, angka anti-Kristus adalah enam (tujuh kurang satu) dan setan sendiri adalah kelipatan tiga kali enam, dan nama Kaisar Nero yang dituliskan dengan nilai huruf Ibrani berjumlah 666. Ada rumor menakutkan, bahwa Nero yang mati bunuh diri pada 68 M akan kembali dari dunia kernatian (Why. 13:3).Bagian paling jelas dari Kitab Wahyu adalah tiga pasalnya yang pertama dengan pesan-pesan kepada tujuh jemaat di Asia Kecil. Keadaan mereka sangat dikenal oleh penulis Kitab Wahyu, dan anjurannya memang dibuatnya tepat untuk keadaan masing-masing jemaat itu. Di mana Gereja herdiri tegak, diberinya pujian (kepada --> Smirna dan --> Filadelfia). Di mana ada kekurangan, mereka ditegur -- terutama --> Laodikia. Para pembaca modern dari Kitab Wahyu tidak dapat menerima secara harfiah apa yang dinubuatkan Kitab Wahyu. Tetapi, selalu ada orang Kristen fundamentalis dan konservatif yang percaya bahwa Kitab Wahyu adalah ramalan akhir dunia pada generasi sekarang ini. Beberapa di antara mereka bahkan menantakan pertempuran *Armagedon (Why. 16:12-16) akan dilakukan dengan senjata pemusnah massal, seperti persenjataan nuklir. Dalam perkataan penglihatan Kitab Wahyu ada kepercayaan bahwa keselamatan dalam Yesus, Firman Allah itu (Why. 19:13) adalah untuk setiap angkatan manusia. Tiap orang Kristen dapat mengikuti Yesus dan melalui penderitaan serupa sampai pada kemenangan (Why. 2:7,17,26). Kita semua akan dihakimi menurut perbuatan kita (Why. 20:12-13). Ada peranan untuk Gereja -- yaitu untuk menyalurkan pengampunan Allah dan mengundang --> pertobatan (Why. 3:7-9). Dengan demikian, Tuhan datang pada hari-Nya (Why. 1:10) selama bertahun-tahun, dalam pemberitaan dan *Ekaristi, dan Yerusalem baru itu turun darn Allah bukan pada akhir zaman, tetapi pada setiap kali seorang *martin memenangkan mahkotanya (Why. 3:12; 21:2, 10). Ke atas YOHANES, KITAB WAHYU KEPADA [Kamus Browning] Kitab ini juga disebut *apokalypse; kitab terakhir dalam Alkitab, secara tradisional dianggap berasal dari Yohanes sang Rasul, namun melihat bahasa serta isinya, rupanya karya ini tidak mungkin berasal dari tangan yang sama dengan Injil keempat, dan tidak mungkin bahwa Yohanes yang dimaksud (Why. 1:4) adalah Rasul Yohanes, atau Yohanes tuatua (dalam 2 dan 3 Yohanes). *Irenaeus !!(+/- 190 M!!) berpendapat bahwa penglihatan Yohanes ditulis menjelang berakhirnya pemerintahan Kaisar --> Domitianus, yang penyusunannya kira-kira dilakukan pada 95 M, ketika umat Kristen mengalami babak penindasan yang lain.Kitab Wahyu ditulis untuk menguatkan hati umat Kristen pada akhir abad pertama M, bukan untuk meramalkan peristiwaperistiwa beberapa abad ke depan -- meskipun kitab ini merupakan ilham untuk sepanjang zaman. Gambaran-gambaran, penglihatan-penglihatan, dan simbolsimbolnya merupakan lahan subur untuk penafsiran-penafsiran yang aneh. Ketiga pasal pertama karya ini berbentuk surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil, yang kelalaiannya diketahui dengan baik oleh Yohanes dan dikecam dengan keras.Kitab ini berlanjut dengan serangkaian bilangan --> tujuh: tujuh meterai (Why. 4:1-8:5), tujuh sangkakala (Why. 8:2-11:9), tujuh penglihatan binatang buas (Why. 12:1-15:4), tujuh mangkuk (Why. 15:5-19:10), dan tujuh penglihatan selanjutnya, diikuti dengan uraian mengenai Yerusalem baru (Why. 19:11-22:5), serta epilog (Why. 22:6-21). Setiap kumpulan tujuh pada dirinya sendiri memperlihatkan miniatur apokalypse, dan kelihatannya untuk menjawab enam hari kerja Allah dalam cerita --> penciptaan pada Kitab Kejadian, ditambah hari --> Sabat. Yohanes memperlihatkan bentuk kekristenan yang paling ekstrem dalam PB, yang berlawanan dengan kebudayaan sekitarnya. Tidak ada pertanyaan mengenai sikap terhadap kaisar (seperti dalam Rm. 13) -- *Roma adalah ' --> Babel' (Why. 17:5) dengan tujuh bukitnya (Why. 17:9) dan yang menghancurkan Yerusalem pada 70 M, seperti yang dilakukan oleh Babel kuno pada 586 sM.Wahyu sangat berutang pada tulisan-tulisan apokalyptik PL, seperti Yehezkiel, Zakharia, dan Daniel. Dengan mengingat kitab-kitab inilah para pembaca Wahyu pertama-tama menangkap pesan si pelihat mengenai sikap tidak kompromi terhadap agama kafir. Pemujaan Dewi Isis Mesir mungkin dapat digabungkan dengan penyembahan --> kaisar, namun hal itu tidak dapat diterima oleh umat Kristen, walaupun maksud penyembahan kaisar adalah untuk menggabungkan ratusan ras yang berbeda-beda ke dalam satu negara. Dalam soal penyembahan kaisar, tidak ada pengecualian yang diberikan kepada umat Kristen (demikian pula untuk umat Yahudi). Mereka tidak dapat mengakui bahwa negara adalah kebenaran tertinggi, juga tidak dapat mengakui adanya kuasa dan kekayaan sebagai realitas yang di hadapannya semua orang harus berlutut. Karena itu, kaisar-kaisar Romawi dihinakan dengan piktogram 666 (13:18), yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, menurut jumlah bilangan nilai huruf-hurufnya menunjuk kepada --> Nero, kaisar yang paling jahat di antara semua kaisar, yang menikam diri sendiri pada 68 M. Binatang buas dalam Why. 13:3 mungkin menunjuk kepada Caligula, yang mempunyai luka karena dibunuh.Kitab Wahyu adalah kitab mosaik, yang sangat sulit bagi para pembaca modern untuk menguraikannya, namun pesannya jelas: kehidupan Kristen selalu berada dalam konflik dan perjuangan, yang di dalamnya maut merupakan bagiannya, tetapi --> kebangkitan Yesus memampukan kita mengatasi penderitaan dan maut. Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus

No comments:

Post a Comment