Saturday, January 12, 2019

Ibrani dan terminologi

Daftar Isi: HAAG: Ibrani , Ibrani, Orang , Khabiru ; BROWNING: HABIRU , IBRANI, ORANG ; ENSIKLOPEDIA: IBRANI, ORANG ; YUNANI: 1445 εβραιος Hebraios ; STATISTIK: IBRANI ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ; Ibrani Ibrani: (1) bahasa yang dipakai kaum Yahudi. Yoh 19:20. (2) orang Yahudi, Yer 34:9. (3) keturunan Heber. Kej 40:15. (Kamus Gering) Ke atas Ibrani [Kamus Haag] Ibrani. (I) BAHASA . (1) Bahasa Ibr.: itu termasuk kelompok bahasa Semit bagian barat. Bahasa ~I adalah bahasa Kanaan yang diambil-alih oleh orang-orang Isr., setelah mereka menguasai tanah Kanaan. Kemudian bahasa itu mereka kembangkan. Semula orang-orang Isr. berbahasa Aram. Sesudah zaman pembuangan, lambat-laun bahasa ~I didesak oleh --> bahasa Aram sebagai bahasa pergaulan. Tetapi bahasa ~I masih lama sekali digunakan orang sebagai bahasa Kitab dan bahasa kaum terpelajar. Oleh para penganut Sionisme, baru-baru ini bahasa ~I yang modern mulai dikembangkan. Sebutan "I" ditemukan pertama kali di dalam Prolog Sir. (pada abad kedua seb. Mas.). Ditempat-tempat lain Alkitab berbicara tentang "bahasa Kanaan" (Yes 19:18) atau bahasa Yahudi (Yes 36:11; 2Raj 18:26; Neh 13:24). (2) Bahasa ~I itu disalurkan di dalam kitab-kitab PL, di dalam --> Ostraka dari Samaria (: sekitar tahun 800 seb. Mas.), dari Lakhis dan Arad, di dalam tanggalan petani dari Geser (abad 10/9), di dalam tulisan pada terowongan Syiloah di Yerusalem (: sekitar tahun 700 seb. Mas.), di dalam berbagai --> meterai, di dalam --> meterai pada kendi tanah liat (pada zaman para raja dan Makabe), di dalam inskripsi dan fragmen surat-surat maupun naskah-naskah dari gurun Yuda ( --> Kumran). (3) Perkembangan bahasa ~I hampir tidak bisa direkontruksi lagi, karena buku-buku Kitab Suci itu bahasanya selalu dimodernisir dan disesuaikan pada pemakaian bahasa Yerusalem. Pada hakekatnya kita mengenal bahasa itu, seperti yang ditulis pada akhir zaman kerajaan. (II). TULISAN. Tulisan Ibr. dibuat dengan --> Abjad Fenesia dengan 22 buah konsonan. Tulisan konsonan Ibr. dikenal pada tulisan ~I kuno (: tulisan Fenesia) dan pada tulisan kwadrat yang berkembang sejak abad ke-5. Kelompok Masorit menemukan dua buah cara menulis, yang mana semua vokal dibuatkan tanda-tanda titik: yaitu dengan cara Babilon (tulisan supralinear) dan cara Tiberias (: pada dasarnya tulisan ini adalah infra-linear. Di kemudian harinya tulisan ini mendesak yang lain dan mengalami perkembangan yang meluas sekali). Kini masih diragukan, apakah ucapan kata yang dibuat kelompok Masorit cocok dengan ucapan asli yang kuno. -- Naskah Alkitab. Gamb. 11. Ke atas Ibrani, Orang [Kamus Haag] Ibrani (Orang). (1) Pemakaian nama. Di dalam Alkitab Ibr., sebutan ~OI jarang dipakai. Oleh orang bukan Isr., ~OI digunakan untuk sebutan orang Isr. (lihat pada orang Mesir: Kej 39:1,17; Kel 1:16; orang Filistin 1Sam 4:6,9 dan lain-lain). ~OI juga dipakai oleh bangsa Isr. sendiri (atau lebih tepat oleh penderita biblis sendiri) terhadap orang bukan Isr. (Kej 40:15; Yun 1:9 dan lain-lain). Pada hukum ada beberapa ketentuan bagi budak ~OI akibat hutang (Kel 21:2-6; Ul 15:12; Yer 34:9,14). Di dalam Kej 14:13 Abraham disebut sebagai ~OI. Pada LXX dan tulisan para rabi memakai sebutan ~OI sebagai nama kehormatan (Yud.; 2Mak.). PB menamai ~OI itu orang-orang Yahudi yang dilahirkan di Palestina dari orang-tua Yahudi (Kis 6:1; 2Kor 11:22; Filip 3:5). Hal itu terjadi untuk membedakannya dari orang Helenis. (2) ~OI dan Hapiru,. Kata ~OI diambil dari alkitab dari kata Eber, seorang keturunan Sem (Kej 11:13-26). Sebutan itu harus mempunyai arti yang lebih luas daripada tergabung pada bangsa yang terpilih (: antara Eber dan Abraham ada lima keturunan). Oleh karenanya ~OI telah disamakan dengan Orang Khapiru yang dikenal dari naskah-naskah Hetit dan Akadis. Orang Khapiru itu sama dengan Hapiru dalam naskah Mesir dan "Hprm" dalam naskah Ugarit. Kenyataannya di mana disebutkan ~OI pada KS, si situ dokumen profan menyebutkan orang Hapiru pada daerah-daerah dan waktu yang sama. Di dalam Kitab Suci ~OI dipandang sebagai orang asing di daerah yang mereka diami, demikian pula orang Hapirus yang juga hadir di daerah itu, dalam waktu yang sama. Praktis perampasan yang sering mereka lakukan juga demikian perbandingannya, entah mereka itu orang Hapiru, entah mereka itu ~OI (Kej 14:13 dst.). Seperti halnya dengan orang Hapiru, ternyata ~OI menjadi prajurit di dalam pasukan asing (1Sam 14:21; 29:2). Tambahan pula, bahwa keadaan ~OI di Mesir mirip dengan situasi orang Hapiru di situ (: kerja paksa; kedua-duanya berada di daerah Mesir bawah). Dari segi linguis/ilmu bahasa, maka persamaan Hapiru/~OI sedikit sulit adanya (: terutama peralihan dari huruf p menuju huruf b): Tetapi masih tetap mungkin juga. Pada dewasa ini orang mempunyai perkiraan, bahwa ~OI adalah salah satu kelompok dari marga Hapiru. (3) Arti nama "Ibrani" Asal-usul kata "Ibrani" masih belum terungkap. Orang Yahudi meneghubungkan kata itu dengan kata habar (: menarik dari seberang: yang berasal dari seberang. Sebuah permainan pada asal-usul Abraham dari Mesopotamia). Sebuah usaha untuk memberikan arti pada kata "Ibrani" secara modern dihubungkan dengan kata "afar: debu, pasir (:orang-orang yang datang dari padang pasir). Nama Hapiru nampaknya bukan sebuah nama suku, melainkan sebuah nama jenis (: pada pengertian kita itu kira-kira mirip dengan pengertian kata "orang Nomad"). Tentu saja pada awal mulanya bisa saja nama itu mengungkapkan nama kelompok bangsa tertentu, tetapi di waktu kemudian lalu dialihkan pada kelompok lain yang ada kecocokannya dalam hal cara hidupnya. Ke atas Khabiru [Kamus Haag] KHABIRU --> ORANG HIBRANI --> HAPIRU Lih. Kata/Topik 20153 Ke atas HABIRU [Kamus Browning] Istilah --> Sumeria untuk para pengungsi dari berbagai suku bangsa yang tersebar di sekitar daerah Bulan Sabit yang subur, dari kira-kira 2900 hingga 1200 sM. Surat-surat Tell el-Amara yang ditemukan pada 1887 di suatu kota di atas Sungai --> Nil, dikirim kepada --> Firaun oleh gubernur-gubernur Mesir di Palestina pada abad ke-15 hingga ke-14 sM. Surat-surat tersebut menyebutkan serbuan orang-orang Habiru yang penuh kebencian, yang oleh para arkheolog diidentifikasi sebagai orang-orang Ibrani yang ada dalam Kitab --> Keluaran. Namun, hipotesis ini memiliki kesulitan, karena Yerusalem, yang dari sana salah satu surat itu ditulis, belum diambil alih oleh orang-orang Ibrani hingga direbut oleh --> Daud pada 1000 sM.Sekarang istilah Habiru lebih dianggap sebagai deskripsi mengenai suatu kelompok sosial daripada kelompok etnis. Ke atas IBRANI, ORANG [Kamus Browning] Penggunaannya dalam PL tidak begitu jelas, apakah yang dimaksud 'orang Ibrani' adalah sekelompok etnis. Penjelasannya sangat jarang. Namun, mereka dibedakan dari orang --> Mesir (Kel. 2:11) dan identik dengan 'umat Israel' (Kel. 5:1, 3). Orang --> Filistin yang dikejutkan oleh kedatangan orang Ibrani, yang dikatakan 'keluar dari lubang-lubang persembunyian' (1Sam. 14:11). Ungkapan ini menunjukkan penghinaan terhadap umat Israel. Terdapat aturan mengenai pembebasan budak-budak Ibrani (Israel). Hal ini diulangi oleh --> Yeremia (Yer. 34:9, 14). Beberapa di antara budak-budak itu adalah 'sesama dan saudara' pemiliknya (34:17). --> Yunus menyatakan bahwa dirinya adalah orang Ibrani (Yun. 1:9), yang beribadah kepada --> Yahweh. Selambat-lambatnya pada periode Makabe, orang Yahudi dibedakan dari bangsa-bangsa tetangganya sebagai 'orang Ibrani' (2Mak. 11:13). Dalam PB orang Yahudi yang lebih mempertahankan penggunaan bahasa Ibrani dan Aram daripada berbahasa Yunani disebut orang Ibrani (Kis. 6:1; Flp. 3:5). Namun, pada umumnya sejak I pembuangan dan sesudahnya umat 'Yehuda dan --> Yudea dikenal sebagai 'orang Yahudi'. Ke atas IBRANI, ORANG [Ensiklopedia] Dalam PL 'ivri terbatas pada cerita tentang anak-anak Israel di Mesir (Kej 39 -- Kel 10), peraturan yg bertalian dengan pembebasan budak Ibrani (Kel 21; Ul 15: bnd Yer 34), catatan tentang pertempuran Israel-Filistin pada masa Samuel dan Saul (1 Sam 4; 13-14; 29), dan Kej 14:13; Yun 1:9. Pertama kalinya 'ivri muncul adalah sebagai nama suku Abraham dan keturunannya (Kej 14:13), yg ditelusuri hingga kepada nenek moyangnya, Eber (Kej 10:21). Dengan demikian hunjukan ini mengukuhkan penyataan kepada Abraham terkait dengan perjanjian kepada Sem. Lagu pujian Nuh tentang perjanjian 'bersatu' antara Allah dengan keluarga Sem (Kej 9:26) dikumandangkan dalam lagu-lagu pujian Melkisedek (Kej 14; 19; 20) yg merayakan berkat perjanjian Allah kepada Abraham, orang Ibrani itu, yakni dari garis silsilah Sem. Bahwa kebaikan Allah dinyatakan kepada Abraham dalam suatu pertentangan yg Abraham hadapi dalam persekutuan militer dengan 'anak-anak Kanaan', melawan kekuatan orang Elam 'anak Sem' (bnd Kej 10:15 dst, 22), menunjukkan bahwa pemilihan perjanjian dengan Sem yg dinyatakan oleh Nuh, diwujudkan secara lebih khusus lagi melalui orang Eber (Ibrani) keturunan Sem (bnd Kej 11:10-26). Arti luas dari 'ivri dalam Kej 14:13 mungkin juga tersirat dalam Kej 39-Kel 10 (khususnya Kej 40:15; 43:32; Kel 2:11). Namun demikian pemakaiannya di situ mungkin tidak seragam, karena nampaknya ada persamaan orang Ibrani dan orang Israel dalam misalnya Kel 5:1-3 (bnd 3:18), meskipun dalam membicarakan 'Allah orang Ibrani' Musa mungkin menunjuk kepada bangsanya sebagai orang Ibrani di atas segala orang Ibrani lainnya. Mengingat penerapan yg lebih luas dari `ivri di atas, maka pemunculan orang-orang 'ivrim non-Israel atau bahkan non-Abraham, bukanlah mengejutkan dalam sastra non-Alkitab pada zaman Musa dan Bapak leluhur. Menurut suatu teori populer, ha-BI-ru, yg tertera dalam sejumlah besar teks pada milenium 2 sM, adalah 'ivrim seperti itu. Istilah ha-BI-ru biasanya dipandang sebagai panggilan yg menunjukkan golongan sosial atau golongan kerja, walaupun ada yg mengartikannya sebagai nama suku. Namun demikian persamaan fonetik antara 'ivri dan ha-BI-ru itu tidaklah mungkin. Bukti-bukti bahwa ha-BI-ru tersebut berada di Kanaan (Surat-surat dari Amarna) tak dapat menunjuk pada penaklukan Kanaan oleh orang Israel. Berdasar pada penafsiran istilah ha-BI-ru dalam kontrak-kontrak budak Nuzi sebagai panggilan yg berarti adalah 'budak asing', telah ada anggapan bahwa 'ivri dalam peraturan Kel 21:2 dan Ul 15:12, yg berhubungan erat sekali dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak-kontrak ha-BI-ru, tidak menyatakan jati diri suatu suku bangsa khusus, melainkan menyatakan status sebagai orang asing. Karena itu maka 'eyed 'ivri dianggap sama seperti Nuzi ha-BI-ru, yakni seorang budak asing. Tapi tafsiran ha-BI-ru dalam teks-teks Nuzi nampaknya tidak tepat, dan peraturan alkitabiah pasti berhubungan dengan budak-budak Israel bukan asing. Ul 15:12 menyebut budak-budak Ibrani sebagai 'saudaramu' (bnd ay 3; Yer 34:9, 14). Timbul penyangkalan bahwa apa yg oleh Kel 21 diperbolehkan bagi seorang 'eyed 'ivri, dalam Im 25 terlarang bagi seorang Israel; tapi apa yg diperbolehkan Kel 21:2 dst adalah pengekalan secara sukarela dari suatu bentuk pelayanan yg disukai, sedangkan Im 25:43, 44 melarang perbudakan yg keji -- keterpaksaan permanen. Ketentuan-ketentuan thn Yobel dalam Im 25 adalah hak tambahan bagi budak-budak Ibrani, yg nampaknya pasrah pada hak budak sukarela untuk melayani tuannya selama-lamanya (Kel 21:5, 6). Telah disinggung bahwa 'ivrim dalam 1 Sam 13 dan 14 adalah prajurit sewaan non-Israel (peran yg mewataki ha-BI-ru). Tapi dalam 1 Sam 13:3, 4 'orang Ibrani' jelas sama dengan 'semua Israel'. Bahkan, nampaknya 'orang-orang Israel' yg digambarkan dalam 1 Sam 13:6 adalah sama dengan yg disebut 'orang-orang Ibrani' oleh orang Filistin dalam 1 Sam 14:11. Pengidentifikasian yg hampir sama dari 'ivrim ada dalam 1 Sam 13:19, 20 (bnd juga 4:5-9). Dalam 1 Sam 13:6, 7 'ivrim tidak dibedakan secara tegas dari 'orang-orang Israel'; tapi lebih menyatakan dua kelompok Israel. Ay 6 menunjuk kepada mereka yg telah dibebaskan dari wajib militer (ay 2b) dan kemudian bersembunyi di bukit-bukit sebelah selatan Yordan. Ay 7 menunjuk kepada orang Israel tertentu, di sini disebut 'orang Ibrani', yg telah dipilih oleh Saul (ay 2a), tapi kemudian meninggalkan tugas militer dan mencari pengungsian di sebelah timur Yordan (perhatikan pengurangan tentara Saul -- 13:2, 11, 15; 14:2). Bahasa asli dari 14:21 mendukung penalaran bahwa setelah orang-orang Ibrani tertentu kehilangan keberanian, mereka kembali aktif berperang melawan orang Filistin dan bergabung dengan Saul. 'ivrim ini disebut dalam 1 Sam 13:7a. Bersama orang-orang Israel yg bersembunyi di pegunungan Efraim (14:22; bnd 13:6), mereka menambah barisan tentara Saul yg menang di luar dugaan. Jelaslah bahwa PL secara mantap menggunakan 'ivri sebagai suku bangsa. Karena istilah ini sering diucapkan oleh atau dialamatkan kepada orang-orang non-Israel, maka banyak yg menganggap dalam `ivri ada terkandung unsur menghinakan. Pendapat yg mengatakan bahwa 'ivri adalah kemungkinan lain mengacu kepada 'orang Israel' dalam situasi di mana orang tersebut bukanlah warga negara merdeka yg berdaulat atas sebidang tanah, mungkin sesuai dengan bg-bg PL. Tapi sekalipun pengertian tambahan demikianlah yg dimaksudkan, toh hal itu bukanlah yg utama maupun permanen. Pada masa PB sebutan 'orang Ibrani' menjadi panggilan eksklusif bagi orang Yahudi yg mewarisi unsur utama kebudayaan dan agama yg tidak dirasuki oleh proses Helenisasi (Kis 6:1). Nama itu juga membedakan Yahudi dari non-Yahudi (2 Kor 11:22; Flp 3:5). KEPUSTAKAAN. M. G Kline, 'The Habiru -- Kin or Foe of Israel?', WTJ 20, 1957, hlm 46 dst; F. F Bruce, AOTS, hlm 3 dst; R de Vaux, 'Le Probleme des Hapiru apres quinze Annees', JNES 27, 1968, hlm 221-228; R Mayer dan T McComiskey, NIDNTT 2, hlm 304-323. MGK/JMP Ke atas Yunani Strongs #1445 εβραιος Hebraios εβραιος ebraiov: ου [maskulin] orang Ibrani; orang Yahudi yang berbahasa Aram (Kis 6.1) (Kamus Barclay) Ke atas Ibrani [Statistik] Jumlah dalam TB : 48 dalam 46 ayat (dalam OT : 34 dalam 33 ayat) (dalam NT : 14 dalam 13 ayat) Strong dalam PL : [<05680> עברי ‎34x] Strong dalam PB : [<1445> εβραιος ‎4x] [<1446> εβραις ‎3x] [<1447> εβραιστι ‎7x] [<1537> εκ ‎1x] Ke atas Dalam Versi-Versi Alkitab: bangsa Ibrani: TB Ibrani: BIS TB orang Ibrani: TB orang-orang Ibrani: TB seorang Ibrani: TB

48 Kata Ibrani

Kejadian 14:13
Dan salah seorang yang melarikan diri, datang dan menceritakan kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal di antara pohon tarbantin milik Mamre, orang Amori, saudara dari Eskol dan saudara dari Aner, dan mereka adalah teman sekutu Abram.

Kejadian 39:14
lalu wanita itu menceritakan kepada orang-orang rumahnya dan berkata kepada mereka dengan mengatakan, “Lihatlah, ada yang telah membawa kepada kita seorang Ibrani untuk mempermainkan kita. Dia telah masuk mendekatiku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak dengan suara keras.

Kejadian 39:17
Lalu, wanita itu berbicara kepadanya sesuai dengan perkataannya itu, dengan mengatakan, “Budak Ibrani yang telah engkau bawa kepada kita, dia telah masuk mendekatiku untuk mempermainkan aku.

Kejadian 40:15
Sebab sesungguhnya aku telah diculik dari negeri orang Ibrani, dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang mereka pantas memasukkan aku ke dalam ruang bawah tanah ini.”

Kejadian 41:12
Dan di sana ada seorang muda, seorang Ibrani, bersama kami, seorang hamba dari pemimpin para algojo. Ketika kami menceritakan kepadanya, maka dia mengartikan kepada kami mimpi-mimpi kami itu; masing-masing ia mengartikannya sesuai dengan mimpinya.

Kejadian 43:32
Lalu mereka menghidangkan baginya secara tersendiri, bagi mereka secara tersendiri, dan bagi orang-orang Mesir yang makan bersamanya secara tersendiri; sebab orang-orang Mesir tidak boleh makan roti bersama orang-orang Ibrani, karena hal itu adalah kekejian di Mesir.

Keluaran 1:15
Dan berkatalah raja Mesir kepada para bidan yang membantu persalinan wanita Ibrani, yang satu bernama Sifra, dan yang kedua bernama Pua.

Keluaran 1:16
Lalu ia berkata, “Apabila kamu menolong persalinan wanita Ibrani, dan memerhatikan waktu anak itu lahir, jika itu anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, dan jika anak perempuan, dia boleh hidup.”

Keluaran 1:19
Dan bidan-bidan itu menjawab kepada Firaun, “Sebab wanita-wanita Ibrani tidak seperti wanita-wanita Mesir, karena mereka kuat. Sebelum bidan itu datang kepada mereka, mereka telah bersalin.”

Keluaran 2:6
Lalu ia membukanya dan melihat bayi laki-laki itu, dan tampaklah bayi itu menangis. Dan dia merasa kasihan pada bayi itu dan berkata, “Ini tentulah salah seorang anak orang Ibrani.”

Keluaran 2:7
Dan berkatalah kakak perempuannya kepada putri Firaun, “Bolehkah aku pergi dan memanggilkan bagimu seorang wanita dari orang Ibrani yang dapat menyusui, supaya dia dapat menyusui bayi itu bagimu?”

Keluaran 2:11
Dan terjadilah pada waktu itu, Musa pun menjadi dewasa, dan dia pergi keluar kepada saudara-saudaranya dan melihat kerja paksa mereka. Dan dia melihat seorang Mesir yang sedang memukuli seorang Ibrani, salah seorang dari saudaranya itu.

Keluaran 2:13
Dan dia keluar lagi keesokan harinya, dan tampaklah dua orang Ibrani sedang berkelahi. Dan dia bertanya kepada yang bersalah, “Mengapa engkau memukul sesamamu?”

Keluaran 3:18
Dan mereka akan mendengarkan suaramu, dan engkau akan pergi, engkau dan para tua-tua Israel, kepada raja Mesir, dan kamu akan berkata kepadanya: YAHWEH, Elohim orang Ibrani, telah menemui kami. Dan sekarang, biarlah kami pergi untuk suatu perjalanan selama tiga hari ke padang gurun, dan biarlah kami berkurban kepada YAHWEH, Elohim kami.

Keluaran 5:3
Dan berkatalah mereka, “Elohim orang Ibrani telah menemui kami. Biarlah sekarang kami pergi untuk suatu perjalanan selama tiga hari lamanya ke padang gurun, dan biarlah kami berkurban bagi YAHWEH, Elohim kami, agar Dia tidak menghantam kami dengan wabah penyakit, atau dengan pedang.”

Keluaran 7:16
Dan engkau harus berkata kepadanya: YAHWEH, Elohim orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Suruhlah umat-Ku pergi supaya mereka dapat melayani Aku di padang gurun, tetapi lihatlah, sampai saat ini engkau tidak mau mendengarkan.

Keluaran 9:1
Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Pergilah ke hadapan Firaun, dan berbicaralah kepadanya: Beginilah firman YAHWEH, Elohim orang Ibrani: Suruhlah umat-Ku pergi agar mereka dapat melayani Aku.

Keluaran 9:13
Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Bangunlah pagi-pagi sekali dan berdirilah di hadapan Firaun, dan katakanlah kepadanya: Beginilah YAHWEH, Elohim orang Ibrani, berfirman: Suruhlah umat-Ku pergi agar mereka dapat melayani Aku.

Keluaran 10:3
Lalu Musa dan Harun pergi ke hadapan Firaun dan berkata kepadanya, “Beginilah YAHWEH, Elohim orang Ibrani, berfirman: Berapa lama lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku? Suruhlah umat-Ku pergi sehingga mereka dapat melayani Aku!

Keluaran 21:2
Ketika engkau membeli seorang budak Ibrani, enam tahun dia harus melayani, dan pada tahun ketujuh dia harus keluar dalam keadaan bebas, tanpa biaya apa pun.

Ulangan 15:12
“Ketika saudaramu, seorang pria Ibrani atau seorang wanita Ibrani terjual kepadamu, dan dia melayanimu selama enam tahun, maka pada tahun yang ketujuh engkau harus sungguh-sungguh membiarkannya bebas dari padamu.

1 Samuel 4:6
Dan bangsa Filistin mendengar keributan dari teriakan itu, dan berkata, “Apakah arti keributan dari teriakan dahsyat di perkemahan orang-orang Ibrani itu?” Dan mereka melihat bahwa tabut YAHWEH telah masuk ke dalam perkemahan itu.

1 Samuel 4:9
Kuatkanlah dirimu dan beranilah, hai orang-orang Filistin, supaya kamu tidak menjadi budak orang-orang Ibrani itu, dan dahulu mereka adalah budak-budakmu. Maka kamu harus berani dan berperang!”

1 Samuel 13:3
Dan Yonatan memukul kalah pangkalan militer orang Filistin yang berada di Geba. Dan orang Filistin itu mendengar. Dan Saul meniup sangkakala ke seluruh negeri itu, sambil berkata, “Biarlah orang Ibrani mendengar.”

1 Samuel 13:7
Dan orang-orang Ibrani itu menyeberangi Yordan ke Tanah Gad dan Gilead. Dan Saul masih berada di Gilgal. Dan seluruh rakyat mengikuti dia, sambil gemetar.

1 Samuel 13:19
Dan waktu itu tidak ditemukan seorang pun pandai besi di seluruh Israel, karena orang Filistin telah berkata, “Jangan sampai orang-orang Ibrani itu membuat pedang atau tombak.”

1 Samuel 14:11
Dan mereka berdua terlihat oleh pasukan pertahanan Filistin. Dan orang-orang Filistin itu berkata, “Lihatlah, orang-orang Ibrani itu keluar dari lubang-lubang tempat mereka menyembunyikan diri mereka!”

1 Samuel 14:21
Lalu orang-orang Ibrani yang sebelumnya bersama orang Filistin itu, yang telah pergi bersama mereka sampai ke dalam kemah, berputar balik, bahkan mereka bergabung bersama orang Israel, yang ada bersama-sama Saul dan Yonatan.

1 Samuel 29:3
Dan para pemimpin bangsa Filistin itu berkata, “Apa maksud orang-orang Ibrani itu?” Dan Akhis berkata kepada para pemimpin bangsa Filistin itu, “Bukankah itu adalah Daud, pelayan Saul, raja Israel, yang telah bersamaku pada hari-hari dan tahun-tahun ini? Dan aku tidak menemukan apa pun yang jahat dalam dirinya, sejak hari dia melarikan diri hingga hari ini?”

2 Raja-Raja 18:26
Lalu berkatalah Elyakim, anak Hilkia, Sebna dan Yoah kepada kepala juru minuman, “Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, karena kami mengerti. Tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Ibrani karena didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok.”

2 Raja-Raja 18:28
Dan kepala juru minuman itu berdiri dan berseru dengan suara nyaring dalam bahasa Ibrani, dan dia berbicara, dengan mengatakan, “Dengarlah perkataan raja agung, raja Ashur.

2 Tawarikh 32:18
Dan mereka berseru dengan suara nyaring dalam bahasa Ibrani terhadap rakyat Yerusalem yang ada di atas tembok, untuk menakut-nakuti mereka dan mengejutkan mereka, supaya dapat merebut kota itu.

Yeremia 34:9
untuk melepaskan masing-masing budaknya dan masing-masing hamba perempuannya, pria Ibrani atau wanita Ibrani, agar bebas, sehingga tidak seorang pun di antara orang Yehuda memperbudak masing-masing saudara mereka.

Yeremia 34:14
Pada akhir dari tujuh tahun, haruslah kamu masing-masing membiarkan pergi saudaranya, orang Ibrani, yang telah dijual kepadamu. Ketika dia telah melayanimu selama enam tahun, engkau akan membiarkannya pergi bebas darimu. Namun leluhurmu tidak mendengarkan Aku, dan juga tidak menyendengkan telinganya.

Yunus 1:9
Maka dia menjawab mereka, “Aku adalah orang Ibrani, dan aku takut akan YAHWEH, Elohimsemesta langit, yaitu Dia yang telah menciptakan laut dan darat.”

Lukas 23:38
Dan juga ada sebuah tulisan yang tertulis di atas-Nya, dalam huruf Yunani, dan Romawi, dan Ibrani: “Inilah raja orang Yahudi.”

Yohanes 5:2
Dan di Yerusalem dekat gerbang Domba ada sebuah kolam yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda, yang memiliki lima serambi.

Yohanes 19:13
Kemudian, setelah mendengar perkataan itu, Pilatus membawa YESHUA ke luar. Dan dia duduk di atas kursi pengadilan, di tempat yang disebut Lithostrotos, tetapi dalam bahasa Ibrani, Gabata.

Yohanes 19:17
Dan sambil memikul salib-Nya, Dia keluar menuju tempat yang disebut Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota,

Yohanes 19:20
Maka banyak orang Yahudi membaca prasasti itu, karena tempat di mana YESHUA disalibkan berada di dekat kota. Dan itu telah dituliskan dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin.

Kisah Para Rasul 6:1
Dan pada hari-hari itu, ketika murid-murid terus bertambah banyak, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang yang berbahasa Yunani terhadap yang berbahasa Ibrani, karena janda-janda mereka kurang diperhatikan dalam diakonia sehari-hari.

Kisah Para Rasul 21:40
Dan setelah dia mengizinkannya, sambil berdiri di atas anak tangga, Paulus memberi isyarat dengan tangannya kepada orang-orang itu. Dan setelah terjadi keheningan menyeluruh, berbicaralah dia sambil berkata dalam bahasa Ibrani,

Kisah Para Rasul 22:2
Dan ketika mendengar bahwa dia berbicara dalam bahasa Ibrani kepada mereka, mereka lebih menunjukkan ketenangan; kemudian dia berkata,

Kisah Para Rasul 26:14
Dan ketika kami semuanya rebah ke tanah, aku mendengar suatu suara yang berbicara kepadaku dan yang berkata dalam bahasa Ibrani: Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu untuk menendang ke tongkat runcing!

2 Korintus 11:22
Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga! Apakah mereka orang Israel? Aku juga! Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga!

Filipi 3:5
sunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, suku Benyamin, seorang Ibrani dari antara orang-orang Ibrani, menurut torah: seorang Farisi,

Wahyu 9:11
Dan mereka mempunyai raja atas mereka, yaitu malaikat Abyssos, nama Ibrani baginya Abaddon, dan dalam bahasa Yunani dia mempunyai nama Apollyon.

Wahyu 16:16
Dan Dia mengumpulkan mereka di tempat yang disebut dalam bahasa Ibrani, Har-Megido.

Thursday, January 10, 2019

HIDUP KRISTEN SEPERTI POHON ZAITUN



HIDUP KRISTEN SEPERTI POHON ZAITUN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juni 2016 

Baca:  Mazmur 52:1-11


"
Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya."  Mazmur 54:10

Kehidupan orang percaya seringkali Alkitab ibaratkan seperti pohon atau tanaman yang harus mengalami pertumbuhan fase demi fase:  mulai dari bertunas, berakar, bertumbuh dan kemudian berbuah.

     Inilah kehidupan Kristen yang normal yaitu kehidupan yang terus bertumbuh secara rohani,  "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,"  (Efesus 4:13).  Artinya hidup Kristen adalah hidup yang terus berproses, dinamis, bergerak maju, aktif dan tidak statis.  Namun banyak orang yang sudah mengikut Tuhan atau menjadi Kristen selama bertahun-tahun kehidupan rohaninya tidak mengalami perubahan yang berarti, tidak ada kemajuan, seperti berjalan di tempat.  Jika demikian berarti kekristenan mereka sudah mati, walau secara kasat mata masih tampak melakukan aktivitas kerohanian yang mungkin tak lebih dari sekedar rutinitas.

     Kehidupan rohani orang percaya seharusnya seperti pohon Zaitun, jenis pohon yang dapat bertahan hidup ribuan tahun lamanya.  Ini berbicara tentang kesetiaan kita mengiring Tuhan.  "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."  (Wahyu 2:10b).  Semakin kita setia kepada Tuhan, semakin kita melekat kepada-Nya, semakin kita beroleh kekuatan untuk menghadapi angin, badai dan gelombang kehidupan.  Maka kita harus seperti pohon zaitun yang tertanam di rumah Tuhan, yang sekali tertanam akan tetap tertanam sampai selama-lamanya.  Akar pohon zaitun pun sangat kuat sehingga tidak mudah dicabut atau dipindahkan ke tempat lain, itulah sebabnya ia dapat hidup dalam waktu yang sangat lama.  Pohon zaitun adalah pohon yang menghasilkan minyak yang pada masa itu sering dipakai untuk mengurapi raja, di samping untuk keperluan hidup sehari-hari, dimana semua orang membutuhkannya.  Hidup Kristen adalah hidup yang harus menghasilkan buah yang baik yang dapat dinikmati banyak orang, menjadi berkat bagi orang lain.

"Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau,...mereka berjalan makin lama makin kuat,"  Mazmur 84:6, 8


Rabbi Yechiel Eckstein


Rabbi Yechiel Eckstein


Other Ways To Give

Step 2. Mail or fax the form to:
International Fellowship of Christians and Jews
PO Box 96105
Washington, D.C. 20090-6105
Fax: 312.641.7201
Thank you. Your donation is tax deductible as allowed by law. We will send you a receipt for your records.

Donate by Mail:
Download the PDF to print the
donation forms.
Description: https://help.ifcj.org/img/bbb_donation_logo.png
Description: https://help.ifcj.org/img/email-thawte.png

IDR: 14.028,50


Pohon Zaitun yang Subur di Rumah YAHVEH



·       
·        
Pohon Zaitun yang Subur di Rumah YAHVEH
DI NEGERI Israel, ada sebuah pohon yang nyaris tidak dapat binasa. Meskipun sudah ditebang, akarnya segera bertunas kembali. Dan, sewaktu buahnya dipanen, pemiliknya memperoleh berlimpah minyak yang dapat digunakan untuk memasak, penerangan, menjaga kebersihan, dan kosmetik.
Menurut sebuah perumpamaan kuno yang dicatat di buku Hakim-Hakim, ”sekali peristiwa, pohon-pohon pergi mengurapi seorang raja atas mereka”. Pohon apa yang menjadi pilihan pertama? Tak lain dan tak bukan, pohon zaitun yang tangguh dan subur.​—Hakim 9:8.
Lebih dari 3.500 tahun yang lalu, nabi Musa melukiskan Israel sebagai ’negeri yang baik, negeri dengan minyak zaitun’. (Ulangan 8:7, 8) Bahkan sampai hari ini, hutan zaitun bertebaran mulai dari kaki Gunung Hermon di sebelah utara hingga daerah pinggiran Beersyeba di sebelah selatan. Pohon zaitun masih menghiasi pesisir Dataran Syaron, lereng yang berbatu-batu di Bukit Samaria, dan Lembah Galilea yang subur.
Para penulis Alkitab sering menggunakan pohon zaitun sebagai lambang. Ciri-ciri utama pohon ini digunakan untuk menggambarkan belas kasihan Allah, janji akan kebangkitan, dan kehidupan keluarga yang bahagia. Dengan mencermati pohon zaitun, kita akan dibantu memahami keterangan Alkitab ini dan akan memperdalam penghargaan kita akan pohon unik ini yang, bersama ciptaan lainnya, ikut mengagungkan Pembuatnya.​—Mazmur 148:7, 9.
Pohon Zaitun yang Kokoh
Pada pandangan pertama, pohon zaitun tidak begitu mengesankan. Ia tidak menjulang tinggi ke langit seperti halnya pohon aras Lebanon yang berwibawa. Kayunya tidak semahal kayu pohon juniper, dan bunganya tidak secantik bunga pohon badam. (Kidung Agung 1:17; Amos 2:9) Bagian terpenting dari pohon zaitun justru tidak kelihatan​—di bawah tanah. Akarnya yang panjang, yang dapat menembus 6 meter ke bawah tanah dan lebih jauh lagi ke samping, adalah rahasia kesuburan dan ketangguhan pohon ini.
Akar semacam itu memungkinkan pohon zaitun yang tumbuh di lereng berbatu-batu bertahan selama musim kering, sementara pohon-pohon lain di lembah sudah mati kehausan. Akar tersebut memungkinkannya terus menghasilkan buah zaitun selama berabad-abad, meski batangnya yang bengkok tampaknya hanya cocok dijadikan kayu bakar. Yang dibutuhkan pohon ini hanyalah tempat untuk bertumbuh dan tanah yang beroksigen agar ia dapat bernapas, bebas dari lalang atau tumbuhan lain yang dapat menjadi sarang hama. Kalau kebutuhan yang tidak rumit ini dipenuhi, satu batang pohon akan menghasilkan hingga 57 liter minyak setahun.
Pastilah, pohon zaitun disayangi orang Israel karena minyaknya yang berharga. Minyak zaitun menjadi bahan bakar lampu sumbu yang menerangi rumah mereka. (Imamat 24:2) Di bidang masak-memasak, minyak zaitun sangat penting. Minyak ini dapat melindungi kulit terhadap sinar matahari, dan orang-orang Israel juga memakainya sebagai sabun. Gandum, anggur, dan zaitun adalah panenan utama negeri itu. Dengan demikian, panen zaitun yang gagal berarti bencana bagi sebuah keluarga Israel.​—Ulangan 7:​13; Habakuk 3:​17.
Tetapi, minyak zaitun biasanya berlimpah. Musa menjuluki Tanah Perjanjian sebagai ’negeri dengan minyak zaitun’, kemungkinan karena zaitun adalah pohon yang paling umum di daerah tersebut. Seorang pencinta alam pada abad ke-19, H. B. Tristram menggambarkan zaitun sebagai ”pohon khas di negeri itu”. Karena minyak zaitun bernilai dan berlimpah, ia bahkan digunakan sebagai mata uang internasional di seluruh kawasan Laut Tengah. Yesus Kristus sendiri pernah mengatakan tentang utang yang dihitung dalam ”seratus takaran bat minyak zaitun”.​—Lukas 16:​5, 6.
”Seperti Tunas Pohon Zaitun”
Dengan tepat, minyak zaitun yang berguna ini menggambarkan berkat ilahi. Bagaimana seseorang yang takut akan Allah diberi upah? ”Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di rumahmu,” lantun sang pemazmur. ”Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu.” (Mazmur 128:3TB) Apa itu ”tunas pohon zaitun”, dan mengapa sang pemazmur membandingkannya dengan putra-putra?
Hal yang ganjil dari pohon zaitun ialah bahwa cabang-cabang mudanya terus bertunas dari dasar batangnya.* Sewaktu batang utama tidak dapat lagi berbuah karena usia tua, penggarap akan membiarkan beberapa tunas, atau cabang baru, bertumbuh sampai akhirnya menyatu dengan pohon itu. Setelah beberapa lama, pohon yang semula akan memiliki tiga atau empat batang muda yang kuat di sekelilingnya, seperti putra-putra di sekeliling meja. Tunas-tunas ini memiliki akar yang sama, dan mereka bersama-sama menghasilkan panenan buah zaitun yang bermutu.
Karakteristik pohon zaitun ini dengan tepat menggambarkan bagaimana putra-putri dapat bertumbuh teguh dalam iman, berkat akar rohani yang kuat dari orang tua mereka. Seraya bertambah dewasa, anak-anak juga turut berbuah dan menyokong orang-tua, yang bersukacita melihat anak-anaknya melayani Yehuwa bersama mereka.​—Amsal 15:20.
”Ada Harapan Bahkan Bagi Sebatang Pohon”
Seorang ayah manula yang melayani Yehuwa bersukacita karena anak-anaknya yang saleh. Tetapi, anak-anak ini berkabung ketika sang ayah akhirnya ”pergi menuju kematian”. (1 Raja 2:2) Untuk membantu kita menghadapi tragedi keluarga sedemikian, Alkitab meyakinkan kita bahwa akan ada kebangkitan.​—Yohanes 5:​28, 29; 11:​25.
Ayub, yang memiliki banyak anak, sepenuhnya menyadari betapa singkatnya umur manusia itu. Ia membandingkannya dengan bunga yang cepat layu. (Ayub 1:2; 14:​1, 2) Ayub ingin mati agar terbebas dari penderitaan, memandang kuburan sebagai tempat bersembunyi yang darinya ia dapat keluar lagi. ”Jika laki-laki mati dapatkah ia hidup lagi?” tanya Ayub. Kemudian, ia menjawab dengan yakin, ”Selama seluruh hari-hari kerja wajibku aku akan menunggu, sampai kelepasanku datang. Engkau [Yehuwa] akan memanggil, dan aku akan menjawab. Kepada karya tanganmu engkau akan rindu.”​—Ayub 14:​13-​15.
Bagaimana Ayub mengilustrasikan keyakinannya bahwa Allah akan memanggilnya untuk keluar dari kuburan? Dengan sebatang pohon, yang kalau ditilik dari penjabarannya, tampaknya adalah pohon zaitun. ”Karena ada harapan bahkan bagi sebatang pohon,” kata Ayub. ”Jika ia ditebang, ia akan bertunas lagi.” (Ayub 14:7) Sebatang pohon zaitun tidak akan binasa meskipun ditebang. Pohon itu akan mati hanya kalau dicabut sampai ke akar-akarnya. Jika akarnya tetap utuh, pohon itu akan bertunas kembali dengan kekuatan yang diperbarui.
Bahkan, sewaktu sebatang pohon zaitun tua benar-benar layu karena musim kering yang berkepanjangan, tunggulnya yang sudah lisut masih dapat hidup lagi. ”Jika akarnya menjadi tua di tanah dan dalam debu tunggulnya mati, pada waktu mencium bau air ia akan bertunas dan ia pasti akan menghasilkan dahan seperti tanaman yang baru.” (Ayub 14:​8, 9) Karena Ayub tinggal di negeri yang kering dan berdebu, kemungkinan besar ia telah mengamati banyak tunggul zaitun tua yang tampaknya sudah kering dan mati. Tetapi, ketika hujan turun, pohon ”mati” itu hidup kembali dan dahan baru muncul dari akarnya, seolah-olah itu ”tanaman yang baru”. Kemampuan memulihkan diri yang menakjubkan ini membuat seorang hortikulturis asal Tunisia berkomentar, ”Bisa dibilang bahwa pohon zaitun itu abadi.”
Seperti seorang petani yang menanti-nantikan saat pohon zaitunnya yang layu bertunas kembali, demikian pula Yehuwa merindukan saat untuk membangkitkan hamba-hamba-Nya yang setia. Ia menanti-nantikan saat manakala orang-orang yang setia seperti Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, dan banyak lagi yang lainnya, dihidupkan kembali. (Matius 22:​31, 32) Alangkah menakjubkan nantinya sewaktu kita menyambut orang-orang yang meninggal dan melihat mereka kembali menempuh kehidupan yang memuaskan dan produktif!
Pohon Zaitun Simbolis
Belas kasihan Allah terlihat dari sikap-Nya yang tidak berat sebelah dan dari persediaan-Nya berupa kebangkitan. Rasul Paulus menggunakan pohon zaitun untuk menggambarkan bagaimana belas kasihan Allah diulurkan kepada orang-orang, tidak soal ras atau latar belakang mereka. Selama berabad-abad, orang Yahudi telah membanggakan diri sebagai umat pilihan Allah, ”keturunan Abraham”.​—Yohanes 8:​33;Lukas 3:8.
Sekadar terlahir sebagai orang Yahudi bukanlah persyaratan untuk memperoleh perkenan Allah. Tetapi, semua murid Yesus yang pertama adalah orang Yahudi, dan mereka memperoleh hak istimewa menjadi manusia-manusia pertama yang dipilih Allah untuk membentuk benih Abraham yang dijanjikan. (Kejadian 22:18; Galatia 3:​29) Paulus menyamakan murid-murid Yahudi ini dengan cabang-cabang sebuah pohon zaitun simbolis.
Mayoritas orang Yahudi jasmani menolak Yesus, sehingga mendiskualifikasi diri sendiri sebagai calon anggota dari ”kawanan kecil”, atau ”Israel milik Allah”. (Lukas 12:32;Galatia 6:​16) Dengan demikian, mereka menjadi seperti cabang-cabang pohon zaitun simbolis yang dipatahkan. Siapa yang akan menggantikan mereka? Pada tahun 36 M, orang-orang Kafir dipilih untuk menjadi bagian dari benih Abraham. Halnya seolah-olah Yehuwa mencangkokkan cabang-cabang pohon zaitun liar pada pohon zaitun di kebun. Benih Abraham yang dijanjikan akan mencakup orang-orang dari bangsa-bangsa. Sekarang, orang-orang Kristen Kafir ”ikut mendapat bagian dari akar zaitun yang gemuk itu”.​—Roma 11:17.
Bagi seorang petani, mencangkokkan cabang zaitun liar pada pohon zaitun di kebun adalah hal yang tidak masuk akal dan ”berlawanan dengan kebiasaan yang lazim”. (Roma 11:24) ”Cangkokkan yang baik pada yang liar, dan, seperti kata orang Arab, itu akan menaklukkan yang liar,” papar buku The Land and The Book, ”tetapi tidak bisa sebaliknya.” Demikian pula, orang-orang Kristen Yahudi merasa takjub sewaktu Yehuwa ”untuk pertama kali memalingkan perhatiannya kepada bangsa-bangsa, untuk mengambil dari mereka suatu umat bagi namanya”. (Kisah 10:​44-​48; 15:14) Akan tetapi, ini adalah tanda yang jelas bahwa pelaksanaan maksud-tujuan Allah tidak bergantung pada satu bangsa mana pun. Tidak, karena ”orang dari bangsa mana pun yang takut kepadanya dan mengerjakan keadilbenaran diperkenan olehnya”.​—Kisah 10:35.
Paulus menunjukkan bahwa karena ”cabang-cabang” orang Yahudi yang tidak setia telah dipatahkan, hal yang sama dapat terjadi pada siapa saja yang, karena angkuh dan tidak taat, tidak lagi diperkenan Yehuwa. (Roma 11:​19, 20) Pastilah, hal ini melukiskan bahwa kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh tidak boleh dianggap sepele.​—2 Korintus 6:1.
Mengoles Dengan Minyak
Penggunaan minyak zaitun dirujuk secara harfiah maupun kiasan dalam Alkitab. Pada zaman dahulu, luka dan memar ”dibuat lembut dengan minyak” untuk mempercepat penyembuhan. (Yesaya 1:6) Menurut salah satu ilustrasi Yesus, orang Samaria yang baik hati menuangkan minyak zaitun dan anggur pada luka pria yang ia temukan di tengah jalan menuju Yerikho.​—Lukas 10:34.
Segar dan lega rasanya jika kepala diolesi minyak zaitun. (Mazmur 141:5) Dan dalam menangani orang yang sakit rohani, para penatua Kristen ’mengoles seorang anggota sidang dengan minyak dengan nama Yehuwa’. (Yakobus 5:​14) Nasihat Alkitab yang pengasih dan doa yang sungguh-sungguh dari para penatua demi rekan seiman yang sakit secara rohani diumpamakan dengan minyak zaitun yang melegakan. Cukup menarik, dalam bahasa Ibrani, pria yang baik kadang-kadang diibaratkan dengan ”minyak zaitun murni”.
Pohon Zaitun yang Subur di Rumah Allah”
Mengingat hal-hal di atas, tidak heran bila hamba-hamba Allah dapat disamakan dengan pohon zaitun. Daud ingin seperti ”pohon zaitun yang subur di rumah Allah”. (Mazmur 52:8) Seperti keluarga Israel pada umumnya yang memiliki pepohonan zaitun di sekeliling rumahnya, Daud juga ingin dekat dengan Yehuwa dan menghasilkan buah demi kepujian Allah.​—Mazmur 52:9.
Semasa setia kepada Yehuwa, kerajaan Yehuda dua suku sama seperti ”pohon zaitun yang subur, penuh dengan buah, dan indah bentuknya”. (Yeremia 11:​15, 16) Namun, orang-orang Yehuda kehilangan kedudukan istimewa itu sewaktu ’mereka tidak mau menaati firman Yehuwa dan berjalan mengikuti allah-allah lain’.​—Yeremia 11:10.
Untuk menjadi pohon zaitun yang subur di rumah Allah, kita harus menaati Yehuwa dan mau menerima disiplin yang melaluinya Dia ”memangkas” kita sehingga kita dapat menghasilkan lebih banyak buah Kristen. (Ibrani 12:​5, 6) Selain itu, sebagaimana pohon zaitun liar membutuhkan akar yang tersebar luas untuk bertahan menghadapi musim kering, kita perlu memperkuat akar rohani kita agar bertahan menghadapi cobaan dan penganiayaan.​—Matius 13:21; Kolose 2:​6, 7.
Dengan tepat, pohon zaitun melambangkan orang-orang Kristen yang setia, yang tidak dikenal dunia ini namun diakui Allah. Jika orang semacam itu meninggal dalam sistem ini, ia akan hidup kembali di dunia baru yang akan datang.​—2 Korintus 6:9; 2 Petrus 3:​13.
Pohon zaitun, yang nyaris tidak dapat binasa dan selalu berbuah tahun demi tahun, mengingatkan kita pada janji Allah, ”Umur umatku akan seperti umur pohon; dan orang-orang pilihanku akan menggunakan sepenuhnya hasil karya tangan mereka.” (Yesaya 65:22) Janji yang bersifat nubuat itu akan digenapi dalam dunia baru Allah.​—2 Petrus 3:​13.
[Catatan Kaki]
Biasanya, cabang-cabang baru ini dipangkas setiap tahun sehingga tidak menyerap tenaga dari pohon utama.
[Gambar di hlm. 25]
Sebatang pohon tua yang bengkok di Jávea, Provinsi Alicante, Spanyol
[Gambar di hlm. 26]
Hutan zaitun di Provinsi Granada, Spanyol
[Gambar di hlm. 26]
Pohon zaitun tua di luar tembok Yerusalem
[Gambar di hlm. 26]
Mencangkokkan cabang ke pohon zaitun dicatat Alkitab
[Gambar di hlm. 26]
Pohon zaitun tua ini dikelilingi tunas-tunas muda
·         Copyright © 2019 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania

·         Syarat Penggunaan

·         Kebijakan Privasi

·         JW.ORG

·         Log In


"CANGKOK" dalam Kitab Roma






Description: Post by BP » Mon Mar 25, 2013 1:39 pm
Pendapat tentang istilah "CANGKOK" dalam Kitab Roma (terj B. Indonesia):


Roma 11: 17,19, 23-24:
Sebenernya alkitab terjemahan LAI telah melakukan sebuah kesalahan terjemahan yang amat fatal dan memalukan.

cangkok = dahan pohon di kerat, lalu dibungkus media gembur. setelah 1 bulan, maka akan muncul akar, dan cabang itu dapat di POTONG dari pohon itu, lalu ditanam di pot baru/ditanah

Sambung Sisip = dahan pohon di kerat sedikit, lalu cabang entres baru di sisipkan kedalam dahan pohon induk. bungkus yg erat sambungan itu. setelah 1 bulan, maka cabang entres baru akan menyatu dengan pohon induk

bisa menangkap dimana kesalahan terjemahan LAI ?


Tanggapan:


Mari kita kaji istilah "cangkok", apa maksud di dalam ayat tsb, "penggabungan" ataukah "pemisahan" :
* Roma 11:17
LAI TB (1974), Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
MILT (2008), Namun, jika beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu yang menjadi pohon zaitun liar dicangkokkan di antara mereka dan kamu menjadi teman sekutu bagi akar dan bagi getah pohon zaitun itu,
Shellabear Draft (1912), Tetapi jikalau separuh carang-carang itu telah dipatahkan, dan engkau, pohon zaitun hutan ini, dicangkukkan kedalamnya, lalu mendapatkan bahagian dari pada akar yang memberi subur pohon zaitun itu,
Melayu BABA (1913), Ttapi jikalau sparoh charang-charang itu sudah di-patahkan, dan angkau pula, pokok zaitun-hutan ini, di-changkokkan masok antara-nya, dan sudah dapat bhagian deri-pada akar yang kasi gmok sama itu pokok zaitun:

Terlemahan MILT 2008, Shellabear 1912, Melayu BABA 1913, dll (yang bukan dari LAI) juga menggunakan istilah "cangkok," Jadi bukan hanya LAI saja yang patut Anda dipersalahkan, pemakaian kata "cangkok" itu sudah ada sejak tahun 1912, sebelum LAI berdiri sebagai lembaga
Dan dalam terjemahan kuno itu menggunakan istilah "dicangkokkan kedalam" atau "dicangkokkan masuk" (jelas disini bahwa maksud "cangkok" itu adalah penggabungan, bukan pemisahan).


Tetapi, menarik terjemahan LAI-TL tahun 1954 memberikan terjemahan yang lebih baik, malah lebih up-to-date untuk pemahaman masa sekarang:
TL (1954), Tetapi jikalau beberapa cabang sudah patah, dan engkau, yang jadi pohon zaitun hutan, disisipkan ke dalamnya, lalu memperoleh sama-sama bahagian daripada lemak akar pohon zaitun itu,

Bandingkan dengan:
Klinkert 1863 (1863), Maka kaloe ada bebrapa tangke dipatahken, dan angkau, jang pohon zeiton hoetan, dimasokken dalem pohonnja, dan angkau djoega soedah mendapet bagian bersama-sama dari akar dan dari gemoknja {Yer 11:16} itoe pohon zeiton,

Bandingkan dengan terjemahan baru/ modern dalam bahasa Inggris:
NIV, If some of the branches have been broken off, and you, though a wild olive shoot, have been grafted in among the others and now share in the nourishing sap from the olive root, (NIV menyajikan terjemahan yang paling baik dalam pemahaman masa sekarang)


Memang, dalam istilah tekhnologi pertanian di masa kini, "cangkok" itu adalah tekhnik pemisahan cabang dari batangnya, setelah dibuatnya berakar. Dan ini merupakan hal yang berbeda dengan istilah okulasi, stek, sambung-sisip.

Sekarang, kita abaikan sejenak pemakaian istilah "cangkok" yang berlaku dalam tekhnologi pertanian modern sekarang ini….. Dan mari kita pertimbangkan kajian-kajian ini:

Kalau kita melihat konteks ayat ini, semestinya kita mengerti bahwa istilah "cangkok" dalam terjemahan2 di atas bukan bermakna pemisahan, tetapi "penempelan" (pertimbangan pengertian ini adalah dari frasa terakhir ayat ini, yaitu " turut mendapat bagiandalam akar pohon zaitun yang penuh getah." Artinya, maksud istilah "cangkok" dalam terjemahan2 di atas itu adalah "menggabungkan."

Perlu dipertimbangkan bahwa istilah "cangkok" di zaman dulu (tahun 1912) belum tentu bermakna sama-persis dengan istilah tekhnologi pertanian yang berlaku masa sekarang ini (bandingkan istilah "acuh" yang seharusnya bermakna "peduli," tetapi di masa sekarang sering disalah-artikan menjadi "tidak peduli", ada perubahan makna/ pengertian). Maka, hal ini mungkin-mungkin saja terjadi pada istilah "cangkok" yang seharusnya "tempel" tapi di masa kemudian menjadi "pemisahan" (ada perubahan makna/ pengertian).

Dan juga perlu dipertimbangkan dengan istilah "cangkok" di dalam ranah kedokteran (mis. cangkok ginjal, hati dst...) Maka, kata "dicangkokkan" di dalam terjemahan kitab Roma tersebut adalah benar.
Barangkali "cangkok" dalam artian inilah yang berlaku di masa lalu di tahun 1912 s/d 1974, tapi toh juga diikuti oleh team penerjemah MILT (ILT) tahun 2008 tetap menggunakan istilah "cangkok" ini.

Dan, yang paling penting dalam memahami ayat, kita tidak terpaku kepada "istilah" tetapi lebih kepada KONTEKS!

Sekarang, kita kaji bahasa aslinya:
TR, ει δε τινες των κλαδων εξεκλασθησαν συ δε αγριελαιος ων ενεκεντρισθης εν αυτοις και συγκοινωνος της ριζης και της πιοτητος της ελαιας εγενου
Translit interlinear, ei {jika} de {tetapi} tines {beberapa} tôn kladôn {dari cabang2} exeklasthêsan {telah dipatahkan} su {engkau} de {lalu} agrielaios {pohon zaitun liar} ôn enekentristhês {telah ditempelkan, being-were grafted in} en {di antara} autois {mereka} kai {dan} sugkoinônos {mendapat bagian} tês rizês {dalam akar} kai {juga} tês piotêtos {yg penuh getah/ berharga} tês elaias {pohon zaitun} egenou {menjadi}

Kata 
"enekentristhês" adalah bentuk "aorist passive" dari kata egkentrizô, "(1) to cut into, for the sake of inserting scion" [memotong demi menghasilkan keturunan] dan (2) "to innoculate, ingraft, graft in" [menyuntikan, menempelkan]. Pengertian (2) ini sesuai konteks Roma 11:17.

Perhatikan kata "sugkoinônos" (mendapat bagian), memakai perkataan yang serumpun dengan koinôniapersekutuan jemaat. Jelas Roma 11:17 ini menyangkut kesatuan antara orang Yahudi dan non-Yahudi, yang digambarkan pula (dengan perumpamaan lain) dalam Efesus 2:14-18.

Jadi, sangat penting dalam menelaat ayat, kita tidak hanya melihat "istilah kata" namun lebih daripada itu adalah KONTEKS.

Semoga jelas.


Blessings,
BP