Thursday, December 27, 2018

Tabernakel

Daftar Isi: PEDOMAN: Kemah Suci ; KECIL: Kemah Tuhan ; ENSIKLOPEDIA: KAITAN , KEMAH SUCI ; BROWNING: KEMAH PERTEMUAN , KEMAH SUCI , TABERNAKEL ; GLOSARI AYT: Kemah Suci ; LAMBANG: Kemah Suci ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ; Kemah Tuhan Ke atas Kemah Suci [Kamus Pedoman] 1. Musa disuruh membuat - sesuai dengan rancangan ilahi. Kel 25:9; 26:30; Ibr 8:5 2. Dibuat dari persembahan rakyat yang diberikan dengan suka rela. Kel 25:1-8; 35:4-5; 21:29 3. Keahlian ilahi dikaruniakan kepada Bezaleel untuk membuat - . Kel 31:2-7; 35:30-35; 36:1 4. Dinamai: 4.1 Kemah yang di Silo. Mazm 78:60 4.2 Kemah Yusuf. Mazm 78:67 4.3 Kemah pertemuan. Kel 27:21; 33:7; 40:26; 2Taw 24:6 4.4 Kemah Suci atau Kemah Kesaksian. Kel 38:21; Bil 1:50; 17:7,8; 2Taw 24:6; Kis 7:44 4.5 Kemah Tuhan. Yos 22:19; 1Raj 2:28; 1Taw 16:39 4.6 Rumah Tuhan (Bait). Yos 6:24; 1Sam 1:7,9,24; 3:3 4.7 - dapat dipindah-pindah sesuai dengan keadaan orang Israel yang tidak menetap pada suatu tempat. 2Sam 7:6,7 5. Diadakan untuk menyatakan kehadiran Allah dan untuk beribadah kepada-Nya. Kel 25:8; 29:42,43 6. Papan-papan - : 6.1 Mempunyai dua pasak yang dimasukkan ke dalam lubangnya yang dibuat dari perak. Kel 26:17,19; 36:22-24 6.2 Dari kayu penaga. Kel 26:15; 36:20 6.3 Ditopang dengan kayu lintang dari kayu penaga yang melintang terus dari ujung ke ujung di tengah-tengah papan-papan itu dalam gelang-gelang yang dibuat dari emas. Kel 26:26-29; 36:31-33 6.4 Dua puluh papan pada sebelah selatan. Kel 26:18; 36:23 6.5 Dua puluh papan pada sebelah utara. Kel 26:20; 36:25 6.6 Enam papan untuk sisi belakang pada sebelah barat. Kel 26:22-25; 36:27-30 6.7 Sepuluh hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Kel 26:16; 36:21 6.8 Papan dan kayu lintangnya dilapisi emas. Kel 26:29; 36:34 7. Pintu terbuat dari tirai yang berwarna ungu tua, ungu muda dan kirmizi yang digantungkan pada kaitan dari emas pada lima tiang dan kayu penaga. Kel 26:36,37; 36:37,38 8. Tenda-tenda - : 8.1 Yang di sebelah dalam, sepuluh tenda dari lenan halus berwarna ungu tua, ungu muda dan kirmizi, di hubungkan dengan sosok-sosok dan kaitan-kaitan dari emas. Kel 26:1-6; 36:8-13 8.2 Yang kedua, sebelas tenda dari bulu kambing. Kel 26:7-13; 36:14-18 8.3 Yang ketiga, terbuat dari kulit domba jantan yang diwarnai merah. Kel 26:14; 36:19 8.4 Yang keempat, yang di luar terbuat dari kulit lumba-lumba. Kel 26:14; 36:19 9. Dibatasi dengan tabir yang berwarna ungu tua, ungu muda dan kirmizi, yang tergantung pada empat tiang dari kayu penaga dengan kaitan-kaitan emas. Kel 26:31-33; 36:35,36; 40:21 10. Dibagi menjadi: 10.1 Tempat kudus. Kel 26:33; Ibr 9:2-6 10.2 Tempat maha kudus. Kel 26:34; Ibr 9:3,7 11. Mempunyai pelataran di sekelilingnya. Kel 40:8 12. Meja roti sajian, kandil emas, mezbah pembakaran ukupan dari emas, diletakkan di tempat kudus. Kel 26:35; 40:22,24,26; Ibr 9:2 13. Tabut perjanjian dan tutup pendamaian diletakkan di tempat maha kudus. Kel 26:33,34; 40:20,21; Ibr 9:4 14. Pelataran - : 14.1 Dikelilingi dengan layar yang terbuat dari lenan halus yang dipintal, tergantung pada tiang tembaga. Kel 27:9-15; 38:9-16 14.2 Mempunyai mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan tembaga. Kel 40:29,30 14.3 Panjangnya seratus hasta dan lebarnya lima puluh hasta. Kel 27:18 14.4 Segala perabotannya dibuat dari tembaga. Kel 27:19 14.5 Segala tiangnya dihubungkan dengan penyambung dan memakai kaitan-kaitan perak. Kel 27:17; 38:17 14.6 Tirai pintu gerbang - warnanya ungu tua, ungu muda dan kirmizi, panjangnya dua puluh hasta, tergantung pada empat tiang. Kel 27:16; 38:18 14.7 Pertama kali didirikan pada bulan yang pertama tahun yang kedua sesudah bangsa Israel keluar dari negeri Mesir. Kel 40:2,17 15. Didirikan: 15.1 Akhirnya di Gibeon. 1Taw 16:39; 21:29 15.2 Di Gilgal. Yos 5:10,11 15.3 Di Nob. 1Sam 21:1-6 15.4 Di Silo. Yos 18:1; 19:51 15.5 Oleh Musa di gunung Sinai. Kel 40:18,19; Bil 10:11,12 16. Diurapi dan disucikan dengan minyak. Kel 40:9; Im 8:10; Bil 7:1 17. Diperciki dan disucikan dengan darah. Ibr 9:21 18. Dikuduskan oleh kemuliaan Tuhan. Kel 29:43; 40:34; Bil 9:15 19. Tuhan kelihatan di dalam - , di atas tutup pendamaian. Kel 25:22; Im 16:2; Bil 7:89 20. Awan Tuhan ada di atas - pada siang hari dan malam hari selama perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Kel 40:38; Bil 9:15,16 21. Perjalanan bani Israel diatur oleh awan yang di atas - . Kel 40:36,37 22. Imam-imam: 22.1 Adalah pelayan-pelayan - . Ibr 8:2 22.2 Hanya mereka yang boleh masuk ke dalam - . Bil 18:3,5 22.3 Mengerjakan jabatan sebagai imam di dalam - . Bil 3:10; 18:1,2; Ibr 9:6 23. Orang-orang Lewi: 23.1 Ditugaskan untuk mengawasi - . Bil 1:50; 8:24; 18:2-4 23.2 Melayani imam-imam. Bil 3:6-8 23.3 Mendirikan kemahnya di sekeliling - . Bil 1:53; 3:23,29,35 23.4 Mengangkat - . Bil 4:15,25,31 23.5 Membongkar dan memasang kemah. Bil 1:51 23.6 Persembahan-persembahan suka rela dibawa oleh bani Israel ketika pertama kali - didirikan. Bil 7:1-9 23.7 Persembahan-persembahan suka rela dibawa pada waktu pentahbisan mezbah - . Bil 7:10-87 23.8 Segala persembahan harus dilakukan di dalam - . Im 17:4; Ul 12:5,6,11,13,14 23.9 Hukuman karena menajiskan kemah. Im 15:31; Bil 19:13 23.10 Bait Suci menggantikan - setelah kerajaan Israel terbentuk. 2Sam 7:5-13 24. Melukiskan: 24.1 Kristus. Yes 4:6; Ibr 9:8,9,11 24.2 Jemaat. Mazm 15:1; Yes 16:5; 54:2; Ibr 8:2; Wahy 21:2,3 24.3 (Tempat maha kudus) sorga. Ibr 6:19,20; 9:12,24; 10:19 24.4 (Tabir) tubuh Kristus. Ibr 10:20 24.5 (Tabir) kegelapan masa Taurat. Ibr 9:8,10; Rom 16:25,26; Wahy 11:19 24.6 Tubuh. 2Kor 5:1; 2Pet 1:13 Ke atas Kemah Tuhan [Kamus Kecil] BIS- Kemah besar yang digambarkan dalam Kel 26:1-37; di situlah orang Israel beribadat kepada Allah sampai Raja Salomo membangun Rumah Tuhan. Kemah Tuhan disebut juga Kemah Pertemuan. KS.- (Pusat/tempat peribadahan bangsa Israel sebelum Rumah Tuhan dibangun) [PL] Kel 25:8-9; 26:1-27:21; 29:4,10-11; 31:6-7; 33:7-11; Kel 35:21-36:38; 40:1-38; Im 4:4-7; Bil 10:11-21; Yos 22:29; 1Sam 2:22; 2Sam 7:2; 1Taw 6:32,48; 21:28-30 [PB] Kis 7:44; Ibr 9:1-8,21 Ke atas KAITAN [Ensiklopedia] (Ibrani qerasim). Kaitan-kaitan dipakai di Kemah Suci (Kel 26:6, 11, 33 dab). 50 kaitan emas menyatukan tenda-tenda lenan, dan 50 kaitan tembaga menyatukan tenda-tenda kulit kambing. --> KEMAH SUCI. DWG/MHS Ke atas KEMAH SUCI [Ensiklopedia] Sebelum Kemah Suci didirikan, kita membaca tentang Kemah Pertemuan, yakni suatu tempat perjumpaan sementara dari Allah dengan umat-Nya (Kel 33:7-11). Sarana 'Kemah Suci' yg berarti tempat kudus, dapat dibawa-bawa, dan itulah tempat tinggal Allah di tengah-tengah bangsa Israel di padang gurun. Sarana itu masih dipakai lama sesudah bangsa Israel masuk di tanah Kanaan. Pada zaman Hakim-hakim tempat kudus itu ada di Silo (Yos 18:1), pada pemerintahan Saul di Nob (1 Sam 21; Mrk 2:25, 26), dan kemudian hari di Gibeon (1 Taw 16:39). Akhirnya ditempatkan oleh Salomo di dalam Bait Suci (1 Raj 8:4). Kemah itu disebut misykan = 'tempat tinggal' (mis Kel 26:1), 'ohel = 'tenda' atau 'kemah' (mis Kel 33:7), kemah kesaksian `edut= ('istilah-istilah perjanjian') karena di situlah disimpan loh-loh tempat perjanjian dituliskan; Kemah Pertemuan (mo`ed = umat) sebagai tempat perjumpaan yg ditentukan bagi Allah dan umat-Nya; serta rumah Yahweh (mis Kel 34:26; Yos 6:24). Bahan-bahan yg dipakai untuk membuat Kemah Suci dicatat dalam Kel 25:3-7; 35:5-9. Tembaga dipakai untuk melapisi mezbah, sebab api mezbah dapat melebur kuningan. Yg dimaksud dengan 'ungu tua, ungu muda dan kirmizi' ialah benang atau kain lenan, yg diwarnai dengan warna-warna ini. I. Tenda-tenda dan atap (tudung) Istilah kemah, dalam arti yg lebih tepat, mengacu kepada 10 helai tenda lenan bergambar-gambar kerub yg ditenunkan dalam tenunan ungu tua, ungu muda dan kirmizi (Kel 26:16; 36:8-13). Ukuran masing-masing ialah 28 x 4 hasta, dan dirangkap pada panjangnya menjadi dua rangkapan yg masing-masing terdiri dari 5 tenda. Pada suatu sisi dari tiap rangkapan dibuat 50 sosok kain ungu tua dan 50 kaitan emas yang mengait sosok-sosok ini dan merapatkan kedua rangkapan itu menjadi satu (lih Kel 26:6). Kemah Suci ditutup atau ditudungi dengan 11 tenda dari bulu kambing, yg disebut dengan istilah yg tepat tenda (Kel 26:7-13; 36:14-18). Ukuran tenda ini masing-masing ialah 30 x 4 hasta Dan dirangkap pada panjangnya menjadi dua rangkapan, yg satu terdiri dari 5 tenda dan yg satu lagi terdiri dari 6 tenda, dan keduanya disatukan dengan cara yg sama seperti pada Kemah Suci; hanya, kait-kaitnya di sini dari tembaga dan pelipit-pelipitnya diduga dari kulit kambing. Tenda itu ditutupi dengan 2 tudung yg tahan cuaca, yg satu dari kulit domba jantan yg diwarnai merah, dan yg satu lagi dari kulit suatu binatang, mungkin 'lumba-lumba' (Kel 26:14; 36:19). Lalu tenda-tenda dan tudung-tudung ini digantungkan menutupi sekeliling suatu kerangka untuk membentuk puncak, bagian belakang, dan kedua samping dari tempat tinggal itu. Kerangka itu (Kel 26:15-30; 36:20-34) terdiri dari papan-papan penopang, yg berdiri tegak lurus, 10 hasta tingginya dan 1,5 hasta lebarnya, masing-masing berdiri pada dua alas perak, masing-masing beratnya satu talenta. Tapi dikemukakan oleh A. R. S Kennedy (HDB, 4, hlm 659-662) secara meyakinkan, bahwa alas-alas itu bukanlah papan-papan yg dipaku mati (tidak dapat bergerak), tapi suatu kerangka yg dibuat dari 2 potong kayu yg tegak lurus, yg disatukan dengan sambungan silang yg agak menyerupai tangga. Kerangka mempunyai tiga kelebihan dibandingkan papan-papan yg terpaku mati: yakni kerangka lebih ringan, tidak cepat keluar dari tempatnya, dan tidak melindungi permadani dinding itu. Sebaliknya, kerangka juga merupakan bingkai, yg melaluinya tenda-tenda dapat dilihat dari dalam. Dua puluh kerangka yg berdiri berdampingan, membentuk sisi selatan, 20 membentuk sisi utara, dan 6 membentuk ujung barat. Kedua sudut barat ditopang dengan suatu cara oleh 2 kerangka tambahan. Untuk memegang kerangka-kerangka itu supaya tetap lurus, 5 beroti (TBI kayu lintang) dipasang sepanjang kedua sisi dan di belakang, dan yg dihubungkan kepada sambungan silang yg ada pada tiap kerangka itu melalui gelang-gelang emas. Beroti yg di tengah menahan seluruh panjangnya, ke-4 yg lain hanya menahan sebagian. Kerangka dan beroti-beroti itu dibuat dari kayu penaga yg dilapisi dengan emas. Perak yg dibutuhkan untuk alas-alas itu diperoleh dari bea pendaftaran (Kel 30:11-16; 38:25-27). Ada dua pandangan utama mengenai bagaimana tenda-tenda itu digantungkan sekeliling kerangka Kemah Suci. Pertama, pandangan yg lebih tua dan lebih umum diterima, ialah: tenda-tenda itu biasa saja dihamparkan menutupi seluruh kerangka, seperti kain menutupi peti jenazah. Kedua, dibela oleh J Fergusson (Smith's Dictionary of the Bible, 3, hlm 1452-1454) dan sejak itu dipertahankan lagi oleh ahli-ahli lain, yaitu: bahwa tenda-tenda itu dihamparkan melewati sebuah balok bubungan. Dasar pikiran Fergusson ialah, jika tenda-tenda itu hanya dihamparkan saja di atas kerangka-kerangka itu, maka berat tenda-tenda itu, khususnya pada hari hujan, akan membuatnya kendur, kalau tidak, sobek di tengah-tengahnya dan kerangka itu akan runtuh ke dalam. Tapi ada beberapa kesukaran dalam teori balok bubungan ini. Di mana pun tak ada disebut tentang balok bubungan dalam petunjuk-petunjuknya itu. Fergusson mempertahankan 'kayu lintang yg di tengah' dalam Kel 26:28 sebagai balok bubungan, tapi tafsiran yg lazim ialah bahwa 'kayu lintang yg di tengah' itu adalah salah satu dari ke-5 kayu lintang yg disebut dalam ay terdahulu. Sekali lagi, balok bubungan akan menuntut bahwa satu dari tiang-tiang pintu dan satu dari tiang-tiang tudung harus lebih tinggi dari tiang-tiang lain untuk menopang balok bubungan itu, dan harus ada sebuah tiang di belakang, yg sama tingginya. Satu pun dari hal-hal ini tidak disebut dalam petunjuk-petunjuknya. Dan kata yg dipakai untuk memasang tenda-tenda itu bukanlah kata yg biasa untuk memasang tenda, yaitu nata, tapi parasy, yg berarti 'menghamparkan' (kata ini dipakai untuk kain pembungkus perabot). Tapi di atas segalanya itu, karena bagian belakang dan sisi samping disusun dari kerangka-kerangka terbuka, maka pemakaian balok bubungan ini akan membiarkan bagian yg kudus dan yg mahakudus terbuka untuk dilihat. Justru pandangan lama harus dipertahankan. Karena panjang tenda-tenda lenan (Kemah Suci) adalah 28 hasta, dan tenda-tenda kulit kambing (tenda yg menutup Kemah Suci) 30 hasta, maka tenda-tenda kulit kambing itu akan lebih satu hasta pada tiap sisi Kemah Suci itu, dan, karena jumlahnya ada 11 maka kelebihannya dari Kemah Suci mulai dari muka sampai ke belakang adalah 4 hasta. Peraturan untuk memakai kelebihan panjang ini berkata '...dan tenda yg keenam haruslah kau lipat dua, di sebelah depan kemah itu', dan sekali lagi tertulis, 'Mengenai bagian yg berjuntai itu, yg berlebih pada tenda kemah itu, haruslah setengah dari tenda yg berlebih itu berjuntai di sebelah belakang Kemah Suci' (Kel 26:12). Dengan jelas tenda itu dimaksudkan untuk menutup Kemah Suci di bagian muka dan belakang, begitu juga di kedua samping. Di bagian belakang kedua hasta yg lebih itu dibiarkan saja runduk, tapi di bagian muka kulit kambing itu dilipat dua, dan diduga, dimasukkan ke bawah tenda-tenda Kemah Suci itu di atas dan di samping. Dengan demikian dijaga tidak ada sisi tenda Kemah Suci yg terbuka. II. Bagian dalam Bagian dalam tempat tinggal itu dibagi menjadi dua kamar oleh sebuah tabir yg digantungkan pada kaitan-kaitan yg menggabungkan Kemah Suci itu (Kel 26:31-34). Dari situ kita tahu panjang kamar pertama 20 hasta dan kedua 10 hasta. Bahwa tinggi kerangka itu 10 hasta, memberi kita ukuran kedua, dan sangat boleh jadi lebar kedua kamar itu adalah sama-sama 10 hasta: sebab walaupun ke-6 penyangga yg di belakang menjadikan jumlah lebarnya 9 hasta, tapi harus disediakan kelonggaran bagi tebalnya penyangga-penyangga dan kayu lintang di tiap sisi. Kamar pertama disebut 'tempat kudus', yg kedua 'tempat yg mahakudus' (Kel 26:33; atau 'tempat kudus' saja, Im 16:2-3; Ibr 9:12; 10:19 dab). Sekali lagi, kamar pertama kadang-kadang disebut 'kemah yg pertama' atau 'kemah yg paling depan' dan kedua 'kemah yg kedua' (Ibr 9:6-7). Tabir pemisah itu (parokhet: istilah yg tak pernah dipakai untuk tabir lain mana pun), yg dibuat dari bahan, warna dan ukuran yg sama dengan tenda-tenda Kemah Suci, digantungkan dengan kait-kait emas pada 4 tiang kayu penaga yg disalut dengan emas dan yg berdiri di atas alas perak. Tiang-tiang ini tidak mempunyai kepala. Di pintu masuk ada tirai kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi. Ini tergantung dengan kait-kait emas dan yg berdiri di atas alas tembaga. Tiang-tiang ini ada kepalanya (TBI 'ujungnya', Kel 36:38) yg disalut dengan emas, dan penyambung-penyambungnya (Kel 26:36-37; 36:37-38). Untuk membedakan parokhet dari tirai ini, parokhet kadang-kadang disebut tabir kedua. Dalam tempat mahakudus terdapat tabut (Kel 25:10-22; 37:1-8). Selempeng emas murni merupakan tutupnya, dan di atas lempeng emas ini terdapat sebuah kerub di tiap ujung. Nama lempeng atau tutup ini, kapporet, menjadi sedikit pokok pertikaian. Beberapa ahli, yg menerima akar katanya kpr= menutup, menerjemahkan kapporet dengan 'tutup'. Tapi apa pun aslinya arti kata kpr, dalam upacara keimaman artinya ialah 'mendamaikan' atau 'menenangkan murka' dan pada Hari Raya Pendamaian (Im 16:14) memercikkan darah ke atas kapporet. Sangat lebih mungkin anti kapporet ialah '(bersifat) pendamaian' (demikianlah pengertian LXX dan PB yg memakai kata hilas terion. Menurut MT gelang-gelang (Kel 25:12 dab) untuk kayu pengusung (ay 14) tabut, dipasang pada 'kaki' tabut itu, tapi hal ini tak pernah dibicarakan di mana pun, dan beberapa ahli berpendapat bahwa 'kaki (pa'am) merupakan suatu kesilafan untuk 'sudut' (pe'a). TBI menerjemahkannya demikian ('sudut'). Mengenai kayu-kayu pengusungnya, jika kita bandingkan Kel 25:15 dengan Bil 4:6, agaknya kayu-kayu itu biasanya tetap dalam gelang-gelangnya, tapi sementara waktu ditarik (atau: dilepaskan), supaya tutup tabut itu dapat diangkat. Di dalam tempat kudus, di depan tabir pemisah, terdapat mezbah pembakaran ukupan (Kel 30:1-10; 37:25-28). Mezbah ukupan ini dibuat dari kayu penaga dan disalut dengan emas murni -- dan dari situlah berasal namanya yg satu lagi, yaitu 'mezbah emas'; panjang dan lebarnya satu hasta -- jadi bentuknya empat persegi dan tingginya 2 hasta, dengan tanduk yg menjulur ke luar dan dihiasi oleh bingkai emas sekelilingnya di atas. Untuk mengangkutnya dipasanglah 2 gelang emas tepat di bawah bingkainya dan ke situlah dimasukkan kayu pengusungnya. Mezbah ukupan terletak tepat berhadapan dengan tabut hukum (perhatikan tekanan yg diberikan 30:6), sehingga dianggap 'termasuk ke' tempat yg mahakudus (bnd 1 Raj 6:22 dan Ibr 9:4). Sedikit ke sebelah utara terdapat meja untuk roti sajian (Kel 25:23-30; 37:10-16). Dalam pelayanan di meja roti sajian ini dipakai 4 macam bejana yg dibuat dari emas murni, yaitu: (1) pinggan yg datar, barangkali dipakai untuk membawa roti dari meja yg satu ke meja yg satu lagi, dan barangkali untuk tempat roti waktu disajikan di atas meja; (2) cawan, mungkin untuk kemenyan (Im 24:7); (3) kendi dan (4) piala, barangkali untuk anggur. Tapi PL tak menghubungkan anggur dengan roti sajian. Di sisi selatan terdapat kandil (Kel 25:31-40; 37:17-24; 40:24). Meja roti sajian dan kandil dari Bait Suci zaman Herodes, keduanya terdapat pada Kubah Titus di Roma Tapi ada timbul keragu-raguan tentang ketepatan kedua benda purbakala ini, karena terdapat beberapa gambar non-Yahudi pada kaki kandil ini. III. Kemah Suci dan sekitarnya Kemah Suci dipasang di bagian barat dari suatu pelataran, ukurannya 100 x 50 hasta, sisi panjangnya mengarah ke utara dan selatan (Kel 27:9-19; 38:9-20). Pintu Kemah Suci menghadap ke timur. Halamannya dikelilingi tirai lenan, lima hasta tingginya, tergantung pada tiang-tiang. Lebar pintu gerbangnya 20 hasta, ditempatkan di tengah-tengah di ujung timur. Tirai gerbangnya dibuat dari lenan, disulam dengan benang ungu tua, ungu muda dan kirmizi. Tiang-tiang agaknya dibuat dari kayu penaga (tiang-tiang ini tidak disebut dlm daftar barang-barang tembaga, Kel 38:29-31), dan berdiri pada alas-alas tembaga. Tiang-tiang itu dikokohkan dengan tali dan pasak, ujung-ujung dan penyambung-penyambungnya disalut dengan emas (Kel 36:37-38). Dua metode utama dianjurkan untuk menentukan jarak dari tiang-tiang ini, yaitu: (1) Dengan pradalil bahwa pada tiap 5 hasta tenda ada satu tiang, dan bahwa tak satu pun tiang dihitung dua kali. Dibutuhkan 60 tiang semuanya untuk mengadakan 20 jarak pada kedua panjangnya dan 10 jarak pada kedua ujungnya (atau: lebarnya). Lalu tirai gerbang itu tergantung pada 4 dari tiangnya sendiri dan pada satu tiang dan yg lain, sehingga seperti berikut: Hanya menjadi pertanyaan, apakah ini cocok dengan peraturan yg menentukan 20 hasta dan tirai gerbang '...empat tiang...' (Kel 26:32; 36:36). (2) Dengan melepaskan pradalil bahwa jarak tiang-tiang itu harus 5 hasta, dapat kita gambarkan bahwa tiang-tiang penjuru dihitung dua kali, karena dianggap, dari titik pandang si pengamat, termasuk baik lebarnya dan panjangnya (ujung dan samping). Semuanya ini hanya berjumlah 56 tiang, tapi tak ada dinyatakan oleh naskah bahwa jumlahnya 60. Maka pintu gerbang itu dapat digeser supaya ada jalan masuk dari kedua sisi dan supaya tabir dapat tetap tergantung di tempatnya, seperti dalam gambar: Tapi sistem ini menjadikan ukuran jarak tiang-tiang itu sangat aneh. Di bagian timur halaman itu terdapat pertama-tama sebuah mezbah, yg disebut mezbah tembaga, menurut bahan penyulutnya, dan mezbah korban bakaran, disebut menurut korban utama yg dikorbankan di atasnya (Kel 27:1-8; 38:17). Mezbah korban bakaran ini adalah suatu kerangka kosong, yg dibuat dari kayu penaga, empat persegi yg sisinya 5 hasta dan tingginya 3 hasta, dengan tanduk-tanduk yg menjulur ke luar di sudut atas. Seluruh mezbah disalut dengan tembaga. Setengah tingginya mezbah itu, di bagian luar, ada jalur (Kel 27:5; 38:4) datar, sekeliling mezbah itu. Sekeliling mezbah ada juga kisi-kisi tembaga, tegak lurus, mulai dari tanah sampai ke jalur itu; pada keempat ujungnya ditaruh 4 gelang, tempat kayu pengusung dari kayu penaga, yg disalut dengan tembaga, yg digunakan untuk mengangkutnya. Guna jalur itu tidak dijelaskan, begitu juga kisi-kisinya. Yg terakhir ini mungkin dimaksudkan untuk mencegah para imam jangan menginjak darah yg dicurahkan ke bagian bawah mezbah korban bakaran (Im 4:7). Agaknya mezbah itu tidak punya penutup sebab tidak disebut, sedang pada mezbah emas penutup itu khusus disebut. Justru ada ahli menganggap bahwa kerangka yg kosong itu diisi dengan tanah. Pikiran lain ialah, bahwa korban dibakar di atas tanah yg ada di dalam kerangka itu, yg berguna sebagai semacam tempat pembakaran. Dalam pelayanan di mezbah ini dipakailah perkakas-perkakas berikut: (1) kuali dan sodok untuk membuang abu api; (2) bokor-bokor, diduga untuk darah; (3) garpu; (4) perbaraan, yg mungkin dipakai untuk membawa api. Di antara mezbah dan pintu Kemah Suci terdapat bejana pembasuhan (Kel 30:17-21; 38:8; 40:29-32). Bejana ini dari tembaga, diletakkan pada suatu alas tembaga, dan dibuat dari cermin-cermin para pelayan perempuan. Di dalamnya terdapat air untuk membasuh para imam. Tak ada keterangan mengenai ukurannya, bentuknya, hiasannya ataupun pengangkutannya. Bejana pembasuhan ini tidak terdapat dalam perintah-perintah yg diberikan dalam MT Bil 4, tapi disebut dalam naskah LXX, dan alpanya hal itu dalam MT mungkin sekali tidak disengaja. Mengenai semua bagian lain dari Kemah Suci memang diberikan perintah-perintah terperinci tentang pengangkutannya. Di perkemahan, Kemah Suci itu dikelilingi oleh dua baris tenda. Pada baris pertama terdapat orang-orang Lewi, pada baris kedua terdapat ke-12 suku Israel, tiga perkemahan pada tiap sisi (Bil 2; 3:1-39). IV. Masalah yg timbul Masalah-masalah sastra dan sejarah sekitar Kemah Suci begitu kait mengkait dengan masalah yg lebih luas tentang PL, sehingga kurang tepat membicarakan masalah-masalah itu di sini. Namun beberapa pandangan dapat diberikan tentang ciri-cirinya yg paling menonjol. 1. Ada yg tegas mengatakan bahwa petunjuk-petunjuk yg diberikan sebagian tak dapat dikerjakan, dan jelas merupakan karangan seorang idealis. Di sini banyak bergantung pada sudut pandang mana yg dipedomani menalar tujuan Allah dalam memasukkan catatan-catatan ini ke dalam Kitab Suci. Pasti petunjuk-petunjuk ini tidaklah merupakan blue-print yg lengkap dengan perinciannya, yg dipakai para pekerja Musa, tapi lebih merupakan catatan-catatan umum untuk menjadi peringatan bagi kita' (1 Kor 10:11). Karena itu banyak petunjuk tanpa rantingnya yg praktis. Harus dipertimbangkan adanya kuil-kuil yg dapat dibawa-bawa, yg secara praktis menerapkan teknik bangunan yg sama, yg digunakan di Mesir sebelum zaman Musa; lih K. A Kitchen, Tyndale House Bulletin, 5, 6, 1960, hlm 7-13. 2. Melihat besarnya perbedaan LXX dan MT, pernah orang berpikir bahwa ps-ps terakhir Kitab Kel dalam bh Ibrani belum mencapai bentuknya yg final, tatkala LXX diterjemahkan; dan bahwa LXX sebagian mengikuti tradisi Ibrani yg tidak mengenal mezbah pembakaran ukupan. Telah terbukti bahwa kesimpulan ini tidak benar: lih D. W Gooding, The Account of the Tabernacle, 1959. 3. Ada ahli mengatakan bahwa dalam Pentateukh seperti yg kita miliki sekarang, ada pertentangan dan ketidakcocokan antara 'Kemah Pertemuan' yg semula terdapat dalam sumber E, dengan Keinah Suci yg tidak historis, tapi yg lebih terperinci, yg terdapat dalam sumber-sumber P di kemudian hari. Tapi pertentangan itu bukanlah soal kenyataan, melainkan soal penafsiran: lih J Orr, The Problem of the Old Testament, 1906, hlm 165-173, dan A. H Finn, The Unity of the Pentateuch, 1917, hlm 255-285. V. Kesimpulan Bahwa Kemah Suci dibangun demi tujuan Allah, berarti Kemah Suci mempunyai nilai perlambangan bagi zamannya. Seberapa jauh lambang-lambangnya itu merupakan juga lambang-lambang rohani yg diungkapkan kepada kita, itu masih dipersoalkan. Tafsiran-tafsiran berlebih-lebihan, yg sejak abad-abad perdana diberikan mengenai pokok ini, memberikannya citra yg buruk. Tapi PB secara khas mengatakan bahwa Kemah Suci adalah 'gambaran dan bayangan dari apa yg ada di sorga', 'kiasan', 'merupakan gambaran dari yg sebenarnya' (Ibr 8:5; 9:9, 24). Perabot-perabot khusus dan peralatannya dikutip dalam PB, dan jelas mempunyai arti rohani, ump tabir dan tempat yg mahakudus (Ibr 6:19; 10:19, 20), mezbah pembakaran ukupan dan tabut perjanjian (Why 8:3; 11:19), dan barangkali hilasterion (Rm 3:25); dan sindiran dalam Ibr 9:5 ialah, bahwa penulis dapat memberikan tafsiran yg demikian tentang semua peralatan Kemah Suci. KEPUSTAKAAN. A. H Finn, JTS 16, 1915, hlm 449-482; A. R. S Kennedy, HDB, 4, hlm 653-668; M Haran, HUCA 36, 1965, hlm 191-226; U Cassuto, A Commentary on the Book of Exodus, 1967, hlm 319 dst; R. K Harrison, IOT, 1970, hlm 403-410; R. P Gordon, A Bible Commentary for Today, 1979, hlm 173 dst. DWG/MHS Ke atas KEMAH PERTEMUAN [Kamus Browning] Lihat --> Tabernakel. Ke atas KEMAH SUCI [Kamus Browning] Lihat --> Tabernakel. Ke atas TABERNAKEL [Kamus Browning] Kemah Suci yang dapat dipindah-pindahkan. Ada petunjuk-petunjuk untuk membangun Kemah Suci ini (Tabernakel) di Kel. 25:8 dst., dan yang selesai dibangun menurut petunjuk-petunjuk itu di Kel. 35:10 dst. Setelah lengkap dibangun ada dua bagian; dan bagian utama ialah yang *Mahasuci, tempat --> Tabut Perjanjian. Ceritanya menempatkan peristiwa ini di masa pengembaraan di --> padang gurun (yang agak kurang mungkin) dan menggambarkan bagaimana orang-orang --> Lewi harus membongkar dan membangun kembali Kemah yang rumit tersebut, setiap kali umat itu bergerak maju (Bil. 1:51). Banyaknya --> emas dan --> perak yang digunakan agak luar biasa; dan tentu apabila umat itu menyeberangi Sungai --> Yordan (Yos. 3:17) dengan usungan Kemah Suci, maka pasti hal itu harus disebut.Oleh karena berita peristiwa ini merupakan bagian dari sumber --> P, maka sangat mungkin bahwa rincian bagian-bagian dari Bait Suci di Yerusalem dipindahkan ke dalam penggambaran Kemah Suci dalam pengembaraan di padang gurun. Akan tetapi, tidak seluruh cerita itu adalah *retrojeksi. Dalam Kel. 33:7-11 ada diceritakan mengenai '*Kemah Pertemuan' yang agaknya adalah suatu berita alternatif mengenai Tabernakel itu, yang kelihatannya lebih sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. 'Kemah Pertemuan' itu adalah suatu bangunan sederhana yang mudah dipindah-pindahkan, yang di dalamnya seorang pelayan dapat melakukan tugasnya. Menurut berita --> P, ini adalah tempat untuk kehadiran ilahi atau yang disebut *syekinah (Kel. 40:34-38).Dalam PB ada disebut-sebut mengenai Kemah Suci itu di Ibr. 8:2, 5; 9:21 -- Kemah Suci yang sesungguhnya ada di --> sorga. Juga mungkin bahwa cerita Kitab Keluaran melatarbelakangi Yoh. 1:14, di mana kata asal Yunaninya secara harfiah berarti: 'Firman itu ... berkemah di antara kita'. Ke atas Kemah Suci [Glosari AYT] Disebut juga “Tabernakel”. Kemah khusus tempat Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya dan tempat para imam Yahudi menyembah. Ke atas Kemah Suci [Kamus Lambang] Bagian-bagian tertentu dari Kemah Suci adalah TIPE Kristus, sedangkan bagian-bagian lainnya meLAMBANGkan umat Allah. Maka, Kemah Suci, secara utuh, adalah TIPE perpaduan antara Allah dan umat-Nya, dan tempat kediaman Allah di antara umat-Nya, yang telah dimulai sejak kehidupan di dunia ini dan akan disempurnakan kelak. Kel 25:9; Im 8:10; Bil 1:50; 2 Taw 1:5; Why 15:5. Lihat juga KEMAH (6). Ke atas Dalam Versi-Versi Alkitab: Kaitan: TB BIS Kemah Pertemuan: TB Kemah Suci: TB BIS Kemah Tuhan: BIS TB

Messiah via a Woman Seed

Prophecy fulfilled by Yeshua our Messiah.

Messiah would be born of a woman.

Prophecy:

Genesis 3:15 "And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel."

Prophecy fulfilled:

Matthew 1:20 "But while he thought on these things, behold, the angel of the Lord appeared unto him in a dream, saying, Joseph, thou son of David, fear not to take unto thee Mary thy wife: for that which is conceived in her is of the Holy Ghost."

Galatians 4:4 "But when the fulness of the time was come, God sent forth his Son, made of a woman, made under the Law,"

Abib or Aviv or Nissan

"This month is the beginning of months for you, it is the first month of the year for you." Exodus 12:2. Thus spoke Yahweh to Mosheh.

And  Exodus 13:4 says, "Today you are going out, in the month Abib." So the name of the first month of the year is Abib. But in Ester 3:7 it says, "In the first month, which is the month of Nisan, ". So the first month is also called Nisan. A name adopted from the Babylonian.

There is a calendar written in the Scripture. And the first month of the year is Abib or Nisan. Or as the Hebrew says, "the head of the year" is Abib.  And the 12th month is called Adar. In Ester 3:7 it says, "...until it fell on the twelfth month, which is the month of Adar."

Since there is a calendar written in the Scripture, there is absolutely no reason to follow the pagan Gregarian calender. By following the calendar as written in the Scripture, you will be able to observe the moedim or the appointed times of Yahweh. But if you follow the pagan Gregarian calender, you'll observe the pagan holidays. They are holidays but not holy days. When we can't differentiate between the holy days and the common days, we are no difference than those in Nineveh who cannot tell the difference between their right hands and their left hands.

The Birthday of Jesus Christ

“And the Word became flesh and dwelt [tabernacled] among us, and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth. ~ John 1:14

Truth is very important to our heavenly Father and to our King who came as the Word in the flesh as He tabernacled amongst us. Accordingly, because of His great love for us our heavenly Father willingly sacrificed His only begotten Son of His love so that those who believe in Him should not perish but have everlasting life (John 3:16).

Our King is coming again for those who “bear witness” to His truth by walking according to it. In fact, it is for this reason Jesus was born into the world—to “bear witness” to His Father’s truth (John 7:16).

Pilate asked Jesus, “Are You a king then?” Jesus responded “You say rightly that I am a king.”  Jesus also told Pilate that He was born that He should “bear witness” to the truth and it is for THIS cause He has come into the world. Everyone who is of the truth hears His voice and His sheep will follow Him, for they know His voice. Yet they will by no means follow a stranger, but will flee from him, for they do not know the voice of strangers (John 10:4-6).

You may hate me for “bearing witness” to His truth and not wishing you a Merry Christmas. However, I cannot come into agreement with a lie from the enemy. I love you enough to share His truth with you even if it is not well received.  I am but a messenger of the One who is the WAY, the TRUTH and the LIFE— Yeshua Hamashiach—Jesus Christ of Nazareth who is called to prepare the “way” of the Lord for His second coming while unveiling the truth concerning His first coming. 

For our King is coming again for His bride who has made herself ready and is without spot or blemish just as Jesus our Passover Lamb was found to be.

His bride will hear her bridegroom’s voice as He admonishes her to come OUT of mystery or spiritual Babylon. May you not harden your heart and may you hearken to hear His voice and seek your King concerning His truth I am sharing with you today.

My dear sisters and brothers in Christ, my soul is in anguish as I witness the body of Christ not standing on God’s truth as we present to the entire world that Jesus is the reason for the Christmas season. All the while we readily admit that we know Jesus wasn’t born on December 25th BUT we quickly add this is when the “world” celebrates His birthday. Yes, Christmas is a holiday that most everyone in the world celebrates—even those who deny Jesus Christ (Yeshua) is the Son of God. This ought to be a huge sign that we have left the narrow path.  As Pat Robertson admits on this video, God did not establish Christmas.

Pat Robertson with CBN admits Christmas is a pagan holiday and God did not establish this holiday on this video.

https://www.youtube.com/watch?v=-FvT2wzKTmo&feature=share

The reason why my soul is in sorrow at this time of year is because God’s people are innocent sheep who have been deceived and led astray. They truly believe they are worshiping and honoring Jesus by keeping Him in Christmas. This was me not so long ago until the Holy Spirit unveiled my spiritual blindness and showed me His truth because I heard His voice and I responded accordingly.

As I walk with the Lord around my neighborhood every morning and I see all the decorations adorning my neighbor’s homes and I see all the Facebook posts of Christians celebrating Christmas, I sigh and intercede for the body of Christ as I say to the Lord, “Father please forgive us because we do not know what we are doing.” 

Unfortunately, the vast majority of believers are keeping Christmas out of ignorance and a lack of knowledge of the whole counsel of God’s “eternal” Word.

God's holy days we are commanded to keep and celebrate are listed in Leviticus Chapter 23. Again, YHWH (Yahweh)—our heavenly Father did not establish Christmas.

So, who established Christmas? Satan did through “mass” deception—no pun intended.

If you want to learn about what the original intent of Christmas is about, read this interesting article titled, “The True Meaning of Christ-Mass” by Dave Meyers at the following link:

http://www.lasttrumpetministries.org/tracts/tract4.html

Satan has deceived the whole world into celebrating the birthdays of the false gods such as Baal all the while we sincerely believe we are doing it to honor the birth of our Savior. Yet in reality, we are truly worshiping Satan because we have believed the lie.

This lie and holiday was perpetuated by the Roman Catholic Church and this is why the majority of Christian denominations still celebrate this holiday we have inherited from our early church fathers. However, not all our early church fathers were in agreement with this holiday. In fact, Charles Spurgeon, a renowned and highly respected preacher of the Gospel said concerning Christmas…

We have no superstitious regard for times and seasons. Certainly we do not believe in the present ecclesiastical arrangement called Christmas: first, because we do not believe in the mass at all, but abhor it, whether it be said or sung in Latin or in English; and, secondly, because we find no Scriptural warrant whatever for observing any day as the birthday of the Savior; and, consequently, its observance is a superstition, because not of divine authority. (Charles Spurgeon, Sermon on Dec. 24, 1871).

When it can be proved that the observance of Christmas, Whitsuntide, and other Popish festivals was ever instituted by a divine statute, we also will attend to them, but not till then. It is as much our duty to reject the traditions of men, as to observe the ordinances of the Lord. We ask concerning every rite and rubric, "Is this a law of the God of Jacob?" and if it be not clearly so, it is of no authority with us, who walk in Christian liberty. (from Charles Spurgeon's Treasury of David on Psalm 81:4.)

- For many free online resources exhibiting the Puritan, Reformed, Presbyterian and Covenanter testimony against Pagan and Roman Catholic holy days like Christmas and Easter please visit Still Waters Revival Books' web page at http://www.swrb.com/newslett/FREEBOOK/holyday.htm.

Do you know Christmas was once illegal in the United States?

The Surprising Truth: Christians Once Banned Christmas

https://www.livescience.com/32891-why-was-christmas-banned-in-america-.html

Yet generation after generation we keep this “tradition” because this is what we grew up with based on what our grandparents and our parents did. As a child, it is quite “magical” to believe in an innocent white lie such as Santa Claus, but a lie is still a lie. And, speaking of the father of all lies—Satan, if you scramble his name you get Santa. Did you know that if you look up the name Old Nick, another name for Santa, it means the devil or Satan?

Still, parents want to continue the “Spirit of Christmas” because we want our children to experience the awe and wonder that we did growing up with the splendor of this holiday when it seems for a little while the world is indeed a better place.

However, as a disciple of Jesus Christ, we owe it to our children and ourselves to walk according to only His truth because this is the only thing which will matter when the temporal things of this world will pass away. This earth will shortly pass away but His truth will never pass away because it is eternal.

I say this in love. It is not being “legalistic” when we choose to worship our Lord and Savior in Spirit according to His truth, especially, given the fact Jesus was born during the Feast of Tabernacles and we are commanded to keep this feast of the Lord by our heavenly Father.

Again, I loved celebrating Christmas as much as all of you love to do and it was very difficult giving up the beloved traditions with my family.

However, when the Holy Spirit showed me that December 25th is the birthday of all the false gods and Jesus (Yeshua) was born during the Feast of Tabernacles, then I was faced with a choice. Would I lay aside the commandments of God in lieu of embracing the “traditions” of men which are rooted in the occult?

Or, would I forsake all to worship my Lord and Savior according to only His truth—which is all that matters?  Yeshua (Jesus) says to us in Matthew 15:3 “Why do you also transgress the commandment of God because of your tradition…?”

In the end, on Judgment Day, it doesn’t matter what our “traditions” mean to us if we are transgressing the commandments of God.

In other words, when it comes to “religious” holidays God is very specific in His Word WHAT He wants us to celebrate, WHEN He wants us to celebrate and HOW He wants us to celebrate and for the DURATION He wants us to celebrate for. And, we need to obey the God that we serve like He wants to be served and worshipped which He details in the Book of Leviticus in Chapter 23.

Christmas has nothing to do with the birth of Jesus Christ but it has everything to do with Baal’s birthday and every other false god which shares this same date that Christendom says is Jesus’ birthday which is commemorated on December 25th.

The truth about Christmas, by Former Satanist Stephen Dollins.

https://www.youtube.com/watch?v=-_K63yZ2r44&feature=share

The Quick Truth about Christmas and Easter.

https://www.youtube.com/watch?v=kFEJzMk7oLk&feature=youtu.be

JUST THE FACTS: Dec. 25: Birthday of Baal
Exclusive: Richard Rives details history of famous winter holiday

Read more at http://www.wnd.com/2013/12/dec-25-birthday-of-baal/#sbmVAO6uoe5lEaKQ.99
http://www.wnd.com/2013/12/dec-25-birthday-of-baal/

Exclusive: Richard Rives discovers Baal, Osiris, not Jesus behind date
Read more at http://www.wnd.com/2012/12/dec-25-is-actually-birthday-of-other-gods/#LgXXf6lFppvb3t48.99

http://www.wnd.com/2012/12/dec-25-is-actually-birthday-of-other-gods/

The Saturnalia

https://en.wikibooks.org/wiki/Hebrew_Roots/Neglected_Commandments/Idolatry/Satan%27s_Birthday

Again, Jesus was born during the Feast of Tabernacles in the fall which is God’s seventh holy convocation based on Leviticus 23. In fact, Jesus never did anything contrary to Yehôvâh’s commandments found in the Torah, even when He was a baby because His earthly father Joseph and His mother Mary followed Yehôvâh’s instructions in the Torah so much so that when Jesus was born He physically tabernacled in a “sukkot”, which is a Hebrew word meaning “booths” or “huts” that God’s people in the land of Israel must temporarily dwell in during the Feast of Tabernacles.

In other words, Jesus was lying in a manger in this temporary dwelling place otherwise referred to as a “sukkot” during the Feast of Tabernacles.

And, this is why we are commanded by Yehôvâh to celebrate His Feast of Tabernacles with great joy because this is when the earth received her King as a baby born in a manger—named Immanuel, which in the Hebrew means “God is with us.”

Jesus Christ Our LORD and Savior - Born September 11, 3 BC

https://www.youtube.com/watch?v=PeHsedBJGdo&t=4s&fbclid=IwAR1GK-Cs6Rq2loMgQpeOBmkA4il9_Be01z8hFo1D8oY_SHxiGHrw3h0vPN0

The Birth of the Messiah revealed in Scripture - Mark Biltz
https://www.youtube.com/watch?v=b-qNixZrcyE

Pastor Mark Biltz shows how the Scriptures reveal Jesus' actual birthday

https://www.youtube.com/watch?v=yuZcLCQgmr8

God’s “appointed” and “fixed” times we are commanded to gather together as His Ekklēsia are on a weekly and yearly basis in order to have a “holy convocation” based on God’s calendar and His “eternal” Word.

Sure, there are many Scriptures talking about the birth of His only begotten Son, Jesus Christ. Yet we are not specifically told by God when He was born or when we are to celebrate His birth, correct?

However, we are specifically told by God “what,” “when,” “how,” and “why” we are to keep and observe His seven (7) holy convocations detailed in Leviticus Chapter 23.

These “appointed” holy convocations are our heavenly Father’s “appointed” and “fixed” times (mô‛êds) when He commands His people to gather together for a definite purpose and meet with Him in a public assembly which is to be “set apart” (consecrated) unto Him.

Our heavenly Father’s mô‛êds are an appointment, that is, a fixed time or season; specifically a festival; conventionally a year; by implication, an assembly (as convened for a definite purpose); appointed (sign, time); appointed feast; place of solemn assembly. They are His “appointed” feasts or festivals which are to be held at “set times” as a public assembly of His people.

Yet we justify celebrating Christmas despite the fact many believers admit we know Jesus Christ was not really born on December 25th, BUT we are quick to add this is the time of year the body of Christ chooses to celebrate His birth which is based on the Roman Catholic Church making it “official” for nefarious reasons. You will be mortified to find out why they did this.

The reason why I stopped celebrating Christmas was NOT to be “legalistic” by keeping the letter of God’s law and thus be justified in God’s eyes. It was because the Holy Spirit led me to discover the truth about it and the Lord asked me to stop celebrating it, even though it was very difficult on my emotions to do so because of the traditions and memories that I shared with my family for all of my life.

More than anything else, I earnestly desired to know His truth and the areas I was deceived by the enemy. And, God answered my prayer which turned my entire world upside down! 

Accordingly, it was extremely hard for me to give up Christmas because I truly loved celebrating Christmas just like each of you do.

In fact, if you are interested in knowing about how I felt about having to give up Christmas you can read the writing I posted under the 2014 Prophetic Word on my website at www.angelofffaith777.com titled, “Truth or Tradition? It is Time to Return to God’s Truth Based on the Whole Counsel of His Word!”

However, as a forerunner for the Lord to help prepare the way for Jesus’ second coming and because the Lord asked me to stand in the gap for the body of Christ concerning this matter, then I was faced with a choice. 

Would I be obedient to God’s Word and God’s voice based on the leading of the Holy Spirit?

Or, would I choose to be disobedient because I had the freedom to choose the law of liberty in Christ that we are afforded by God’s grace and mercy?

I chose to be obedient to God because He deserves first place in our hearts and when He asks us to do something, then we ought to comply because of all the things that He has done for us, including dying for us on the cross so that we could be His sons and daughters and have eternal life.

Because I am going to be really transparent with you so that you will know “what” we all do when we are trying to justify “why” what we are “doing” is okay in God’s sight even though it is not.

Even after the Lord asked me to stop celebrating Christmas many years ago and I said yes to Him, I was still longing to carry on the traditions with my family and the decorating with all the trappings that we have come to love that is associated with this pagan holiday.

Every Christmas I cried and mourned the great loss I was feeling yet I had to learn to crucify my feelings, my wants, and my desires. Thus, it has been a process that is for sure and it will take time to mourn the loss of these “traditions” of men that have become so near and dear to us. Think about it—for the majority of our lives we have been led astray based on what we have inherited from our ancestors and the early church fathers.

This is why the vast majority of people follow the dictates of this world based on how the world operates and this is why the merchants of this world make a small fortune off all of us. Leading the pack is God’s unsuspecting sheep as we just follow the masses based on the “traditions” and “customs” of men based on WHAT our calendar tells us to celebrate, WHEN we are to celebrate, and WHY we are to celebrate starting with the New Year’s Day, Valentine’s Day, Easter, Mother’s Day, Father’s Day, Christmas, etc.

However, God’s people are not to be conformed to the world---we are called to be “set apart” from the world and the things of this world.

Thus, concerning holidays we are to honor and worship the Lord our God on, His ETERNAL Word specifically says that we are not to follow in the footsteps of how other nations serve their false gods in Deuteronomy 12:29-32.

In addition, the Lord specifically says to us that we shall be careful to do everything He says to us according to the Word and that we shall not add to it or take from it. In other words, we are never to mix the holy things of God’s Word with the profane—those things which are practiced by pagan nations which are an abomination to Him.

As such, when we say that we are worshiping our heavenly Father Yehôvâh and our Lord and Savior Jesus Christ during “religious” holidays that He did not establish or tell us to keep according to His ETERNAL Word, which are really based on the “traditions” and the “customs” of men, do you suppose that we are worshiping Him in vain because we have been led astray?

Furthermore, we can say that the intents and the motives of our hearts are pure as we choose to worship our heavenly Father Yehôvâh and our Lord and Savior Jesus Christ during Christmas and Easter. Yet God’s Word in Jeremiah 17:9 says, “THE HEART is DECEITFUL above all THINGS, And DESPERATELY WICKED; Who can know it?”

Therefore, during the Christmas holidays when God first asked me to stop celebrating Christmas many years ago, I was feeling the pain of rejection as I witnessed that my own family members no longer wanted to come to our house to spend time with us during the holiday season when most people take vacation time from work and the kids are out of school because there was no tree, no special meals, and no presents to unwrap when all these things should not be the reasons why we want to spend time with those that we love the most, including God!

And, I know that I am not the only one who was experiencing this sad truth either until my husband and I agreed to make the necessary adjustments to stop celebrating these things that are not according to God’s Word! Yet I must also tell you that even though we stopped celebrating these “traditions” and “customs” based on the “doctrines” of men, as a family, for the most part, my extended family, including my children, still do not honor God by keeping His holy convocations despite the fact that I must and I will in obedience to God and His Word.

Nevertheless, I will continue to stand in the gap and pray for my family and those in the body of Christ concerning this specific issue until the Holy Spirit reveals His truth and brings conviction of the need for us to make a course correction in order to come into alignment with what His ETERNAL Word actually says!

As such, until recently, during the past several years I have wanted to have a special family meal so that we could all still be together and fellowship with each other during this time when everyone is out of work and school. BUT, my family members were way too busy running to and fro to those relatives homes who were still offering them all the trappings of what the Christmas season is all about—the decorations, the trees, the presents to be unwrapped, the candy, the cookies, the spiked eggnog and Santa Claus too for the little ones, even though some people do actually decide to attend church only during this one time of year because after all we “say” it is all about Jesus Christ right? Or, is it?!

Anyways concerning Christmas, I said to the Lord, “Lord, I know that you were not born on December 25th and I am doing my very best to walk according to your holy convocations now that I know the truth so is it alright if I just celebrate this pagan holiday like everyone else does in the body of Christ with my family for the sake of our beloved traditions and continue to decorate if I do not associate this holiday in any way with the birth of your Son?”

What the Lord’s response to me concerning the question I had just posed ended my desire to continue celebrating Christmas forever! He said to me and I quote His exact words were, “Oh, you just want to celebrate Baal’s birthday then?”

I didn’t want to believe it! So, the Lord told me to research it, I did, and it was true. After what I discovered, this comment from the Lord was what it took for me personally to finally break free of this stronghold that celebrating this beloved tradition has on all of us during the holiday season and it truly does get easier with each passing year!

I mean think about it—for the majority of our lives we have walked according to a lie, therefore, it will take some time for us to let go of these things as the Holy Spirit enables us to do so with God’s power and grace in order for us to come back into alignment with the whole counsel of God Word—it is a process.

Pray about what I have shared with you because true love for God and His people will result in His ministers telling His people the truth even if the truth is not pleasant to hear—despite what everyone else in the body of Christ is doing. You will not be popular or well received. In fact, you will be hated for His name’s sake. Nevertheless, we must “bear witness” to His truth and only follow in the footsteps of our Master as we hear His voice.

In this, the midnight hour, we are in the valley of decision and we must choose this day “which” God we will serve and worship! As such, if we say that we serve our heavenly Father and our Lord and Savior Jesus Christ then we must do what He tells us to do according to the whole counsel of His unadulterated, uncompromised Word.

However, if we choose to keep bowing our knee to Baal and all the other false gods from the kingdom of darkness by mixing the holy things of the one true Supreme God of the Universe, Ĕlôhı̂ym, God, our Creator, whose name is Yehôvâh (Yahweh [YHWH]) and His only begotten Son Jesus Christ, with the profane unholy things of this world, then we cannot say we are a disciple of Jesus Christ because we will be using His name in vain! 

These are not my words! Rather, they are the words of Jesus Himself who talks about those who lay aside the commandments of God in lieu of practicing and walking according to the “customs” “traditions” and “doctrines” of men! 

Read the entire Book of Mark Chapter 7 for yourselves yet Jesus gets right to the point when He says to us, His disciples, in Mark 7:6-7, “…Well did Isaiah prophesy of you hypocrites, as it is written: ‘This people honors  me with their lips, But their heart is far from Me. And in VAIN they WORSHIP Me, TEACHING AS DOCTRINES THE COMMANDMENTS OF MEN.’” ~ Mark 7:6-7 (NKJV)

Moreover, if you do not know who Baal is and the meaning of this statement that the Lord gave me, then you must learn who Baal is and why it matters. Baal, is another name used by the Israelites for Nimrod who built the Tower of Babel in the land of Sinar—which was the first prototype of the One World Order that the Bible talks about beginning in Genesis Chapter 11 that we are once again witnessing coming to fruition at the end of days being orchestrated by those with the Spirit of Antichrist who are being used by Satan to establish the Antichrist Kingdom. 

Nimrod is the primary name of the many false gods that all have different names depending on what ethnic group is referring to him, which are all associated with Satan. And as such, Baal is an arch enemy to our heavenly Father Yehôvâh and our Lord and Savior Jesus Christ. Therefore, Baal and all the false gods associated with Satan should be the arch-enemy of God’s people too!

In addition, take the time to learn how Satan has used the worship of these false gods to deceive God’s people into worshiping them as well when we celebrate Christmas and Easter. One of the best videos that I have ever seen unveiling the truth about Christmas and Easter which is presented in love is by Jim Staley with Passion for Truth Ministries called Truth or Tradition.  Please take the time to learn the truth about these holidays that we love so much by watching this video.

https://www.youtube.com/watch?v=YEeBzIoQVS0

God's people are called to “bear witness” to only His truth and yet His Church is deceiving the whole world when we celebrate the birthday of false gods and say Christmas is about Jesus when many Christians clearly admit they know this isn't really when Jesus was born. How can we continue to justify this deception, especially, when Jesus was born and came into this world to “bear witness” to the truth of His heavenly Father’s commandments?

Therefore, for those of us in the body of Christ who choose not keep God’s seven holy convocations we need to realized that God does not have one set of instructions—His “law” or “custom” for the Jews from the House of Judah and another set of instructions for those of us who were formerly Gentiles from the House of Israel (Jacob/Joseph/Ephraim) who have been grafted into the commonwealth of Israel by our faith in our Jewish Messiah—Jesus Christ! For God only has ONE law and ONE custom for ALL His people based on Exodus 12:49, Leviticus 24:22 and Numbers 15:16 since God established the New Covenant with both the House of Judah and the House of Israel.

Furthermore, as our minds are renewed by reading and studying God’s Word for ourselves we will learn His truth as the Holy Spirit reveals it to us, and then we will realize those areas that we have been deceived by the worldview of what is socially acceptable and based on all the false teachings that are so prevalent in the body of Christ coming out of many pulpits throughout America and the world which are based on the doctrine of men rather than on the doctrine of Christ.

As such, as I have said before but bears repeating, never before has the time been more critical for us to examine WHY we believe WHAT we believe and be prepared to back it up with Scripture based on the whole counsel of God’s Word! For we cannot change what we do not acknowledge in the first place.

Last, but certainly not least, if everyone in the world is celebrating Christmas and Easter, which they do—for the churches are packed only on these two holidays, then do you suppose that we have left the “narrow” path and are instead following the wide easy path that most follow which leads to our destruction based on the leading of the many false prophets that Jesus warned us about in Matthew 24:11 below?

“Then MANY  [G4183: polus: abundant; largely; G4118: pleistos: the largest number or very large; most; G4119: pleiōn: the major portion] FALSE PROPHETS will RISE UP and DECEIVE MANY.” ~ Matthew 24:11 (NKJV)

Again, in this, the midnight hour, God is revealing His truth about His holy convocations to His bride that we have NOT been walking according to because of what we have been taught for the majority of our lives.

God is unveiling His truth in these final hours for the purpose of His people from both the House of Judah and the House of Israel that He established a New Covenant with as God is orchestrating in these final hours the reconciliation and restoration of all things, especially concerning Israel.

As such, God is in the process of orchestrating the greatest move throughout the synergy of the ages as both Jew and Gentile is becoming the One New Man in the physical earthly realm for we are one body of Christ in both Spirit and in Truth—according to His instructions written in the Torah, which the New Testament reveals the fullness of IN Christ.

I am not sure why there are ministries who say they are bringing the final restoration of the One New Man yet they are still celebrating Christmas and Easter all the while they are teaching about God’s holy convocations and hosting them. This is mixing the holy things of God with the profane things of this world which is forbidden by the Lord.

For those who have ears to hear and eyes to see what His Spirit is saying to His bride, our heavenly Father is calling us OUT of SPIRITUAL or MYSTERY Babylon based on Revelation 18:4 lest we share in her sins and receive her plagues. He is not telling us to mix and mingle with her! To the contrary! He is beckoning us to completely come OUT of her.

Therefore, we should observe and commemorate all of God’s holy convocations with the Spirit of Grace that God has afforded us IN Christ, rather than being under the letter of the law, to which very few men were able to keep throughout the synergy of the ages. For we are no longer under the letter of the law! Hence, this is one of the reasons why Jesus Christ died for us—to set us free from the “curse” we would receive from our inability to keep the letter of the law no matter how hard we try.

As such, while we are learning about God’s times and seasons which are His “appointed” holy days (holidays) as our heavenly Father is indeed shifting us back to as practiced by Jesus and His early disciples as depicted in the gospels including the Book of Acts, I believe the most important thing that believers in the body of Christ can do is to begin to observe our heavenly Father’s seven holy convocations and gather together during His “appointed” times as we are commanded to do. The very first holy convocation out of the seven based on Leviticus 23:3 is the SEVENTH day Sabbath.

We must stop bowing our knee to Baal and decide this day which God we are truly serving and worshiping.

Wednesday, December 26, 2018

Gubernur Papua akan dihentikan oleh Presiden RI

Gubernur Papua, Lukas Enembe, Saya Bersedia Diberhentika  oleh Negara karena Saya Melingungi Rakyat Saya Dimomen Natal 2018
Penulis Nuken - 23 Desember 201802983

Share

Lukas Enembe, (Gubernur Papua)

Oleh Dr. Socratez S.Yoman, Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua.

1. Pendahuluan

Sangat mengejutkan tentang keberanian iman dan hati nurani kemanusiaan Lukas Enembe, Gubernur Papua. Penulis mendapat pesan singkat dari pak Enembe setelah membaca artikel saya yang berjudul: “Kementerian Dalam Negeri RI Melawan Hati Nurani Kemanusiaan Yang Tulus, Jujur, Murni Rakyat Papua.”

Lukas Enembe mewariskan legacy keberanian. Bacalah isi pesan Lukas Enembe, Gubernur Papua sebagai berikut:

“Tidak ada masalah kalau saya diberhentikan oleh negara karena saya melindungi masyarakat sipil di moment Natal tahun 2018. Saya tidak pernah melindungi OPM yang tidak peri kemanusiaan melakukan pembunuhan masayarakat sipil. Wa kaonak.”

Apa konsekwensi bagi Negara ini, kalau seorang gubernur yang punya UU Otonomi Khusus dan yang mempunyai kewenangan melindungi rakyatnya diberhentikan hanya karena ia menyatakan Natal harus dalam suasana damai?

Pemerintah pusat dan aparat keamanan jangan berlebihan menanggapi pernyataan gubernur Papua untuk menarik pasukan TNI/Polri dari Nduga. Penguasa pusat tidak harus berlebihan dan salah tafsirkan maksud dan tujuan mulia Gubernur Papua.
Pernyataan Gubernur sangat mulia, yaitu Lukas Enembe sebagai gubernur, Kepala Daerah mempunyai tanggungjawab iman dan kewajiban moril untuk melindungi masyarakat sipil di moment Natal tahun 2018.

Apa yang disampaikan gubernur Papua ditanggapi dengan jujur, sebenarnya Lukas Enembe tidak menentang dan juga tidak bertentangan dengan kebijakan Jakarta. Masalahnya ialah penguasa Indonesia di pusat selalu curiga rakyat Papua, termasuk pejabat dan penguasa pemerintahan di Papua.

2. Penguasa Jakarta Pakai Kaca Mata Stigma Separatis

Pernyataan Gubernur Papua yang dikutip sangat jelas. Pak Enembe tidak melindungi OPM. Dia tidak setuju dan mengutuk perilaku keji OPM tidak manusiawi itu.

Pokok masalahnya ialah penguasa pemerintah pusat selalu menggunakan lensa kecurigaan, yaitu stigma separatis kepada semua orang Asli Papua. Kalau penguasa pemerintah pusat melihat pernyataan pak Gubernur Papua dengan hati yang jujur dan terbuka, tentu saja kesimpulan dan penafsirannya jauh lebih mendamaikan dan menyejukkan.

Selain lensa separatis, ada juga lensa paranoid para penguasa Indonesia di pusat. Pemerintah pusat selalu diliputi dengan ketakutan yang luar biasa. Dari rasa ketakutan berlebihan dan tanpa dasar itu selalu mencul reaksi negatif terhadap semua yang baik dan positif.

Masalah lain yang menjadi penghalang penguasa pusat ialah tidak introspeksi diri atas seluruh kebijakan untuk rakyat Papua. Tidak merasa bersalah dan semua kesalahan itu ada di Papua.

Akhir dari artikel ini, apa yang disampaikan Gubernur Papua dan Ketua DPR Papua menarik pasukan TNI dari Nduga dapat diterima iman dan akal sehat. Karena rakyat di Nduga harus melaksanakan Natal 2018 dengan tenang, tanpa rasa takut dan mereka harus menikmati damai Natal.

Perlu diingat bahwa Lukas Enembe, Gubernur Papua dipilih oleh rakyat Papua, bukan ditunjuk oleh Presiden atau Menteri Dalam Negeri. Tentu saja, rakyat Papua tidak mau dan tidak terima, Gubernur mereka dihentikan di tengah jalan dengan alasan yang menga-ngada.

Lukas Enembe, Gubenur fenomenal, Moderen, Moderat, selalu membaca dan mendengar setiap getaran hati manusia, kecil atau besar, tua atau muda, Kristen atau Islam, Hindu atau Budha. Lukas Enembe adalah anugerah Tuhan di era ini bagi semua orang yang berada, hidup dan berkarya di Papua. Lukas Enembe, Gubernur Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI selalu mencatat dalam sejarahnya bahwa Indonesia pernah memiliki seorang gubernur fenomenal di Ufuk Timur Indonesia Tercinta.

Tuhan memberkati, melindungi, menjaga dan memelihara Lukas Enembe, Gubernur Papua dalam tugas dan juga dalam kehidupan keluarga.

TORAH & PENGAJARAN

Daftar Isi: KECIL: Buku Musa , Taurat ; HAAG: Hukum Musa ; PEDOMAN: Hukum, Hukum Musa ; BROWNING: KETUBIM , TAURAT , TORAH ; ENSIKLOPEDIA: TAURAT ; STATISTIK: TAURAT ; LAIN: Dalam Versi-Versi Alkitab ; Taurat Ke atas Buku Musa [Kamus Kecil] BIS- Dalam Perjanjian Baru, Luk 24:44; Kis 13:15; 28:23, "Buku Musa" adalah ajaran-ajaran agama Yahudi yang menurut kepercayaan mereka berasal dari Musa dan yang sudah dikumpulkan menjadi buku. Biasanya yang dimaksud adalah kelima buku pertama dalam Perjanjian Lama. Begitu juga "Buku Nabi-nabi" adalah ajaran agama Yahudi yang diajarkan oleh nabi-nabi dahulu kala, dan yang sudah dikumpulkan menjadi buku. Yang dimaksud dengan "Buku Musa" dan "Buku Nabi-nabi" adalah Perjanjian Lama. Ke atas Taurat [Kamus Kecil] Taurat; (kata Ibrani --> Torah) TB- Sebenarnya berarti: pengajaran oleh Allah. Diterapkan pada Kesepuluh Hukum, kemudian pada segala hukum dan peraturan dari Tuhan, khususnya pada kelima kitab Musa atau kitab Taurat. Ke atas Hukum Musa [Kamus Haag] Hukum (Musa). (1) Di dalam PL, ~H (Bhs. Ibr.: Torah) adalah keseluruhan norma-norma hukum religius dan sipil, yang dikumpulkan di --> Pentateukh dan diakukan berasal dari Musa. ~H berarti pula petunjuk yang banyak jumlahnya dan tidak perlu berbentuk iuridis, namun dimaklumkan Yahwe lewat para imam atau para nabi. Kadang-kadang tradisi Yahudi maupun PB menggunakan kata ~H (Bhs. Yub.: nomos) untuk keseluruhan Kitab Suci PL (1Kor 14:21). ~H itu berkembang secara perlahan-lahan. Hal mana dapat disimpulkan dari penetapannya secara tertulis. Di situ ditemukan banyak pararel dengan pembuatan ~H bangsa-bangsa Timur-Tengah kuno (: terutama dengan ~H Babilon dari --> Hammurapi). Kumpulan-kumpulan tertulis mengenai ~H dapat diperinci dalam golongan sebagai berikut: (a) --> Dekalog (: kesepuluh firman: Kel 20:1-17; Ul 5:6-21); berbagai ahli mengungkapkan adanya sebuah --> Dekalog Ibadat dalam Kel 34:11-26. (b) --> Kitab Perjanjian (Kel 20:22-23:19). (c) --> Hukum-hukum imamat (Kel 25-31; 36-40; Im 1-16; 23-27; Bil 1-10; 17-19; 28-29). --> Tulisan para imam. (d) --> Hukum kekudusan (Im 17:1-26:46). (e) Pemberian ~H --> Deuteronomium (Ul 12-26). Karena kumpulan-kumpulan ini timbul secara berturut-turut dalam berbagai waktu dan tempat, maka dalam Pentateukh tidak diuraikan secara sistematis, melainkan menurut alasan yang kebetulan sesuai. (2) Makna. ~H adalah tali pegangan yang diwahyukan untuk keseluruhan hidup religius dan sipil. Suatu tuntutan Yahwe yang mutlak terhadap anggota bangsaNya. Dalam pengukuhan perjanjian itu rakyat berjanji dengan upacara besar, bahwa mereka siap melaksanakan semua perintah Yahwe (Kel 24:3). Setiap tujuh tahun ~H harus dibacakan pada hari raya Pondok Daun (Ul 31:10-13). Para imam mempunyai pengaruh besar di dalam menguraikan makna dan pemakaiannya. Pada mulanya ~H itu bukan menjadi sebuah beban yang berat, melainkan menyukakan hati (Mazm 19:1-14). Para ahli Kitab di kemudian hari membuatnya begitu berat dan tidak dapat dipenuhi lagi. Mereka tambah dengan peraturan yang meliputi soal kecil-kecil yang tak terhitung banyaknya dan harus dipenuhi secara cermat. (3) ~H dan PB. Kristus membawa pemenuhan pelaksanaan janji-janji PL (: terutama bdk. Mat). Kristus adalah kegenapan ~H (Rom 10:4). Kita bertemu pada Paulus dengan suatu theologi ~H yang terurai. Tujuan ~H adalah membongkar kejahatan dosa dan menunjukkan kebutuhan penebusan pada manusia. Manusia tertimpa kutukan, sebab ia tidak mampu memenuhi ~H. Padahal ~H tidak dapat membebaskannya dari kutukan tadi (Rom 8:3). Hanya Kristuslah yang mampu berbuat itu. Semua saja yang percaya padanya dibebaskan dari Perbudakan ~H dan mereka memiliki kebebasan anak-anak Allah. ~H Kristus yang baru didasarkan pada cinta kasih (Gal 5:14). Ke atas Hukum, Hukum Musa [Kamus Pedoman] 1. Adalah hukum Tuhan. Im 26:46 2. Diberikan: 2.1 Bukan kepada bangsa lain. Ul 4:8; Mazm 147:20 2.2 Melalui Musa. Ul 5:5,27,28; Yoh 1:17; Gal 3:19 2.3 Di gunung Sinai. Kel 19:11,20 2.4 Di gunung Horeb. Ul 4:10,15; 5:2 2.5 Di padang gurun. Yeh 20:10,11 2.6 Kepada orang Israel. Im 26:46; Mazm 78:5 2.7 Oleh malaikat-malaikat. Kis 7:53 2.8 Setelah keluar dari Mesir. Ul 4:45; Mazm 81:5,6 3. Seorangpun tidak boleh mendekati gunung Sinai ketika Tuhan memberikan - . Kel 19:13,21-24; Ibr 12:20 4. Tanda-tanda pada waktu - diberikan. Kel 19:16-19 5. Orang Yahudi sangat gemetar ketika menerima - . Kel 19:16; 20:18-20; Ul 5:5,23-25 6. Tambahan perintah dan peraturan - diberikan di dataran Moab di tepi sungai Yordan. Bil 36:13 7. Dinamai: 7.1 Pelayanan yang memimpin kepada penghukuman. 2Kor 3:9 7.2 Pelayanan yang memimpin kepada kematian. 2Kor 3:7 7.3 Firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat. Ibr 2:2 7.4 Hukum yang menyala-nyala. Ul 33:2 7.5 Hukum kerajaan (utama). Yak 2:8 7.6 Kitab Musa. 2Taw 25:4; 35:12 7.7 Kitab Taurat. Ul 30:10; Yos 1:8 7.8 Firman-firman yang hidup. Kis 7:38 8. Diulangi oleh Musa. Ul 1:1-3 9. Semua - ditulis dalam sebuah kitab. Ul 31:9 10. Kitab Taurat diletakkan di samping tabut perjanjian Tuhan. Ul 31:26 11. Loh - diletakkan di dalam tabut perjanjian. Ul 10:5 12. Terbagi atas: 12.1 Kesusilaan, tertulis di dalam kesepuluh hukum. Ul 5:22; 10:4 12.2 Yang berhubungan dengan upacara, cara-cara berbakti kepada Allah. Im 7:37,38; Ibr 9:1-7 12.3 Pemerintahan, yang mengenai pekerjaan pengadilan. Ul 17:8-11; Kis 23:3; 24:6 12.4 Perjanjian tentang perbuatan orang Yahudi sebagai satu bangsa. Ul 28:1,15; Yer 31:32 13. Mengajar orang Yahudi supaya: 13.1 Jujur. Im 19:35,36 13.2 Mengasihi dan takut kepada Allah. Ul 6:5; 10:12,13; Mat 22:36-38 13.3 Mengasihi sesama manusia. Im 19:18; Mat 22:39 13.4 Semua hukuman dijatuhkan berdasarkan - . Yoh 8:5; 19:7; Ibr 10:28 14. Semua orang Yahudi harus: 14.1 Memegang - . Ul 4:6; 6:2 14.2 Mengajarkan - kepada anak-anak mereka. Ul 6:7; 11:19 14.3 Mengingat - . Mal 4:4 14.4 Mengetahui - . Kel 18:16 14.5 Memperhatikan - . Ul 6:6; 11:18 15. Raja-raja disuruh menulis dan mempelajari - . Ul 17:18,19 16. Raja-raja yang baik menjalankan - . 2Raj 23:24,25; 2Taw 31:21 17. Imam-imam dan orang Lewi harus mengajarkan - . Ul 33:8-10; Neh 8:8; Mal 2:7 18. Para ahli Taurat mahir dalam - dan berkhotbah tentang - . Ezr 7:6; Mat 23:2 19. Pelajaran tentang - diajarkan kepada pemuda-pemuda. Luk 2:46; Kis 22:3 20. Dibacakan di depan umum: 20.1 Dalam rumah ibadah tiap-tiap hari Sabat. Kis 13:15; 15:21 20.2 Oleh Ezra. Neh 8:2,3 20.3 Oleh Yosua. Yos 8:34,35 20.4 Pada hari raya Pondok Daun pada akhir tiap tujuh tahun. Ul 31:10-13 21. Satu cara untuk pembaruan bangsa. 2Taw 34:19-21; Neh 8:13-18 22. Suatu bayangan dari keselamatan yang akan datang. Ibr 10:1 23. Tidak dapat menghidupkan dan membenarkan. Gal 3:21; Rom 8:3,4; Ibr 10:1 24. Suatu penuntun bagi kita sampai Kristus datang. Gal 3:24 25. Kristus: 25.1 Datang bukan untuk meniadakan melainkan untuk menggenapi - . Mat 5:17,18 25.2 Disunat sesuai dengan - . Luk 2:21; Rom 15:8 25.3 Mati bagi - . Rom 7:4 25.4 Membesarkan dan memuliakan - . Yes 42:21 25.5 Memenuhi semua contoh dan bayang-bayang - . Ibr 9:9-14; 10:1,11-14 25.6 Memenuhi semua peraturan - . Mazm 40:7,8 25.7 Menanggung kutuk - . Ul 21:23; Gal 3:13 25.8 Menghadiri semua perayaan yang disuruh di dalam - . Yoh 2:23; 7:2,10,37 25.9 Takluk kepada - . Gal 4:4 26. Bukan pernyataan kasih karunia Allah. Yoh 1:17; Rom 8:3,4 27. Tidak dapat menghilangkan kekuatan perjanjian kasih karunia di dalam Kristus. Gal 3:17 28. Di antara orang-orang Yahudi yang pertama kali beragama Kristen, ada yang menghendaki agar orang Kristen mentaati - . Kis 15:1 29. Orang-orang Yahudi: 29.1 Akan dihukum menurut - . Yoh 5:45; Rom 2:12 29.2 Menganggap orang yang tidak mengenal - terkutuk. Yoh 7:49 29.3 Menyangkal Kristus karena mengejar - . Rom 9:31-33 29.4 Menghina Allah dan melanggar - . Rom 2:23 29.5 Menuduh Kristus melanggar - . Yoh 19:7 29.6 Tidak seorangpun di antara mereka yang melakukan - . Yoh 7:19 29.7 Rajin memelihara - . Yoh 9:28,29; Kis 21:20 30. Menjadi satu kuk yang tidak dapat dipikul. Kis 15:10 31. Kegelapan pada waktu - diberikan. Ibr 12:18-24 Ke atas KETUBIM [Kamus Browning] (kitab-kitab) Bagian ketiga dalam --> Alkitab Ibrani (bagian pertama = Torah; bagian kedua = Nebiim). Pembagian ini ada sejak akhir abad pertama Masehi. Bagian ketiga berisikan Kitab-kitab mur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, R Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, E Nehemia dan Tawarikh. Ke atas TAURAT [Kamus Browning] Terjemahan dari kata Ibrani --> Torah, sekalipun kata ini mempunyai arti lebih luas dari arti legal saja, sehingga arti 'tafsirannya' mungkin lebih baik. Dalam Alkitab Ibrani, Torah digunakan untuk --> Pentateukh (lima kitab), di mana hukum sebagai sistem peraturan hanya merupakan sebagian saja dari kelima buku tersebut.Taurat dalam anti paling sempit adalah dasar bagi pengelolaan keadilan, yang dijalankan oleh para tua-tua setempat pada gerbang kota, tetapi kasus-kasus berat dilimpahkan kepada ahli-ahli yang berwenang di Bait Allah di Yerusalem. Raja menjalankan fungsi pengadilan dan putusannya menjadi teladan, yang diperkuat oleh pertimbangan para nabi kerajaannya, membimbing konsolidasi berbagai undang-undang dalam --> Pentateukh. Cerita-cerita sejarah membuat catatan peristiwa-peristiwa yang ikut menyumbang terwujudnya proses tersebut: ada cerita --> Samuel menempatkan sebuah kitab yang memuat hal-hal khusus dari raja di --> tempat kudus (1Sam. 8), yang diikuti --> Yeremia (Yer. 36) dan penemuan kitab --> perjanjian pada waktu pemerintahan --> Yosia (2Raj. 23) dan proklamasi Ezra (Ezr. 7:10).Undang-undang tertua adalah yang biasa disebut Undang-undang Perjanjian (Kel. 21-23) yang memuat aturan-aturan mengenai perbudakan, pembunuhan, pencurian, bersama ketentuan-ketentuan kemanusiaan. Undang-undang Imamat, terutama mengenai agama dan peribadahan, dan di dalamnya terdapat pula undang-undang kekudusan (Im. 17-26). Disebut undang-undang Imamat, karena berkaitan dengan sumber --> P dari --> Pentateukh.Undang-undang Ulangan (Ul. 12-26) secara umum diidentifikasikan dengan kitab yang ditemukan di Bait Allah pada zaman Yeremia. Bentuknya adalah suatu pidato Musa kepada umat Israel sebelum memasuki --> tanah yang dijanjikan. Memegang dan memelihara Taurat adalah syarat perjanjian, sebab Musa hanyalah jurubicara dari Allah, yang perintah-perintah-Nya diteruskan oleh Musa. Melanggar hukum Taurat berarti melanggar kehendak Allah. Sesudah masa Pembuangan hukum itu makin banyak diulangi, diperluas, dan dibarui sesuai dengan keadaan. Hal ini ini dilakukan oleh berbagai kelompok dalam --> Yudaisme, seperti dibayangkan oleh Kitab Ulangan sendiri (Ul. 18:15-22). Hukum lisan orang 'Farisi yang dikumpulkan dalam *Misnah, sekitar 200 M, hanyalah merupakan satu bentuk tambahan, Persekutuan di --> Qumran menambahkan undang-undang kekudusan yang berbeda dari Yerusalem dan Bait Allah. Philo menginterpretasikan hukum Taurat dengan cara *alegoris; Yes tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi dalam --> Khotbah di Bukit, Yesus menginterprestasikannya secara radikal. Paulus tidak menentang hukum Taurat Yahudi itu sendiri, tetapi menolak pandangan bahwa memegang Taurat adalah jalan *ke. selamatan bagi orang Kristen (Gal. 5:4). Hukum Taurat adalah dasar persekutuan Yahudi dan Paulus bermaksud memisahkan jemaat-jemaatnya dari Yudaisme. Paulus menyadari bahwa jemaat-jemaat --> bukan Yahudi tidak mempunyai masa depan apabila orang-orang bukan Yahudi yang bertobat diharuskan untuk *disunat dan diwajibkan mengikuti aturan-aturan keagamaan Yudaisme, sebelum dapat *dibaptiskan. Ke atas TORAH [Kamus Browning] Kata Ibrani yang berarti 'pengajaran'. Terjemahan: *'hukum' terlalu terbatas: memang ada sejumlah perundang-undangan hukum di dalamnya, tetapi selalu diletakkan dalam kerangka --> penyataan dan pengajaran ilahi -- seluruhnya itu dikenal sebagai Torah. Di samping undang-undang (Kel. 18:16), Torah memuat petunjuk-petunjuk untuk *peribadahan (Im. 6:14), pelaksanaan --> kurban, perilaku benar, dan tindakan-tindakan pencegahan untuk memelihara ketahiran (Im. 10:10; 14:57; Ul. 4-7; 11-15; 23). Dalam Kitab Ulangan, Torah berarti keseluruhan Kitab Torah, keseluruhan tata hidup yang menentukan identitas kebudayaan dan keagamaan Israel, berdasarkan Kitab Torah yang akhirnya ditemukan di Bait Suci (2Raj. 22:8). Yeremia, orang seangkatan Raja Yosia menggunakan kata Torah dalam arti yang luas, seperti dalam Kitab Ulangan dan Kitab Mazmur (mis. Mzm. 1:2). Mempelajari Torah adalah seluruh tujuan kehidupan. Ketidaktaatan atau pengabaian Torah membawa pembuangan, kecelakaan dan kematian sebagai akibatnya, yang berlaku juga untuk raja-raja (Ul. 17:18-20). Dalam keyakinan yang kemudian, --> Pentateukh lalu dikenal sebagai Torah tertulis, sementara Torah lisan terdiri atas tradisi-tradisi yang akhirnya dituliskan ke dalam *Misnah, yang menjadi dasar --> Talmud.Musalah yang diakui telah mengucapkan dan memaparkan Torah (Ul. 4:44) tetapi sesudah itu Torah dalam arti luas, disebarluaskan oleh raja-raja, imam-imam dan orang-orang bijak (Ams. 6:20). Torah adalah suatu pernyataan ilahi dan menyambutnya dalam hidup adalah kesukaan terbesar dari orang saleh di Israel (Mzm. 119). Dalam PB Yesus memperingatkan pengikut-Nya bahwa perintah-perintah hukum --> Taurat, hanya membawa mereka ke ambang *Kerajaan Allah: hukum Taurat melarang membunuh sementara dalam Kerajaan Allah, amarah pun tidak ada (Mat. 5:22). Paulus menganggap ketaatan pada hukum Taurat itu sebagai tanda utama dari Yudaisme, dan orang Kristen dilepaskan daripadanya, karena Kristus saja, satu-satunya yang menyelamatkan. Ke atas TAURAT [Ensiklopedia] a. Asal usul kata Tora (Taurat) Alkitab bh Indonesia menerjemahkan tora (bh Ibrani) dan nomos (bh Yunani), yg masing-masing muncul kr 200 kali, dengan 'hukum Taurat', 'hukum' saja, atau 'Taurat' saja. Ada perbedaan pendapat yg luas tentang asal usul kata tora, tapi dapat dipastikan ada kaitannya dengan kata kerja hora yg berarti memimpin, mengajar, mendidik dan di banyak tempat dapat diterjemahkan dengan 'pengajaran', mis dalam Yes 1:10 dan Hag 2:11-13. b. Asal usul tora Ajaran seperti itu diberikan oleh para bapak, atau orang bijaksana yg menyapa murid-muridnya dengan sebutan 'anak' (Ams 3:1; 6:23; 7:2; 13:14), atau oleh para ibu (Ams 1:8; 6:20; 31:26). Kata-kata yg sejajar adalah mutsar, 'petunjuk'; khokhma, 'kebijaksanaan'; dan khususnya mitswa, 'perintah'. Tapi kebanyakan pengajaran itu berasal bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Tora tidak pernah digunakan bila menggambarkan komunikasi langsung antara Allah dan manusia. Sebab itu dalam cerita Kej tidak banyak dijumpai (kecuali Kej 26:5 saja). Tora diberikan oleh Allah, tapi melalui perantara-perantara manusia seperti Musa, para imam, para nabi atau hamba Tuhan (Yes 42:4). Sejak permulaan istilah tora digunakan untuk menggambarkan ajaran mengenai suatu hal, keputusan-keputusan yg diambil untuk memecahkan soal yg musykil. Contoh yg baik ditemukan dalam Hag 2:11-13, di mana ditanyakan keputusan para imam mengenai soal ketahiran. Keputusan para imam, petunjuk mereka bagi tingkah laku umat disebut tora, 'ajaran'. Tugas untuk memberi petunjuk-petunjuk macam itu dipercayakan kepada para imam oleh Allah (Mal 2:6-7), dan oleh sebab itu keputusan-keputusan mereka mempunyai kekuatan ilahi. Keputusan-keputusan yg penting berlaku Iebih lama daripada peristiwa yg menjadi sebab lahirnya keputusan itu. Keputusan-keputusan itu dipelihara oleh umat yg hidupnya dikuasai oleh keputusan tersebut. Tradisi lisan pada akhirnya mengumpulkan keputusan-keputusan tersebut menjadi kesimpulan ajaran yg diperkenalkan oleh para imam, yg bukan hanya menjadi perantara dari keputusan-keputusan ilahi itu, tapi mereka juga menjadi penerus keputusan-keputusan tersebut kepada angkatan berikutnya. Pada waktunya kumpulan-kumpulan torot itu dituliskan. Himpunan petunjuk untuk upacara-upacara keagamaan atau hal-hal lain, juga disebut sebuah tora, sering dalam bentuk tunggal, walaupun bentuk jamak juga dijumpai. Tora yg tertulis seperti itu dijaga oleh para imam di tempat kudus (Ul 31:24-26). Pada akhir perkembangan ini segenap Pentateukh (lima Kitab Musa) atau bahkan seluruh PL dikutip sebagai 'tora itu'. Jadi ajaran ilahi adalah bagian dari tugas imam-imam, tapi sementara memberikan ajaran ilahi para imam juga menunaikan tugas nabi, karena kekuasaan dari tora mereka bersandar pada wahyu. Jadi para nabi sering juga memberikan tora (Yes 1:10; 8:16, 20; 30:9-10). Ini tidak berarti bahwa sebelum nabi-nabi abad 8 sM bersuara, tidak ada tora; Hos 8:12 secara jelas menyebut himpunan torot yg tertulis. Pada umumnya kita dapat mengatakan bahwa teguran-teguran para nabi bagi pendengarnya yg mula-mula, tiada nilainya bila sebelumnya tidak ada tora yg diketahui dengan baik maupun diterima umum kekuatannya. Sama seperti nabi-nabi menyampaikan pemberitaan mereka dalam bentuk puitis berirama, ajaran ilahi nampaknya sering mempunyai kerangka puitis yg tetap, yg pasti dianjurkan untuk lebih mullah diingat orang. Dalam Kel 21:12 dab sebagai contoh, ada sederetan ay yg masing-masing terdiri atas 3-2 tekanan metris, dan semuanya berakhir dengan 'pastilah ia dihukum mati'. Dengan cara yg sama kita baca dalam Ul 27:15 dab dua belas baris, masing-masing dengan empat tekanan, dan semua dimulai dengan 'Terkutuklah orang yg ... Dasa Titah dan pasangan-pasangannya di bagian kitab lainnya (Kel 20:1-17; Ul 5:6-21; Kel 34:1-26) menunjukkan bentuk yg lebih berkembang, di mana pertimbangan-pertimbangan metris tidak lagi memainkan peranan penting. c. Buku Perjanjian Disamping himpunan-himpunan terkecil ini (bnd Mzm 15:2-5; 24:4-6), yg menggambarkan sikap-sikap agamawi dan susila yg dituntut Tuhan terhadap mereka yg terhisab dalam umat perjanjian-Nya, ada pula himpunan-himpunan yg lebih besar yg bersifat lebih teknis. Tidak ada alasan untuk menduga bahwa himpunan yg kecil itu harus lebih tua umurnya dibandingkan himpunan yg lebih besar. Perbedaannya terletak pada tujuannya. Yg kecil digunakan untuk keperluan umum dan ajaran sedang himpunan yg besar untuk buku-buku pegangan bagi para imam dan para hakim. Suatu himpunan besar yg sangat tua usianya disebut Buku Perjanjian (Kel 21-23). Kebanyakan ahli berpendapat bahwa buku ini harus berasal dari zaman sebelum kerajaan ( --> JANJI, KITAB PERJANJIAN). Seorang ahli bernama Alt menduga bahwa perintah-perintah 'tanpa syarat' dalam kumpulan ini (mis, 'seorang janda dan anak yatim janganlah kamu tindas') berasal dari pernyataan ajaran ilahi di kalangan imam Israel. Dia juga berpendapat bahwa perintah-perintah yg kasuistik (mis, 'jika seorang pencuri kedapatan pada saat membongkar, dan ia dipukuli orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah') asalnya dari hukum adat Kanaan, yg diambil alih oleh orang Israel setelah pendudukan negeri itu. Dalam hal itu Buku Perjanjian tentu berasal dari zaman sesudah Musa. Alasan lain untuk mendukung penempatan pada zaman setelah Musa, ialah bahwa isinya menyangkut suatu masyarakat di mana pertanian memainkan peranan penting (Kel 22:1-6, 29; 23:10, 11, 14-16). Namun sewaktu bangsa Israel bermukim di Gosyen di tanah Mesir pastilah mereka bukan bangsa pengembara. Dapat diduga bahwa ketika bangsa itu pindah ke Mesir, mereka membawa serta unsur-unsur dari hukum adat Kanaan. Jadi Buku Perjanjian itu dapat digambarkan sebagai pembakuan menjadi hukum (kodifikasi) dari peraturan-peraturan yg ada di lingkungan Israel di negeri Mesir, diperkaya oleh perintah-perintah tanpa syarat yg diperoleh melalui pernyataan-pernyataan nabi imamat. Penjelasan ini tidak bertentangan dengan hal bahwa Musa-lah yg menyusun Buku Perjanjian itu. d. Hukum Deuteronomis (Ulangan) Kumpulan hukum lainnya yg dapat dengan mudah dikenal adalah Hukum Deuteronomis, atau rumusan-rumusan peraturan hukum yg dijumpai di Ul 12-25. Kendati sangat besar kemungkinannya bahwa itulah kitab hukum yg penemuannya kembali oleh Yosia digambarkan dalam 2 Raj 22, tidaklah dapat dipertahankan pendapat yg mengatakan bahwa perumusan-perumusan hukum ini berasal dari zaman Yosia atau zaman sebelumnya yg dekat. Peraturan-peraturannya mengandung sifat kuno dan kita dapat melihat pengaruh bagian-bagian tertentu dari Kitab Ul pada abad-abad yg mendahului zaman Yosia (bnd Ul 17:8-13 dgn 2 Taw 19:5-11; Ul 24:16 dgn 2 Taw 25:4). Lebih-lebih bila dibandingkan dengan hukum-hukum di daerah Timur kuno, kita didorong untuk menduga bahwa penyusunan deuteronomis haruslah mempunyai pendahuluan dan tambahan akhir, yg dijumpai pada ps-ps sebelum ps 12 dan sesudah ps 25. Jadi ada petunjuk-petunjuk bahwa bagian utama Kitab Ul asal usulnya cukup dini. Tapi hal ini tidaklah harus menolak kemungkinan, bahwa bertepatan dengan penerbitan baru pada zaman Yosia terjadi perluasan terhadap bahan asli yg kuno, baik di dalam pendahuluan atau tambahan akhir ataupun dalam inti pokok-pokok hukumnya. Ini menerangkan mengapa pelembagaan kerajaan memainkan peranan yg sangat tidak penting dalam Kitab Ul, walaupun itu disebutkan dalam Ul 17:14-20 (dgn kaitan mental kepada 1 Sam 8 dan 1 Raj 10:26-11:8). --> ULANGAN, KITAB. e. Hukum kesucian Pengelompokan ketiga dari hukum-hukum adalah yg disebut 'hukum kesucian' dijumpai dalam Im 17-26, berupa kumpulan peraturan mengenai upacara-upacara keagamaan dan kesusilaan yg berpusat di Kemah Suci, para imam yg bertugas di sana, dan umat yg mendukung upacara ini. Kesucian upacara keagamaan dan kesusilaan digambarkan sebagai ciri khas yg hakiki dari suatu bangsa, yg oleh pembebasan dari Mesir dan penetapan Perjanjian telah menjadi milik Allah sendiri. Banyak peraturan yg tajam menentang upacara-upacara agamawi bangsa Kanaan maupun praktik sosial mereka. Berdasarkan atas asas dasar dari Musa, hukum-hukum ini mencerminkan pergumulan dengan kebudayaan Kanaan. Kata kunci bagi penyusunan ini ialah Im 21:8, 'Sebab Aku, TUHAN, yg menguduskan kamu adalah kudus', yg sering disingkatkan 'Aku-lah TUHAN'. Hukum kesucian ini telah mempengaruhi Yeh, dan sebab itu berasal dari zaman sebelum pembuangan; beberapa peraturan secara terpisah sering dapat dikembalikan pada zaman pengembaraan Israel ( --> IMAMAT, KITAB). f. Perkembangan-perkembangan terakhir Demikian juga halnya banyak peraturan lain, yg umumnya mencerminkan peraturan-peraturan yg berlaku dalam upacara-upacara di tempat kudus di Yerusalem. Jelas bahwa setelah Bait Allah dibangun, para imam yg bertugas tidaklah menciptakan kebiasaan-kebiasaan baru, tapi melanjutkan upacara-upacara seperti yg Iebih dahulu digunakan di sekitar Kemah Suci dan tempat-tempat kudus seperti yg ada di Silo dan Gibeon. Bahkan seandainya peraturan-peraturan untuk korban seperti yg disebut dalam Im 1-7 seperti bentuknya yg tertulis, dapat dibuktikan baru ada sejak zaman pembuangan, adalah pasti bahwa walaupun tidak tertulis isi peraturan itu telah diberlakukan sejak sangat lama di tempat-tempat khusus Israel. Secara bertahap kumpulan yg berbeda-beda dihimpun jadi satu, uraian-uraian pengantara historisnya dipadukan dengan nisbah historis yg agung dari asal usul bangsa Israel, dan hasilnya adalah lima Kitab Musa dalam bentuk akhirnya seperti yg diberitakan oleh Ezra (Neh 8, kr 450 sM). Tapi ini tidaklah berarti bahwa Ezra adalah penulis dari bagian utama dari kelima Kitab itu. Kenyataan bahwa bangsa Samaria, yg menjadi lawan keras dari karya-karya Ezra dan Nehemia, mempunyai kelima Kitab yg sama yg berbeda hanya sedikit saja, merupakan bukti yg cukup bahwa kelima Kitab itu telah ada pada zaman Ezra. Namun demikian Ezra-lah yg menjadikan kelima Kitab itu dasar dari segenap kehidupan bangsa Yahudi. Oleh pekerjaan Ezra, tora menjadi undang-undang dasar negara, dasar dari masyarakat Yahudi, dan 'hukum' yg diberlakukan oleh kekuasaan negara. Tora mengatur setiap rincian dari kehidupan pribadi baik di bidang keagamaan, upacara keagamaan maupun kesusilaan. g. Hukum dalam Alkitab dibandingkan hukum-hukum kuno yg lain Riset-riset arkeologis abad 20 menghasilkan temuan berupa hukum-hukum kuno dari wilayah Asia Barat. Telah ditemukan, selain bagian-bagian dari hukum Sumeria yg ringkas dan lebih tua, juga Hukum-hukum Akadia dari Esynunna (1850 sM, ANET, hlm 161-163); Hukum Sumeria dari Lipit-Isytar (lebih muda beberapa dasawarsa, ANET, hlm 159-161); Hukum Hammurabi, merupakan hukum yg terpanjang dan terpelihara sangat baik di antara semuanya (1700 sM, ANET, hlm 163-180); Hukum-hukum Het (abad 15 sM, ANET hlm 188-196); Hukum-hukum Asyur Zaman Pertengahan (abad 12 sM, ANET, hlm 180-188). Kumpulan-kumpulan hukum ini terutama berisi peraturan-peraturan yg bercorak 'kasuistik', biasanya dimulai: '...jikalau ....' Sebab itu ada kesamaan tertentu antara hukum-hukum kuno dari Timur pada umumnya dengan beberapa perintah dalam Alkitab. Kesamaan-kesamaan isi ini agak terlalu dilebih-lebihkan oleh ahli-ahli, bahkan contoh yg paling sering dikutip (hukum-hukum ttg 'lembu yg menanduk') tidaklah meyakinkan betul. Ada tujuh pokok yg berbeda antara peraturan-peraturan yg disebut dalam Alkitab dengan yg dari Mesopotamia. Perbandingan umum antara hukum-hukum alkitabiah dan hukum-hukum Timur lebih penting dibandingkan kesamaan-kesamaan tertentu yg terjadi secara kebetulan. Dalam hukum-hukum alkitabiah hampir selalu ditekankan bahwa hukum-hukum itu berasal dari Allah, sehingga memberi kekuasaan terhadap perintah-perintah itu. Sesungguhnya seluruh tora dipandang sebagai petunjuk yg amat jelas dari kasih Tuhan terhadap umat pilihan-Nya (Mzm 147:19-20). Dalam hukum-hukum Asia Barat agama memegang peranan yg kurang penting; rajalah yg memberikan kekuasaannya pada hukum, bukan Allah. Dalam sastra populer sering disebut bahwa gambar ukiran yg dijumpai pada puncak tiang Hammurabi, melukiskan ilah matahari memberikan hukum-hukumnya kepada raja; pada kenyataannya gambaran ini menunjukkan ilah itu memberikan raja tanda-tanda kerajaannya (cincin dan tongkat, --> ASYTORET). Pada umumnya, hukum-hukum Timur Tengah hanya mengenai perkara-perkara hukum saja, dan membiarkan nasihat-nasihat agamawi dan kesusilaan dikupas oleh cabang-cabang sastra yg lain. Dalam tora alkitabiah, peraturan-peraturan hukum, kesusilaan dan agamawi membentuk satu kesatuan yg tak terpisahkan. Untuk pemikiran modern penyatuan nilai-nilai susila, upacara agamawi dan peraturan-peraturan hukum menimbulkan kesan yg membingungkan. Dalam hubungan ini hukum-hukum Asia Barat adalah lebih cocok dengan cara 'modern' dibandingkan hukum yg ada dalam Alkitab. Tapi bagi alam pikiran alkitabiah pemisahan antara agama dengan kesusilaan dan pemisahan antara kesusilaan dengan hukum seperti yg kita lihat sekarang ini, dapat merupakan bukti keadaan masyarakat yg amat kurang sehat. Salah satu dari pengaruh-pengaruh penyatuan agama, kesusilaan dan hukum adalah watak yg dimiliki oleh hukum-hukum alkitabiah yg sering bersifat teguran-teguran. Bertentangan dengan semua Hukum Asia Barat Kuno, peraturan-peraturan alkitabiah sering berisi beberapa motivasi yg memikat rasa keagamaan dan kesusilaan dari para pendengarnya -- yaitu yg disebut kalimat-kalimat motif yg merupakan bagian-bagian hakiki dari tora alkitabiah, walau dianggap berlebih-lebihan dari sudut pemahaman hukum. Suatu segi yg sangat menarik dalam pembentukan hukum di Israel, ialah banyaknya ps yg menyebut tentang perlindungan hak-hak kaum lemah, ump orang-orang buta (Im 19:14; Ul 27:18), orang-orang tuli (Im 19:14), para janda dan anak-anak yatim (Kel 22:21-22; Ul 24:17 dsb), 'orang-orang asing' (gerim, Kel 23:9; Im 19:10 dab), orang-orang miskin (Kel 23:6; Ul 15:7-11), orang-orang yg berhutang hingga harus menjual diri sendiri menjadi hamba (Kel 20; 21:1-11; Ul 15:12-18) dan bahkan orang-orang yg terlahir sebagai budak (Kel 23:12). Hukum-hukum mengenai hari Sabat, tahun Sabat dan tahun kebebasan dan hukum-hukum yg mengatur hari-hari raya keagamaan (mis Ul 14:29; 16:11, 14) menunjuk kepada sikap sosial yg sama, yg secara tajam sangat berbeda, mis berbeda dengan hukum Hammurabi, yg cenderung mendukung kepentingan kelompok-kelompok penguasa jelas kelihatan. Ul 23:15 mis sangat berlawanan dengan hukum-hukum Babel mengenai hamba-hamba yg melarikan diri. Dalam hal ini hukum-hukum dalam Alkitab sungguh lebih cocok dengan cara 'modern' dibandingkan hukum-hukum kuno mana pun. Sebagai perbedaan yg terakhir antara tora dalam Alkitab dengan hukum-hukum kuno yg lain, dapatlah disebut mengenai kedudukan historis dari hukum-hukum dalam Pentateukh. Sering keadaan khusus yg menyebabkan datangnya pernyataan mengenai peraturan-peraturan baru disebut secara jelas (mis Im 10; 24:10-16; Bil 15:32-36). Walaupun pendahuluan-pendahuluan dari hukum-hukum Asia Barat sering berisi keterangan-keterangan historis, hukum-hukumnya sendiri adalah bebas dari semua kaitan dengan peristiwa historis; hukum-hukum itu merupakan abstraksi yg tidak mengenal waktu. Sebaliknya kedudukan historis dari hukum-hukum dalam Alkitab, lebih menarik perhatian sebab pada saat yg sama ada arah nabiah dan bahkan eskatologis dalam hukum-hukum dalam Pentateukh itu. Hukum-hukum ini diberikan dengan memandang kepada peristiwa yg akan datang, yaitu pendudukan tanah Kanaan di mana teokrasi masih harus dibangun. Hukum-hukum yg mengatur segala sesuatu yg penting bagi teokrasi ini, hukum-hukum sipil seperti mis hukum perjanjian (kontrak), tidaklah ditulis dalam naskah-naskah suci itu, walaupun tidak dapat disangsikan bahwa hukum-hukum itu harus sudah ada kendati dalam bentuk lisan. h. Tora dalam kehidupan Israel Pengaruh tora dalam hidup bangsa Israel banyak sekali, kendati penulis-penulis pada waktu itu mengeluh bahwa tora diabaikan. Telah disinggung bahwa nubuat di Israel mengandaikan adanya tora dalam bentuk lisan atau tertulis (bnd Mi 6:8; Hos 4:2; Yer 7:9). Kitab-kitab seperti Hak, Sam dan Raj menyajikan sejarah Israel dari sudut pandang tora, sambil menunjukkan bahwa waktu-waktu ketaatan kepada Allah adalah waktu-waktu kelimpahan kebendaan maupun kerohanian, sementara bila tora diabaikan maka tibalah bencana menimpa Israel. Mzm 1, 19 dan 119 memuliakan tora sebagai anugerah Allah yg terbesar. Bahkan dalam Ams, seperti telah kita lihat tora sering diberi arti pengajaran manusia, hukum ilahi dipuji sebagai permulaan segala hikmat dan kebahagiaan (lih Ams 28:4, 7, 9; 28: 18). Penetapan Pentateukh pada akhirnya sebagai buku pegangan dasar dari semua tora, bertepatan dengan hilangnya semangat kenabian, menyebabkan bangkitnya kelompok pimpinan kerohanian baru, yaitu 'ahli-ahli Taurat', dan Ezra merupakan teladan pertama (Ezr 7:6; Neh 8:1-8). Bersamaan dengan pekerjaan mereka, pusat-pusat kerohanian Israel bergeser dari Bait Allah ke tempat-tempat ibadah. Bagi bangsa yg terserak-serak di kemudian hari, tora terbukti lebih penting dari ibadah korban di Yerusalem. Tora diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa di wilayah-wilayah dan negara-negara di mana orang Yahudi tinggal. Penerjemahan istilah tora ke dalam Yunani nomos sering dikritik, dan kritik ini sering cukup kuat alasannya, sebabnya ialah karena tora itu mempunyai makna yg lebih luas dan lebih dalam. Khususnya tora mencakupi (nomos tidak) Allah yg hidup dan maha kasih sebagai Pemberi pengajaran ini. Tapi orang tidak boleh lupa, bahwa Septuaginta dalam hubungan ini didahului bagian-bagian dari Kitab Ezr yg berbahasa Aram, di mana tora diterjemahkan dengan kata Aram (aslinya bh Persia) dat; dalam Ezr 7:26 dat digunakan baik dengan arti hukum negara Persia dan juga dengan arti tora ilahi. Namun, benarlah bahwa dengan cara demikian langkah-langkah permulaan telah diambil, yg pada akhirnya bertumbuh ke arah konsepsi tora yg legalistik saja, seperti yg kemudian dijumpai di lingkungan kelompok-kelompok Yahudi pada zaman PB. Dalam konsepsi ini Tuhan yg hidup dan penuh kasih telah menghilang di belakang ps-ps hukum ataupun tafsiran-tafsiran mengenai hukum itu. Mengenai nomos (Hukum, Taurat) dalam PB, --> HUKUM. KEPUSTAKAAN. A Alt, 'The Origins of Israelite Law', Essays on Old Testament History and Religion, 1968, hlm 101-171; W Beyerlin, Origins and History of the Oldest Sinaitic Traditions, 1965; D Daube, Studies in Biblical Law, 1947; Z Falk, Hebrew Law in Biblical Times, 1964; F. C Fensham, 'Widow, Orphan and the Poor in Ancient Near Eastern Legal and Wisdom Literature',JNES 21, 1962, hlm 129-139: 'Aspects of Family Law in the Covenant Code', Dine Israel 1, 1969, hlm 5-19; E. Gerstenberger, Wesen and Herkunft des 'apoditischen Rechts', 1965; M Greenberg, 'Some Postulates of Biblical Criminal Law', Y Kaufman Jubilee Volume, 1960; B. S Jackson, Theft in Early Jewish Law, 1972; Essays in Jewish and Comparative Legal History, 1975; L Kohler, Der hebraische Mensch, 1953; G Liedke, Gestalt and Bezeichnung alttestamentliche Rechtssktze, 1971; N Lohfink, Das Hauptgebot, 1963; M Noth, The Laws in the Pentateuch and Other Studies, 1966; G Ostborn, Tora in the Old Testament, 1945; S. M Paul, Studies in the Book of the Covenant, 1970; A Phillips, Ancient Israel's Criminal Law, 170; G. J Wenham, 'Grace and Law in the Old Testament' dan 'Law and the Legal System in the Old Testament' dalam B. N Kaye dan G. J Wenham, (red.) Law, Morality and the Bible, 1978; D. J Wiseman, 'Law and Order in Old Testament Times', Vox Evangelica 8, 1973, hlm 5-21. A VAN S/FCF/SS/HAO Ke atas Taurat [Statistik] Jumlah dalam TB : 302 dalam 263 ayat (dalam OT : 68 dalam 66 ayat) (dalam NT : 234 dalam 197 ayat) Strong dalam PL : [<01882> דת ‎2x] [<05608> ספר ‎1x] [<08451> תורח ‎100x] Strong dalam PB : [<460> ανομως ‎2x] [<1121> γραμμα ‎1x] [<1122> γραμματευς ‎62x] [<1785> εντολη ‎1x] [<3544> νομικος ‎9x] [<3547> νομοδιδασκαλος ‎3x] [<3548> νομοθεσια ‎1x] [<3549> νομοθετεω ‎1x] [<3551> νομος ‎142x] [<3778> ουτος ‎1x] Ke atas Dalam Versi-Versi Alkitab: Hukum Musa: BIS Taurat: TB