Sunday, March 5, 2017
Matius
matius
Daftar Isi:
HAAG: Matius ; KECIL: Matius ; TOKOH: Matius ; BROWNING: MATIUS ; ENSIKLOPEDIA: MATIUS ; BIOTOKOH PB: MATIUS ; STATISTIK: MATIUS ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ;
Matius
Matius: nama lain untuk --> Matatias. Mat 9:9. (Kamus Gering)
Ke atas
Matius [Kamus Haag]
Matius.
(Bentuk Yunani daripada bahasa Ibr.: Mattai, yaitu sebuah bentuk singkatan dari Mattanya: kurnia Tuhan), atau: Dengan menarik kesimpulan dari cerita-cerita panggilannya, maka ~M barangkali mempunyai nama ganda ~M-Lewi.)
Ia adalah putera Alfeus. Jabatannya adalah Pemungut cukai di Kapernaum (Mark 2:14-17 dsj.), yaitu di daerah Herodes Antipas. Apakah ia berada di dalam dinas Herodes Antipas (bdk.: Luk 8:3; Yoh 4:46) atau hanya menyewa pungutan cukai kota, kini masih merupakan sebuah hal yang tidak jelas. Bagaimanapun juga ia bukan seorang pejabat Romawi. Di luar itu ~M hanya disebut dalam daftar-daftar para Rasul (Mark 3:18 dsj.). Atas namanya beredar:
(1) --> Injil Matius(2) Yang disebut pseudo-injil-Matius (: di situ ada ungkapan yang pertama kali timbul perihal sapi dan keledai pada palungan).(3) Akta Mateus dari waktu belakangan.
Ke atas
Matius [Kamus Kecil]
KS.- [PB] Mat 9:9; Mr 3:18; Luk 6:15
Ke atas
Matius [Kamus Tokoh]
Matius
Rasul; bekas pemungut cukai (Mat 9:9-13; 10:3; Mr 3:18; Luk 6:15; Kis 1:13).
Juga dipanggil Lewi (Mr 2:14-17; Luk 5:27-32).
Ke atas
MATIUS [Kamus Browning]
Seorang di antara --> dua belas rasul (Mrk. 3:18) yang dipanggil mengikut Yesus pada waktu ia duduk di rumah cukai (Mat. 9:9). Dalam cerita yang sama di Injil Markus (2:14) --> pemungut cukai itu bernama --> Lewi -- mungkin nama kedua dari orang yang sama. Akan tetapi, kalau keduabelas murid Yesus itu dimaksudkan sebagai mengikuti keduabelas suku Israel (Luk. 22:30), maka menurut cara perhitungan tertentu, akan ada tiga belas suku, --> Efraim dan --> Manasye, anak-anak Yusuf, masing-masing dihitung satu suku. Dalam hal ini ada 13 orang rasul, Lewi dan Matius, dihitung 2 orang. Sebagai pemungut cukai, Matius bekerja sama dengan penjajah.
Ke atas
MATIUS [Ensiklopedia]
Matius terdapat dalam semua daftar nama ke-12 rasul (Mat 10:3; Mrk 3:18; Luk 6:15; Kis 1:13). Dalam Mat 10:3 selanjutnya ia disebut 'pemungut cukai'. Dalam Mat 9:9 Yesus melihat dia 'duduk di rumah cukai' dan memanggil dia supaya mengikuti-Nya. Pada ps-ps sejajar dalam Mrk dan Luk, pemungut cukai yg dipanggil dari kantor cukai itu disebut juga Lewi, dan Markus menambahkan bahwa dia 'anak Alfeus'. Buku Gospel of Peter juga menyebut Lewi, anak Alfeus, salah seorang murid Yesus. Sesudah itu Yesus makan bersama beberapa pemungut cukai dan orang berdosa. Baik Mat 9:10 maupun Mrk 2:15 tidak menjelaskan di rumah siapa jamuan makan itu diadakan. Tapi Luk 5:29 menyatakan bahwa 'Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya'. Dari bukti inilah biasanya dianggap bahwa Matius sama dengan Lewi.
Pernyataan Papias bahwa Matius 'mengumpulkan perkataan-perkataan itu' (Synegrapsato to logic) dalam bh Ibrani, diterima oleh gereja kuno sebagai bukti bahwa penulis Injil yg biasa disebut 'karangan Matius' ialah Matius. Kebanyakan ahli modern menganggap bahwa yg dimaksud oleh Papias ialah rampaian Matius, apakah itu ucapan-ucapan Tuhan Yesus atau ay-ay PL yg berkaitan dengan Mesias. Mungkin karena kemudian beberapa dari ucapan atau ay itu telah melembaga dalam Injil, maka menjadi alasan untuk menyebut dokumen ini 'karangan Matius' sejak pertengahan abad kedua. Tentang kepustakaan --> MATIUS, INJIL. RVGT/MHS/HAO
Ke atas
MATIUS [Biotokoh Pb]
Ayah: Alpius (Mrk 2:14)Disebut pertama: Mat 9:9Namanya disebut: 8XKitab yang menyebut: Matius, Lukas dan Kisah Para Rasul.Pekerjaan: Pemungut cukai, sebelum jadi rasul.Tempat kelahiran: Mungkin di Kapernaum, di kota Galelia (Mat 9:1,9)Tempat kematian: Tradisi mengatakan, ia mati di EtiopiaKeadaan kematian: Tradisi mengatakan, ia mati sebagai Martir.Terakhir disebut: Kis 1:13Fakta penting: Dia adalah penulis dari Injil Matius.Ringkasan: I. Matius adalah rasul.A. Panggilan dari Kristus. Yesus melihat seorang pemungut cukai yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Luk 5:27B. Pengabdiannya kepada Kristus. Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu lalu mengikut Yesus. Dan Lewi mengadakan perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Luk 5:28-29II. Matius, penulis.Dia adalah penulis dari Injil yang diberi judul dengan namanya.INJIL MATIUSMatius menekankan, bahwa Kristus adalah Raja I. Persiapan dari Raja. (Mat 1-4)A. SilsilahNya; Mat 1:1-17B. Pengumuman kelahiranNya; Mat 1:18-25C. Penyembahan orang majus; Mat 2:1-2D. Perginya ke Mesir; Mat 2:13-20E. Tahun-tahun mudaNya di Nazaret; Mat 2:21-23F. PendahuluNya; Mat 3:13-17G. BaptisanNya; Mat 3:13-17H. CobaanNya; Mat 4:1-11I. Murid pertamaNya; Mat 4:18-22J. PelayananNya di Galiela; Mat 23-25II. Prinsip-prinsip sang Raja. Mat 5-7Yesus meletakkan standar moral dan spiritual selama khotbah di bukit. III. Kuasa Sang Raja.KuasaNya yang dahsyat dinyatakan melalui mujizat-mujizatNya. A. Catatan tentang penyembuhan umum. Mat 4:23-25; 8:16-17; 9:35; 12:15; 14:14,34-36; 15:29-31.B. Penyembuhan dari penyakit kusta; Mat 8:1-4C. Penyembuhan hamba penghulu laskar; Mat 8:5-13D. Penyembuhan ibu mertua Petrus; Mat 8:14-15E. Menenangkan angin dan ombak; Mat 8:23-27F. Mengusir roh jahat; Mat 8:28-34G. Penyembuhan orang lumpuh; Mat 9:1-8H. Penyembuhan perempuan pendarahan; Mat 9:20-22I. Membangkitkan anak Yairus; Mat 9:18-19J. Penyembuhan dua orang buta; Mat 9:27-31K. Penyembuhan orang bisu; Mat 9:32-33L. Penyembuhan tangan yang layu; Mat 12:10-13M. Memberi makan 5000 orang; Mat 14:15-21N. Berjalan di atas air; Mat 14:22-23O. Penyembuhan anak perempuan; Mat 15:21-28P. Memberi makan 4000 orang; Mat 15:32-39Q. Asal uang pajak dari mulut ikan; Mat 17:24-27R. Penyembuhan dua orang kusta; Mat 20:29-34IV. Program dari Raja.Rencana Kerajaan Allah digambarkan dalam Mat 13 V. Para pengkhotbah Sang Raja.A. Yohanes Pembaptis.1. Pelayanannya; Mat 3:1-12; 11:1-152. Mati syahidnya; Mat 14:1-12B. Dua belas rasul Mat 10:1-42Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat. Mat 10:1 VI. Proklamasi dari Raja.A. Kebesaran yang sejati; Mat 18:1-5; 20:20-28B. Kasih Allah kepada anak-anak; Mat 18:6-11; 19:13-15C. Kasih Allah kepada yang hilang; Mat 18:11-14D. Ketertiban gereja; Mat 18:15-20E. Pengampunan; Mat 18:21-35F. Perceraian; Mat 19:1-12G. Bahaya dari kekayaan; Mat 19:16-26H. Pahala; Mat 19:27-30I. Hakekat sebagai murid; Mat 8:18-22; 16:24-26J. Tradisi yang sia-sia; Mat 15:1-20K. Dosa yang tak dapat diampuni; Mat 12:24-37L. Keluarganya; Mat 12:46-50; 13:53-56M. Kemunafikan; Mat 16:5-12N. WewenangNya; Mat 12:1-8; 21:23-27O. Membayar pajak; Mat 22:15-22P. Kebangkitan; Mat 22:23-33Q. Hukum yang terutama; Mat 22:34-40R. Mesias; Mat 22:41-46VII. Perumpamaan dari RajaA. Dua orang yang membangun; Mat .7:24-27B. Penabur dan tanah; Mat 13:1-9,18-23C. Lalang dan gandum; Mat 13:24-30,36-43D. Biji sesawi; Mat 13:31-32E. Ragi; Mat 13:33F. Harta yang terpendam; Mat 13:44G. Mutiara yang elok; Mat 13:45-46H. Pukat; Mat 13:47-51I. Tuan rumah; Mat 13:52J. Pekerja pada pagi hari, tengah hari dan malam; Mat 20:1-16K. Dua anak laki-laki; Mat 21:28-32L. Penggarap kebun anggur; Mat 21:33-41M. Perjamuan kawin; Mat 22:1-14N. Pohon ara; Mat 24:32-35O. Hamba yang setia dan yang jahat; Mat 24:40-51P. Sepuluh perawan; Mat 25:1-13Q. Talenta; Mat 25:14-30R. Domba dan kambing; Mat 25:31-46VIII. Pribadi Raja; Mat 16:13-23Jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias Anak Allah Yang Mahatinggi." Mat 16:13-16 IX. Keunggulan dari Raja; Mat 17:1-13Yesus berubah rupa di depan mata mereka (Infiguration); Mat 17:1-2 X. Panggilan / Undangan Raja."Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Mat 11:28-30 XI. Daya guna dari Raja"Buluh yang patah terkulai jangan diputuskan, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya." Mat 12:18-21 XII. Belas kasihan dari Raja"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." Mat 9:36-38 XIII. Kemarahan Raja.Kemarahan yang benar dalam beberapa peristiwa. A. KemarahanNya kepada generasiNya; Mat 11:16-19; 12:38-45; 16:1-4; 17:17.B. KemarahanNya atas kota-kota Galilea; Mat 11:20-24 62C. KemarahanNya kepada orang-orang Farisi; Mat 15:1-9; 21:12-45; 23:1-36XIV. Nubuat dari Raja. Mat 23-24."Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tidak satu.batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan." Mat 24:1-4 XV. Perkenalan dari Raja. Mat 21: 1-11Firman yang disampaikan oleh nabi: "Katakanlah kepada Putri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendara seekor keledai muda." Orang-orang yang mengikutiNya dari belakang berseru: "Hosana, bagi Anak Daud, Hosana di tempat yang tinggi!" Mat 21:1-2,6-9 XVI. Penyucian Bait Allah dari Raja.Yesus mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah; Mat 21:12 XVII. Keluhan dari Raja.Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu-batu pada orang-orang yang diutus kepadamu!" Mat 43:37-39 XVIII. Paskah dari Raja. Mat 26:17-30XIX. Doa dari Raja."Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Mat 26:30-46. XX. Aniaya terhadap Raja.Lewat pelayananNya di dunia ini, Kristus mendapat hambatan dari orang-orang berdosa. A. Ia dituduh menghujat dengan kuasa setan. Mat 9:3,34; 12:24,26-65B. Sekongkol melawan Raja; Mat 12:14C. Disangkal oleh sahabat; Mat 26:69-75D. Dikhianati oleh pengikutNya; Mat 26:47-50E. Ia diadili dengan tidak sah1. Di hadapan Kayafas; Mat 26:57,59-682. Di hadapan Pilatus; Mat 27:11-263. Di hadapan tentara Romawi; Mat 27:27-31F. Diludahi; Mat 26:67G. Ditampar; Mat 26:67H. Diejek; Mat 26:68; 27:28-30I. Disesah dengan sangat; Mat 27: 26XXI. Sengsara Raja.A. Nubuat dari sengsaraNya - Kristus kerap kali menubuatkan kematianNya di atas salib.1. Peristiwa yang pertama; Mat 16:21-23Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya, bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan; Mat 16:21 2. Peristiwa kedua; Mat 17:22-233. Peristiwa ketiga; Mat. 20:17-194. Peristiwa keempat; Mat 26:6-13Yesus berkata: "Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanKu." Mat 26:12 5. Peristiwa kelima; Mat 26:28Yesus berkata: "Inilah DarahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Mat 26:28 B. Fakta dari sengsaraNya; Mat 27:31-50Setelah sampai di Golgota, mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu (ramuan untuk menghilangkan rasa sakit). Setelah Ia mengecapNya, Ia tidak mau meminumNya. Mat 27:33-35 XXII. Bukti tulen dari Raja. Mat 28:1-20Maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke kubur itu dan menggulingkan batu itu lalu duduk di atasnya. Mat 28:1-3 A. Seperti dinyatakan oleh musuhNya; Mat 28:4,11-15B. Seperti dinyatakan oleh sahabat-sahabatNya1. Para wanita; Mat 28:5-102. Sebelas murid; Mat 28:16-20
Ke atas
Matius [Statistik]
Jumlah dalam TB : 7 dalam 6 ayat (dalam NT : 7 dalam 6 ayat)
Strong dalam PB : [<846> αυτος 1x] [<3156> Ματθαιος 5x]
Ke atas
Dalam Versi-Versi Alkitab:
Matius: BIS TB
Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus
Wahyu Yohanes2
wahyu yohanes
Daftar Isi:
HAAG: Apokaliptik ; ENSIKLOPEDIA: APOKALIPTIK , ILHAM, PENGILHAMAN (WAHYU) , NYATA, PENYATAAN , WAHYU ; BROWNING: APOKALYPSIS , APOKALYPTIK , PENGILHAMAN , PENYATAAN , WAHYU/PENYATAAN ; YUNANI: 2315 θεοπνευστος theopneustos ; 5318 φανερος phaneros ; 601 αποκαλυπτω apokalupto ; 602 αποκαλυψις apokalupsis ; STATISTIK: WAHYU ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ;
Wahyu
Ke atas
Apokaliptik [Kamus Haag]
APOKALIPTIK. (Bhs. Yun: menyingkap, membuka rahasia).
Suatu gerakan yang tersebar luas sekali dalam alam pikiran Yahudi dari abad 2 sebelum Mas. sampai akhir abad 1 sebelum Mas. Gerakan itu menyangkut berbagai elemen tradisi Isr. (nubuat, sastra kebijaksanaan) yang dipersatukan bersama dan menjurus pada suatu jenis sastra tersendiri (~A. dalam arti khusus). Keadaan hidup awal kepercayaan Yahudi terdesak (terlebih-lebih di bawah pemerintahan --> AntoikhusIV Epifanes), sehingga memperkuat harapan mereka akan pelaksanaan janji-janji yang diberikan Allah kepada bangsaNya yang terpilih. Semua latar belakang itu membuat jelasnya tendensi kitab-kitab ~A. ini. Tendensi itu terarah pada waktu yang akan datang: Pembebasan Isr. sebagai pemenuhan sejarah. Khayalan aneh-aneh sering menjadi ciri khas gerakan ini. Di situ digunakan gambaran-gambaran kuno, simbol, mitos penciptaan dan perhitungan dengan angka-angka simbolis. Dua ciri khas dari bentuk sastra itu: ~A. pengetahuan yang didasarkan atas wahyu-wahyu (semu). b. nama-nama pengarang merupakan nama samaran (Adam, Abraham, Musa dan lain-lain sebagai penggubah). Hampir-hampir tidak dapat dipastikan dari lingkungan manakah sastra itu timbul. Demikian pula tidak jelas dari mana datangnya pengaruh-pengaruh dari luar Kitab. (astrologi asal Babilon, mitologi asal Yunani). Dalam garis utamanya boleh dikatakan, bahwa sastra ~A., yang ditemukan bekas-bekasnya pada --> wahyu-wahyu apokrif (terutama 1Hen; As Mus, 4 Esr, Syr Bar) menjadi penghubung penting antara PL dan PB. Dua buah kitab apokalipsis memperoleh pengesahan dalam daftar kanonik KS: (-->) Daniel dan Wahyu.
Ke atas
APOKALIPTIK [Ensiklopedia]
Kata ini menunjukkan baik suatu jenis kesusastraan Yahudi dan Kristen, maupun jenis agama yg biasanya diungkapkan dalam sastra itu.
Tulisan-tulisan apokaliptik Yahudi muncul dari suatu keadaan sejarah yg khas. Nabi tidak muncul lagi di Israel setelah nabi-nabi zaman pembuangan. Pengilhaman nabi telah berakhir: Allah tidak bicara lagi melalui suara-suara yg vokal. Lagipula, zaman itu kejam. Keselamatan yg dijanjikan melalui seorang Juruselamat Mesianis tak kunjung tiba. Sederetan raja non-Yahudi memerintah umat Allah, bukan Allah sendiri; dan pada zaman Antiokhus Epifanes (168 sM) agama Yahudi dilarang dan orang Yahudi yg setia pada kepercayaannya menderita dalam pemburuan yg mengerikan. Untuk mengisi kehampaan ini, muncullah tulisan-tulisan apokaliptik antara 200-100 sM. Tulisan-tulisan itu menyajikan penyataan-penyataan Allah yg menerangkan penyebab berkuasanya kejahatan, dan membuka tabir rahasia sorgawi serta menjanjikan kedatangan kerajaan-Nya dengan segera bagi orang-orang yg dilanda penderitaan.
Apokaliptik Yahudi paling terkenal ialah I Henokh (atau Henokh dari Etiopia), suatu karya gabungan yg ditulis pada akhir abad 2 sM, tapi mungkin disusun pada abad 1 M; Yubil, dari abad 2 sM; Kenaikan Musa, dari abad 1 sM; 4 Ezra atau 2 Esdras dan Apokalips Barukh, keduanya ditulis pada akhir abad 1, dan 2 Henokh (atau Henokh dari Slavonia), tarikhnya tidak diketahui. Wasiat Duabelas Bapak Leluhur, dari abad 2 sM, termasuk ramalan tentang masa depan setiap suku. Apokaliptik lainnya telah ditemukan dalam sastra Qumran, tapi belum diterbitkan. Mzm Salomo, pertengahan abad 1 sM, dan Ucapan Sibil sering dimasukkan dalam sastra apokaliptik ini, tapi sebenarnya bukan apokalips, walaupun memuat unsur-unsur ajaran tentang masa depan yg bersifat apokaliptis.
Beberapa hal tertentu mencirikan sastra ini.
1. Sastra apokaliptik nampaknya bersifat ramalan. Tanpa suara nubuat yg hidup, tulisan-tulisan ini menceritakan ramalan yg diperoleh melalui mimpi, penglihatan dan perjalanan sorgawi.
2. Sastra ini bersifat meniru, tidak mencatat pengalaman yg sebenarnya mengenai penglihatan (mungkin 4 Ezra kekecualian). Apa yg disebut 'penyataan' hanyalah merupakan peranti sastra yg bersifat meniru, guna menyampaikan pesan kepada pembaca. Penglihatan para nabi, khususnya penglihatan Daniel, memberi bentuk asli untuk ditiru oleh penulis-penulis ini.
3. Sastra apokaliptik memakai nama samaran. Roh Allah tidak bicara lagi melalui nabi-nabi yg hidup. Jadi para penulis apokaliptik menempatkan pernyataan mereka sebagai ucapan orang-orang suci PL. Teknik ini digunakan untuk mengukuhkan pesannya kepada pembaca.
4. Sastra apokaliptik umumnya memakai lambang. Para nabi sering memakai lambang, dan Kitab Dan telah menggunakannya dengan cara baru untuk melukiskan perjalanan sejarah dan ihwal penyelamatan yg besar. Para penulis apokaliptik banyak menggunakan jenis lambang, sedemikian gandrungnya sampai memakai penghuni suatu kebun binatang liar untuk menggambarkan sejarah Israel dan meramalkan kedatangan kerajaan Allah.
5. Sastra ini memuat banyak ramalan tiruan. Pernyataan ditempatkan dalam mulut seorang saleh dari zaman PL, justru mengandung 'penglihatan-penglihatan' tentang hari depan dari zaman penulis samaran hingga zaman penulisnya yg benar, dalam pengharapan kerajaan Allah akan segera muncul. Para penulis apokaliptik menceritakan kembali sejarah tersembunyi sebagai ramalan, untuk menerangkan kepada pembaca keadaan sadis pada masa mereka sendiri, lalu meyakinkan mereka bahwa Allah akan segera mewujudkan kerajaan-Nya.
Istilah 'apokaliptik' juga dipakai sebagai kata sifat bagi pandangan yg terdapat dalam sastra ini mengenai agama. Istilah 'eskatologi' menunjuk pada hal-hal yg akan terjadi pada akhir zaman; 'apokaliptik' menunjuk pada suatu jenis eskatologi yg meliputi ciri-ciri tertentu, yg bersifat mengembangkan unsur-unsur yg terdapat dalam agama para nabi. Unsur-unsur itu antara lain adalah:
1. Dualisme. Para nabi menempatkan penyelamatan terakhir dalam dunia ini. Orde baru nanti yg akan dibentuk oleh kedatangan kerajaan Allah, tidak terpisah dari sejarah dunia yg berjalan terus, sekalipun akan berbeda dalam hal dihapusnya penderitaan, kekerasan dan kejahatan (mis Yes 11: 6-9). Dunia baru itu akan datang sebagai akibat kedatangan Ilahi, bukan akibat dari proses-proses alarm yg bekerja dalam sejarah (Yes 26:21; 24:1-3). Para penulis apokaliptik mengembangkan pertentangan ini -- antara zaman sekarang dengan zaman akan datang, sampai timbul gagasan ada dua zaman yg sangat bertentangan: zaman ini dan zaman akan datang. Dualisme demikian bersifat sementara dan historis, bukan bersifat metafisis dan untuk selama-lamanya, dan di luar PB memperoleh bentuknya yg paling berkembang dalam 4 Ezra dan Apokalips Barukh. Zaman ini penuh kejahatan: zaman yg akan datang adalah zaman Kerajaan Allah.
2. Determinisme. Kedatangan zaman baru tergantung seutuhnya dalam tangan Tuhan, tak dapat dipercepat atau diperlambat oleh manusia. Zaman kejahatan harus menempuh jalannya dan kerajaan Allah harus menunggu kesudahan zaman ini. Gagasan ini sering mendorong orang menerka zaman-zaman dan pembagian waktu menjadi serentetan kurun zaman seperti telah ditentukan terlebih dahulu, sehingga dengan demikian mereka menganggap dapat memperhitungkan saat akhir segala zaman.
3. Pesimisme. Para penulis apokaliptik mendambakan kemenangan terakhir dari kerajaan Allah pada zaman yg akan datang. Tapi mereka pesimis tentang zaman ini. Allah telah menarik kembali bantuan-Nya dari orang benar, dan soal kejahatan merupakan teka-teki total: tak ada jawaban kecuali harapan akan kedatangan zaman baru.
4. Sikap etis yg pasif. Penulis-penulis apokaliptik tidak memberitakan penghukuman Allah atas umat-Nya seperti dilakukan oleh para nabi. Persoalan bagi para penulis apokaliptik ialah, Israel benar tapi masih menderita secara tidak sepatutnya. Kebanyakan tulisan apokaliptik kurang tegas mengenai kelakuan di bidang moral dan etis. Suatu kekecualian ialah Wasiat Duabelas Bapak Leluhur.
Ciri-ciri yg disajikan di atas menggambarkan tulisan apokaliptik Yahudi, tapi tidak dapat diterapkan kepada semua pokok pada tulisan apokaliptik dalam Alkitab. Agama PB dapat disebut apokaliptik dalam hal turut mengenal dua zaman: tapi sifatnya bukan determinis atau pesimis ataupun bersikap pasif dalam bidang etika. Menurut PB, walaupun kerajaan Allah datang dari luar dunia ini dan tidak merupakan hasil sejarah, namun kerajaan itu kini bekerja dalam sejarah dan pada akhirnya akan mengubahnya sama sekali. Kitab Why atau Apokaliptik Yohanes, buat sementara turut memperlihatkan beberapa sifat apokaliptik, tapi tidak memperlihatkan yg lain. Why tidak memasang nama samaran, tapi langsung memakai nama penulis, yg menganggap dirinya seorang nabi. Yohanes menggunakan lambang apokaliptik, tapi ia berdiri pada zamannya sendiri dan melihat ke hari depan. Ia tidak menulis sejarah sebagai nubuat samaran. Yohanes tidak pesimis seperti para penulis apokaliptik yg putus asa terhadap sejarah, dan hanya melihat harapan pada zaman akan datang. Tuhan Allah sedang bekerja untuk menyelamatkan, baik dalam sejarah maupun pada akhir sejarah. Hal ini digambarkan oleh singa yg juga domba yg telah disembelih (Why 5:5-6). Sejarah merupakan adegan penyelamatan: hanya Kristus yg tersalib dapat memecahkan teka-teki sejarah. Akhirnya, Yohanes sama seperti para nabi, sangat menekankan soal moral, dengan cara mencela gereja yg tak setia. Ia menuntut pertobatan untuk menghindari penghukuman ilahi (2:5, 16, 21, 22; 3:3, 19).
KEPUSTAKAAN. G. R Beasley-Murray, Jesus and the Future, 1954; P. D Hanson, The Dawn of Apocalyptic, 1976; M Hengel, Judaism and Hellenism, 1974; K Koch, The Rediscovery of Apocalyptic, 1970; L Morris, Apocalyptic, 1973; H. H Rowley, The Relevance of Apocalyptic, 1944; R. J Bauckham, Them 3.2, Jan 1978, hlm 10-23; D Russell, The Method and Message of Jewish Apocalyptic, 1964. GEL/NY WBS
Ke atas
ILHAM, PENGILHAMAN (WAHYU) [Ensiklopedia]
Dalam 2 Tim 3:16 Paulus menulis, 'Segala tulisan yg diilhamkan Allah memang bermanfaat....' Kata sifat yg diterjemahkan 'diilhamkan' adalah theopneustos. Pada akhir-akhir ini Ewald dan Cremer mencoba memperlihatkan, bahwa kata sifat itu mengandung arti aktif, 'menghembuskan Roh itu', dan Barth rupanya setuju (dia membubuhi catatan, bahwa kata itu bukan hanya berarti 'diberikan dan dipenuhi dan diperintah oleh Roh Allah', tapi juga 'aktif menghembuskan dan menyebarluaskan keluar dan memperkenalkan Roh Allah' [Church Dogmatics, I. 2, E. T. 1956, hlm 504)). Tapi B. B Warfield telah memperlihatkan dengan tegas pada thn 1900, bahwa kata itu hanya dapat berarti pasif. Pengertiannya bukanlah seakan-akan Allah menghembus melalui Kitab Suci, atau seakan-akan Kitab Suci menghembuskan Allah, melainkan bahwa Allah menghembuskan Kitab Suci. Kata-kata Paulus itu berarti, Kitab Suci bukan merupakan sumber inspirasi bagi manusia (walaupun itu memang benar), melainkan bahwa Kitab Suci pada dirinya adalah karya ilahi, justru harus didekati dan dinilai demikian.
'Hembusan' atau 'roh' Allah dalam PL (Ibrani `ruakh, nesama) menekankan peri aktifnya ke luar daya kuasa ilahi, apakah itu dalam penciptaan (Mzm 33:6; Ayb 33:4; bnd Kej 1:2; 2:7), pemeliharaan (Ayb 34:14), wahyu kepada dan melalui para nabi (Yes 48:16; 61:1; Mi 3:8; Yl 2:28 dab), pembaharuan (Yeh 36:27), atau penghakiman (Yes 30:28, 33). PB menyatakan 'hembusan' (Yunani pneuma) ilahi ini sebagai Oknum dari ke-Allah-an (*Ron KUDUS).
Dalam 2 Tim 3:16 Paulus menegaskan bahwa semua yg termasuk dalam kategori 'Kitab Suci', yaitu semua yg mempunyai tempat dalam 'tulisan suci' itu (hiera grammata, ay 15) demikian halnya justru karena diilhamkan Allah, yg adalah berguna untuk menuntun baik iman maupun hidup.
Berdasarkan ay ini, teologi biasanya menggunakan kata 'pengilhaman' (inspirasi) untuk mengungkapkan keilahian asal dan kualitas Kitab Suci. Secara aktif, kata benda itu menyatakan karya Allah yg 'menembus ke luar' sehingga menghasilkan Kitab Suci; secara pasif, keadaan Kitab Suci yg sudah terhembuskan dan yg terjadi dengan jalan demikian. Kata itu juga lebih umum dipakai untuk pengaruh ilahi, yg memampukan manusia pengemban penyataan -- nabi-nabi, pemazmur-pemazmur, orang-orang berhikmat dan rasul-rasul -- untuk mengatakan dan juga untuk menuliskan, Firman Allah.
I. Gagasan ilham alkitabiah
Menurut 2 Tim 3:16, apa yg diilhamkan adalah tulisan-tulisan alkitabiah itu sendiri. Ilham adalah karya Allah yg bermuara bukan pada orang-orang yg ditugasi menuliskan Kitab Suci (seakan-akan setelah Allah menyampaikan kepada mereka gagasan ide yg wajib mereka komunikasikan, Allah membiarkan mereka menempuh atau mencari media atau cara yg terbaik untuk mengkomunikasikannya), melainkan pada wujud nyata media itu sendiri. Itulah Kitab Suci graphe, wujud naskah tertulis -- itulah yg diilhamkan Allah. Pemikiran hakiki di sini ialah, bahwa Kitab Suci mempunyai sifat yg sama dengan khotbah-khotbah para nabi, baik yg dikhotbahkan maupun dituliskan (bnd 2 Ptr 1:19-21, mengenai keilahian asal mula dari setiap 'nubuat dlm Kitab Suci') bukan melulu kata-kata manusia, buah dari pemikiran manusia, renungan dan karya seni, tapi juga, dan dalam arti yg sama, adalah kata-kata atau Firman Allah, yg diungkapkan melalui mulut manusia atau dituliskan dengan pena manusia. Dengan kata-kata lain, Kitab Suci mempunyai dua komunikator, dan manusia hanyalah komunikator kedua. Komunikator utama, yg sigap memacu dan menerangi, dan yg dalam pengawasan-Nya setiap komunikator atau insan penulis melakukan tugasnya, ialah Allah Roh Kudus.
Wahyu kepada para nabi pada dasarnya adalah lisan; sering wahyu itu mempunyai aspek penglihatan, tapi 'wahyu berupa penglihatan adalah juga wahyu lisan' (L Koehler, Old Testament Theology, E. T. 1957, hlm 103). Brunner mengamati, bahwa 'Firman Allah yg diberitakan oleh para nabi sebagai sesuatu yg mereka terima langsung dari Allah, dan mereka ditugaskan untuk mengulanginya, seperti mereka menerimanya ... di dalamnya mungkin kita mendapati analogi yg paling dekat dengan arti dari pengilhaman verbal (Revelation and Reason, 1946, hlm 122, catatan 9). Lebih tepat, apa yg kita dapati di situ bukan hanya analogi, tapi juga suatu pola; demikian ajaran alkitabiah. Ilham alkitabiah haruslah dirumuskan dengan istilah teologis yg sama sebagai ilham propetik: yaitu, sebagai proses keseluruhan, di mana Allah menggerakkan orang-orang yg dipilih-Nya dan dipersiapkan-Nya (bnd Yer 1:5; Gal 1:15) untuk menuliskan persis apa yg dikehendaki-Nya untuk dituliskan, guna mengkomunikasikan pengetahuan peri penyelamatan kepada umat-Nya, dan dengan perantaraan mereka kepada dunia. Cara ini memang beraneka ragam, dalam bentuk psikologis, seperti halnya dengan ilham propetik.
Ilham alkitabiah, dengan demikian, adalah verbal pada hakikatnya; Kitab Suci yg diilhamkan oleh Allah diisi dengan kata-kata yg diilhamkan oleh Allah. Jadi Kitab Suci yg diilhamkan adalah penyataan yg tertulis, sama seperti khotbah-khotbah nabi-nabi adalah penyataan yg dilisankan. Alkitab mencatat bahwa pengungkapan diri Allah dalam sejarah penyelamatan, bukan melulu kesaksian manusiawi mengenai wahyu, tapi juga adalah wahyu. Pengilhaman Kitab Suci adalah bagian integral dalam proses penyataan, sebab dalam Kitab Suci Allah telah memberikan kepada gereja lukisan dari dan tafsiran atas karya penyelamatan-Nya dalam sejarah, dan tafsiran-Nya sendiri yg berwibawa mengenai tempat gereja dalam rencana-Nya yg abadi.
Ungkapan 'Demikianlah Firman Tuhan' patut diukir sebagai kalimat pertama pada setiap kitab dari Kitab Suci, yg memang sudah terukir demikian (359 kali, menurut Koehler, hlm 245) pada uraian-uraian para nabi yg terdapat dalam Kitab Suci. Oleh karena itu, ilham menjamin kebenaran dari segala yg dinyatakan Alkitab, sama seperti ilham para nabi menjamin kebenaran dari lukisan mereka tentang pemikiran Allah. ('Kebenaran' di sini menunjukkan kesejajaran kata manusia dan pemikiran Allah, apakah itu dim dunia fakta atau dim dunia makna.) Sebagai kebenaran dari Allah, Khalik manusia dan Raja yg benar, ajaran alkitabiah, seperti nubuat propetik, mengandung wibawa ilahi.
II. Penyajian Alkitab
Ide mengenai adanya Kitab Suci kanonis, yaitu suatu naskah atau suatu kumpulan dokumen yg memuat catatan permanen dan berwibawa mengenai penyataan ilahi, berawal pada tulisan Musa mengenai titah Allah di gurun pasir (Kel 34:27 dab; Ul 31:9 dab, 24 dab). Kebenaran dari semua pernyataan secara historis atau teologis dalam Kitab Suci, dan wibawanya sebagai Firman Allah, diterima tanpa soal atau diskusi dalam PL dan PB. Kanon itu berkembang, tapi konsep ilham, yg mengisyaratkan gagasan adanya kanon, sudah ada dalam bentuk matang dari semula, dan tidak berubah dalam seluruh Alkitab. Seperti disajikan di sana, hal itu terdiri dari dim keyakinan.
1. Kata-kata Kitab Suci adalah kata-kata Allah sendiri. Nas PL menyamakan hukum Musa dan kata-kata para nabi, baik lisan dan tertulis sebagai kata-kata Allah sendiri (bnd 1 Raj 22:8-16; Neh 8; Mzm 119; Yer 25:1-13, dll). Penulis-penulis PB memandang keseluruhan PL sebagai 'Firman Allah' (Rm 3:2), bersifat propetik (Rm 16:26; bnd 1:2; 3:21), yg ditulis oleh manusia yg digerakkan dan diajari oleh Roh Kudus (2 Ptr 1:20 dab; bnd 1 Ptr 1:10-12). Kristus dan para rasul-Nya mengutip PL, bukan hanya sebagai apa yg dikatakan oleh Musa, Daud atau Yesaya (lih Mrk 7:10; 12:36; 7:6; Rm 10:5; 11:9, 10, 20, dll.), tapi juga sebagai apa yg dikatakan oleh Allah melalui mereka (lih Kis 4:25; 28:25), bahkan kadang-kadang seutuhnya sebagai apa yg 'Dia' (Allah) katakan (lih 1 Kor 6:16; Ibr 8:5,8), atau apa yg dikatakan Roh Kudus (Ibr 3:7; 10:15).
Lebih gamblang lagi, pernyataan-pernyataan PL, biarpun bukan Allah yg langsung mengatakan konteksnya, dikutip juga sebagai firman Allah sendiri (Mat 19:4 dab; Ibr 3:7; Kis 13:34 dab, kutipan dari Kej 2:24; Mzm 95:7; Yes 55:2 berturut-turut). Paulus juga menunjuk pada janji Allah kepada Abraham dan ancaman Allah kepada Firaun, keduanya diucapkan lama sebelum kumpulan tulisan Kitab Suci mencatatnya, sebagai kata-kata yg seolah-olah Kitab Suci sendiri langsung mengatakannya kepada kedua orang itu (Gal 3:8; Rm 9:17); hal ini memperlihatkan, bagaimana Paulus menyamakan seutuhnya pernyataan-pernyataan Kitab Suci dengan ucapan Allah.
2. Peranan manusia dalam menghasilkan Kitab Suci hanyalah meneruskan apa yg dia terima. Psikologis, berdasarkan sudut nalar bentuk, jelas bahwa para penulis menyumbang banyak pada terbentuknya Kitab Suci -- penyelidikan historis, renungan teologis, gaya bahasa, dst. Setiap kitab dari Alkitab, menurut pengertian terbatas, adalah karya tulis dari penulisnya. Tapi teologis, berdasarkan sudut hakikat isi, Alkitab mengartikan bahwa para penulis tidak menyumbangkan sesuatu apa pun, dan menyatakan tegas bahwa Kitab Suci seutuhnya adalah karya ciptaan Allah. Keyakinan ini berakar pada kesadaran diri para pendiri agama alkitabiah, semua mereka sepakat 'mengkleim' -- dan dalam hal para nabi dan para rasul untuk menuliskan secara harfiah -- perkataan-perkataan orang lain sebagaimana adanya: yaitu Allah sendiri.
Para nabi (termasuk Musa: Ul 18:15; 34:10) menyatakan bahwa mereka mengucapkan Firman Yahweh, menyajikan kepada Israel apa yg diperlihatkan Yahweh kepada mereka (Yet 1:7; Yeh 2:7; Am 3:7 dab; bnd 1 Raj 22). Yesus dari Nazaret menyatakan bahwa Dia mengucapkan kata-kata yg diberikan oleh BapakNya kepada-Nya (Yoh 7:16; 12:49 dab). Para rasul mengajar dan menyampaikan perintah-perintah dalam Nama Kristus (2 Tes 3:6), dengan demikian 'mengkleim' wibawa dan izin-Nya (1 Kor 14:37), dan mereka mempertahankan bahwa baik bahan maupun kata-kata mereka adalah yg diajarkan kepada mereka oleh Roh Allah (1 Kor 2:9-13; bnd janji-janji Kristus, Yoh 14:26 dab; 15:26; 16:13 dst). Hal-hal itulah yg menyatakan dan mensahihkan bahwa apa yg mereka katakan adalah ilham dari Tuhan. Dalam terang tuntutan kesahihan ini, maka penilaian atas tulisan-tulisan propetik dan rasuli sebagai seratus persen murni Firman Allah, adalah sama halnya dengan bagaimana kedua loh batu yg berisi hukum, yg 'ditulis dengan jari Allah' (Kel 24:12; 31:18; 32:16), seutuhnya adalah firman Allah, tentu menjadi bagian dari keyakinan alkitabiah.
Kristus dan para rasul memberikan kesaksian mencolok tentang fakta pengilhaman dalam seruan mereka mengakui kewibawaan PL. Dan adalah suatu kenyataan, betapa mereka menandaskan Kitab Suci Yahudi sebagai Alkitab Kristen: suatu kumpulan literatur yg memberikan kesaksian propetik tentang Kristus (Yoh 5:39 dab; Luk 24:25 dab, 44 dab; 2 Kor 3:14 dab), dan yg dimaksudkan Allah menjadi panduan bagi orang Kristen (Rm 15:4; 1 Kor 10:11; 2 Tim 3:14 dst; bnd penjelasan rinci mengenai Mzm 95:7-11 dlm Ibr 3-4, dan tentu seluruh Ibr, di mana setiap pokok penting berdasarkan ay-ay PL). Kristus menekankan bahwa apa yg tertulis dalam PL 'tidak dapat dibatalkan' (Yoh 10:35). Dia datang, kataNya kepada orang Yahudi, bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi (Mat 5:17); apabila mereka berpikir demikian, maka mereka salah; Dia datang untuk melakukan yg sebaliknya yaitu memberikan kesaksian atas otoritas keduanya dengan menggenapinya. Hukum Taurat berlaku selamanya, justru karena Taurat adalah Firman Allah (Mat 5:18; Luk 16:17); nubuat-nubuat teristimewa yg berkenaan dengan Dia sendiri, harus digenapi, dengan alasan yg sama (Mat 26:54; Luk 22:37; bnd Mrk 8:31; Luk 18:31). Bagi Kristus dan rasul-rasul-Nya apa yg dikatakan Kitab Suci tetap menentukan (bnd Mat 4:4, 7, 10; Rm 12:19; 1 Ptr 1:16, dll).
Dalam hal pengutipan, penulis-penulis PB mengikuti LXX, Targum-targum, atau terjemahan ad hoc dari bh Ibrani sejauh mereka kehendaki. Pernah dikatakan, hal ini memperlihatkan bahwa mereka tidak menerima kata-kata asli seperti yg diilhamkan. Tapi perhatian mereka tidak terletak pada perkataan secara harfiah, melainkan pada artinya; dan penyelidikan belakangan ini memperlihatkan, bahwa kutipan-kutipan itu diperbuat dengan maksud menafsirkan dan menjelaskan -- suatu cara mengutip yg dikenal di antara orang Yahudi. Para penulis mencoba menyatakan arti yg benar (kristiani) dan penerapan dari naskah mereka melalui bentuk kutipan. Dalam kebanyakan hal anti ini terang diperoleh dengan memakai secara seksama prinsip-prinsip teologis yg jelas, tentang hubungan Kristus dan gereja pada PL. (Lih C. H Dodd, According to the Scriptures, 1952; K Stendahl, The School of St. Matthew, 1954; R. V. G Tasker, The Old Testament in the New Testament, 1954; E. E Ellis, Paul's Use of the Old Testament, 1957.)
III. Pernyataan teologis
Dalam rumusan ajaran alkitabiah mengenai pengilhaman, perlu dikemukakan empat pokok negatif.
1. Pengilhaman bukanlah pendiktean mekanis, atau penulisan otomatis, ataupun salah satu proses penulisan dengan menyingkirkan peranan daya pikir atau daya nalar insan penulis. Konsep pengilhaman yg demikian terdapat dalam Talmud, Filo dan Bapak-bapak Gereja, tapi bukan dalam Alkitab. Bimbingan dan pengawasan ilahi sewaktu penulis-penulis Alkitab menulis, bukanlah suatu kekuatan badani atau psikologis, juga bukan mengurangi, tapi bahkan mempertinggi kebebasan, spontanitas dan daya cipta penulisan mereka.
2. Bahwa dalam pengilhaman Allah tidak melenyapkan kepribadian, gaya bahasa, pandangan dan kondisi kultural dari penulis-penulis-Nya bukanlah berarti bahwa pengawasan-Nya atas mereka tidak sempurna, atau bahwa dalam proses menuliskannya mereka mengubah kebenaran yg mereka terima untuk menyampaikannya. Warfield secara halus mengejek dugaan, bahwa apabila Allah menghendaki Surat-surat Paulus ditulis maka 'Allah harus turun ke dunia, harus tersiksa meneliti cermat semua orang yg dijumpaiNya, cemas mencari satu orang yg paling piawai di antara semuanya untuk tujuan-Nya. Lalu dengan kekerasan Ia memasukkan bahan-bahan yg dikehendaki-Nya dituliskan ke dalam diri orang pilihan-Nya itu, sekalipun berlawanan dengan bakat alamiah orang itu, dan dengan kehilangan sekecil mungkin karena sifat kepala batu orang itu. Tentu, tidak demikian yg terjadi. Apabila Allah menghendaki untuk memberikan suatu rangkaian surat kepada umat-Nya seperti Surat-surat Paulus, maka Dia mempersiapkan Paulus untuk menuliskannya, dan Paulus yg dipilih-Nya untuk tugas itu adalah Paulus yg spontan menulis surat-surat demikian' (The Inspiration and Authority of the Bible, 1951, hlm 155).
3. Pengilhaman bukanlah suatu kualitas yg menempel pada kesilapan yg terjadi sewaktu perbanyakan dan penyebaran naskah, melainkan hanya pada naskah asli seperti yg dihasilkan semula oleh penulis-penulis yg diilhami. Pengakuan akan ilham alkitabiah menantang tugas kritik naskah dengan cermat sekali, guna mengeluarkan kesilapan-kesilapan demikian dan memastikan naskah aslinya.
4. Pengilhaman tulisan alkitabiah tidak dapat disamakan dengan inspirasi sastra agung, biarpun (dan ini sering sekali) tulisan Alkitab adalah juga sastra agung. Gagasan pengilhaman itu berkaitan, bukan dengan kualitas sastra dari apa yg ditulis itu, melainkan dengan sifatnya sebagai wahyu
ilahi yg tertulis. --> ROH KUDUS; --> NUBUAT; --> ALKITAB; *OTORITAS; --> KANON PL; --> KANON PB; *TAFSIRAN ALKITAB.
KEPUSTAKAAN. B. B Warfield, buku yg disebut di atas (banyak bahan yg relevan juga terdapat dlm Biblical Foundations, 1958, ps 1 dan 2); A Kuyper, Encyclopaedia of Sacred Theology, E. T, 1899; J On, Revelation and Inspiration, 3, 1907; A. H Strong, Systematic Theology III, 1907; C. F. H Henry (red), Revelation and the Bible, 1958; K Barth, Church Dogmatics, I. 1, 2 (The Doctrine of the Word of God), E. T,1936,1956; W Sanday, Inspiration,1893; R Abba, The Nature and Authority of the Bible, 1958; TDNT 1, hlm 742-773 (sv grapho), 4, hlm 1016-1084 (sv nomos); J. W Wenham, Christ and the Bible, 1972; G. C Berkouwer, Holy Scripture, 1975. JIP/AL
Ke atas
NYATA, PENYATAAN [Ensiklopedia]
I. Gagasan tentang penyataan
Kata Ibrani gala, Yunani apokalupto, Latin revelo, dan Indonesia menyatakan, mengungkapkan gagasan tentang membuka selubung sesuatu yg tersembunyi. Karena itu, bila Alkitab bicara tentang penyataan, maka pemikiran yg dimaksudkan ialah Allah Pencipta aktif membuka bas manusia kuasa dan kemuliaan-Nya, hakikat dan sifat-Nya, kehendak, jalan, dan rencana-Nya -- pendek kata, diriNya sendiri -- supaya manusia dapat mengenal Dia. Perbendaharaan kata mengenai penyataan dalam PL dan PB cukup luas, meliputi gagasan-gagasan tentang: membuat hal-hal yg samar-samar menjadi jelas, membuat hal-hal yg tersembunyi menjadi terang, memperlihatkan tanda-tanda, mengucapkan kata-kata, dan membuat orang-orang yg menjadi si alamat melihat, mendengar, merasa, mengerti, dan mengetahui. Tidak satu pun dari kata-kata itu dalam PL merupakan istilah yg khas teologis -- setiap kata mempunyai penggunaan biasa --, tapi dalam PB apokalupto dan apokalupsis digunakan hanya dalam konteks teologis, dan pemakaian yg lazim atas kata-kata itu tidak muncul, malah juga tidak di tempat dimana orang mengharapkannya (bnd 2 Kor 3:13 dab). Hal ini menimbulkan kesan bahwa bagi penulis-penulis PB kedua istilah itu seolah-olah mengandung status teknis.
Kata-kata lain dalam PB yg mengungkapkan gagasan tentang penyataan ialah faneroo, 'membuat nyata, membuat jelas'; epifaino, 'memperlihatkan' (kata bendanya epi-faineia, 'manifestasi'); deiknuo, 'menunjukkan'; exegeomai, 'membentangkan, menjelaskan, dengan menceritakan', bnd Yoh 1:18; khrematizo, 'mengajar, menegur, memperingatkan' (dipakai dlm bh Yunani sekuler mengenai ramalan ilahi, bnd Arndt, MM; kata bendanya khrematismos, jawaban Allah', Rm 11:4).
Dari sudut isinya, penyataan ilahi adalah menerangkan dan juga menyuruh, dan dalam setiap hal adalah normatif. Penyingkapan-penyingkapan (oleh) Allah selalu dilakukan dalam konteks tuntutan untuk percaya kepada, dan taat terhadap apa yg dinyatakan -- suatu tanggapan, yaitu, yg seluruhnya ditentukan dan dibatasi oleh isi penyataan itu sendiri. Dengan kata lain, penyataan Allah datang pada manusia bukan sebagai penerangan tanpa kewajiban, melainkan sebagai peraturan yg bersifat perintah tentang iman dan tingkah laku. Hidup manusia harus ditata, bukan oleh gagasan dan angan-angan sendiri, bukan pula oleh dugaan-dugaan mengenai hal-hal ilahi yg tidak dinyatakan, melainkan oleh kepercayaan yg khidmat mengenai semua apa yg dikatakan oleh Allah kepadanya, yg membimbing kepada kepatuhan yg sungguh-sungguh mengenai segala perintah yg terkandung dalam penyataan (Ul 29:29).
Penyataan mempunyai dua poros: (1) maksud Allah; (2) pribadi Allah.
1. Pada satu pihak, Allah mengatakan kepada manusia tentang diriNya sendiri -- siapa Dia, apa yg telah Dia lakukan, dan yg sedang Dia lakukan, dan yg akan Dia lakukan, dan apa yg Dia kehendaki untuk dilakukan oleh manusia. Demikianlah, Dia mempercayai Nuh, Abraham, dan Musa, dengan mengatakan kepada mereka apa yg telah Dia rencanakan dan bagian mereka di dalam rencana-Nya itu (Kej 6:13-21; 12:1 dab, 15:13-21; 17:15-21; 18:17 dab; Kel 3:7-22). Juga, Dia menyatakan kepada Israel hukum-hukum dan janji janji perjanjian-Nya (Kel 20-23, dll; Ul 4:13 dab; 28, dll, Mzm 78:5 dab; 147:19). Dia membukakan tujuan-Nya kepada nabi-nabi (Am 3:7). Kristus mengatakan kepada murid-murid-Nya tentang 'segala hal yg telah Ku-dengar dari BapakKu' (Yoh 15:15) dan menjanjikan kepada mereka Roh Kudus untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya mengajar mereka (Yoh 16:12 dab). Allah menyatakan kepada Paulus 'rahasia' tentang kehendak-Nya yg kekal di dalam Kristus (Ef 1:9 dab; 3:3-11). Kristus menyatakan kepada Yohanes 'hal-hal yg harus segera terjadi' (Why 1:1). Dari sudut ini, sebagai penyingkapan yg tepat oleh Allah sendiri tentang tujuan dan pekerjaan penyelamatan-Nya, Paulus menamakan Injil: 'kebenaran', yg bertentangan dengan kesesatan dan dusta (2 Tes 2:11-13; 2 Tim 2:18; dll). Dari sinilah timbulnya pemakaian ungkapan 'kebenaran yg dinyatakan' dalam teologia Kristen. untuk menunjukkan apa yg telah Allah katakan kepada manusia tentang diriNya sendiri.
2. Di lain pihak, manakala Allah menyampaikan firman-Nya kepada manusia, Dia pun memperhadapkan manusia dengan diriNya sendiri. Alkitab tidak berpikir tentang penyataan sebagai penyiaran informasi semata-mata, yg dijamin oleh Allah, melainkan sebagai kedatangan pribadi Allah kepada pribadi-pribadi untuk membuat diriNya dikenal oleh manusia (bnd Kej 35:7; Kel 6:3; Bil 12:6-8; Gal 1:15 dab). Inilah pelajaran yg harus dipelajari dari pengejawantahan Allah dalam PL (bnd Kel 3:2 dab; 19:11-20; Yeh 1; dll), dan dari peranan yg dimainkan oleh 'malaikat (pesuruh) TUHAN' yg aneh itu, yg begitu terang bahwa ia adalah manifestasi TUHAN sendiri (bnd Kej 16:10; Kel 3:2 dab; Hak 13:9-23): pelajaran bahwa Allah bukan saja Pencipta dan subyek berita-Nya kepada manusia tapi Dia sendirilah juga pemberitanya. Manakala seseorang berjumpa dengan firman Allah, betapa pun perjumpaan itu nampak seperti terjadi begitu saja dan kebetulan, Allah menjumpai orang itu, mengalamatkan firman itu kepadanya secara pribadi dan meminta jawaban pribadi kepada Dia sendiri sebagai Pencipta firman. Berbicara secara umum, ahli-ahli teologia Protestan yg lebih tua mengulas penyataan seutuhnya dalam pengertian: tindakan Allah menyampaikan kebenaran-kebenaran mengenai diriNya sendiri. Tentu, mereka tahu bahwa Allah mengatur sejarah Alkitab, dan bahwa sekarang Dia menerangi manusia untuk menerima berita Alkitab, tapi mereka menggarap yg pertama di bawah judul: pemeliharaan (providensia), dan yg terakhir di bawah judul: penerangan (iluminasi), dan mereka tidak pula menghubungkan secara formal pengertian mereka tentang penyataan dengan salah satu dari keduanya. Pusat ajaran mereka tentang penyataan ialah Alkitab; mereka memandang Alkitab sebagai kebenaran yg dinyatakan melalui tulisan, dan penyataan adalah kegiatan ilahi yg menghasilkan Alkitab. Mereka menghubungkan penyataan dengan pengilhaman (inspirasi), dengan mendefinisikan yg pertama sebagai tindakan Allah menyampaikan kepada penulis-penulis Alkitab kebenaran tentang diriNya sendiri yg kalau tidak disampaikan tidak dapat dijangkau, dan yg terakhir sebagai tindakan Allah membuat mereka mampu menuliskan semua itu dengan benar, sesuai kehendak-Nya. (Jelas bahwa perumusan ini mempunyai akarnya dlm Kitab Dan; bnd Dan 2:19, 22, 28 dab, 47; 7:1; 10:1; 12:4.)
Banyak ahli modern menolak pandangan ini karena menganggap harus ditinggalkan pikiran bahwa Alkitab adalah kebenaran yg dinyatakan. Mereka berbicara tentang penyataan seutuhnya dalam pengertian: tindakan Allah mengarahkan sejarah Alkitab dan membuat pribadi-pribadi menyadari kehadiran-Nya, kegiatan-Nya, dan tuntutanNya. Dengan demikian pusat ajaran tentang penyataan digeser ke sejarah penyelamatan yg direkam oleh Alkitab. Seiring dengan ini biasanya ditandaskan bahwa, sebenarnya, tidak ada kebenaran yg disampaikan ('penyataan proposisional') dari Allah; penyataan pada dasarnya berwatak awacana (non-verbal). Tapi, ini sebenarnya berarti bahwa berita Alkitab tentang Allah berfirman (tindakan penyataan yg paling lazim dan paling asasi dlm Alkitab) hanyalah kiasan yg menyesatkan; yg rupanya tidak masuk akal. Atas dasar tersebut, lebih lanjut dipertahankan bahwa Alkitab, sebenarnya, bukanlah penyataan, melainkan tanggapan manusia terhadap penyataan.
Pandangan ini tidak cocok dengan Alkitab sendiri. PB secara keseluruhan mengutip pernyataan-pernyataan PL -- yg bersifat profetis, puitis, legal, historis, faktual, dan bersifat teguran -- sebagai kata-kata Allah yg memiliki wibawa (bnd Mat 19:4 dab; Kis 4:25 dab; Ibr 1:5 dab; 3:7 dab; dll). Pandangan Alkitab ialah bahwa Allah menyatakan diriNya baik dengan tindakan-tindakan maupun dengan kata-kata: mula-mula dengan mengatur (jalannya) sejarah penyelamatan, kemudian dengan mengilhamkan suatu rekaman penjelasan tertulis mengenai sejarah itu untuk membuat singkatan-singkatan yg lebih kemudian menjadi 'berkhidmat menuju ke keselamatan' (bnd 2 Tim 3:15 dab; 1 Kor 10:11; Rm 15:4), dan akhirnya dengan menerangi manusia pada tiap zaman untuk melihat pentingnya dan mengakui kewibawaan penyataan yg diberikan dan direkam itu (bnd Mat 16:17; 2 Kor 4:6). Jadi, tekanan-tekanan yg positif dalam kedua perangkat gagasan yg dipertentangkan di atas lebih bersifat saling melengkapi ketimbang saling bertentangan; keduanya harus digabungkan untuk mencakup segenap wilayah pengertian Alkitab tentang penyataan.
II. Perlunya penyataan
Alkitab seluruhnya menganggap bahwa Allah haruslah lebih dulu menyingkapkan diriNya sebelum manusia dapat mengenal Dia. Gagasan Aristoteles tentang Allah yg tidak aktif yg dapat ditemukan oleh manusia dengan melaksanakan secara tuntas suatu penalaran adalah tidak alkitabiah sama sekali. Diperlukan lebih dulu suatu prakarsa penyataan, sebab Allah adalah transenden. Dia di dalam cara berada-Nya adalah begitu jauh dari manusia sehingga manusia tidak dapat melihat Dia (Yoh 1:18; 1 Tim 6:16; bnd Kel 33:20), ataupun menemukan Dia dengan mencari-Nya (bnd Ayb 11:7; 23:3-9), ataupun membaca pikiran-pikiranNya dengan terkaan yg cerdik (Yes 55:8 dab). Karena itu, bahkan seandainya manusia tidak berdosa pun, manusia tidak dapat mengenal Allah tanpa penyataan; kita membaca tentang Allah yg juga berbicara kepada Adam yg belum jatuh ke dalam dosa di Eden (Kej 2:16).
Tapi, sekarang ada alasan kedua mengapa pengetahuan manusia tentang Allah harus bergantung pada prakarsa penyataan Allah. Manusia adalah berdosa. Daya tangkapnya akan hal-hal ilahi telah begitu ditumpulkan oleh Setan (2 Kor 4:4) dan oleh dosa (1 Kor 2:14), dan pikirannya begitu dikuasai oleh 'hikmat' khayalannya sendiri yg bertentangan dengan pengetahuan yg benar tentang Allah (Rm 1:21 dab; 1 Kor 1:21), sehingga untuk mengerti Allah adalah di atas kemampuan alamiahnya, betapapun hal itu diterangkan padanya.. Menurut Paulus, Allah terus-menerus hadir pada setiap orang melalui karya penciptaan dan pemeliharaanNya (Rm 1:19 dab; Kis 14:17; bnd Mzm 19:1 dab), dan melalui bekerjanya suara hati alamiah yg spontan (Rm 2:12-15; bnd 1:32), namun Dia toh tidak diakui atau dikenal. Penyingkapan diri dari pihak Allah yg terus-menerus ini merupakan tekanan yg menghasilkan penyembahan berhala, sebab pikiran yg telah jatuh itu, di dalam semangat pemberontakannya, mencoba memadamkan terang dengan membalikkannya menjadi kegelapan (Rm 1:23 dab; bnd Yoh 1:5), tapi itu tidak membawa kepada pengenalan akan Allah, ataupun kepada kesalehan hidup. 'Penyataan umum' (sebagaimana lazimnya disebut) dari Allah tentang kekekalan, kuasa, dan kemuliaan-Nya (Rm 1:20; bnd Mzm 19:1), kebaikan-Nya kepada manusia (Kis 14:17), tentang hukum moral-Nya (Rm 2:12 dab), tentang tuntutan-Nya untuk menyembah dan menaati Dia (Rm 1:21), dan tentang murka-Nya atas dosa (Rm 1:19, 32), jadinya hanya membuat manusia 'tidak dapat berdalih' mengenai 'kefasikan dan kelaliman' mereka (Rm 1:18-20).
Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan penyataan pada manusia yg telah jatuh melebihi kebutuhan Adam dalam dua hal. Pertama, ia membutuhkan penyataan Allah yg menebus dan memulihkan, yg memperlihatkan belas kasihan kepada para pendosa. Penyataan Allah melalui penciptaan dan suara hati berbicara tentang hukum dan penghakiman (Rm 2:14 dab; 1:32), tapi bukan tentang pengampunan. Kedua, taruhlah bahwa Allah memberikan penyataan semacam itu (Alkitab merupakan proklamasi yg panjang, yg memang Dia lakukan begitu), namun manusia yg telah jatuh itu masih membutuhkan penerangan batiniah sebelum ia dapat memahaminya; kalau tidak, maka ia akan membalikkannya, sebagaimana ia telah membalikkan penyataan alamiah. Orang Yahudi memiliki penyataan tentang rahmat di dalam PL yg mengarahkan mereka kepada Kristus, tapi pada kebanyakan hati mereka ada selubung yg mencegah mereka untuk mengertinya (2 Kor 3:14 dab), dan dengan demikian mereka menjadi korban salah paham yg legalistik mengenai itu (Rm 9:31-10:4). Malah Paulus pun, yg meminta perhatian pada kenyataan-kenyataan ini, yg sendiri telah mengenal Injil Kristus sebelum pertobatannya -- dan mencoba untuk menindasnya --, baru mengakuinya sebagai firman Allah setelah 'Allah berkenan ... menyatakan AnakNya di dalam diriku' -- yakni dengan penerangan batiniah. Kebutuhan akan penerangan ilahi untuk menyatakan kepada individu-individu tentang realitas, kewibawaan, dan makna penyataan yg secara obyektif diberikan, dan untuk menyesuaikan hidup mereka dengan itu, kadangkala ditunjukkan dalam PL (Mzm 119:12, 27, dll;' Yer 31:33 dab); dan dalam PB hal itu ditekankan paling banyak oleh Paulus dan dalam pengajaran Kristus yg diabadikan (Mat 11:25; 13:11-17; Yoh 3:3 dab; 6:4 dab, 63 dab; 8:43-47; 10:26 dab; bnd 12:37 dab).
III. Isi penyataan
a. PL
Dasar dan kerangka pandangan religius Israel ialah perjanjian yg dipermaklumkan oleh Allah antara diriNya dan keturunan Abraham (Kej 17:1 dab). Suatu --> perjanjian adalah suatu hubungan yg ditetapkan yg berisikan janji dan kewajiban yg mengikat kedua pihak bersama-sama. Perjanjian ini merupakan ketetapan mulia yg dengannya Allah menjanjikan diriNya kepada kaum keturunan Abraham sebagai Allah mereka, dan dengan demikian memberikan wewenang kepada mereka untuk memohon kepada-Nya sebagai Allah kami dan Allah-ku.
Kenyataan bahwa Allah memberitahukan nama-Nya (YAHWEH) kepada Israel (Kel 3:11-15; 6:2 dab; mengenai tafsirannya lih J. A Motyer, The Revelation of the Divine Name, 1960) adalah merupakan kesaksian tentang hubungan ini. 'Nama' terutama berarti suatu pribadi; dan bagi Allah, mengatakan nama-Nya kepada orang Israel adalah tanda bahwa dalam segala kuasa dan kemuliaan-Nya, Dia menjadikan diriNya jaminan kesejahteraan mereka. Tujuan hubungan-Nya dengan Israel ialah penyempurnaan hubungan itu sendiri: yaitu, bahwa Allah dapat memberkati keturunan Abraham dengan kesempurnaan pemberian-pemberian-Nya, dan bahwa keturunan Abraham dapat memuliakan Allah dengan ibadat dan ketaatan yg sempurna. Karena itu Allah melanjutkan menyatakan diriNya kepada persekutuan perjanjian dengan firman-firman-Nya yg bersifat hukum dan janji, dan dengan tindakan-tindakan penyelamatan-Nya sebagai Tuhan sejarah untuk mewujudkan eskatologi perjanjian ini.
Allah membuat watak mulia perjanjian-Nya itu lebih tegas di Sinai, di mana, sesudah secara dramatis memperlihatkan kuasa penyelamatan-Nya di dalam Keluaran dari Mesir, Dia secara resmi diakui sebagai Raja Israel (Kel 19:3-8; Ul 33:4 dab), dan melalui mulut Musa, nabi yg menjadi teladan semua nabi (Ul 18:15), Dia mengumumkan hukum-hukum perjanjian, yg menjelaskan bahwa menikmati berkat perjanjian adalah dengan syarat menaati hukum-hukum itu (Kel 19:5; bnd Im 26:3 dab; Ul 28). Hukum-hukum ini ditulis, Dasa Titah pertama-tama oleh Allah sendiri (Kel 24:12; 31:18; 32:15 dab), pada akhirnya seluruh kitab hukum ditulis oleh Musa, yg berperan sebagai sekretaris Allah (Kel 34:27; Ul 31:9 dab, 24 dab; bnd Kel 24:7). Patut dicatat bahwa di kemudian hari Allah melalui Hosea berbicara tentang seluruh penulisan hukum Taurat sebagai pekerjaan-Nya sendiri, walaupun tradisi bersepakat bahwa Musa yg melakukannya (Hos 8:12); di sini terdapat beberapa akar gagasan tentang pengilhaman (inspirasi). Sekali dituliskan maka hukum Taurat dipandang sebagai penyataan kehendak Allah yg definitif dan berlaku tetap untuk kehidupan umat-Nya, dan para imam dijadikan bertanggung jawab selama-lamanya untuk mengajarkan itu (Ul 31:9 dab; bnd Neh 8:1 dab; Hag 2:11 dab; Mal 2:7 dab).
Allah melarang orang Israel melakukan praktik sihir dan peramalan untuk menjadi bimbingan sehari-hari, sebagaimana dilakukan oleh orang Kanaan (Ul 18:9 dab); mereka harus mencari pedoman hanya dari Dia (Yes 8:19). Dia menjanjikan kepada mereka sederet nabi, orang-orang yg pada mulut mereka Dia letakkan kata-kata-Nya sendiri (Ul 18:18; bnd Yer 1:9; 5:14; Yeh 2:7-3:11; Bil 22:35, 38; 23:5), untuk memberikan kepada umat-Nya bimbingan pada waktu-waktu tertentu manakala mereka butuhkan (Ul 18:15 dab).
Nabi-nabi di Israel menunaikan suatu pelayanan yg sangat diperlukan. Nabi-nabi besar, atas perintah YAHWEH, mengucapkan kata-kata Allah dan menafsirkan pikiran-Nya kepada raja-raja dan kepada bangsa; mereka menjelaskan dan menerapkan hukum-Nya, sambil menyerukan pertobatan dan mengancam dengan penghakiman atas nama Dia, dan mereka menerangkan apa yg akan Dia lakukan, baik dalam penghakiman maupun dalam penggenapan eskatologi perjanjian dengan membangunkan kerajaan-Nya sesudah penghakiman selesai. Dan mungkin nabi-nabi yg dapat memberikan jawab dari Allah kepada pribadi-pribadi yg menanyakan pertanyaan-pertanyaan yg khusus mengenai bimbingan dan masa yg akan datang (bnd 1 Sam 9:6 dab; 28:6-20; 1 Raj 22:5 dab; lih A. R Johnson, The Cultic Prophet in Ancient Israel, 1944). Suatu alat bimbingan lebih lanjut dalam kehidupan Israel sebelum pembuangan ialah undian suci, --> Urim dan Tumim, yg digunakan oleh imam-imam (Ul 33:8 dab; bnd 1 Sam 14:36-42; 28:6). Petunjuk ilahi untuk hidup seperti itu yg lebih umum diberikan pula oleh amsal-amsal 'orang-orang bijaksana', yg kebijaksanaannya dipandang berasal dari Allah (bnd Ams 1:20; 8).
Disamping penetapan-penetapan mengenai penyampaian penyataan kehendak Allah ini, lisan atau seakan-akan lisan, Israel mengenal penampakan Allah dengan cara tertentu dan penjelmaan-Nya dalam ujud tertentu yg menekankan betapa dekatnya Dia, yaitu: 'kemuliaan' (Kel 16:10; 40:34; Bil 16:19; 1 Raj 8:10 dab; Yeh 1, dll, --> MULIA, KEMULIAAN); hujan ribut berguntur (Mzm 18:6-15; 29); memandang 'wajah'-Nya dan menyadari dengan gembira 'kehadiran'-Nya, hal yg diinginkan oleh para penyembah Tuhan yg setia (Mzm 11:7; 16:11; 17:15; 51:11 dab).
Penekanan utama penyataan Allah dalam PL terletak pada: (a) keunikan Allah, sebagai Pencipta dan Pemerintah segala sesuatu; (b) kekudusan-Nya, yaitu gabungan sifat-sifat khas yg menimbulkan takut dan hormat yg memisahkan Dia dari manusia -- keagungan dan kebesaran dan kekuatan, pada satu pihak, dan kesucian dan kasih akan kebenaran dan kebencian akan perbuatan salah, pada lain pihak; (c) kesetiaan-Nya terhadap perjanjian dan kesabaran dan kemurahan hati, dan kesetiaan-Nya terhadap tujuan-tujuan-Nya yg rahmani bagi umat perjanjian.
b. PB
Dalam PB Kristus dan rasul-rasul merupakan alat-alat penyataan yg baru, sama dengan Musa dan nabi-nabi dalam PL. Penggenapan eskatologis perjanjian PL terdapat dalam kerajaan Kristus dan harapan Kristen akan kemuliaan. Allah PL yg esa itu dinyatakan sebagai Tritunggal, pertama dengan datangnya Kristus dan kemudian dengan datangnya. Roh, dan dengan pengungkapan tujuan penyelamatan Allah sebagai tujuan yg di dalamnya ketiga purusa ke-Allah-an semua bekerja bersama-sama (bnd Ef 1:3-14; Rm 8). Dua peristiwa yg akan membawa rencana Allah bagi sejarah manusia kepada klimaksnya, dikatakan sebagai tindakan penyataan yg masih akan terjadi (yaitu: munculnya anti-Kristus, 2 Tes 2:3, 6, 8, dan datangnya Kristus kembali, 1 Kor 1:7; 2 Tes 1:7-10; 1 Ptr 1:7, 13). PB menegaskan bahwa penyataan PL telah diperluas melalui dua garis utama.
*) Catatan: di sini dipakai purusa untuk menerjemahkan person' dalam Trinitas. Itu diambil dari bh Jawa, yg mengambilnya dari bh Sansekerta, yg mempunyai akar mirip dengan person'.
(i) Penyataan Allah dalam Kristus. PB memproklamasikan bahwa 'Allah ... pada zaman akhir ini telah berbicara kepada kita di dalam AnakNya' (Ibr 1:1 dab). Ini merupakan puncak penyataan Allah dan yg terakhir, firmanNya yg terakhir kepada manusia. Dengan kata-kata dan pekerjaan-Nya, dan dengan watak hidup dan pelayanan-Nya secara menyeluruh, Yesus Kristus menyatakan Allah dengan sempurnanya (Yoh 1:18; 14:7-11). Kehidupan pribadi-Nya merupakan penyataan sempurna tentang sifat Allah; sebab Anak adalah gambaran Allah (2 Kor 4:4; Kol 1:15; Ibr 1:3), logos-Nya (firman, yg dipandang sebagai ungkapan pikiran-Nya, Yoh 1:1 dab), yg di dalamnya, seluruh kepenuhan Allah diam (Kol 1:19; 2:9). Sama halnya, pekerjaan mesianik-Nya secara sempurna menyatakan tujuan-tujuan penyelamatan Allah; sebab Kristus adalah hikmat Allah (1 Kor 1:24), yg melalui-Nya, sebagai Pengantara (1 Tim 2:5), seluruh tujuan penyelamatan Allah dikerjakan dan semua hikmat yg dibutuhkan oleh manusia untuk keselamatannya bisa didapati (Kol 2:3; 1 Kor 1:30; 2:6 dab). Penyataan Bapak oleh Anak, yg oleh orang Yahudi dikutuk sebagai penipu dan penghujat karena Dia menyatakan keAnak-an-Nya, merupakan tema utama Injil Yohanes.
(ii) Penyataan rencana Allah melalui Kristus. Paulus menyatakan bahwa'misteri' kerelaan Allah untuk menyelamatkan gereja dan untuk memulihkan dunia melalui Kristus sekarang dinyatakan, setelah dibiarkan tersembunyi sampai pada saat inkarnasi (Rm 16:25 dab; 1 Kor 2:7-10; Ef 1:9 dab; 3:3-11; Kol 1:19 dab). la menunjukkan bagaimana penyataan ini meniadakan tembok pemisah yg lama antara Yahudi dan non-Yahudi (Rm 3:29 dab; 9-11; Gal 2:15; 3:29; Ef 2:11-3:6); demikian pula, penulis Surat Ibrani menunjukkan bagaimana penyataan ini meniadakan kultus imamat dan pengorbanan yg lama pada bangsa Yahudi (Ibr 7-10).
IV. Sifat penyataan
Dari catatan terdahulu jelas bahwa Alkitab memahami penyataan terutama dan secara asasi sebagai komunikasi lisan -- tora ('ajaran, pengajaran, hukum') Allah, atau devarim ('kata-kata') dalam PL dan logos atau rhema ('kata, ucapan')-Nya dalam PB. Pikiran bahwa Allah telah dinyatakan di dalam tindakan-tindakan-Nya adalah sekunder, dan mengenai kebenarannya tergantung pada anggapan dasar tentang penyataan lisan. Jika dengan melihat pekerjaanNya dalam sejarah manusia dapat 'mengetahui bahwa Dia adalah YAHWEH', itu terjadi hanya apabila Dia berbicara untuk menerangkan bahwa itu semua adalah pekerjaanNya, dan menjelaskan apa artinya semua itu. Demikian juga, terlepas dari penyataan-penyataan Allah tentang Yesus dalam PL dan dari kesaksian diri Yesus sendiri, manusia tidak pernah dapat menduga atau menyimpulkan siapa Yesus dari Nazaret itu (bnd Yoh 5:37-39; 8:13-18).
KEPUSTAKAAN. Arndt; A Oepke, TDNT 3, hlm 563592; C. F. D Moule, IDB, 4, hlm 54-58; B Warfield, The Inspiration and Authority of the Bible, 1951; H. H Rowley, The Faith of Israel, 1956; L Kohler, Old Testament Theology, E. T, 1953; H. W Robinson, Inspiration and Revelation in the Old Testament, 1946; E. F Scott, Revelation in the New Testament, 1935; J Orr, Revelation and Inspiration, 1910; B Ramm, Special Revelation and the Word of God, 1961; G. C Berkouwer, General Revelation, 1955. JIP/BS/HAO
Ke atas
WAHYU [Ensiklopedia]
Lihat NYATA, PERNYATAAN.
Ke atas
APOKALYPSIS [Kamus Browning]
Meskipun terutama dipergunakan untuk kitab terakhir dalam Alkitab, yakni Wahyu kepada Yohanes, yang disebut 'Apokalypsis', secara lebih umum kata ini berarti 'penyingkapan' rahasia ilahi. Dalam kitab-kitab PL, seperti Daniel dan bagian-bagian dari Yesaya dan Zakharia, terdapat pula apokalypsis. Dalam PB, Mrk. 13 sering kali dikenal sebagai 'apokalypse kecil'. Dalam *pseudepigraf PL terdapat sejumlah tulisan, seperti Apokalypsis Abraham dan Apokalypsis Elia. Fragmen 1 Henokh terdapat di antara --> Gulungan Laut Mati. Tulisan-tulisan apokalypsis melintasi seluruh rentang pengalaman manusia, dari latar sosial yang digunakan oleh penulis, seperti percobaan penganiayaan (Daniel), hingga pernyataan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir zaman dan penyataan malaikat mengenai ' --> langit ketujuh' (2 Henokh). Tulisan-tulisan apokalypsis diterbitkan oleh --> Yudaisme sejak sekitar 250 hingga 200 sM, dan setelah itu *gaya sastra tersebut dilanjutkan oleh para penafsir Kitab Wahyu Kristen, seperti Abbot Joachim (1132-1202), dan Edward Irving (1792-1834) serta oleh Saksi Yehovah.
Ke atas
APOKALYPTIK [Kamus Browning]
Sifat apokalyptik PL adalah pengharapan yang kuat mengenai keselamatan masa depan yang akan terjadi pada akhir penghinaan dan penderitaan nasional yang dialami saat ini. Karena itu, pemikiran apokalyptik, yang berupa wahyu kepada --> Abraham, *Enokh, --> Barukh, dan sebagainya, mengambil bentuk sastra *eskhatologis, dan biasanya pseudonim. Secara khas, pemikiran apokalyptik berupa narasi historis, yang ceritanya dituturkan dengan ketepatan yang lumayan, dari masa hidup penulis yang diperkirakan, hingga waktu penyusunannya, setelah itu ceritanya (seperti Dan. 11) menjadi samar-samar. Tulisan ini mencerminkan keputusasaan proses historis dan meramalkan pergolakan bencana kosmis serta penyelamatan Allah atas umat Israel. Ini merupakan sastra pengharapan dan penghiburan. Zaman penderitaan masa kini akan diubah menjadi sukacita firdaus; tanah yang ditaklukkan oleh para penyembah berhala akan menjadi dunia yang penuh dengan --> kemuliaan Allah.Pemikiran apokalyptik mencakup gagasan mengenai kebangkitan umum dan mempengaruhi perkembangan doktrin-doktrin Kristen, seperti kedatangan Kristus yang kedua. Beberapa kitab apokrif, seperti 2 Esdras, yang ditulis antara 170-100 sM, adalah apokalyptik. Di antara --> Gulungan Laut Mati juga terdapat doktrin apokalyptik.
Ke atas
PENGILHAMAN [Kamus Browning]
Kepercayaan dalam PL bahwa para --> nabi dipenuhi dengan 'roh', dan bahwa perkataannya mengandung pesan ilahi (Bil. 24:2), yang kadang-kadang didukung dengan perilaku eksentrik (1Sam. 10:6). Dalam PB --> Roh juga dianggap sebagai sumber nubuat, --> bahasa lidah, --> penyembuhan, dan *karunia-karunia yang lain (1Kor. 12:4-11).Kemudian dikemukakan gagasan mengenai pengilhaman tulisan-tulisan tertentu (1Tim. 3:16), dan hal ini dipegang oleh beberapa ahli Alkitab untuk gagasan ngenai suatu teks yang diilhamkan. Juga dipertahankan bahwa 1Tim. 3:16 berarti bahwa Kitab Suci tertulis sesungguhnya adalah karya Allah, sebagaimana Ia adalah sumber nubuat para --> nabi. Dalam teori keduanya berasal langsung dari Allah (1Kor. 6:16). Dari pendirian ini selangkah lagi sampai pada gagasan bahwa Alkitab tidak dapat salah. Alkitab bebas dari kesalahan bukan hanya dalam masalah-masalah religius, melainkan juga dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan etika. Ini adalah pandangan yang secara luas dikenal sebagai *fundamentalisme.Bagaimanapun, terdapat berbagai kesulitan serius mengenai pandangan tentang pengilhaman seperti itu. Dalam Kitab Suci sendiri terdapat inkonsistensi dan kontradiksi-kontradiksi yang jelas; di dalamnya ada masalah-masalah historis; ada akumulasi pengetahuan mengenai cara penyusunan kitab-kitab di dunia purba dan kemiripan yang jelas dengan kitab-kitab dalam diakui bahwa bapa-bapa Kristen mula-mula, seperti *Irenaeus (kira-kira 180 M), tidak menganggap PL dan PB (yang sering dikutipnya) sebagai sesuatu yang diilhamkan secara supranatural dijamin oleh Allah. Irenaeus hanya menghargai Injil-injil, karena Injil-injil tersebut mencatat perkataan dan tindakan Yesus. Mengikuti Irenaeus, dapat dikatakan bahwa PB tidak lebih dari memberikan data yang di atasnya iman Kristen dapat didasarkan (atau diingkari).
Ke atas
PENYATAAN [Kamus Browning]
Lihat --> wahyu.
Ke atas
WAHYU/PENYATAAN [Kamus Browning]
Pengetahuan baru yang diberikan tanpa si penerima memikirkan dan menyimpulkannya. Sebagai yang demikian itu, penyataan adalah karunia ilahi (Mat. 16:17), tetapi lalu dapat diteruskan kepada orang lain (Gal. 1:15-17). Cara mendapatkan penyataan itu mungkin melalui penglihatan (Yer. 1:11-13), atau melalui pemahaman kejadian-kejadian dalam sejarah (Mzm. 11:6).
Ke atas
Yunani
Strongs #2315 θεοπνευστος theopneustos
θεοπνευστος yeopneustov:ον diilhamkan Allah (Kamus Barclay)
Strongs #5318 φανερος phaneros
φανερος fanerov:nyata, jelas, sederhana;
subst.: yang terbuka (Kamus Yoppi)α, ον diketahui, jelas, nyata, tampak ( ελθειν εις φ. di bawa keluar hingga kelihatan, diungkapkan Mrk 4.22;
Luk 8.17;
ο εν τω φ orang yang Yahudi diluar Rm 2.28) (Kamus Barclay)
Strongs #601 αποκαλυπτω apokalupto
apokalupto {ap-ok-al-oop'-to}:menyingkapkan, menampakkan (Kamus Yoppi)aorist pas απεκαλυφθην membuka (rahasia);
menyatakan (Kamus Barclay)
Strongs #602 αποκαλυψις apokalupsis
apokalupsis {ap-ok-al'-oop-sis}:penyataan, wahyu (Kamus Yoppi)εως [feminin] pernyataan, wahyu (Kamus Barclay)
Ke atas
Wahyu [Statistik]
Jumlah dalam TB : 5 dalam 5 ayat (dalam OT : 2 dalam 2 ayat) (dalam NT : 3 dalam 3 ayat)
Strong dalam PL : [<02377> חזון 2x]
Strong dalam PB : [<602> αποκαλυψις 3x]
Ke atas
Dalam Versi-Versi Alkitab:
Wahyu: BIS TB
Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus
Wahyu kitab
wahyu, kitab
Daftar Isi:
ENSIKLOPEDIA: WAHYU, KITAB ; BROWNING: WAHYU, KITAB WAHYU KEPADA YOHANES , YOHANES, KITAB WAHYU KEPADA ;
Kitab Wahyu
Ke atas
WAHYU, KITAB [Ensiklopedia]
Kitab terakhir dalam Alkitab. Umumnya orang Kristen jarang membaca Kitab ini, dan inilah bagian Alkitab yg paling sukar dipahami. Beberapa bagian Why sangat terkenal dan disukai (ump Why 7:9-17); tapi kebanyakan pembaca modern menganggap Kitab itu tidak dapat dimengerti. Sebagian besar penyebabnya adalah karena dalam Why berlimpah digunakan simbol-simbol yg kita tidak menggunakannya, dan yg untuk memahaminya kita tidak lagi memiliki kuncinya. Namun demikian simbol-simbol itu mudah dipahami oleh orang-orang pada zaman itu. Sayang, justru itulah yg menjadi sumber dari sebagian kesulitan kita. Penulis mengharapkan bahwa pembacanya akan memahami kiasannya, dan karena itu menganggap tidak perlu memberikan penjelasan.
Why termasuk kelompok susastra yg dikenal sebagai apokaliptik, dan satu-satunya Kitab jenis ini dalam PB, meskipun Kitab-kitab lainnya mengandung bagian-bagian yg bersifat apokaliptik (ump Mat 24), dan penglihatan-penglihatan Daniel termasuk dalam kelompok yg sama. Yg khas pada sastra apokaliptik ialah pemikiran bahwa Allah berdaulat, yg pada akhirnya dan dengan tiba-tiba dalam keadaan yg tidak terelakkan, Ia akan campur tangan untuk melaksanakan kehendak-Nya yg baik dan sempurna. Dia ditentang oleh bermacam-macam kuasa kejahatan yg sangat kuat, dan kuasa-kuasa ini biasanya dilambangkan sebagai binatang-binatang, tanduk-tanduk, dll. Dikemukakan beberapa penglihatan; malaikat-malaikat berbicara; bentrokan antar penguasa raksasa dan pada akhirnya orang-orang suci yg dianiaya dinyatakan benar. Banyak dari ihwal di atas adalah lazim pada zaman itu (justru para pembaca pertama Why mudah mengertinya), tapi bagi banyak orang yg antusias semua ihwal tersebut menjurus ke khayalan-khayalan besar dan aneh. Apokaliptik alkitabiah jauh lebih terkendali.
Perbedaan lain antara Why dan kitab-kitab apokaliptik yg biasa, ialah bahwa dalam Why nama penulis dicantumkan, padahal apokaliptik-apokaliptik biasanya menggunakan nama samaran. Para penulis apokaliptik memakai nama tokoh besar masa lampau, dan menyatakan karya mereka adalah karya dari tokoh besar itu. Dalam rangka tujuan artikel ini, penting dicatat bahwa dalam Why Roh Kudus telah menggunakan bentuk sastra yg lazim diakui, tapi toh Why bukanlah apokaliptik biasa. Why mempunyai keistimewaannya sendiri dan merupakan nubuat sejati, sebagaimana ditunjukkan oleh 3 ay pertama.
I. Garis besar isi
Why mulai dengan penglihatan akan Tuhan Yesus yg telah bangkit, yg memberikan amanat kepada 7 gereja yg ada di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Laodikia dan sekelompok kota di propinsi Romawi di Asia (Why 1:1; 3:22). Amanat itu menegur gereja-gereja tersebut perihal kegagalan mereka, dan mendorong mereka berada pada jalan pelayanan Kristen. Lalu menyusul penglihatan-penglihatan tentang Allah dan Anak Domba (4:1-5:14), kemudian penglihatan tentang tujuh meterai. Setiap satu meterai dibuka selalu disertai satu penglihatan (6:1-17; 8:1). Ini setiap kali setelah satu sangkakala dibunyikan (8:2-9:21; 11:15-19). Di antara meterai keenam dan ketujuh ada selingan (7:1-17), dan selingan yg lain ialah di antara sangkakala keenam dan ketujuh (10:1-11:14).
Yohanes kemudian mencatat beberapa keajaiban di sorga. Seorang wanita melahirkan anak laki-laki dilawan oleh Iblis (12:1-17); binatang-binatang menentang Allah (13:1-18); Anak Domba di bukit Sion beserta pengikut-pengikut-Nya (14:1-20). Selanjutnya diceritakan tujuh wabah terakhir. Yohanes melihat tujuh malaikat, masing-masing memegang cawan, dan setiap kali malaikat itu menuangkan isi cawan ke bumi, segera terjadi salah satu dari wabah itu (15:1-16:21). Kemudian diceritakan penghakiman lebih lanjut atas pelacur, dan atas Babel (17:1-19:21), dan Why diakhiri dengan penglihatan tentang milenium, tentang langit baru dan bumi baru (20:1-22:21).
Tidak pasti apakah bagian-bagian Why mengulangi bagian-bagian yg lain. Pengulangan angka 7 agak menjelaskan bahwa, paling sedikit, beberapa dari rentetan ini dilukiskan lebih dengan satu cara. Apa yg pasti ialah bahwa Why membayangkan perlawanan dahsyat terhadap Allah dan umat Allah, tapi pada akhirnya Allah akan menang atas setiap hal yg jahat.
II. Penulisan dan tarikh
Penulis mengatakan namanya Yohanes, dan ia melukiskan dirinya 'hamba Allah' (Why 1:1), salah seorang dari nabi (Why 22:9), 'saudaramu, dan sekutumu di dalam kesusahan' (Why 1:9). Tradisi menegaskan bahwa Yohanes ini sama dengan rasul Yohanes, bahkan ia adalah penulis Injil keempat dan ketiga Surat Yoh. Pandangan bahwa penulisnya adalah rasul Yohanes berasal dari Yustinus Martir (lk 140 M), ditunjang oleh Ireneus dan banyak pakar lainnya.
Keberatan pokok atas pendapat itu ialah gaya bahasa Why. Dalam banyak hal bh Yunani Why tidak mirip dengan bh Yunani tulisan-tulisan Yohanes lainnya. Begitu berbeda, kadang-kadang kurang menghormati tata bh Yunani sehingga tidak mungkin Kitab ini berasal dari penulis yg sama seperti penulis Injil dan Surat-surat. (Ada yg mengatakan 'tidak mirip dengan bh Yunani yg pernah ditulis oleh penulis lain mana pun'.) Persoalannya terlalu rumit untuk dibicarakan di sini. Cukuplah mengatakan kendati kebanyakan ahli masa kini menyangkal bahwa penulisnya adalah rasul Yohanes, beberapa ahli lain menyimpulkan bahwa yg paling baik ialah memandang kelima tulisan Yohanes berasal dari satu penulis, dan penulis itu ialah rasul Yohanes (ump E Stauffer).
Adalah mencolok bahwa Why ditulis ketika gereja perdana mengalami penganiayaan dan kesulitan. Dua periode demikian ialah pemerintahan Nero dan pemerintahan Domitianus. Yg paling mendasari, periode pertama (yakni lk 55 M) ialah Why 17:9 dab, 'di sini ialah akal yg mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yg di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yg satu ada dan yg lain belum datang'. Bila kutipan ini menunjuk kepada kaisar-kaisar Roma, maka Nero adalah yg kelima, dan penulisan Why haruslah terjadi tidak lama sesudah pemerintahannya. Ini diperkuat oleh nubuat bahwa 'binatang yg pernah ada dan yg sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu' (Why 17:11). Nampaknya ini menunjuk pada 'mitos tentang Nero yg hidup kembali' (Nero redivivus), gagasan bahwa Nero, meskipun sudah mati, akan muncul sekali lagi di bumi ini. Juga dikemukakan dukungan Why 13:18, yg memberikan 'bilangan binatang itu', yakni 666.
Pada abad 1 angka-angka ditulis dengan huruf-huruf abjad. Setiap huruf mempunyai nilai angka. Dengan mengambil nilai-nilai angka dari huruf-huruf dalam bh Ibrani yg membentuk kata 'Nero kaisar', kita memperoleh angka 666. Tapi sulit memahami mengapa harus dalam bh Ibrani (Why memakai bh Yunani), dan bagaimanapun juga untuk memperoleh hasil yg diinginkan harus dipakai ejaan yg berbeda.
Periode kedua didukung oleh sejumlah penulis kuno, seperti Ireneus dan Eusebius, yg dengan pasti menyebut Why ditulis pada periode Domitianus. Ini ditunjang oleh petunjuk-petunjuk yg bersifat umum dalam Why, meskipun tidak ditunjang oleh petunjuk-petunjuk khusus tentang peristiwa-peristiwa yg dapat dikenali. Demikianlah Why berbicara tentang kelompok-kelompok tertentu di kalangan orang Kristen, bahwa mereka berpuas diri dan mundur secara rohani. Dalam periode pemerintahan Nero gereja masih sangat muda dan penuh semangat; pada masa pemerintahan Domitianus lebih banyak kemungkinan terjadi perkembangan dan kemerosotan. Kebanyakan ahli masa kini sepakat bahwa periode kedualah yg tepat, yakni lk 95 M.
III. Penafsiran
Bagaimana kita harus memahami semua ini? Dalam Gereja Kristen timbul empat cara pandang utama terhadap Why.
a. Pandangan kaum preteris
Pandangan ini menganggap Why melukiskan peristiwa-peristiwa masa lampau. Preteris memandang semua penglihatan timbul dari keadaan-keadaan dalam kekaisaran Romawi pada abad 1 M. gang pelihat dibuat ngeri oleh kemungkinan-kemungkinan terjadinya kejahatan yg melekat pada kekaisaran Romawi, dan ia memakai bahasa simbolis untuk memprotesnya, juga untuk menyatakan keyakinannya bahwa Allah akan campur tangan untuk memberlakukan apa yg sesuai dengan kehendak-Nya. Umumnya ahli beraliran liberal meyakini pandangan ini. Dan itulah yg membuat mereka memahami Kitab itu tanpa menemukan dalamnya tempat bagi nubuat mengenai masa depan. Sementara itu mereka melihat dalam Why betapa tegasnya penekanan akan betapa pentingnya pemerintahan moral Allah atas dunia. Pandangan demikian menancapkan pengaruh Kitab itu dalam berbagai keadaan pada masa penulis sendiri, yg tentu adalah benar. Tapi pandangan preteris mengabaikan bahwa Kitab itu menyebut dirinya 'nubuat' (Why 1:3), dan bahwa beberapa dari ramalannya menunjuk pada hal yg masih akan datang (ump ps 21-22).
b. Pandangan kaum historisis
Pandangan ini menganggap Why sebagai sentuhan satu kali kuas raksasa melukiskan lengkap panorama sejarah dunia dari abad 1 sampai datangnya Kristus yg kedua kali. Zaman penulis sendiri disebut, juga zaman akhir, tapi tidak ada petunjuk bahwa jalannya sejarah terputus di suatu tempat. Karena itu para penganut pandangan ini menalar bahwa Why menyajikan cerita yg kontinu tentang segenap periode sejarah. Pandangan ini dianut oleh kebanyakan reformator. Tapi nampaknya kesulitan tetap tidak teratasi. Dan penting disadari bahwa kendati semua sejarah gamblang dipaparkan di sini, namun para sejarawan belum sepakat antara mereka sendiri mengenai peristiwa-peristiwa bersejarah yg mana yg dilambangkan dalam bermacam-macam penglihatan itu. Dalam kurun waktu 1.900 thn, orang mengharapkan paling tidak pokok-pokok utama akan sudah nampak jelas! Juga sulit dipahami mengapa garis besar sejarah dalam Why dibatasi pada sejarah Eropa Barat, mengingat terutama pada masa-masa permulaan gereja kekristenan berkembang luas di negeri-negeri Timur.
c. Pandangan kaum futuris
Pandangan ini mempertahankan bahwa sesudah ps 3, Why membicarakan peristiwa-peristiwa zaman akhir. Kitab itu tidak mengenai zaman nabi itu sendiri, juga tidak mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yg kemudian, melainkan mengenai peristiwa-peristiwa yg akan terjadi berkaitan dengan kedatangan Tuhan Yesus yg kedua kali. Pandangan ini sungguh-sungguh menerima unsur nubuat dalam Why (1:19; 4:1). Pandangan ini didukung oleh fakta bahwa: tak dapat disangkal Why menuju ke pembangunan terakhir pemerintahan Allah, justru sebagian Kitab itu pasti menunjuk pada zaman akhir.
Keberatan utama atas pandangan ini ialah: pandangan ini cenderung memindahkan totalitas Kitab itu dari tempatnya dalam sejarah. Tidak mudah memahami arti Kitab itu bagi para pembacanya yg pertama seandainya Kitab itu harus dimengerti dengan cara demikian.
d. Pandangan kaum idealis atau puitis
Pandangan ini menandaskan bahwa tujuan utama Why ialah menopang orang-orang Kristen yg teraniaya dan menderita untuk bertahan sampai akhir hidup mereka. Mencapai tujuan itu penulis menggunakan bahasa lambang dan maksudnya tidak dapat diartikan lain kecuali melambangkan serangkaian lukisan imajinatif tentang kemenangan Allah. Pandangan-pandangan macam ini dapat dihubungkan dengan pandangan-pandangan lain, mis dengan gagasan-gagasan preteris. Kesulitannya ialah, pelihat menegaskan bahwa ia bernubuat tentang zaman akhir.
Tak satu pun dari pandangan di atas yg memuaskan. Barangkali pandangan yg tepat ialah harus menggabungkan nalar-nalar yg benar dari semua pandangan itu. Nalar preteitis yg menonjol ialah makna dan peranan Why bagi orang-orang pada zamannya Kitab itu ditulis, dan apa pun pendapat kita tentang Kitab itu, pengertian ini harus dipertahankan. Nalar kaum historisis yg melihat Why menjelaskan gereja dalam seluruh sejarahnya juga tidak dapat dilepaskan, halnya sama dengan pandangan futuris yg serius menerima kesungguhan berita tentang zaman akhir. Why memang menekankan kemenangan terakhir dari Allah, juga peristiwa-peristiwa yg menggugah semangat untuk hidup bagi Allah dalam masa-masa perlawanan berkecamuk sengit. Lagipula, orang Kristen selalu menyambut kepastian bahwa kemenangan Allah sudah pasti.
KEPUSTAKAAN. Buku-buku komentar oleh: H. B Swete, 1906; R. H Charles, ICC, 1920; M Kiddie, MNT, 1940; A Farrer, 1964; L Morris, TNTC, 1969; G. E Ladd, 1972; G. R Beasley-Murray, 1974; N. B Stonehouse, The Apocalypse in the Ancient Church, 1929; W. M Ramsey, Letters to the Seven Churches in Asia, 1909; W Hendriksen, More than Conquerors, 1962; M. C Tenney, Interpreting Revelation, 1957; D. T Niles, As Seeing the Invisible, 1962. M Wilcock, I saw heaven Opened, 1975. Kepustakaan memang sangat besar; kebanyakan buku yg didaftarkan di sini mempunyai kepustakaan yg luas. LM/BS/HAO
Ke atas
WAHYU, KITAB WAHYU KEPADA YOHANES [Kamus Browning]
Juga dikenal sebagai *Apokalypsis (bahasa Yunani, yang berarti 'wahyu' atau 'penyataan'). Suatu tulisan yang serupa dengan Kitab Daniel dalam PL. Sejak awal abad kedua M dianggap dituliskan oleh Yohanes, rasul itu, yang juga penulis dari Kitab Injil keempat. Tetapi, banyak ahli tidak dapat mempertemukan bahasa Yunani yang tidak teratur dari Kitab Wahyu itu dengan bahasa Yunani yang lancar dari Injil Yohanes, dan berpendapat bahwa Kitab Wahyu dituliskan oleh seorang nabi Gereja Kristen yang menulis untuk orang-orang sezamannya, sekitar 95 M.Kitab Wahyu sudah sering menyulitkan Gereja. Lambang-lambang yang dipakai dalam tulisan ini sangat aneh dan tidak dapat dimengerti atau dapat disalahartikan. Sekte-sekte apokalypsis menggunakannya sebagai buku pegangan untuk meramalkan masa depan. Banyak orang Kristen merasa bahwa caranya memohonkan kehancuran musuh-musuh Gereja itu sebagai hal yang memalukan (Why. 18:6-7).Satu prinsip utama dalam mengartikan Kitab Wahyu adalah memperhatikan pesan apa yang disampaikan kepada jemaat-jemaat untuk siapa kitab itu dituliskan. Petunjuk-petunjuk ke *Roma jelas: 'ketujuh bukit' dalam Why. 17:9, dan --> Babel dari Why. 16:19 adalah Roma (seperti pada 1Ptr. 5:13), kekuatan yang menghancurkan Bait Allah di Yerusalem pada 70 M, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Babel pada 586 sM. Penulis Kitab Wahyu menulis untuk menguatkan orang Kristen yang diancam atau memang sudah mengalami penganiayaan, yang biasa dipandang sebagai peningkatan penganiayaan oleh Kaisar --> Domitianus (81-96 M), dari penganiayaan yang sekali-kali dikobarkan seperti oleh Kaisar --> Nero pada 64 M, dan agaknya diingat dalam Why. 13 dan 17. Jadi, Kitab Wahyu lebih bermusuhan dengan kerajaan Roma dan kebudayaan sekitarnya, daripada Rasul Paulus (Rm. 13:1, 7). Kitab Wahyu mengutuk --> penyembahan berhala ('percabulan' dalam Why. 17:2) dan penyalahgunaan kekuasaan di dunia ini, seraya mengharapkan kedatangan Kerajaan dengan langit dan bumi yang baru.Pada waktu penulisan Kitab Wahyu, kuasa kejahatan yang diwakili Roma itu dilambangkan dengan penggambaran lazim tentang binatang-binatang buas dan kekuatan-kekuatan pengacau yang memberontak terhadap sang Pencipta. Tetapi, sang Pencipta itu akan memelihara umat-Nya yang setia dal am penderitaan-Nya. Penglihatan Kitab Wahyu terdiri dari lima kelompok, yang semuanya mempunyai pola yang sama mengenai penganiayaan orang percaya yang setia (seperti 6:9-11), diikuti dengan penghukuman bangsa-bangsa (6:12-17), kemudian kemenangan Anak Domba Kristus dan *penyelamatan para pengikut-Nya (7:9-17). Kehidupan sekarang adalah pergumulan bagi orang Kristen yang disertai penderitaan dan kematian, tetapi dengan pengharapan akan --> sukacita dan damai akhir, di mana kejahatan ditaklukkan dan 'lautan samudera pun tidak ada lagi' (Why. 2 1:1).Pokok utama Kitab Wahyu ini didukung dengan perlambangan yang kaya raya: --> dua belas bulan, duabelas tanda rasi bintang (yang seharusnya tiga belas), dua belas suku dan rasul; ada tujuh planet, dan tujuh hari sepekan, tujuh warna --> pelangi -- semua angka itu melambangkan kelengkapan yang sempurna. Tetapi, angka anti-Kristus adalah enam (tujuh kurang satu) dan setan sendiri adalah kelipatan tiga kali enam, dan nama Kaisar Nero yang dituliskan dengan nilai huruf Ibrani berjumlah 666. Ada rumor menakutkan, bahwa Nero yang mati bunuh diri pada 68 M akan kembali dari dunia kernatian (Why. 13:3).Bagian paling jelas dari Kitab Wahyu adalah tiga pasalnya yang pertama dengan pesan-pesan kepada tujuh jemaat di Asia Kecil. Keadaan mereka sangat dikenal oleh penulis Kitab Wahyu, dan anjurannya memang dibuatnya tepat untuk keadaan masing-masing jemaat itu. Di mana Gereja herdiri tegak, diberinya pujian (kepada --> Smirna dan --> Filadelfia). Di mana ada kekurangan, mereka ditegur -- terutama --> Laodikia. Para pembaca modern dari Kitab Wahyu tidak dapat menerima secara harfiah apa yang dinubuatkan Kitab Wahyu. Tetapi, selalu ada orang Kristen fundamentalis dan konservatif yang percaya bahwa Kitab Wahyu adalah ramalan akhir dunia pada generasi sekarang ini. Beberapa di antara mereka bahkan menantakan pertempuran *Armagedon (Why. 16:12-16) akan dilakukan dengan senjata pemusnah massal, seperti persenjataan nuklir. Dalam perkataan penglihatan Kitab Wahyu ada kepercayaan bahwa keselamatan dalam Yesus, Firman Allah itu (Why. 19:13) adalah untuk setiap angkatan manusia. Tiap orang Kristen dapat mengikuti Yesus dan melalui penderitaan serupa sampai pada kemenangan (Why. 2:7,17,26). Kita semua akan dihakimi menurut perbuatan kita (Why. 20:12-13). Ada peranan untuk Gereja -- yaitu untuk menyalurkan pengampunan Allah dan mengundang --> pertobatan (Why. 3:7-9). Dengan demikian, Tuhan datang pada hari-Nya (Why. 1:10) selama bertahun-tahun, dalam pemberitaan dan *Ekaristi, dan Yerusalem baru itu turun darn Allah bukan pada akhir zaman, tetapi pada setiap kali seorang *martin memenangkan mahkotanya (Why. 3:12; 21:2, 10).
Ke atas
YOHANES, KITAB WAHYU KEPADA [Kamus Browning]
Kitab ini juga disebut *apokalypse; kitab terakhir dalam Alkitab, secara tradisional dianggap berasal dari Yohanes sang Rasul, namun melihat bahasa serta isinya, rupanya karya ini tidak mungkin berasal dari tangan yang sama dengan Injil keempat, dan tidak mungkin bahwa Yohanes yang dimaksud (Why. 1:4) adalah Rasul Yohanes, atau Yohanes tuatua (dalam 2 dan 3 Yohanes). *Irenaeus !!(+/- 190 M!!) berpendapat bahwa penglihatan Yohanes ditulis menjelang berakhirnya pemerintahan Kaisar --> Domitianus, yang penyusunannya kira-kira dilakukan pada 95 M, ketika umat Kristen mengalami babak penindasan yang lain.Kitab Wahyu ditulis untuk menguatkan hati umat Kristen pada akhir abad pertama M, bukan untuk meramalkan peristiwaperistiwa beberapa abad ke depan -- meskipun kitab ini merupakan ilham untuk sepanjang zaman. Gambaran-gambaran, penglihatan-penglihatan, dan simbolsimbolnya merupakan lahan subur untuk penafsiran-penafsiran yang aneh. Ketiga pasal pertama karya ini berbentuk surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil, yang kelalaiannya diketahui dengan baik oleh Yohanes dan dikecam dengan keras.Kitab ini berlanjut dengan serangkaian bilangan --> tujuh: tujuh meterai (Why. 4:1-8:5), tujuh sangkakala (Why. 8:2-11:9), tujuh penglihatan binatang buas (Why. 12:1-15:4), tujuh mangkuk (Why. 15:5-19:10), dan tujuh penglihatan selanjutnya, diikuti dengan uraian mengenai Yerusalem baru (Why. 19:11-22:5), serta epilog (Why. 22:6-21). Setiap kumpulan tujuh pada dirinya sendiri memperlihatkan miniatur apokalypse, dan kelihatannya untuk menjawab enam hari kerja Allah dalam cerita --> penciptaan pada Kitab Kejadian, ditambah hari --> Sabat. Yohanes memperlihatkan bentuk kekristenan yang paling ekstrem dalam PB, yang berlawanan dengan kebudayaan sekitarnya. Tidak ada pertanyaan mengenai sikap terhadap kaisar (seperti dalam Rm. 13) -- *Roma adalah ' --> Babel' (Why. 17:5) dengan tujuh bukitnya (Why. 17:9) dan yang menghancurkan Yerusalem pada 70 M, seperti yang dilakukan oleh Babel kuno pada 586 sM.Wahyu sangat berutang pada tulisan-tulisan apokalyptik PL, seperti Yehezkiel, Zakharia, dan Daniel. Dengan mengingat kitab-kitab inilah para pembaca Wahyu pertama-tama menangkap pesan si pelihat mengenai sikap tidak kompromi terhadap agama kafir. Pemujaan Dewi Isis Mesir mungkin dapat digabungkan dengan penyembahan --> kaisar, namun hal itu tidak dapat diterima oleh umat Kristen, walaupun maksud penyembahan kaisar adalah untuk menggabungkan ratusan ras yang berbeda-beda ke dalam satu negara. Dalam soal penyembahan kaisar, tidak ada pengecualian yang diberikan kepada umat Kristen (demikian pula untuk umat Yahudi). Mereka tidak dapat mengakui bahwa negara adalah kebenaran tertinggi, juga tidak dapat mengakui adanya kuasa dan kekayaan sebagai realitas yang di hadapannya semua orang harus berlutut. Karena itu, kaisar-kaisar Romawi dihinakan dengan piktogram 666 (13:18), yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, menurut jumlah bilangan nilai huruf-hurufnya menunjuk kepada --> Nero, kaisar yang paling jahat di antara semua kaisar, yang menikam diri sendiri pada 68 M. Binatang buas dalam Why. 13:3 mungkin menunjuk kepada Caligula, yang mempunyai luka karena dibunuh.Kitab Wahyu adalah kitab mosaik, yang sangat sulit bagi para pembaca modern untuk menguraikannya, namun pesannya jelas: kehidupan Kristen selalu berada dalam konflik dan perjuangan, yang di dalamnya maut merupakan bagiannya, tetapi --> kebangkitan Yesus memampukan kita mengatasi penderitaan dan maut.
Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus
Palestina
palestina
Daftar Isi:
HAAG: Palestina ; PEDOMAN: Tanah Palestina ; BROWNING: PALESTINA ; ENSIKLOPEDIA: PALESTINA ; LAIN: PETA ;
Palestina
Palestina: ( --> Filistea), negeri orang asing. Mazmur 83:8 (Kamus Gering)
Ke atas
Palestina [Kamus Haag]
Palestina.
Sebutan Yunani-Romawi untuk propinsi -- Yudea. Sudah sejak abad 5 sebelum Mas. Timbul nama "Palestinoi" untuk menamakan orang Filistin yang tinggal di pantai timur Laut Tengah pada sebelah selatan gunung Karmel.
(I) ILMU BUMI. Keadaan bentuk morfologis daerah itu ditentukan oleh jalannya lembah Yordan dari utara ke selatan, dengan titik kedalaman terdalam di Laut Mati yang berkedalaman -- 392 m dan dilanjutkan pada sebelah selatan serta membentuk sebuah lembah kering yang luas sampai pada teluk El-Akaba. Olehnya ~P dibelah menjadi dua bagian. Daerah bagian timur Yordan berbentuk bagaikan sebuah meja yang dibelah oleh berbagai lembah. Meja itu pada pinggirnya menurun secara tajam pada sungai Yordan. Daerah di sebelah barat Yordan berbentuk sebuah gundukan pegunungan yang menjulang dari utara ke selatan dan dipisahkan menjadi dua oleh dataran Yisreel. Daerah pegunungan di sebelah utara disebut daerah pegunungan Galilea (: puncak tertinggi: Dsyebel Dsyermak (Di Isr. sekarang ini adalah Har Meron), (1208 m). Gundukan pegunungan di sebelah selatan dibentuk oleh: (a) daerah pegunungan Samaria, yang dikelilingi oleh daerah pegunungan perbatasan (dataran tinggi Gilboa, Karmel) dan dibentuk pula oleh beberapa dataran tinggi (puncak tertinggi: Ebal 940 m dan Gerizim 868 m), kemudian (b) pegunungan Yudea, sebuah pegunungan yang berpuncak seperti sisir dengan puncak Skopus (819 m) dan puncak gunung --> Zaitun (818m). Daerah itu pada bagian timur bertahap menurun ke lembah Yordan. Pegunungan itu meniadakan --> gurun Yuda memperoleh hujan. Pada sebelah selatan Hebron pegunungan Yudea menurun dan berakhir di --> Negeb. Kemudian pada bagian barat terbentanglah --> Syefela yang merupakan peralihan menuju ke dataran pantai yang luas pada Laut Tengah. Keseluruhan daerah pegunungan itu sekaligus membentuk batas antara dua aliran air. Anak sungai Yordan lainnya pada sebelah kiri serta dipandang paling utama adalah Yarmuk dan -- Yabok. Anak sungai yang terletak pada sebelah kanan Yordan adalah Nahr-dsyalud (Dalam bahasa Isr. sekarang: Nahal Harod). Banyak jumlah lembah kering yang mengalirkan air pada musim hujan. Pada seluruh sisi barat pegunungan tidak ada sungai yang tetap mengalir. Kekurangan air itu diakibatkan dari susunan geologis tanahnya (dasarnya adalah tanah kapur yang tidak menahan air), tetapi dasar paling utama adalah cuaca kering. Hujan hanya jatuh antara bulan Oktober dan April. Gamb. 23 dan Peta PB/PL.(II). SEJARAH KEBUDAYAAN. Pengetahuan kita mengenai awal sejarah ~P sama sekali tidak bergantung dan didasarkan pada penemuan penggalian-penggalian. Kebudayaan yang merupakan sebuah kesatuan relatif di seluruh daerah antara pegunungan Amanos dan Sinai tidak memungkinkan untuk mengetrapkan pembagian politis antara Siria dan ~P di kemudian harinya bagi seluruh sejarah daerah itu. Adapun penemuan-penemuan yang dipandang utama adalah tahap-tahap sejarah tertentu yang dapat ditandai sebagai berikut: Paleolitikum (sebelum tahun 10.000 sebelum Mas.): Pemburu dan penghuni gua-gua. Kebanyakan orang Neandertal. Tetapi juga homo sapiens yang tinggal di daerah Karmel. Perlengkapan-perlengkapan dan senjata dibuat dari batu dan batu api. Mesolitikum (10.000 - 7.000): Rumah-rumah pertama. Penggunaan gandum untuk yang pertama kalinya. Penghalusan alat-alat dari batu untuk mata pisau, sabit, pucuk anak-panah dan lain-lain. Neolitikum (dasa abad 7 - 5): Pengelolaan tanah, cara hidup menetap, awal keramik, perbentengan yang pertama ( --> Yerikho). Kalkolitikum (dasa abad 4): Puncak pertama di dalam kebudayaan hidup yang menetap dan pengelolaan tanah. Beberapa alat dan senjata dari perunggu. Lukisan-lukisan fresko dan warna-warni di Tetelat Ghassul. --> Ossuarium berbentuk rumah. Zaman awal perunggu (3.100 - 2.200): Pembuatan --> kota dan benteng. Pembentukan kerajaan-kerajaan kota menurut contoh-contoh bangsa asing (: titik puncaknya sekitar tahun 2600). Akhirnya secara pelan tibalah saat dihancurkannya hampir semua kota besar. Tiba pula saat penurunan kebudayaan secara umum. Keramik hitam-merah "Khirbet-kerak" (sekitar 2600) yang diberi glasur menunjukkan adanya hubungan dengan Anatolia-timur. -- Waktu perubahan menuju zaman perunggu pertengahan menunjukkan adanya kemunduran kebudayaan dan ekonomi: Timbul desa-desa kecil, tempat tinggal di alam terbuka karena hidup pengembara, pembentukan kelompok dan golongan perampok (Khabiru; kelompok --> Ibr). Zaman perunggu pertengahan dan --> akhir (1950 - 1200): Kerajaan kota yang diperkuat dengan benteng. Titik puncak kebudayaan Palestina kuno. Pengaruh dari Mesir, dari Siprus dan dari Egea. Penemuan penting perihal naskah-naskah. Naskah kutukan (sekitar 1800), naskah --> Ugarit (abad 15 - 12) dan naskah --> Amarna (abad 14). Zaman besi (1200/1150 - 600): Kota-kota besar, sebagian dengan pusat administrasi (Megido, Samaria dan lain-lain) dan dengan benteng yang kuat-kuat. Penggunaan besi untuk alat-alat dan senjata. Penemuan pelarikan. Berbagai penemuan dari --> Skarabia, meterai-meterai gulung, ukiran gading, batu manikam. Penemuan naskah-naskah: --> Ostraka dari Lakisy dan Arad. Zaman kekuasaan Persia (600 - 300): Hancurnya kebudayaan kota. Rumah-rumah kecil dan miskin. Penemuan langit-langit yang berkubah. Awal dari pengaruh Yunani. Zaman Helenis dan Romawi (300 sebelum Mas. - 300 sesudah Mas.): Pengaruh helenis menjangkau segala bidang: Keramik, kesenian, arsitektur, benteng, pembangunan kota (aturan jalan yang bersudut siku-siku), perlengkapan-perlengkapan, lampu-lampu, hiasan-hiasan dan lain-lain. Penemuan --> Kumran berasal dari zaman ini. Zaman Romawi ditandai banyak bangunan-bangunan. Dari Herodes Agung (37 - 4 Sebelum Mas.) berasal: Kenisah Agustus, forum dan stadion di Samaria; tanggul di pelabuhan, amfiteater, teater dan stadion di Kaisarea, kenisah dan benteng Antonia di Yerusalem; istana Herodes di --> Masada.(III). SEJARAH.(1) Zaman sebelum Alkitab. Surat-surat Amarna menyebutkan, bahwa ~P pada abad 15/14 sebelum Mas., terpecahbelah oleh kerajaan-kerajaan kota yang tak terhitung jumlahnya dan di dalam politik luar-negerinya berdiri di bawah kekuasaan Mesir. Setidak-tidaknya sejak Amenofis III (1402-1364) bawahan itu semakin menipis dan hanya berhenti pada sebutan melulu. Secara etnologis para penghuni ~P itu tidak satu. PL menyebutkan 3 (Kel 23:28) sampai sepuluh (Kej 15:19-21) kesatuan bangsa-bangsa. Yang paling utama di antara mereka adalah: bangsa (-->) Amori, bangsa Kanaan, bangsa Het, bangsa Hewi, bangsa Feris dan bangsa Yebus.(2) Pada zaman PL. Dengan kedatangan bangsa Isr. timbullah suatu elemen bangsa baru di ~P. Pengusiran bangsa asli berhasil secara pelan (Hak 1:16-36). Saul dan Daud baru bisa membentuk sebuah kerajaan kesatuan dari berbagai daerah suku-suku di dalam tanah itu. Salomo (sekitar 965-926) baru bisa membentuk administrasi pemerintahan atas mereka (1Raj 4:7-19). Pemisahan kerajaan (926) memecah kesatuan menjadi kerajaan kecil Yehuda di sebelah selatan dan kerajaan besar Israel di sebelah utara. Perbatasannya berubah menurut pertimbangan kekuasaan mereka. Tahun 734 Galilea jatuh, tahun 721 (setelah Samaria dikalahkan oleh Sargon II, 722-705) jatuhlah sisa bagian lain dari kerajaan utara pada Asyur. Sebagian besar penghuninya dibuang dan diganti dengan pendatang-pendatang Asyur. Raja Yosia (639-609) pada awal mulanya dapat memerintah kerajaan selatan dengan penuh hasil. Tetapi, setelah kekalahannya di Megido (609) kerajaan selatan selalu dikuasai oleh Mesir, kemudian setelah itu lalu dikuasai oleh Babilon. Pengulangan pemberontakan akhirnya mengakibatkan Yerusalem dihancurkan oleh Nebukadnezar dan orang-orang dibawa ke --> pembuangan (586). Perintah pembuangan pada zaman Koresy (559-529) mengakibatkan dibentuknya propinsi Yehud di bawah penguasa Persia. Setelah pemerintahan singkat oleh Iskandar Agung (332-323), ~P lalu jatuh ke tangan para Ptolemei, kemudian ke tangan para Seleukid (198 sebelum Mas.). Negeri itu lalu dibagi dalam eparkhi. Politik Antiokhus IV Epifanes (175-164) yang memasukkan helenisme secara paksa membangkitkan pemberontakan kemerdekaan oleh para --> Makabe yang semula bisa berhasil dengan baik. Akhirnya kekurangan kemampuan dan kejatuhan akhlak para --> Hasmonit mengakibatkan Roma turun-tangan. Pada tahun 63 sebelum Mas., Pompeius menggabungkan ~P pada propinsi Siria.(3) Pada zaman PB. Setelah berkecamuknya kekacauan-kekacauan dalam negeri secara dahsyat, akhirnya seorang Idumea yang bernama Herodes Agung (37-4 sebelum Mas.) berhasil menjadi raja dengan bantuan Roma. Daerah yang dikuasai meliputi tanah sebelah barat Yordan dan beberapa daerah di sebelah timurnya. Di sebelah selatan berbatasan dengan kerajaan bangsa --> Nabati, dan di sebelah utara dengan --> Dekapolis. Setelah Herodes meninggal, kerajaan lalu dibagi para puteranya --> Arkelaus memperoleh Yudea dan Samaria; Herodes Antipas memperoleh Galilea dan Persa, sedangkan --> Filipus memperoleh Iturea dan Trakhonitis (bdk.: Luk 3:1). Pada tahun 6 sesudah Mas., Arkelaus dipecat. Yudea dan Samaria menjadi daerah di bawah naungan administrasi Romawi. Wakil penguasa yang paling terkenal adalah Prokurator Ponsius --> Pilatus (26-36). Propinsi-propinsi yang lain berubah batas daerah. Penguasanya ditunjuk sesuai dengan kemauan Kaisar dari Roma. Pemberontakan Yahudi (66-70), yang berakhir dengan kehancuran Yerusalem bersama kenisahnya. Mengakibatkan mereka kehilangan kebebasan politik untuk selamanya. Pemberontakan Bar Kokhba (132-135) tidak bisa mengadakan perubahan. Yerusalem menjadi koloni Romawi Aelia Capitolina. --> Yudaisme.
Ke atas
Tanah Palestina [Kamus Pedoman]
1. Sangat subur.Kel 3:8; Bil 13:27; Ul 8:7-9; 11:10-12
2. Berkelimpahan dengan barang-barang tambang.Ul 8:9; 33:25
3. Dinamai:3.1 Negeri itu.Im 26:42; Luk 4:25
3.2 Tanah Tuhan.Hos 9:3
3.3 Tanah Kanaan.Kej 11:31; Im 14:34
3.4 Negeri Israel.1Sam 13:19; Mat 2:20,21
3.5 Negeri orang Ibrani.Kej 40:15
3.6 Tanah yang dijanjikan.Ibr 11:9
3.7 Negeri Imanuel.Yes 8:8
3.8 Negeri yang indah.Mazm 106:24; Dan 8:9
3.9 Tanah Yehuda.Yes 26:1
3.10 Negeri yang luar biasa baiknya.Bil 14:7; Ul 3:25
3.11 Tanah Permai.Dan 11:16
3.12 Tanah Filistin.Kel 15:14; Yes 14:29,31
4. Penduduk asli - .Kej 10:15-20; Ul 7:1
5. Penduduk - diusir karena kedurjanaan mereka.Kej 15:16; Kel 23:23; Im 18:25; Ul 18:12
6. Dijanjikan kepada:6.1 Abraham.Kej 12:7; 13:15; 17:8
6.2 Ishak.Kej 26:3
6.3 Yakub.Kej 28:13,15; 35:12
7. Diberikan dengan perjanjian kepada bangsa Israel.Kel 6:4
8. Luas - :8.1 Seperti yang dijanjikan.Kej 15:18; Ul 1:7; Yos 1:4
8.2 Seperti yang dibagi-bagi pertama kali.Bil 34:1-12
8.3 Di bawah pemerintahan Salomo.1Raj 4:21,24; 2Taw 9:26
9. Dua belas orang disuruh mengintai - .Bil 13:1-33
10. Dikalahkan oleh Yosua.Yos 6:1-12:24
11. Dibagi-bagi dengan undian.Bil 34:16-29; Yos 13:7-14
12. Pembagian - .Yos 14:1-19:51
13. Semua tanah pusaka di - tidak boleh dijual.Im 25:10,23
14. Satu Sabat perhentian ditetapkan untuk - .Im 25:2-5
15. Ketaatan adalah syarat untuk tetap tinggal di - .Im 26:3; Ul 5:33; 11:16,17,22-25
16. Dibagi menjadi:16.1 Dua belas daerah oleh Salomo.1Raj 4:7-19
16.2 Dua kerajaan pada masa Rehabeam.1Raj 11:35,36; 12:19,20
16.3 Empat wilayah oleh orang Romawi.Luk 3:1
17. Penduduk - sangat banyak pada zaman raja Salomo.1Raj 3:8; 2Taw 1:9
18. Perdagangan - luas pada zaman raja Salomo.1Raj 9:26-28; 10:22-29
19. Makmur pada zaman raja Salomo.1Raj 4:20
20. Tempat kuburan nenek moyang.Kej 49:29-31; 50:13,25; Yos 24:32
21. Satu gambaran tentang masa perhentian yang ditetapkan untuk orang-orang kudus.
Ibr 4:1,2,9; 1Pet 1:4
Ke atas
PALESTINA [Kamus Browning]
Batas-batas tradisional dari Palestina Alkitab adalah --> Dan di utara dan *Berseba di selatan (1Sam. 3:20), yang jaraknya kurang lebih 240 km. Di dalam negeri ini terdapat dua laut (Laut --> Galilea dan --> Laut Mati) yang dihubungkan oleh Sungai --> Yordan yang mengalir melalui lembah yang dalam dan sering meluap. Laut Galilea (juga dikenal sebagai Genesaret atau Tiberias), kurang lebih 21 km panjang dan 12,8 km lebar, dan mempunyai ikan dalam jumlah besar yang dapat dimakan. Tetapi, Laut Mati yang jauh lebih besar berada di bawah permukaan laut dan tidak dapat dihuni oleh makhluk hidup. Sungai Yordan bermula di pegunungan Libanon dan disambut oleh banyak sungai kecil, seperti Sungai Kerit (1Raj. 17:1-7).Dua lembah lagi ada di tengah negeri ini, dari --> Laut Tengah di barat sampai Sungai Yordan, yaitu dataran --> Megido dan Lembah --> Yizreel.Deretan pegunungan yang utama, terbentang dari utara ke selatan, sedikit di sebelah barat Sungai Yordan, dari ketinggian Galilea ke padang gurun. Di balik pegunungan dekat Laut Mediterania, sebelah selatan dataran Megido, terdapat dataran yang subur, dari Filistia dan Saron, tetapi di ujung utara dataran itu dipotong oleh perbukitan --> Karmel dan di tengahnya ada tembusan di Megido. Di sini ada tempat penting untuk pengawasan militer dan lalu lintas perdagangan antara --> Mesir dan --> Siria dan wilayah timur. Inilah medan pertempuran-pertempuran besar, seperti pada waktu --> Yosia mencoba menahan tentara Mesir (2Raj. 23:29 dst.).Gunung-gunung lain yang disebut dalam Alkitab adalah --> Hermon, beberapa mil dari Dan; --> Tabor, di sebelah barat dari Laut Galilea dan --> Sinai, sebelah selatan Palestina dan sebelah utara dari Laut Merah. Gurun di sekitar Sinai dihubungkan dengan Bersyeba oleh daerah gurun yang dikenal dengan nama --> Negeb.
Ke atas
PALESTINA [Ensiklopedia]
Istilah 'Palestina' mula-mula dipakai untuk daerah musuh-musuh Israel, yaitu orang Filistin. Nama ini pertama kali dipakai oleh Herodotus untuk menamai daerah di sebelah selatan Siria. Dengan ejaan Palaestina, istilah itu dipakai oleh bangsa Roma juga. 'Kanaan', istilah yg lebih tua, mempunyai sejarah yg serupa. Dalam Surat-surat Tell el-Amarna (abad 14 sM) istilah Kanaan terbatas hanya meliputi dataran tepi pantai, lalu dengan ditaklukkannya daerah pedalaman oleh bangsa Kanaan, istilah itu dipakai untuk seluruh tanah sebelah barat lembah Yordan. Istilah 'negeri Israel' (1 Sam 13:19) dan 'tanah yg dijanjikan' (Ibr 11:9) yg terkait dengan bangsa Israel adalah meliputi daerah yg sama, mulai dari Dan sampai Bersyeba, di sebelah utara padang gurun Negeb. Bermukimnya dua setengah suku umat Israel di sebelah timur Yordan, agaknya adalah akibat keadaan yg di luar dugaan, dan penguasaan mereka atas bagian lembah itu umumnya tidak mantap. Sesudah kerajaan Israel terbagi dua, nama Israel biasanya dikenakan kepada kerajaan utara. Dalam abad Pertengahan Eropa (kr 500-1500 M) istilah 'Tanah Suci' menjadi lazim dipakai (bnd Za 2:12).
I. Posisi Palestina dan jalan-jalan rayanya
Pandangan kuno mengenai Yerusalem sebagai pusat dunia bukanlah pikiran gila, seperti umumnya dipikirkan orang. Tanah genting Siria itu menghubungkan benua Eropa, Asia, Afrika, dan lima laut, yaitu Laut Tengah, Laut Hitam, Laut Kaspik, Laut Merah dan Teluk Persia -- di situlah bertemu benua yg paling besar di bumi menjadi tanah genting mungil. Semua jalan raya utama benua-benua tadi harus melalui tanah genting ini, dan jalur pelayaran laut dari zaman kuno antara Samudera Hindia dan Laut Tengah harus pula dilanjutkan dengan jalan darat melalui jazirah Sinai. Barisan gunung yg tinggi yg membentang ke arah timur dari Asia Kecil ke Kurdistan dan padang gurun yg meluas ke selatan dan ke timur, selanjutnya mengharuskan jalan-jalan raya itu bersatu pada dan melalui 'Tanah Sabit yg subur' (karena berbentuk sabit), melintang dari Palestina dan Siria Selatan menuju lembah tempayan Tigris dan Efrat. Daerah itu disebut 'subur' dibandingkan padang gurun dan daerah pegunungan di sekitarnya, karena bagian terbesar wilayahnya adalah tandus. Pada setiap ujung 'Tanah Sabit yg subur' itu berkembang peradaban secara luas, satu di bagian hilir (tempayan) Mesopotamia, dan satu lagi di hilir lembah Nil; negara-negara itu menguasai sejarah Asia Barat selama hampir 2.000 thn.
Tiga jalan raya perdagangan selalu menyilang tanah Palestina. Jalan Raya Utama, barangkali adalah yg dimaksud dalam Yes 8:23 sebagai jalan ke laut', yg melalui tepi pantai dari Mesir ke lembah Esdraelon. Lalu membelok ke pedalaman di dekat pegunungan Siria dengan menyusuri pantai barat Danau Galilea, kemudian melalui Pintu Gerbang Siria dan wilayah rendah pusat ke Damsyik; di sini bergabung lagi dengan jalan kafilah gurun pasir langsung ke Mesopotamia. Ada dua lagi jalan lain, termasuk jalan kuno, kendati kurang pentingnya. Satu di antaranya ialah Jalan Raja yg mengikuti tepi dataran tinggi Transyordan dari Teluk Akaba menuju Damsyik. Jalan ini menandakan suatu daerah dengan curah hujan yg lebih besar, dan sebagian dari jalan ini ditempuh umat Israel waktu keluar dari Mesir (Bil 21-22). Semua kota yg dicatat dalam Bil 21; 27-30 terdapat di jalan ini.
Batas air dari Palestina Tengah diikuti jalan yg satu lagi, yg terpendek adalah ruas jalan antara Sinai dengan Kanaan. Di Negeb Utara jalan ini menghubungkan sederetan mata air yg penting, di sebelah barat yakni daerah rendah yg kering dan tandus dari Negeb Timur, yg masih sukar diterobos. Jalan ini menghubungkan semua tempat penting yg bersejarah mulai dari Kadesy-Barnea dan Bersyeba sampai ke Hebron, Yerusalem, Sikhem dan Megido. Jalan ini ramai dilintasi sejak zaman Abraham (Zaman Perunggu Pertengahan I) dan seterusnya, lalu menjadi termasyhur karena Yosua dan teman-temannya pengintai menempuh jalan ini. Semua ruas jalan ini menekankan penyatuan tanah Palestina dari utara sampai selatan, yg mengambil untung dari hubungan dagang dan budaya yg sangat banyak memberi faedah. Tapi Israel jarang sanggup menguasai jalan jalan raya ini tanpa mengguncang pikiran dan strategi dari negara-negara besar yg menguasai pusat-pusat pertemuan jalan-jalan itu. Bahkan pada zaman raja Salomo jalan raya pantai itu terlalu kokoh dikuasai oleh negara penguasa laut, sehingga ia tak dapat menjamin kekuasaannya di sana (1 Raj 9:11; 10:22; Yeh 27:17), dan Edom menguasai jalan-jalan dari Teluk Akaba, tempat Israel menambang tembaga.
Beberapa jalan kecil melintang menyertai jalan-jalan raya yg berjajar itu. Yg terpenting di antaranya ialah: (1) Gaza-Bersyeba-Petra; (2) Askelon-Gat-Helvan; (3) Yope (Yafo)-Betel-Yerikho (bnd Yos 10:6-14) dan Yope (Yafo)Sikhem-Adam-Gilead (Yos 3:16); (4) Lembah Esdraelon-Megido-Gilead. Karena ditutupi endapan pantai dari S Nil, maka pantai Palestina sampai ke G Karmel tidak cocok untuk pengembangan pelabuhan. Karena itu kota-kota utama berada pada pusat pertemuan jalan-jalan besar, atau di dataran Esdraelon yg strategis, atau di sepanjang punggung bukit-bukit Yudea dan Samaria. Laut tidak merupakan sarana perhubungan yg disukai orang Ibrani (bnd Mzm 107), dan padang gurun ditakuti sebagai 'negeri yg penuh kesesakan dan kesempitan' (Ul 8:15; Yes 30:6). Dengan menjulang di tempat yg berbahaya itu di antara laut dan padang gurun, orang Ibrani, penghuni pegunungan itu, selamanya menjauhkan diri baik dari lingkungan itu maupun penghuni-penghuninya. Maka ciri utama watak Israel ialah berjiwa otonomi, kendati tempat kedudukan mereka berada pada pusat pertemuan jalan-jalan perdagangan dari dunia kuno.
II. Geologi
Daerah Palestina mulai dari perbatasan Mesir sampai ke Asia Kecil, yg panjangnya 675 km, terdiri dari lima wilayah utama, yaitu: (1) daerah pesisir; (2) daerah bukit barisan barat (Tanah Tinggi Yudea-Galilea; Libanon dan pegunungan Ansariya); (3) daerah lembah-lembah (Lembah Araba, Yordan, Bika dan Got); (4) daerah pegunungan timur (Tanah Tinggi Transyordan, Hermon dan Anti-Libanon); dan (5) padang gurun Negeb, Arab dan Siria. Perbedaan wilayah utara yg berlawanan dengan wilayah selatan dari bagian utama ini menjelaskan kekhususan Palestina. Wilayah utara dari Akre, lereng-lereng gunung yg terjal mencolok dari laut memenggal-menggal dataran pantai yg amat sempit itu menjadi potongan-potongan yg terpisah-pisah, tapi di situlah bermunculan pelabuhan-pelabuhan termasyhur seperti Sidon, Tirus, Beirut, Tripoli dan Ras Syamra. Daerah pedalaman yg sangat sempit dari setiap pelabuhan ini, mendorong timbulnya kota maritim yg merdeka yg menjadi tempat 'pelarian' 'kaum-kaum orang Kanaan itu' (Kej 10:18). Tapi di sebelah selatan G Karmel, daerah pantai melebar menjadi dataran yg luas dalam satu hamparan yg tidak putus-putus, tanpa pelabuhan, kecuali pelabuhan buatan karya orang-orang Filistin dan bangsa-bangsa pelaut di kemudian hari.
Kontras kedua terdapat di bagian daerah lembah. Tanah rendah Bika di Siria, yakni dataran yg luas dan subur di antara dataran tinggi Libanon dan Anti-Libanon, dengan jalan masuk yg lebar menuju dataran-dataran lain, penuh dengan tempat-tempat bersejarah seperti Kadesy, Homs dan Hamat. Di wilayah selatan, tanah rendah yg dihadang oleh lava batu basal yg belum begitu tua, menyempit menjadi mulut jurang yg dalam sebelum terbuka lebar menjadi Danau Hule, mengakibatkan perhubungan utara -- selatan menjadi sukar. Unsur-unsur ini memisahkan Palestina dari daerah bagian utara.
Gunung-gunung Palestina terutama terdiri dari batu kapur, muntahan gunung berapi seperti lapisan-lapisan muda berupa campuran tanah liat dan kapur, kerikil dan pasir. Daerah lembah menunjukkan ciri-ciri planet kuno, yg dapat dilacak sampai ke danau-danau Afrika Timur. Secara ringkas, daerah itu berperan seperti engsel; artinya, daerah-daerah di wilayah barat kebanyakan terbenam di bawah laut, sedangkan tanah kawasan Arab yg di sebelah timur umumnya adalah tanah daratan. Jadi, wilayah sebelah barat daerah lembah itu bergunung-gunung dan terutama berbatu kapur, yg khusus terjadi pada zaman Kapur (Cretaceous) dan Zaman Eosen. Beberapa bagian daripadanya keras dan mengandung kapur dolomit (Cenomanian dan Eosen), yg menerangkan keadaan tanjung G Karmel yg curam, gunung kembar Ebal dan Gerizim di atas Sikhem, dan pada umumnya semua punggung pegunungan Yudea-Galilea yg tinggi dan berbukit jurang itu.
Tapi batu kapur Senones lunak, mudah sekali dikeruk menjadi jurang-jurang dan lembah-lembah, yg membelah tanah-tanah tinggi, terutama di Megido, lembah Ayalon, parit atau terusan Bet-Semes yg memisah bukit-bukit Eosen, yg terdapat pada Daerah Bukit, dari dataran tinggi Yudea. Batu kapur ini meninggi ke atas pada punggung gunung di bagian tengah dan membungkuk dengan indah menjadi deretan kubah, yg menjadi lebih berliku-liku lebih jauh ke utara di Samaria dan Galilea. Tapi di Transyordan batu kapur yg sama mendatar di atas landasan benua, yg ada di bawahnya. Landasan benua yg kuno ini kelihatan di bagian tenggara dalam bentuk bukit curam, yg tinggi di Wadi Araba dan Jazirah Sinai. Yg menindih lapisan batu-batu karang ini ialah apa yg disebut batu pasir Nubia, yg berasal dari padang pasir dan meliputi zaman geologi yg panjang; asalnya inilah mungkin menerangkan warna merah, yaitu nama yg dimiliki Edom, dan dari situlah mungkin nama itu ('yg merah'). Di sebelah timur, lava batu basal yg muda menutupi batu kapur di dataran tinggi yg luas dan bergelombang yg terdapat di tanah Basan, dan yg meluas sampai ke lembah Yordan sekeliling Danau Galilea. Lava batu basal ini berubah menjadi tanah-tanah subur, yg sejak dari zaman dahulu menarik penduduk ke pantai Galilea.
Di Palestina kerak bumi sering berubah-ubah. Muntahan-muntahan gunung berapi berjalan terus sampai kepada masa sejarah manusia, terutama ihwal Harat en-Nar, bagian tenggara Teluk Akaba, yg masih berapi sampai abad 8 dan 13 M. Kel 19:18 dan Mzm 68:9 sangat menggoda kita untuk menyamakannya dengan gejala-gejala gunung berapi, tapi tempat Sinai tradisional terdapat di suatu daerah pegunungan yg berunsur hablur kuno, yg di situ tak pernah terjadi letusan muda gunung berapi. Nasib Sodom dan Gomora (Kej 14:10; 19:23-28) memang merupakan ingatan akan suatu letusan gunung berapi, yg mungkin disertai gangguan gas belerang dan aspal cair. Ada juga catatan Alkitab mengenai gempa bumi (Kej 19:25; 1 Sam 14:15; Am 1:1) dan tanah yg retak atau terbelah (Bil 16:31-35). Semua keadaan ini dihubungkan dengan Daerah Jurang Besar sepanjang Yordan dan Laut Mati, atau dengan deretan retakan-retakan tanah yg melintang, yg menjadikan Lembah Esdraelon dan membagi daerah Samaria dan daerah Galilea menjadi tanah-tanah tinggi yg berderet-deret pada satu pihak, dan pada pihak lain lembah-lembah yg di dalamnya terdapat endapan-endapan tanah.
Dalam keadaan semi gersang ini, bukit-bukit tanpa tanah menjadi ciri khas, terutama sekitar tepi jurang sebelah timur dan selatan tanah tinggi Yudea dan tepi barat dataran tinggi Transyordan. Di lembah Yordan yg dalam itu terdapat campuran tanah liat dengan kapur yg halus, di dalam suatu danau yg lebih luas dari Laut Mati yg sekarang. Tanah itu terbelah dua membentuk lembah Gor di tengah-tengahnya, yg letaknya lebih dari 365 m di bawah permukaan laut. Wadi-wadi, yg mempunyai air pada saat-saat tertentu saja, dan yg airnya mengalir ke lembah Araba, membelah dalam lereng-lereng jurangnya. Jadi ay-ay Alkitab yg bicara tentang 'jalan jalan yg licin', menghunjuk pada ciri khas dari banyak tempat di Negeb dan Yordan (Ul 32:35; Ams 3:23; Yer 23:12; 31:9). Bagian terbesar Negeb adalah daerah batu tandus tanpa tanah, dan ada ay-ay yg langsung membicarakan tumpukan tanah liat yg dibawa angin (Kel 10:20-23; Ul 28:24; Nah 1:3).
III. Iklim dan tumbuh-tumbuhan
Di Palestina terdapat tiga bagian daerah iklim: 1. Daerah iklim Laut Tengah; 2. Daerah iklim padang tandus (stepe), dan 3. Daerah iklim padang gurun. Masing-masing mempunyai jenis tumbuh-tumbuhannya. Sepanjang tepi pantai ke arah selatan sampai di Gaza, daerah iklim Laut Tengah mempunyai musim dingin yg sedang (12¦ C rata-rata pada Januari di Gaza), dibandingkan dengan keadaan yg lebih dingin di bukit-bukit bagian pedalaman (Yerusalem 70¦ C pada Januari). Tapi musim panas di mana pun sama-sama panas (di Gaza 26¦ C, Juli, dan di Yerusalem 23¦ C). Salju yg terus-menerus menutupi gunung-gunung Libanon yg tinggi (Yer 18:14) termasuk kekecualian, walaupun salju tidaklah jarang di Hauran. Di tempat lain salju** merupakan gejala yg agak ganjil (2 Sam 23:20). Kurang dari 1/15 bagian dari curah hujan tahunan terjadi dalam musim panas, mulai dari Juni sampai Oktober, hampir semua curah hujan terjadi pada musim dingin, dan maksimumnya pada pertengahan musim dingin. Curah hujan bervariasi dari kr 350-400 mm di tepi pantai, sampai kr 750 mm di G Karmel dan pegunungan Yudea, Galilea dan Transyordan.
\\==> Image 00220\\
Di sekitar Bersyeba ke arah selatan, dan di bagian-bagian lembah Yordan dan bagian dataran tinggi Transyordan, iklimnya ialah iklim padang tandus, dengan curah hujan hanya 200-300 mm, walau keadaan suhu dapat dibandingkan dengan suhu di pegunungan Yudea. Lembah Yordan yg dalam itu mempunyai iklim subtropis dengan sengat terik matahari pada musim panas; di Yerikho suhu maksimum rata-rata harian tetap di atas 38¦C dari Juni-September, dengan sering suhu tertingginya 43-49¦C. Tapi musim dingin mempunyai suhu yg enak antara 18-20¦ C (suhu maksimum rata-rata harian pada Januari). Di Negeb, dan bagian selatan lembah Yordan, dan daerah sebelah timur dan selatan padang tandus Transyordan terdapat iklim padang gurun, dengan curah hujan kurang dari 200 mm setahun.
Bahwa terjadi perubahan iklim sejak zaman Alkitab tidak ada bukti yg mendukungnya. Dekat Teluk Akaba, beberapa parit dari zaman Roma yg baru-baru ini digali, masih tetap cocok dengan mata air, yg untuknya parit-parit itu dibuat dahulu. Dan di mana saja sumur di Negeb dari Zaman Bizantiun yg masih tetap dipelihara bersih dan masih dipakai, airnya tetap mencapai permukaan seperti dahulu kala. Jadi berita Alkitab memberikan gambaran yg meyakinkan mengenai iklim sekarang ini. Musim panas dibedakan dari musim dingin (Kej 8:22; Am 3:15), dan permulaan hujan musim rontok (hujan akhir musim) dengan jelas diterangkan (Ul 11:14; Hos 6:3; Yl 2:23). Variasi curah hujan dan banyaknya curah hujan termasuk hal biasa (Am 4:7), dan terjadinya masa kekeringan yg lama pada beberapa waktu ada tercatat (1 Raj 17:7; Yer 17:8; Yl 1:10-12, 17-20).
Karena perbedaan tinggi rendahnya tanah Palestina, dari 1.020 m di atas permukaan laut dekat Hebron, sampai 390 m di bawah permukaan laut pada Laut Mati, dunia tumbuh-tumbuhan Palestina sangat kaya (kr 3.000 macam tumbuh-tumbuhan yg mempunyai pembuluh) untuk suatu daerah yg begitu kecil. Sebagian besar tumbuh-tumbuhan itu termasuk tanaman tahunan. Hanya sedikit daerah yg pernah mempunyai hutan yg lebat, tapi sisa-sisanya masih terdapat di G Hermon di Libanon dengan pohon aras, pohon sanobar, pohon besar (1 Taw 10:12; Yes 6:13) dan pohon berangan dan di daerah Golan (Jaulan) yg disebut dalam Alkitab, yg di situ masih terdapat hutan berangan dan hutan pohon-pohon besar (beringin). Libanon selalu terkenal karena kayu arasnya. Orang Israel turut dalam penebangan hutan-hutan yg dulu pernah memenuhi pegunungan di bagian tengah (Yos 17:18), dan sekarang ini tak ada lagi tanda-tanda dari daerah hutan yg pernah ada di Betel (2 Raj 2:24), di Efraim (Yos 17:15), dan di Gilead dekat lembah Yordan.
Hutan pohon-pohon besar lama terdapat di Saron, dan nama ini berarti hutan. Tapi nubuat Alkitab mengungkapkan tiga daerah hutan akan berganti menjadi padang rumput bagi kambing domba, yaitu tepi pantai Saron, bagian utara Galilea dan bagian tenggaranya (lih Yes 65:10). Perkembangan peternakan bertanggung jawab mengenai penebangan hutan-hutan di Palestina (bnd 2 Raj 3:4). Tapi keadaan Laut Tengah mengakibatkan 'rumput padang gurun' berumur pendek, justru Rabi Akiba (kr 100 M) menyatakan dengan tegas, bahwa 'orang-orang yg memelihara ternak kecil dan menebang pohon-pohon yg baik ... tidak akan melihat tanda-tanda berkat'.
Keadaan rumput semak-semak di tanah-tanah perhutanan di Palestina makin memburuk sebelum berdirinya negara Israel baru pada thn 1948. Bagian terluas dari tanah yg tidak diolah terdiri dari padang batha yg sangat menyedihkan, yaitu semacam semak yg pendek, yg tumbuh pada tanah batu-batuan yg sudah mulai muncul ke atas. Mendekati tanah tandus dan padang gurun, keadaan pemandangan lebih diwarnai oleh daerah batu-batuan daripada tanaman yg tumbuh, dengan sedikit unsur semak-semak, seperti ipuh, kayu arar dan gelang laut, dan kelompok-kelompok rumput xerofitis. Hanya sepanjang tepian Yordan ada hutan-hutan yg agak lebat dan luas, yg terdiri dari berbagai pepohonan.
Tapi banyak dari perbukitan Palestina, yg tanah gemuknya sudah habis terkikis karena erosi, menjadi kuburan dari peradaban zaman dahulu, terutama karena hilangnya pengolahan tanah yg bertangga-tangga. Ada perkiraan yg mengatakan, bahwa sejak zaman kerajaan Roma 2.000-4.000 juta meter kubik tanah telah hilang dari bagian timur pegunungan Yudea, dan tanah ini cukup untuk membuat 4.000-8.000 km persegi tanah yg baik untuk ditanami. Ancaman dari erosi tanah ini barangkali digambarkan dalam Ayb 14:18-19, dan mudahnya api menjalar waktu musim panas dan kering digambarkan dalam Mzm 83:15.
Ciri-ciri dari ketidakseimbangan iklim Laut Tengah ini memaksakan perlunya keseimbangan dan pengekangan, di suatu negeri yg terletak di antara padang gurun dan tanah yg diolah (Kel 23:29-30; Ams 24:30-34). ( --> ANGIN; --> HUJAN; --> EMBUN.)
IV. Pengadaan air pertanian
Tidaklah begitu saja ada lebih 70 nama tempat di Palestina yg mengandung kata 'ain, yg artinya 'mata air atau sumber air', dan 60 lagi tempat lain yg memakai kata bir, yaitu 'sumur'. Kecuali S Yordan, beserta beberapa anak sungainya dan empat atau lima sungai kecil di pantai yg airnya berasal dari mata air, maka semua sungai di Palestina bergantung pada musim hujan. Sungai-sungai yg airnya berasal dari pegunungan bersalju, membuat airnya paling banyak pada bulan Mei-Juni (Yos 3:15), tapi kebanyakan menjadi kering karena kepanasan pada musim panas (1 Raj 17:7; Ayb 24:19; Yl 1:20), terutama di gurun Negeb (Mzm 126:4). Dengan turunnya hujan musim gugur terjadilah banjir tiba-tiba, dan hal itu digambarkan dengan jelas (Hak 5:21; Mat 7:27). Maka 'sumber air yg hidup' adalah yg dicita-citakan oleh pemukim Israel. Penemuan semacam lumpang, yg dapat dipakai dalam membuat kolam penampung air hujan (kr thn 1300 sM), mungkin sekali menjadi faktor yg menentukan dalam pemukiman tanah tinggi Yudea dengan cepat oleh pemukim-pemukim Israel. Sumur-sumur, yg digali untuk memberi minum kambing domba, sudah sejak dahulu diketahui (Kej 26, dll) dan begitu juga pengairan ladang (Kej 13:10). Tempat persediaan air untuk kebutuhan penduduk kota sering juga disebut (Kid 7:4), dan ada di antaranya yg mendapat air dengan menembus gunung batu dan sangat mengagumkan (2 Raj 20:20). Kebutuhan akan air sering memberi pelajaran moral bagi orang Israel (Ul 8:7-10; 11:10-17; 1 Raj 18; Yer 2:13; 14:22).
Paling tidak sebelum berdiri Kerajaan Israel, para petani penduduk Palestina Tengah terdiri dari petani-petani kecil. Basil khas daerah itu digambarkan dalam hadiah-hadiah yg diberikan Abigail kepada raja Daud (1 Sam 25:18). Bahwa di Yudea hasil jelai lebih utama dari hasil gandum adalah karena curah hujan yg begitu kecil, dan Karmel termasyhur karena buah anggurnya, Efraim dan Galilea karena buah zaitunnya, semuanya itu dibenarkan sejak zaman Alkitab. Tapi musim kemarau cenderung menimbulkan hutang dan perbudakan, sehingga, walaupun cita-cita demokrasi dibayangkan dalam tahun Yobel (Im 25), tanah milik kerajaan, pemilikan tanah yg luas dan kerja paksa sudah timbul pada zaman Saul. Di Transyordan dan Negeb agaknya hidup penggembalaan secara tradisi sudah didampingi oleh usaha pertanian yg menetap, jika ada sumur-sumur dan oase yg mengizinkannya. Tapi mundurnya pertanian selalu diakibatkan oleh penyediaan lahan yg tidak seimbang dengan pertambahan kambing domba, lepas dari serangan-serangan yg lebih berbahaya yg datangnya dari padang gurun.
V. Permukiman
Masalah utama dalam sejarah geografis daerah Palestina ialah penentuan nama-nama tempat. Ada kr 622 nama tempat di sebelah barat Yordan yg dicatat dalam Alkitab. Daftar kota dari raja-raja Tutmosis III, Setos I, Rameses II dan Syesyong I di Karnak hanya memberi sedikit penjelasan mengenai topografi Palestina. Kitab Onomasticon (buku mengenai nama-nama) dari Eusebius dan Yerome merupakan sumber lain yg berharga. Kerja R Reland (1714) merintis jalan untuk kerja topografi modern dari Dr Edward Robinson, sewaktu ia mengunjungi Palestina thn 1838. Ia tentukan 177 nama tempat, dan hanya sedikit dari situ yg kemudian diubah. Pada thn 1865 terbentuklah Dana Penelitian Palestina (Palestine Exploration Fund), dan menjelang thn 1927 telah ditentukan kr 434 nama tempat; Conder, secara khusus menambah 147 nama baru. Beberapa di antaranya masih diperdebatkan, dan ahli-ahli modern terus meninjau kembali beberapa nama itu.
Penemuan-penemuan yg mencengangkan dari Nona K Kenyon di Yerikho menunjukkan, bahwa sudah ada di sana yg menyerupai kehidupan kota sejak thn 6000-8000 sM, berupa suatu tempat yg kr 3,2 ha luasnya dihuni oleh kr 3.000 penduduk. Memang, Iembah Yordan agaknya dari zaman purba merupakan permukiman yg padat. N Glueck mencatat di sana kr 70 tempat, semuanya didirikan lebih 5.000 thn lalu, dan lebih 35 di antaranya masih dihuni menjelang zaman umat Israel. Baru kemudian hari lembah yg begitu menarik dalam penglihatan Lot (Kej 13:10) menjadi lengang, mungkin karena timbulnya penyakit malaria. Pernah dikatakan, bahwa beberapa dari yg disebut Tel, merupakan bukit buatan, yg dibangun dengan sengaja lebih tinggi dari tanah rawa-rawa, walaupun kemudian ditambah karena pendudukan di kemudian hari. Tapi di mana pun, adanya persediaan air selalu merupakan faktor yg menentukan untuk permukiman. Kota-kota dan benteng yg diperkokoh dibangun di tempat-tempat penting, yaitu di dekat mata air yg terus mengeluarkan air seperti Yerikho, Bet Sean dan Afek (termasyhur karena perang Israel melawan orang Filistin). Memang, itu kesimpulan, bahwa tempat-tempat yg mempunyai banyak mata air biasanya mempunyai pemukim yg terus-menerus sejak zaman purba.
Sepanjang daerah dataran pantai sebelah selatan G Karmel, sejak dahulu kala penduduknya agak padat, yg dimungkinkan oleh mudahnya menggali sumur menembus lapisan tanah pasir sampai ke bedeng-bedeng tanah liat yg berbentuk lensa, yg mengandung persediaan air. Lebih jauh ke utara di Lembah Saron dan Galilea Hulu, kendati persediaan airnya berlimpah-limpah tapi karena hutannya lebat mengakibatkan orang sukar menghuninya sampai abad-abad terakhir ini. Di Galilea Hilir, sepanjang aliran sungai dan daerah Samaria, penduduknya sudah sejak lama padat, tersebar di banyak desa, tapi wilayah selatan Yerusalem desa-desanya menjadi berkurang dan berkumpul di pusat. Sekitar Bersyeba permukiman terbatas hanya sampai tempat-tempat strategis yg diperkokoh. Di Transyordan pinggiran dataran tingginya ditandai sejumlah benteng seperti Petra, Bozra (Buseira) dan Tofel (Tafileh).
Lewat kota-kota ini ke arah timur terdapat jalur jalur tanah pertanian yg sempit dengan desa-desanya yg terpencar, dan Jalan Raya Raja melintasi desa-desa ini. Dalam lingkungan permukiman ini, yg umumnya ditentukan oleh adanya persediaan air, timbullah kota-kota yg strategis dan yg terpenting pada persilangan jalan. Bila di dekatnya ada jalan pegunungan, maka jalan-jalan lintang dapat menghubungkan kota-kota itu dengan jalan raya utama yg membujur dari utara ke selatan. Kota-kota seperti itu pada zaman Alkitab antara lain adalah Bersyeba, Hebron, Yerusalem, Betel, Sikhem, Samaria, Megido, Bet-Sean dan Hazor. Justru pemazmur berseru, 'Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yg lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang' (Mzm 107:7).
VI. Daerah-daerah Palestina
Banyak hal yg layak diteliti, sebanyak daerah yg dapat disebut oleh seorang ahli ilmu bumi; jadi tidak masuk akal bila dikatakan bahwa batas daerah-daerah dalam lingkungan Palestina berlaku terus. Tapi beberapa daerah tertentu tampil berulang-ulang dalam sejarah Palestina dan hal ini patut diakui. Pembagian wilayah secara umum seperti disinggung adalah dataran tepi pantai, tanah pegunungan di bagian tengah, Daerah Jurang, dataran tinggi Transyordan dan padang gurun.
Dataran tepi pantai membujur, panjangnya kr 200 km mulai dari perbatasan Libanon sampai ke Gaza, yg dibendung oleh G Karmel di utara. Ke sebelah utaranya membentang dataran Asyer sepanjang 40 km sampai ke Tangga Tirus kuno; di situlah berjejal bukit-bukit Galilea sampai dekat ke tepi pantai. Tak ada peranan daerah ini dalam hidup Israel, tapi daerah di tenggaranya, lembah Yizreel dan dataran Esdraelon mempunyai arti yg utama. Daerah ini terhampar sejauh 50 km ke pedalaman dengan lebarnya yg terbesar 20 km dan inilah merupakan jalan utama dari Mesir ke Damsyik dan ke utara. Di sepanjang daerah inilah terletak pusat-pusat yg strategis seperti Megido, Yizreel dan Bet-Sean, yg termasyhur dalam banyak peperangan Israel (Hak 5; 7:1; 1 Sam 29:1; 31:12), dan menurut nubuat akan menjadi pusat peristiwa-peristiwa pada masa datang (Why 16:16). Di selatan G Karmel, yg menaungi dataran Dor yg sempit, terdapat dataran Saron, dengan kelima kubu besar orang Filistin yaitu Ekron, Asdod, Askelon, Gat dan Gaza. Dan di sebelah timur, dataran Saron ini meleburkan diri dengan Daerah Bukit (Syefela), suatu daerah penyangga di antara Israel dan Filistin. Dahulu kala gunung-gunung mi ditumbuhi dengan lebat oleh pohon ara (1 Raj 10:27; 2 Taw 1:15; 9:27), di silang oleh lembah-lembah sempit, tempat-tempat perjuangan Israel pada zaman itu sejak zaman Hakim-hakim sampai kepada raja Daud, terutama Ayalon (Yos 10:10-15; 1 Sam 14:31), Sorek (Hak 16), dan Ela (1 Sam 17:1-2).
Pegunungan yg di tengah yg membujur sepanjang 300 km dari Galilea Utara sampai ke Sinai, terdiri dari bukit-bukit dan dataran-dataran tinggi. Di selatan, wilayah Yehuda terdapat bukit-bukit yg bergelombang indah kecuali di bagian timur; di sana bukit-bukit kapur yg terdapat di gurun Yehuda itu, yg dikorek dalam-dalam, dengan terjalnya menurun ke Daerah Jurang. Bagian utara dataran tinggi Yudea ini bergabung dengan bukit-bukit Efraim, dengan jalan-jalan lintangnya yg baik, tapi di sebelah utara, pegunungan Samaria, menurun lebih 1.000 m sampai rata-rata 300 m di tanah belanga yg di tengah-tengah; di situlah terdapat tempat-tempat yg disebut Alkitab: Gibea, Salem, Sikhem dan Sikhar. Di atas semua ini menjulanglah ke atas G Ebal (945 m) dan G Gerizim (890 m). Bersama dengan tanah belanga lain yg subur, tanah Samaria terbuka bagi pengaruh-pengaruh dari luar, dan imannya cepat luntur. Di sebelah utara dari dataran Esdraelon terletak Galilea, yg terbagi menjadi Galilea selatan atau hilir, yg pemandangannya sama dengan tanah Samaria, dan Galilea utara atau hulu, gunung-gunungnya sampai 1.000 m. Di antara tepi pantai dan daerah Danau (Galilea), banyak tanah belanga, terutama Nazaret, mempunyai jalan tembus yg baik dan tumbuh-tumbuhan yg kaya yg berpenduduk padat pada zaman Tuhan Yesus.
Sambil membelah dua Palestina sepanjang 100 km, S Yordan menelusuri Daerah Jurang. Di utaranya terdapat Danau Hule dan Danau Galilea, dikelilingi oleh gunung-gunung yg tinggi, terutama G Hermon, sumber air S Yordan (Ul 3:9; 4:48). Di sebelah hilir tanah belanga Hule, S Yordan menembus bendungan batu basal, yg dulu menghalangi menurunnya lembah ke bawah, melalui suatu jurang untuk memasuki Danau Tiberias atau Danau Galilea, 200 m di bawah permukaan laut. Sedikit di sebelah hilir air S Yarmuk bergabung dengan air S Yordan, dan lembah itu lambat laun semakin lebar menuju ke selatan ke Laut Mati. Di sebelah selatan karang-karang 'Ain Kanezer mulailah lembah Araba, menghampar sejauh 160 km ke Teluk Akaba, suatu padang gurun, yg dikawal dinding lereng yg panjang dan besar dari dataran tinggi Transyordan. Ke sebelah barat menghampar daerah perbukitan yg tandus dari Negeb tengah beserta dataran-dataran tandusnya ke arah Bersyeba. Ke sebelah timur lewat tepi dataran tinggi Transyordan menghampar sederet daerah yg terkenal dalam zaman Alkitab: dataran tinggi Basan, di sebelah timurnya berada gua-gua gunung berapi yg besar pada G Jebel Druze; Gilead yg terletak di suatu kubah raksasa yg lonjong, besarnya 55 x 40 km dan termasyhur karena hutan-hutannya (Yer 22:6; Za 10:10); tanah tandus Amon dan Moab yg datar; dan di sebelah selatan lembah Zered (Ul 2:13; Yes 15:7) tanah landasan Edom, yg secara geologi patah dan miring, dengan kubu-kubunya yg tak dapat direbut. Lewat daerah itu di sebelah timur dan selatan terdapat padang gurun; tanah dataran tinggi yg terdiri dari batu-batu besar dan pasir, yg ditiup oleh angin panas.
KEPUSTAKAAN. F. M Abel, Geographie de la Palestine, 1937 (2 jilid); D Baly, The Geography of the Bible2, 1974; G Dalman, Sacred Sites and Ways, 1935; M du Buit, Geographie de la Terre Sainte, 1958; N Glueck, The River Jordan, 1946; W. J Phythian-Adams, 'The Land and the People' di A Companion to the Bible (red T. W Manson), 1944, hlm 133-156; A Reifenberg, The Struggle between the Desert and the Sown in the Levant, 1956 G. A Smith, The Historical Geography of the Holy Land25, 1931; National Atlas of Israel (dlm bh Ibrani), dalam penerbitan sejak thn 1958. JMH/MHS/HAO
Ke atas
Peta
Peta Google: Filistin (33° 33´, 35° 21´);
OpenBible: (Flickr/Panoramio) Filistin;
Sent from Kamus Alkitab: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.kamus
Subscribe to:
Posts (Atom)