Sunday, November 4, 2018

Apokrifa

Daftar Isi: HAAG: Apokrif ; ENSIKLOPEDIA: APOKRIFA , BAHASA APOKRIFA ; BROWNING: APOKRIFA, KITAB-KITAB , DEUTEROKANONIK ; Apokrifa, Deuterokanonika Ke atas Apokrif [Kamus Haag] Apokrif. (Bhs. Yun: terselubung, rahasia). Dalam percakapan katolik sehari-hari dimaksud: Kitab-kitab Yahudi dan Kristen purba yang tidak masuk dalam daftar kanon (di dalam theologi protestan disebut: "pseudo-epigraf"). Sebagian kitab-kitab ~A. menunjukkan kesamaan-kesamaan tertentu dengan kitab-kitab kanonik. Sebagian dari tulisan itu diwariskan dengan nama seorang penulis dari KS. Penemuan baru di --> Kumran dan Nag Hamadi telah memperganda bahan-bahan ~A. (I) ~A. PL (Abad 2 sebelum Mas. sampai abad 1 sesudah Mas.). (1) ~A. cerita-cerita. Sebagian besar mempunyai sifat legenda. Cerita-cerita itu bagi pengertian penulis maupun bagi zamannya sangat memperkaya pandangan. Titel: Kitab Yubile, Mekrad Yesaya, Wahyu Musa, Surat --> Aristeas, Prolog untuk Sir., Yusuf dan Asenat, 3Esr, 3Mak. (2) ~A. Didaktik. Sebagian dipengaruhi pandangan ethis PL. Titel: Surat-surat wasiat ke 12 Patriarka, Mazm 15:1, Mazmur-mazmur Salomo, 4 Mak. (3) ~A. apokaliptis. Saksi-saksi --> Apokaliptik Yahudi dan eskatologi. Titel: 1 Kitab Henokh, 4 Esr, Syr Barukh, Wasiat Abraham, Sibilina. (II) ~A. PB (sejak abad 2 sesudah Mas.). (1) Injil-injil ~A. Yang dimaksud untuk mengisi lubang-lubang dalam penyajian injil kanonik. Dalam pengertian-pengertian theologisnya nampak adanya asal-usul gnostik. Titel: Injil untuk orang Ibr. --> untuk orang Mesir, -- untuk orang Ebiniom, Proto-injil Yakobus, Injil Thomas. (2) Kisah-kisah ~A. yang menceritakan secara panjang-lebar mukjijat dan perjalanan para Rasul. Sering ada kecenderungan ajaran bidaah. Titel: Kisah Petrus, -- Paulus, -- Andreas, -- Yohanes, -- Barnabas. (3) Surat-surat ~A. sebagian dimaksudkan sebagai semacam pengakuan privilelsi semu bagi gereja-gereja tertentu. Sebagian lagi dimaksudkan menjadi pengganti surat-surat Paulus yang hilang. Titel: Surat kepada umat di Laodisea, surat bagi umat di Aleksandria, surat-surat dari dan untuk orang-orang Korintus. (4) Wahyu-wahyu ~A. merupakan wahyu-wahyu yang menjanjikan suatu masa depan yang lebih baik. Titel: Why Petrus, -- Paulus, -- Yohanes dan Wahy. Maria. Ke atas APOKRIFA [Ensiklopedia] I. Keterangan Istilah apokrifa diturunkan dari bentuk jamak netral kata sifat Yunani apokrufos, artinya 'tersembunyi'. Kata ini dipakai sebagai istilah teknis mengenai kaitan beberapa kitab tertentu dengan PL. Artinya, kitab-kitab tertentu itu tidak dibenarkan untuk bacaan umum di gereja, tapi dianggap berharga untuk studi pribadi dan nilai rohani. Apokrifa meliputi sejumlah tambahan atas kitab-kitab pada Alkitab dalam bentuk LXX (yaitu Est, Dan, Yer dan Taw), dan kitab-kitab lainnya. Yg disebut terakhir meliputi buku-buku cerita purbakala, sejarah atau teologi, yg aslinya banyak ditulis dalam bh Ibrani atau bh Aram, tapi dipelihara atau diketahui dalam suatu kurun waktu hanya dalam bh Yunani. Semua kitab Apokrifa terdapat dalam Kanon LXX yg 'lunak', tapi dikeluarkan dari Kanon PL Ibrani oleh Sinode Yamnia. Pemakaian dan pendirian masyarakat Kristen tentang Apokrifa ini agak terombang-ambing hingga abad ke-16, ketika 12 karya dimasukkan ke dalam Kanon Alkitab Roma Katolik oleh Konsili di Trent. Umat Protestan menerimanya hanya untuk 'manfaat rohani yg pribadi' saja, bukan sebagai bagian dari Kanon. Karya-karya lain di luar ke-12 karya yg diperbincangkan di sini, biasanya disebut 'pseudepigrapha'. Ini pun dengan bebas dipakai sebelum abad ke-16 di gereja-gereja Timur Tengah yg terpencil, dan telah dipelihara hanya dalam bahasa-bahasa yg mereka pakai (mis bh Etiopia, Armenia dan Slavia). II. Isi 1. 1 Esdras (LXX, menurut Lukian, menyebutnya 2 Esdras, Yerome dlm Vulgata, 3 Esdras). Kitab ini menceritakan kembali kejadian-kejadian yg dicatat dalam Taw-Ezr-Neh dengan tambahan besar. Tambahan itu, disebut 'Perdebatan Tiga Pemuda', merupakan pinjaman dari sebuah cerita Persia, yg aslinya masih dapat ditelusuri dalam rinciannya: cerita tersebut menerangkan bagaimana Zerubabel, pengawal istana Darius, dengan memenangkan perdebatan mengenai yg mana kekuasaan yg paling besar (anggur, wanita atau kebenaran) memperoleh kesempatan mengingatkan raja Persia akan kewajibannya untuk mengizinkan Bait Suci dibangun kembali. Membandingkan 1 Esdras secara rinci dengan Ezra dalam LXX, jelas bahwa kedua-duanya merupakan terjemahan yg berdiri sendiri dari naskah Ibrani (MT): I Esdras mungkin lebih tua di antara keduanya. Ada beberapa pertentangan, bukan hanya mengenai isi naskah tapi juga mengenai urutan peristiwa dan raja Persia. Masih sering timbul keragu-raguan tentang kitab mana yg catatannya benar. Dalam beberapa hal 1 Esdras menyajikan bukti yg baik mengenai naskah Ibrani Ezra. I Esdras merupakan terjemahan bebas dan lancar, dan dikenal oleh Yosefus. 2. 2 Esdras (dlm Vulgata disebut 4 Esdras, juga disebut Apokaliptik Ezra). Kitab ini seperti yg ada sekarang dalam bh Latin kuno, merupakan perluasan yg dilakukan oleh penulis Kristen dari sebuah karya apokaliptik Yahudi, yg aslinya terdapat dalam ps 4-14. Ps-ps lainnya, yakni tambahan-tambahan oleh penulis-penulis Kristen, tidak terdapat pada beberapa terjemahan dalam bahasa-bahasa Timur Tengah. Bagian asli terdiri dari penglihatan. Dalam penglihatan pertama (3:1-5:19) pelihat meminta penjelasan mengenai penderitaan Sion, yg dosanya tidaklah lebih besar dibandingkan dosa penindasnya. Malaikat Uriel menjawab, bahwa hal ini tidak dapat dimengerti oleh manusia, tapi bahwa zaman baru yg segera datang akan membawa keselamatan. Penglihatan ke-2 (5:20-6:34) mempertanyakan soal yg sama -- mengapa Israel, yg dipilih oleh Allah, telah ditaklukkan oleh bangsa-bangsa asing: hal ini pun dikatakan tak dapat dipahami manusia. Zaman yg akan datang akan menyusuli zaman ini tanpa perhentian, didahului oleh tanda-tanda akhir zaman dan oleh suatu waktu pertobatan dan keselamatan. Hal ini memberi penghiburan kepada pelihat. Penglihatan ke-3 (6:35-9:25) mempertanyakan mengapa orang Yahudi tidak memiliki dunia ini; jawaban yg diberikan ialah, bahwa mereka akan mewarisinya pada zaman yg akan datang. Bermacam hal mengenai zaman yg akan datang dan kehidupan di dalamnya, termasuk betapa sedikitnya orang pilihan, juga dibicarakan. Penglihatan ke-4 (9:26-10:59) mengenai seorang wanita yg berdukacita yg menceritakan kesusahannya, dan kemudian diubah bentuknya menjadi sebuah kota yg mulia. Ini merupakan lambang Yerusalem. Penglihatan ke-5 (10:60-12:51) mengenai burung rajawali yg bersayap 12 dan berkepala 3 -- lambang Roma; malaikat yg menafsirkannya menerangkan secara gamblang bahwa Roma ialah kerajaan ke-4 yg disebut dalam Dan 7, yg akan dimusnahkan oleh Mesias. Sangat mungkin bahwa penglihatan ini ditulis pada masa pemerintahan Kaisar Domitianus. Penglihatan ke-6 (13:1-58) mengenai seorang laki-laki yg timbul dari taut, memusnahkan banyak orang yg memusuhinya. Penglihatan ini meminjam dari penglihatan dalam Dan 7 mengenai Anak Manusia. Penglihatan terakhir (ps 14) mengenai pokok perbaikan kitab-kitab suci Ibrani oleh Ezra, dengan bantuan suatu penglihatan dan penulis-penulis yg memperoleh pertolongan ilahi. Ada 94 kitab seperti itu, yakni 24 kitab dari Kanon Ibrani (PL) dan 70 karya yg bersifat rahasia atau apokaliptis. 3. Tobit (Tob), adalah cerita pendek yg saleh mengenai seorang Yahudi yg adil dan anaknya dari kerajaan utara yg turut dibuang ke Asyur. Mereka ialah Tobit dan putranya, Tobias. Tobit menderita kesusahan dan serba kekurangan sebab ia membantu orang-orang Israel yg tertindas di bawah pemerintahan Esarhadon yg lalim. Akhirnya secara kebetulan ia menjadi buta. Dan merupakan pukulan baginya karena istrinya terpaksa harus menyokongnya. Ia berdoa kalau boleh mati saja. Pada waktu yg sama, doa yg serupa dipanjatkan oleh Sarah, seorang wanita muda Yahudi di Ekbatana, yg kerasukan setan Asmodeus, yg telah membunuh 7 calon suaminya pada malam pengantin mereka. Malaikat Rafael diutus menyembuhkan keduanya. Tobias disuruh oleh ayahnya untuk mengambil 10 talenta perak yg ditinggalkan di Media. Rafael menyamar sebagai Azaria, yg disewa sebagai teman seperjalanan. Di S Tigris mereka menangkap seekor ikan. Atas saran Azaria, Tobias mengawetkan jantung, hati dan empedu ikan itu. Tobias tiba di Ekbatana lalu bertunangan dengan Sarah, yg ternyata kemudian adalah saudara sepupunya. Pada malam pengantin Tobias membakar jantung dan hati ikan tadi. Bau busuknya mengusir setan itu ke Mesir. Keluarganya menganggap Tobias sudah mati. Tapi sewaktu ia pulang (didahului oleh anjingnya) ia mengolesi mata ayahnya dengan empedu ikan dan memulihkan daya lihatnya. Cerita ini rupanya berasal dari Zaman Pembuangan ke Babel atau Persia, dan bahasa aslinya mungkin bh Aram. Tiga resensi kitab dalam bh Yunani telah diketahui, dan serpihan-serpihan dalam bh Ibrani dan bh Aram telah ditemukan di antara Gulungan Laut Mati. 4. Yudit (Ydt), menceritakan tentang seorang janda muda Yahudi yg berani, dan bagaimana tentara Nebukadnezar kalah oleh kelihaiannya. Penduduk Betulia dikepung oleh Holofernes, salah seorang jenderal Nebukadnezar. Sang janda mengunjungi jenderal di tenda penginapan, dengan tipu muslihat akan membocorkan rahasia militer kepada jenderal itu. Kemudian ia menggoda jenderal itu dengan rayuan kecantikannya yg memikat. Akhirnya, sedang ia melayani sang jenderal pada tengah malam, ia dapat memenggal kepala jenderal itu. Kemudian ia kembali ke kota dengan kepala itu, disambut dengan riang gembira. Pasukan Asyur (demikian aslinya!) mundur seketika mengetahui bahwa jenderal mereka dibunuh. Yudit dan para wanita Betulia bergembira, menyanyikan mazmur kepada Allah. Cerita ini memang fiksi, kalau bukan, ketidaktepatannya tak masuk akal. Ditulis pada abad 2 sM. Bahasa aslinya bh Ibrani, dan terjemahannya ke dalam bh Yunani (ada 4 resensinya) telah melestarikan dongeng ini untuk kita. 5. Tambahan pada Daniel, dalam LXX dan terjemahan Teodotion. Pada ps 3 ditambahkan 'Doa Azaria' yg diucapkan di perapian, dan Nyanyian Tiga Anak Suci yg dinyanyikan untuk memuji Allah, sewaktu ketiganya berjalan dalam perapian. Bahasa asli kedua tambahan ini nampaknya bh Ibrani. Pada kata pendahuluan Kitab Daniel dalam terjemahan Teodotion, kemudian dalam LXX, terdapat cerita tentang Susana, istri yg cantik dan baik hati dari seorang hartawan Yahudi di Babel. Dua tua-tua umat yg mendambakan wanita itu, menjumpai dia ketika mandi dan menyodorkannya pilihan: menyerah memenuhi keinginan mereka, atau menghadapi tuduhan palsu berbuat zinah. Susana memilih yg terakhir -- penuduh dipercayai, dan Susana dihukum menyangkal tak bersalah. Daniel, walaupun remaja belaka, memprotes keras ketidakadilan ini. Dalam pemeriksaan kedua di pengadilan dan di hadapannya, tuduhan dusta itu terungkap. Susana dinyatakan benar. Cerita-cerita Bel dan Ular Naga jelas ditulis untuk mencemoohkan penyembahan berhala. Daniel menunjukkan bahwa para imam Bel menelan persembahan makanan yg dipersembahkan setiap malam, jadi bukan berhala itu: karena itu raja membinasakannya. Sam naga keramat yg disembah di Babel dihancurkan oleh Daniel. Ia dilemparkan ke dalam tempat singa dan terlindung hidup selama 6 hari. Pada hari ke-6 nabi Habakuk secara ajaib diangkut dari Yudea untuk memberi makanan kepadanya: pada hari ke-7 Daniel dibebaskan oleh raja. Kedua cerita ini mungkin diterjemahkan dari cerita asli Semit, tapi belum pasti. Tambahan-tambahan pada Daniel ini merupakan contoh cerita-cerita saleh yg ditambahkan kepada cerita Daniel kr 100 sM. 6. Tambahan pada Ester, menambah besarnya kitab itu dalam terjemahan Yunani. Enam bagian ditambahkan. Pertama, mimpi Mordekhai dan makar mendongkel Raja yg dicegahnya. Ini mendahului ps 1. Bagian ke-2, yaitu maklumat raja untuk membinasakan semua orang Yahudi dalam wilayahnya. Ini mengikuti ps 3:13 dari kitab bh Ibrani. Bagian ke-3, terdiri dari doa-doa Ester dan Mordekhai mengikuti ps 4. Bagian ke-4, menggambarkan pertemuan Ester dengan raja, tambahan pada 5:12. Bagian ke-5, memuat maklumat raja yg mengizinkan bangsa Yahudi membela diri, mengikuti 8:12. Bagian ke-6 termasuk tafsiran mimpi Mordekhai; dan catatan tentang tarikh terjemahan Yunani dibawa ke Mesir. Mayoritas ahli berpendapat, semua bagian tersebut di atas merupakan tambahan kepada Kitab Est yg singkat dalam Kanon Ibrani, dan bahwa sebagian, kalau tidak semua, ditulis dalam bh Yunani. Namun demikian, beberapa ahli RK dan beberapa ahli lain (termasuk C. C Torrey) berpendapat, bahwa Ester dalam bh Ibrani merupakan singkatan dari suatu karya yg lebih besar dalam bh Ibrani atau Aram, dan versi Yunani diterjemahkan dari sumber itu. Tanda penerbit menunjukkan bahwa karya itu diterjemahkan di Palestina, beberapa tahun sebelum 114 sM, oleh Lisimakhus, putra Ptolemeus, orang Yerusalem. 7. Doa Manasye, menuntut sama dengan doa yg disebut dalam 2 Taw 33:11-19. Menurut pandangan mayoritas ahli, doa ini dikarang oleh seorang Yahudi dalam bh Ibrani. Bagaimanapun juga, karya ini terdapat dalam Didascalia dari Siria (abad ke-3 M) dan dalam Nyanyian (yg dikumpulkan dari PL dan PB, dan dipakai dlm ibadah Kristen) yg ditambahkan kepada Kitab Mzm dalam beberapa naskah dari LXX, mis Kodeks Aleksandrinus. 8. Surat Yeremia, merupakan contoh serangan Yunani-Ibrani yg biasa terhadap pemujaan berhala, dengan berkedok sepucuk surat dari Yeremia kepada orang-orang buangan di Babel. Mirip dengan yg disebut dalam Yer 29. Berhala ditertawakan; kejahatan dan kebodohan yg terkait dengannya disingkapkan. Orang-orang Yahudi yg ditawan dihimbau untuk tidak memuja ataupun takut kepadanya. Kitab ini ditulis dalam bh Yunani yg baik. Aslinya mungkin bh Aram. 9. Kitab Barukh (Bar), menyamar sebagai karya teman dan sekretaris Yeremia. Karya itu singkat. Menurut banyak ahli merupakan suatu gabungan, karya dari 2, 3 atau 4 penulis. Bagian-bagiannya sbb: a. 1: 1-3:8. Sesuai keadaan Babel thn 597, Barukh dilukiskan berbicara kepada orang-orang buangan, mereka mengakui dosa-dosa mereka lalu berdoa mohon pengampunan dan keselamatan. b. 3:9-4:4. Bagian ini mengemukakan pujian atas kebijaksanaan yg dapat ditemukan dalam Taurat. Tanpa Taurat orang kafir tak dapat mencapai apa-apa, tapi dengan Taurat orang Israel akan diselamatkan. c. 4:5-5:9. Ratapan dari Yerusalem karena orang-orang buangan, diikuti oleh suatu desakan ke Yerusalem untuk menerima hiburan, karena anak-anaknya akan dibawa pulang ke rumahnya. Bagian pertama jelas ditulis dalam bh Ibrani, dan meskipun bh Yunani dalam bagian-bagian berikut cukup lancar, namun ada kemungkinan bahwa aslinya ditulis dalam bh Ibrani. 10. Kebijaksanaan Yosua (atau Yesus) Bin Sira (Sir), dalam LXX disebut Ecclesiasticus. Yosua Bin Sira, orang Palestina, tinggal di Yerusalem, dan beberapa bagian dari karyanya dalam bh Ibrani terdapat dalam naskah-naskah dari Geniza di Kairo. Kitab ini terdapat antara Kitab-kitab Apokrifa dalam terjemahan Yunani yg dibuat oleh cucu Bin Sira. Terlengkap dalam hal rincian tentang kronologi yg ada dalam Pendahuluan. Tarikh yg paling sesuai untuk Bin Sira ialah kr 180 sM, karena cucunya ternyata pindah ke Mesir ketika pemerintahan Ptolemeus VII Euergetes (170117 sM). Penulis menyusun karyanya dalam dua bagian, yakni: ps 1-23 dan ps 24-50, dengan sebuah tambahan singkat, ps 51. Seperti kitab-kitab Kebijaksanaan lainnya, Kitab Bin Sira merupakan nasihat untuk mencapai kehidupan yg berhasil, dipahami dalam arti yang seluas-luasnya; takut akan Tuhan dan ketaatan pada Hukum-Nya dihubungkan dalam pengalaman dan ajaran penulis dengan'kebijaksanaan' praktis yg ditimbanya dari pengamatan dan kehidupannya sendiri. Kesalehan pribadi akan terungkap dalam ketaatan pada hukum Taurat, di mana Kebijaksanaan menampakkan diri; dalam seluruh segi kehidupan sehari-hari sikap yg paling baik ialah sikap yg tidak berlebih-lebihan. Bagian kedua diakhiri dengan pujian terhadap 'orang-orang termasyhur', suatu daftar orang-orang Israel yg paling berjasa, yg berakhir dengan Simon II, Imam Agung kr 200 sM, yg juga terkenal dari Misyna (Aboth 1:2) dan Yosefus (Ant Ibr 12:2-24). Dalam kitab ini terlihat gambaran ideal seorang ahli Taurat, seperti Bin Sira sendiri, yg kemudian menjadi cita-cita golongan Yahudi ortodoks. Orang ini taat kepada Allah, taat kepada hukum Taurat, sederhana dalam kehidupan, dan nilainya yg paling tinggi ialah mencapai pengetahuan akan Taurat. Kitab ini sangat disenangi oleh orang Kristen, seperti nampak pada judulnya dalam bh Yunani, yaitu Eccle-siasticus, yg berarti 'Kitab Gereja'. Orang Yahudi, walaupun tidak pernah menerimanya ke dalam Kanon Alkitab, namun sangat menghormatinya, dan kadang-kadang para nabi mengutipnya seolah-olah itu Alkitab. Terjemahan Siria dibuat orang Yahudi dan langsung berdasarkan naskah Ibrani. 11. Kebijaksanaan Salomo (Keb), dapat disebut puncak dari sastra Kebijaksanaan Yahudi. Akarnya terdapat dalam sastra Kebijaksanaan PL dan Apokrifa. Tapi karena pengaruh pemikiran Yunani, kitab itu mencapai bentuk dan ketelitian yg lebih baik dibandingkan contoh-contoh sastra sejenis. Kitab Kebijaksanaan merupakan dorongan untuk mencari kebijaksanaan. Ps 1-5 menyatakan berkat-berkat yg bertambah-tambah atas orang Yahudi yg mencari kebijaksanaan; ps 6-9 memuji Kebijaksanaan yg ilahi, yg dipandang sebagai makhluk wanita sorgawi, yg terutama dari makhluk-makhluk dan pelayan-pelayan Allah; ps 10-19 meninjau sejarah PL untuk menunjukkan bahwa Kebijaksanaan telah senantiasa membantu teman-temannya orang Yahudi, dan telah menjatuhkan hukuman dan kutukan kepada lawan-lawannya. Karena itu kebijaksanaan dapat ditafsirkan sebagai dorongan kepada orang Yahudi untuk tidak meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya. Tapi dalamnya terdapat juga motif penginjilan kepada masyarakat non-Yahudi, yg mencolok dalam Yudaisme Helenistis. Penulis memakai sumber-sumber Ibrani. Tapi nampak jelas bahwa Kebijaksanaan itu sebagaimana adanya, ditulis dalam bh Yunani, karena ilmu persajakan dan istilah-istilah filsafat yg dipakainya bersifat Yunani dan tergantung pada PL terjemahan Yunani. Ketergantungan penulis pada pemikiran Yunani paling jelas dalam hal ia memakai istilah Stois dan Platonis untuk menggambarkan Kebijaksanaan, dan dalam hal ia yakin akan kekekalan jiwa. Menurut pendapat mayoritas ilmuwan, tidak ada alasan untuk menyangkal bahwa kitab ini karya satu orang saja, tapi berbagai sumber yg dipakainya dapat ditelusuri. Penulis Kebijaksanaan tidak diketahui, tapi sangat mungkin seorang dari Aleksandria. 12. Kitab-kitab Makabe. Ada beberapa kitab diberi judul Makabe: 1 dan 2 Makabe (1 Mak dan 2 Mak) dimuat dalam Apokrifa. 1 Mak meliputi kejadian-kejadian dari 175 s/d 134 sM, yakni perjuangan dengan Antiokhus Epifanes, peperangan kaum Hasmon, dan pemerintahan Yohanes Hirkanus. Kitab ini diakhiri dengan pujian terhadap Yohanes, dan terang ditulis sesudah ia meninggal pada thn 103 sM. Aslinya tertulis dalam bh Ibrani. Tapi disadur ke dalam gaya sastra dari bagian tertentu LXX. Tujuannya ialah untuk memuliakan keluarga Makabe yg dilihat sebagai unggulan Yudaisme. Muasal 2 Mak lain: mencakup sejarah yg sama seperti dalam 1 Mak, tapi tidak dilanjutkan sesudah kampanye dan kekalahan Nikanor. Penulisnya yg tak dikenal kadang-kadang disebut 'Penyunting', karena bagian besar dari bukunya dikutip dari karya yg tak dikenal lagi oleh Yason dari Kirene. Terdapat sejumlah ketidaksesuaian mengenai waktu dan angka antara 1 dan 2 Mak, biasanya 1 Mak dianggap lebih dapat dipercaya. Ada orang yg meragukan kesejatian surat-surat dan maklumat-maklumat yg dimuat dalam kedua karya ini. Namun keduanya masih dapat diterima sebagai sumber pengetahuan tentang sejarah zamannya. 13. 3 dan 4 Makabe, terdapat dalam beberapa naskah LXX. 3 Mak menceritakan pembunuhan dan balasan pembunuhan di bawah pemerintahan Ptolemeus IV (221-204 sM). Agak mirip dengan Kitab Est dalam nada dan suasana. 4 Mak bukanlah cerita, tapi tulisan tentang pemerintahan akal budi atas nafsu-nafsu, dijelaskan dari cerita-cerita Alkitab dan cerita-cerita mengenai martir dalam 2 Mak ps 6 dan 7. Penulis berusaha untuk meningkatkan hukum Taurat, walaupun ia sangat dipengaruhi oleh filsafat Stoa. KEPUSTAKAAN. R. H Charles (red), The Apocrypha and Pseudepigrapha of the Old Testament, 1913; Religious development between the Old and New Testaments, 1914; C. C Torrey, The Apocryphal Literature, 1945; P. H Pfeiffer, History of New Testament Times with an Introduction to the Apocrypha, 1949; B. M Metzger, An Introduction to the Apocrypha, 1957. JNB/NY WBS Ke atas BAHASA APOKRIFA [Ensiklopedia] Yg disebut Kitab-kitab --> Apokrifa terdiri dari kelompok buku yg beraneka ragam. Dengan demikian bicara tentang bahasanya berarti bicara tentang tiap kitab dan persoalan bahasa masing-masing. Kitab-kitab tsb dijumpai dalam naskah-naskah LXX dan berbentuk terjemahan dalam bh Yunani. Bahasa Yunani kitab-kitab itu beraneka ragam, mis dalam Tobit, Yudit, Bin Sira dan I Makabe dijumpai bh Yunani 'terjemahan'. Dalam 1 Esdras dan Kebijaksanaan Salomo 1-9 dijumpai bh Yunani yg lancar tapi masih dapat dirasakan pengaruh bh aslinya; bh Yunani dari sisa Kitab Kebijaksanaan Salomo dan 2 Makabe adalah murni dan tidak dipengaruhi oleh bh-bh lain, walaupun kedua kitab ini sangat berbeda bobot sastranya. Dengan 'pakaian' Yunani ini Kitab-kitab Apokrifa menunjukkan tahapan-tahapan dari bermacam-macam karya dalam bh Yunani yg diterima orang Yahudi pada abad 3 sM. Karya-karya tulis ini mengandung masalah-masalah teks yg tidak jauh berbeda dari pola umum kritik teks LXX. Sering diduga bahwa kitab-kitab yg jelas didasarkan pada tulisan-tulisan asli dalam bh Semit ditulis dalam bh Ibrani. Tapi C. C Torrey mempertanyakan apakah karya-karya itu tidak ditulis dalam bh Aram, setidak-tidaknya beberapa kitab. Pengetahuannya mengenai bh Aram adalah luas, dan sumbangannya untuk penelitian Alkitab senantiasa menantang dan merangsang. Kadang-kadang karyanya itu memberikan pemecahan atas masalah-masalah lama atau baru, walaupun tidak selalu meyakinkan atau perlu (lih resensi G. R Driver atas karya Torrey mengenai Why, terbit sesudah ia meninggal, JTS n. s. 11, 1960, hlm 383-389). Hal ini penting diingat bila kita menilai pendapatnya mengenai bh Kitab-kitab Apokrifa. Asal-usul bh Ibrani dari beberapa kitab cukup jelas. Ini tidak ditentang oleh Torrey. Kitab I Makabe diterjemahkan dari bh Ibrani oleh penterjemah yg lebih mengenal bh Yunani daripada bb Ibrani. Tanda-tanda dari asal-usul itu dapat dilihat, mis pada 1:28; 9:24; 14:28. Kitab Yudit jelas berasal dari bh Ibrani, dan ini dinyatakan oleh ungkapan-ungkapan ump: apo prosopou, eis prosopon, dan penggunaan kata en. Pendahuluan dari Kitab Kebijaksanaan Bin Sira, sering dikatakan Eklesiastikus, ditulis dalam bh Ibrani. Bagian besar dari naskah ini ditemukan di Geniza di kota Kairo thn 1896. Tambahan Kitab Daniel berasal dari bh Ibrani. Ini nampak pada beberapa ay dari bagian doa Azaria 17 (3:40 dlm teks Yunani yg terus-menerus) dan Susana 15. Kitab Doa Manase dalam bh Yunani amat lancar; tapi ketidakjelasan dalam ay 4 dan 7 nampaknya adalah akibat dari ungkapan-ungkapan Ibrani yg tidak berhasil diterjemahkan dengan sempurna. Kitab Barukh pada 4:5 menunjukkan bukti adanya kesalahan penulisan dalam bh Ibrani (dibaca zikhron sebagai ganti zikhru) yg diterjemahkan ke dalam bh Yunani. Kitab I Esdras diterjemahkan dari sumber asli yg dikenal, sebagian dalam bh Ibrani dan sebagian lagi dalam bh Aram; terjemahannya tinggi mutunya. Dari kelompok kitab-kitab ini, sembilan ps pertama Kitab Kebijaksanaan Salomo, telah diterima oleh kebanyakan ahli sebagai berasal dari bh Ibrani. Kesembilan ps itu diterjemahkan oleh pengarang dari ps-ps lainnya, dan diduga juga menambahkan ps 6:22-8:1. Dugaan umum mengatakan bahwa Kitab Tobit diterjemahkan dari suatu bh Semit. Pfeiffer berpendapat bahwa baik Ibrani maupun Aram sama-sama mungkin sebagai sumbernya, tapi Aram adalah lebih mungkin. Torrey mengusulkan untuk membuktikan hipotesa yg terakhir ini dalam 14:10, di mana Manase ditulis tanpa makna (naskah-naskah B dan A), suatu partisipium asli dengan awalan obyektif menasseh, 'orang yg meninggikan dia', 'penolongnya'. (Fragmen-fragmen dari Tobit baik dim bh Ibrani maupun bh Aram telah ditemukan dim naskah-naskah Qumran.) Surat kiriman Yeremia menimbulkan perdebatan; beberapa ahli masih berpendapat bahwa naskah ini ditulis langsung dalam bh Yunani. Masalahnya yg paling pelik ialah 'pelacur-pelacur di atas atap' (ay 11). Torrey melihat di sini adanya bukti salah terjemahan dari `al 'agra, 'untuk sewa mereka', sebagai `al 'iggara. Tapi dua terjemahan Yunani stegous/tegous dapat diartikan sebagai 'rumah pelacuran', sehingga dalam hal ini hipotesa terjemahan yg keliru ini kelihatannya kurang perlu. Dalam 2 Esdras (tidak lagi dijumpai naskah Yunani) berbagai hipotesa dapat dikembangkan untuk mencari sumbernya baik dalam bh Ibrani maupun bh Aram. Masalah yg berkaitan dengan Kitab Tambahan Ester lebih besar dari sekedar diskusi mengenai bh saja. Jika alasan Torrey bahwa kitab ini justru merupakan bentuk Kitab Est yg asli, dianggap benar, maka naskah Aramnya mungkin merupakan yg asli. Tapi alasan ini belum diterima oleh kebanyakan ahli. Akhirnya, Kitab 2 Makabe merupakan karangan dalam bh Yunani; karya ini merupakan usaha tiruan tingkat tinggi guna mencapai puncak karya rhetoris. Surat-surat yg dijumpai dalam ps 1 dan 2 mungkin asli, dan nampak berasal dari sumber bh Semit, mungkin dalam bh Aram. Dalam perdebatan mengenai bahasa ini mungkin berfaedah untuk mengingat catatan G. R Driver yg menyebutkan tentang salah seorang pengarang, bahwa harus dipertimbangkan baik asli Ibrani maupun asli Aram. Bahwa bh yg satu makin banyak dipakai dalam percakapan sewaktu Kitab Apokrifa itu ditulis, sedangkan bh yg lain masih tetap merupakan sarana pengungkapan sastra dan di sana sini masih digunakan sebagai bh lisan, maka mungkin sekali naskah-naskah dalam kedua bh itu berpengaruh terhadap terjemahan Yunani yg menjadi bentuk akhir dari kitab-kitab ini. Fakta ini membuka kemungkinan untuk timbulnya pemahaman-pemahaman yg berbeda mengenai masalah ini. KEPUSTAKAAN. R. H Charles, The Apocrypha and Epigrapha of the Old Testament, 2 jilid, 1913; C. C Torrey, The Apocryphal Literature, 1945; R. H Pfeiffer, History of New Testament Times with an Introduction to the Apocrypha, 1949; E. A Speiser, 'The Hebrew Origin of the First Part of the Book of Wisdom',JQR (NS) 14, 1924, hlm 455-482; C. E Purinton, 'Translation Greek in the Wisdom of Solomon', JBL 47, 1928, hlm 276-304; C. C Torrey, 'The Older Book of Esther', HTR 37, 1944, hlm 1-40. JNB/SS Ke atas APOKRIFA, KITAB-KITAB [Kamus Browning] Setelah keruntuhan Yerusalem (70 M) masa depan --> Yudaisme ditegakkan oleh tradisi para rabi --> Farisi. Mereka menerima 24 kitab dalam Kitab Suci Ibrani sebagai yang otoritatif, tetapi menolak sejumlah karya Yahudi yang digunakan di --> Aleksandria, yang kita kenal dalam manuskrip-manuskrip --> LXX sebagai Kitab-kitab Apokrifa (kata Yunani yang berarti 'sesuatu yang disembunyikan'). Karya-karya bahasa Yunani, bahkan seandainya aslinya disusun di dalam bahasa Ibrani (mis. 1Mak.), yang ditulis setelah zaman --> Ezra, ketika nubuat telah tak ada lagi, tidak dapat diterima. Pada umumnya, umat Kristen menerima daftar yang lebih panjang -- walaupun ketika *Hieronimus menerjemahkan PL ke dalam bahasa Latin untuk *Vulgatanya, ia memperlakukan tambahan-tambahan apokrif sebagai sesuatu yang mendatangkan kebaikan namun bukan merupakan bagian --> kanon. Namun, pada akhirnya tulisan-tulisan yang ditolak oleh Hieronimus ini dimasukkan dari versi Latin Kuno, yang untuk menggantikannya Hieronimus telah bekerja keras.Kitab-kitab Apokrifa disebut --> deuterokanonik (pada tingkat kedua) oleh Gereja Katolik Roma, untuk membedakannya dari kitab-kitab protokanonik (tingkat pertama), namun kitab-kitab tersebut dianggap autoritatif dan ditempatkan secara layak dalam PL (namun, pada Konsili Trente, 1545-1564, 3 dan 4 Esdras ditolak sebagai kitab yang otoritatif, dan diturunkan sebagai lampiran). Dalam Reformasi kaum Protestan kembali pada kanon PL Ibrani yang lebih pendek, sebab dalam 2 Makabe mereka menemukan petunjuk mengenai doktrin api penyucian, yang tidak mereka akui. Mereka juga mengaku telah menemukan dalam Kitab Tobit doktrin Katolik yang tak dapat diterima mengenai pembenaran oleh perbuatan. Alkitab Luther dari tahun 1534 telah menggeser kitab-kitab ini sebagai lampiran. Gereja Inggris menggunakan Kitab-kitab Apokrifa sebagai 'teladan kehidupan dan petunjuk perilaku', tetapi tidak untuk menegakkan doktrin. Kepastian tingkat Kitab-kitab Apokrifa tidak disepakati secara umum, dan beberapa di antaranya dikenal dengan judul yang berbeda-beda. Daftarnya diberikan pada pendahuluan kamus ini. Ke atas DEUTEROKANONIK [Kamus Browning] Istilah ini digunakan, terutama dalam karya-karya Katolik Romawi, untuk kitab-kitab yang terdapat dalam --> LXX, namun tidak terdapat dalam PL Ibrani, dan di lain tempat disebut *Apokrif

No comments:

Post a Comment