Sunday, September 29, 2019

Wartawan Surat Pembocor Surat JFK untuk Sukarno

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190929154131-20-435125/aristides-katoppo-wartawan-pembocor-surat-jfk-untuk-sukarno

Saturday, September 28, 2019

Halacha

Halakha Baca dalam bahasa lain Unduh Pantau Sunting Halakha (bahasa Ibrani: הֲלָכָה) (Sefardim: [halaˈχa]; juga dialihaksarakan Halocho (Ashkenazi: [haˈloχo], atau Halacha) adalah suatu istilah untuk kumpulan hukum agama orang Yahudi, termasuk hukum yang tertulis dalam Alkitab Ibrani (yaitu 613 mitzvot) dan hukum Talmud maupun hukum rabbinik yang ditetapkan kemudian, serta sejumlah adat dan tradisi. Yudaisme tidak membedakan hukum-hukumnya dalam hal hidup beragama maupun di luar kehidupan agama. Tradisi keagamaan Yahudi tidak membedakan secara jelas antara identitas agama, nasional ras, atau etnis.[1] Halakha tidak hanya mengatur praktik-praktik dan keyakinan agama, tetapi juga berbagai aspek dari kehidupan sehari-hari. Halakha sering diterjemahkan sebagai "Hukum Yahudi", meskipun terjemahan yang lebih harfiah adalah "jalur" atau "jalanan". Kata ini berasal dari akar kata Semitik yang bermakna "pergi" atau "berjalan". Dalam sejarahnya di diaspora, Halakha dijadikan oleh banyak komunitas Yahudi sebagai hukum sipil dan agama. Sejak Zaman Pencerahan, emansipasi, dan haskalah dalam era modern, orang Yahudi terikat pada Halakha hanya atas kemauan sukarela. Di bawah hukum Israel sekarang, hukum status keluarga dan pribadi Israel tertentu berada di bawah otoritas pengadilan rabinik dan karenanya diperlakukan menurut Halakha. Beberapa perbedaan di dalam Halakha itu sendiri ditemukan di antara komunitas Yahudi Ashkenazi, Mizrahi, Sefardim, dan orang Yahudi Yaman, yang merupakan cerminan keragaman sejarah dan geografis berbagai komunitas Yahudi dalam Diaspora. Etimologi dan terminologi Sunting Kata Halakha berasal dari bahasa Ibrani halakh הָלַךְ, yang berarti "berjalan" atau "pergi". Jadi, terjemahan harfiah Halakha bukanlah "hukum", melainkan "jalur perjalanan". Istilah Halakha dapat merujuk ke suatu peraturan, atau keseluruhan teks hukum rabbinik, atau seluruh sistem hukum agama. Halakha sering dikontraskan dengan Aggadah, yaitu kumpulan beragam literatur rabbinik tentang penafsiran, narasi, filsafat, mistik, dan hal-hal di luar hukum yang lain. Pada saat yang sama, karena penulis Halakha dapat memanfaatkan literatur aggadik atau bahkan yang mistik, ada pertukaran dinamis di antara jenis-jenis ini. Halakha merupakan aplikasi praktis dari 613 mitzvot (mitzvot: "perintah-perintah", bentuk tunggal: mitzvah) dalam Taurat, yaitu lima kitab Musa, atau disebut "Hukum Tertulis", seperti yang dikembangkan melalui diskusi dan perdebatan dalam literatur rabinik klasik, terutama Mishnah dan Talmud (yaitu "Hukum Lisan"), dan seperti yang dikodifikasikan dalam "Mishneh Taurat" atau "Shulchan Aruch" ("Kode" atau "Kitab hukum" Yahudi.) Halakha adalah panduan komprehensif untuk semua aspek kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani. Hukum-hukumnya, pedoman, dan opini mencakup berbagai macam situasi dan prinsip-prinsip, dalam upaya untuk mewujudkan apa yang tersirat oleh perintah inti Alkitab yaitu untuk menjadi "kudus seperti Aku Allahmu adalah kudus". Hukum-hukum itu meliputi apa yang diklaim sebagai cara hidup yang lebih baik bagi seorang Yahudi, berdasarkan pada apa yang tidak disebutkan, tetapi telah diturunkan dari Alkitab Ibrani. Karena Halakha dikembangkan dan diterapkan oleh berbagai otoritas halakhik, bukan dari satu "suara resmi" saja, maka individu dan komunitas yang berbeda mungkin memiliki jawaban yang berbeda untuk pertanyaan-pertanyaan halakhik. Kontroversi ini memberikan banyak studi banding kreatif dan intelektual dalam literatur rabinik. Dengan beberapa pengecualian, kontroversi ini tidak diselesaikan melalui struktur otoritatif karena selama masa orang Yahudi dalam pengasingan (Galut) mereka tidak mempunyai hierarki peradilan tunggal atau proses peninjauan banding untuk Halakha. Sebaliknya, orang-orang Yahudi yang tertarik menjalankan Halakha biasanya memilih untuk mengikuti rabi atau afiliasi tertentu dengan masyarakat yang lebih terstruktur erat. Halakha telah dikembangkan dan dituangkan sepanjang banyak generasi sejak sebelum tahun 500 SM, dengan kumpulan literatur agamawi yang terus-menerus diperluas, yang dikonsolidasikan dalam Talmud. Yang pertama dan yang terutama kumpulan itu membentuk suatu kelompok pendapat peradilan, undang-undang, adat istiadat, dan rekomendasi yang rumit, banyak di antaranya diwariskan selama berabad-abad, dan meliputi bermacam-macam perilaku yang mendarah daging, diteruskan ke generasi-generasi dari saat seorang anak mulai dapat berbicara. Selain itu, kumpulani itu juga merupakan subyek studi intensif dalam "yeshiva" (lihat: Studi Taurat). Hukum Taurat Sunting Secara luas Halakha meliputi aplikasi praktis perintah-perintah (masing-masing disebut suatu "mitzvah") dalam Taurat, seperti yang dikembangkan dalam literatur rabinik yang kemudian. Menurut Talmud (Traktat Makot), ada 613 mitzvot ("perintah") dalam Taurat. Dalam bahasa Ibrani ini dikenal sebagai "תריג מצוות" (Taryag mitzvot). Ada 248 mitzvot positif dan 365 mitzvot negatif di dalam Taurat, ditambah dengan tujuh mitzvot disahkan oleh para rabi dari zaman kuno. Kategori Sunting Hukum Yahudi dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Selain kategori dasar yang diterapkan pada mitzvot pada zaman kuno, selama abad pertengahan hukum Yahudi diklasifikasikan dalam karya-karya tulis antara lain dari Maimonides "Mishneh Torah" dan dari Yusuf Karo "Shulchan Aruch". Yudaisme Rabbinik Klasik mengakui dua kategori hukum dasar: Hukum yang diyakini diturunkan oleh Allah kepada orang-orang Yahudi di Gunung Sinai (yaitu Pentateukh yang tertulis, beserta penjelasannya, Halacha l'Moshe miSinai atau "Taurat lisan"); Hukum berasal dari manusia termasuk keputusan Rabbinik, tafsiran, kebiasaan, dan lain-lain. Pembagian kategori antara yang perintah yang diturunkan dan perintah rabbinik dapat mempengaruhi nilai pentingnya suatu peraturan, pelaksanaan dan hakikat penafsirannya yang terus berlangsung. Otoritas halakha mungkin saja tidak setuju hukum yang mana masuk ke kategori tertentu atau latar belakang keadaan di mana putusan Rabbinik dapat ditinjau ulang oleh para rabbi pada zaman yang kemudian, tetapi semua orang Yahudi yang terikat pada halakha berpegang pada pendapat bahwa kedua kategori ini ada dan bahwa kategori pertama adalah yang tidak dapat diubah, dengan perkecualian hanya untuk penyelamatan nyawa dan keadaan darurat serupa. Pengkategorian klasik kedua adalah antara hukum tertulis, yaitu hukum tertulis dalam Taurat pada Alkitab Ibrani, dan Hukum Lisan, yaitu hukum yang diyakini ditransmisikan secara lisan turun temurun sebelum dibukukan dalam teks-teks seperti Mishnah, Talmud, dan kode-kode hukum Rabbinik. Perintah-perintah dibagi atas perintah positif dan negatif, yang diperlakukan berbeda dalam hal hukuman ilahi dan manusia. Perintah positif (yang menurut tradisi berjumlah 248) "memerlukan" pelaksanaan suatu tindakan dan dianggap membawa pelakunya lebih dekat dengan Allah. Perintah negatif (menurut tradisi berjumlah 365) "melarang" tindakan tertentu, dan pelanggarannya akan menciptakan jarak dari Allah. Dalam berjuang untuk "menjadi kudus" sebagaimana Allah itu kudus, seseorang berusaha sedapat mungkin untuk hidup sesuai dengan keinginan Tuhan bagi umat manusia, berusaha untuk hidup lebih sempurna lagi dengan semua perintah itu dalam setiap saat kehidupannya. A further division is made between chukim ("decrees" — laws without obvious explanation, such as shatnez, the law prohibiting wearing clothing made of mixtures of linen and wool), mishpatim ("judgments" — laws with obvious social implications) and eduyot ("testimonies" or "commemorations", such as the Shabbat and holidays). Through the ages, various rabbinical authorities have classified the commandments in various other ways. Pembagian lagi dibuat antara: chukim ("keputusan" atau "dekret" - hukum tanpa penjelasan yang jelas, seperti shatnez, yaitu hukum yang melarang memakai pakaian yang terbuat dari campuran linen dan wol), mishpatim ("penilaian" - hukum dengan implikasi sosial yang jelas) dan eduyot ("kesaksian" atau "perayaan", seperti Sabat dan hari-hari raya). Selama berabad-abad, berbagai otoritas rabbinik telah mengklasifikasikan perintah-perintah itu dalam berbagai cara lain. Sebuah pendekatan lain membagi hukum-hukum ke dalam pengkategorian yang berbeda: Hukum tentang hubungan dengan Tuhan (bein adam la-Makom), dan Hukum tentang hubungan dengan sesama manusia (bein adam la-chavero). Ada pandangan dalam halakha bahwa pelanggaran yang terakhir ini lebih berat dalam sisi tertentu, karena mengandung persyaratan bahwa seseorang harus memperoleh pengampunan baik dari orang disalahi maupun dari Tuhan. Secara praktis, mitzvot tersebut juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan pelaksanaannya setelah kehancuran Bait Allah. Beberapa mitzvot hanya relevan di Tanah Israel. Banyak aturan yang berkaitan dengan kesucian dan kemurnian tidak bisa lagi dilakukan karena Bait Suci di Yerusalem sudah tidak ada lagi. Beberapa aturan memerlukan semacam "beit din" (pengadilan Yahudi) yang kini sudah tidak ada lagi.[2] Dalam literatur Talmud, hukum Yahudi dibagi atas enam urutan Mishnah, yang merupakan kategori berdasarkan subyek terdekat: Zeraim ("Benih") untuk hukum pertanian dan doa, Moed ("Festival"), untuk Sabat dan Festival, Nashim ("Perempuan"), berurusan terutama dengan pernikahan dan perceraian, Nezikin ("Kerusakan"), untuk hukum perdata dan pidana, Kodashim ("Hal-hal Kudus"), untuk persembahan korban dan hukum mengenai makanan, serta Tohorot ("Kemurnian") untuk pemurnian ritual. Namun, teks Talmud sering berurusan dengan hukum di luar kategori-kategori subjek yang jelas ini. Akibatnya, hukum Yahudi dikategorikan dengan cara lain dalam periode pasca-Talmud. Dalam kode-kode hukum utama Yahudi, didapati dua skema kategorisasi besar lain. Maimonides dalam "Mishneh Taurat" membagi hukum-hukum tersebut menjadi empat belas bagian. Upaya kodifikasi yang berpuncak dalam "Shulchan Aruch" membagi hukum-hukum menjadi empat bagian, yang hanya meliputi hukum-hukum yang tidak bergantung pada lokasi di Tanah Israel. Dosa Sunting Yudaisme menganggap pelanggaran terhadap perintah-perintah, mitzvot, adalah suatu dosa. Kata Ibrani umum untuk semua jenis dosa adalah aveira ("pelanggaran"). Berdasarkan Tanakh (Alkitab Ibrani), Yudaisme menggolongkan tiga tingkatan dosa: Pesha - sebuah "dosa yang disengaja", tindakan yang dilakukan dengan sengaja menentang Allah Avon - sebuah "dosa nafsu atau emosi yang tidak terkendali, yang dilakukan berlawanan dengan kehendak seseorang dan tidak sejalan dengan keinginan batin yang benar". Merupakan dosa dilakukan dengan sengaja, tetapi tidak dilakukan untuk menentang Allah Chet - sebuah "dosa yang tidak disengaja" Ada tiga istilah terkait - Chayyav, Patur, Mutar - dalam Gemara dan hukum halakha untuk mengklasifikasi pengizinan suatu tindakan atau tingkat beratnya suatu larangan dan hukuman. Chayyav (חייב), secara harfiah berarti "bertanggungjawab, wajib" artinya orang yang melanggar larangan itu bertanggung jawab atas tindakan kriminalnya, dan layak untuk dihukum atas perbuatannya. Patur (פטור) berarti "dikecualikan" dari kewajiban hukuman, tetapi tindakan tersebut dalam kerabian dilarang. Mutar (מותר) berarti tindakan tersebut diizinkan. Dalam Yudaisme dipahami bahwa sebagian besar orang, selain dari mereka yang disebut "Tzadikim Gemurim" (tzadikim dalam bahasa Ibrani: צדיק, artinya "orang benar"), akan jatuh dalam dosa selama hidup mereka. Namun, suatu keadaan dosa tidak membuat orang dihukum. Selalu ada jalan teshuva (bahasa Ibrani: תשובה, "pertobatan", secara harfiah: "kembali"). Ada kelompok orang sulit untuk mendapat pengampunan, seperti mereka yang berbuat zina, serta orang-orang yang memfitnah orang lain. Pada masa lampau, ketika orang-orang Yahudi memiliki sistem peradilan yang berfungsi (yaitu beth din dan pengadilan tinggi Sanhedrin), pengadilan berkuasa menjatuhkan hukuman fisik untuk berbagai pelanggaran, dengan standar bukti-bukti dakwaan yang jauh lebih ketat daripada yang dapat diterima di pengadilan dalam zaman demokrasi modern, yaitu: eksekusi mati, hukuman fisik, penahanan, pengucilan (ekskomunikasi). Sejak hancurnya Bait Allah, eksekusi mati telah dilarang. Sewaktu otonomi masyarakat Yahudi di Eropa berakhir, maka hukuman-hukuman lain juga berhenti dijatuhkan. Sekarang, segala perbuatan seseorang akan diperhitungkan sendiri oleh Allah. Talmud mengatakan bahwa meskipun pengadilan yang mampu memutuskan hukuman bagi orang berdosa sudah tidak ada lagi, hukuman yang dijatuhkan terus diterapkan oleh Sang Ilahi. Misalnya, seseorang telah melakukan dosa yang seharusnya dihukum dengan rajam mungkin bisa jatuh dari atap, atau seseorang yang seharusnya dieksekusi oleh pencekikan mungkin bisa mati tenggelam.[3] Hukum Yahudi dan orang non-Yahudi Sunting Yudaisme selalu berpegang bahwa orang yang bukan-Yahudi diwajibkan hanya mengikuti "Tujuh Hukum Nuh". Ini adalah hukum lisan yang berasal dari perjanjian Allah dengan Nuh setelah peristiwa air bah), yang berlaku untuk semua keturunan Nuh, yaitu, semua orang yang hidup sekarang. Hukum Nuh ini diturunkan dari Talmud (Traktat Sanhedrin 57a), dan tertulis sebagai berikut: Dilarang membunuh Dilarang mencuri. Dilarang berlaku tidak senonoh secara seksual. Dilarang makan daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup. Dilarang percaya atau menyembah, atau berdoa kepada, "berhala". Dilarang menghujat Allah. Masyarakat harus membangun sistem peradilan yang adil untuk menjalankan hukum dengan jujur. Rincian hukum-hukum ini dikodifikasi dari teks Talmud dalam "Mishneh Torah". Dapat ditemukan terutama dalam pasal 9 dan 10 "Hilkhoth Melakhim u'Milhamothehem" pada "Sefer Shoftim", buku keempat belas pada "Mishneh Torah". Takkanot Sunting Hukum Yahudi tradisinal memberi kuasa legislatif luas kepada para "orang bijak" atau "Sage". Secara teknis ada dua perangkat hukum yang kuat di dalam sistem halakha: Gezeirah: "legislasi pencegahan" yang ditetapkan oleh para Rabbi untuk mencegah pelanggaran perintah-perintah Takkanah: "legislasi positif", praktik-praktik yang ditetapkan oleh para Rabbi bukan didasarkan (secara langsung) pada perintah-perintah Namun, dalam bahasa sehari-hari orang menggunakan istilah umum takkanah baik untuk gezeirot maupun takkanot. Takkanot, secara umum, tidak mempengaruhi atau membatasi pelaksanaan mitzvot (perintah) Taurat. Namun, Talmud menyatakan bahwa dalam kasus-kasus perkecualian tertentu, para Sage mempunyai otoritas untuk "mencabut hal-hal dari Taurat". Dalam literatur Talmudik dan halakhik klasik, kewenangan ini merujuk kepada otoritas untuk melarang hal-hal tertentu yang seharusnya dituntut dalam Alkitab (shev v'al ta'aseh). Rabbi-rabbi dapat membuat aturan bahwa suatu mitzvah Taurat tidak perlu dilakukan, misalnya peniupan shofar (serunai) pada hari Sabat, atau mengambil lulav dan etrog pada hari Sabat. Takkanot ini dijalankan karena kekuatiran bahwa seseorang dapat saja membawa benda-benda tersebut di antara rumahnya dan sinagoge, sehingga tanpa sengaja melanggar hukum melakha (tindakan yang dilarang pada hari Sabat). Referensi Sunting ^ Hershel Edelheit, Abraham J. Edelheit, History of Zionism: A Handbook and Dictionary, p.3, mengutip Solomon Zeitlin, The Jews. Race, Nation, or Religion? (Philadelphia: Dropsie College Press, 1936). ^ p.11, R. Yisrael Meir haKohen (Chofetz Chayim), The Concise Book of Mitzvoth. ^ Ketubot 30b Pustaka tambahan Sunting J. David Bleich, Contemporary Halakhic Problems (5 vols), Ktav. ISBN 0-87068-450-7, ISBN 0-88125-474-6, ISBN 0-88125-315-4, ISBN 0-87068-275-X, Feldheim ISBN 1-56871-353-3 Menachem Elon, Ha-Mishpat ha-Ivri (trans. Jewish Law: History, Sources, Principles ISBN 0-8276-0389-4), Jewish Publication Society. ISBN 0-8276-0537-4 Jacob Katz, Divine Law in Human Hands — Case Studies in Halakhic Flexibility, Magnes Press. ISBN 965-223-980-1 Moshe Koppel, "Meta-Halakhah: Logic, Intuition, and the Unfolding of Jewish Law," ISBN 1-56821-901-6 Mendell Lewittes, Jewish Law: An Introduction, Jason Aronson. ISBN 1-56821-302-6 Daniel Pollack ed., Contrasts in American and Jewish Law, Ktav. ISBN 0-88125-750-8 Emanuel Quint, A Restatement of Rabbinic Civil Law (11 vols), Gefen Publishing. ISBN 0-87668-765-6, ISBN 0-87668-799-0, ISBN 0-87668-678-1, ISBN 0-87668-396-0, ISBN 0-87668-197-6, ISBN 1-56821-167-8, ISBN 1-56821-319-0, ISBN 1-56821-907-5, ISBN 0-7657-9969-3, ISBN 965-229-322-9, ISBN 965-229-323-7, ISBN 965-229-375-X Emanuel Quint, Jewish Jurisprudence: Its Sources & Modern Applications , Taylor and Francis. ISBN 3-7186-0293-8 Steven H. Resnicoff, Understanding Jewish Law, LexisNexis, 2012. ISBN 9781422490204 Joel Roth, Halakhic Process: A Systemic Analysis, Jewish Theological Seminary. ISBN 0-87334-035-3 Joseph Soloveitchik, Halakhic Man, Jewish Publication Society trans. Lawrence Kaplan. ISBN 0-8276-0397-5  "Halakah". Encyclopedia Americana. 1920.  "Halacha". New International Encyclopedia. 1905. David, Joseph E., "Beyond the Janus Face of Zionist Legalism: The Theo-Political Conditions of the Jewish Law Project" Ratio Juris, Vol. 18, No. 2, pp. 206–35, June 2005. http://ssrn.com/abstract=729044 Kosman, Admiel: “Right and good” – Mengenai Halakha dan Meta-Halakha serta arti sebenarnya istilah-istilah itu sekarang. "Dan engkau harus melakukan apa yang benar dan baik" (Ulangan 6:18) Pranala luar Sunting Karya-karya Halakha utama Mishneh Torah: Bahasa Ibrani: mechon-mamre.org; wikisource Terjemahan bahasa Inggris: chabad.org; mechon-mamre.org (tidak lengkap) Arba'ah Turim: Bahasa Ibrani: wikisource Shulchan Aruch: Bahasa Ibrani: chassidus.org (arsip internet); wikisource Terjemahan bahasa Inggris: wikisource; shulchanarach.com Shulchan Aruch HaRav: Bahasa Ibrani: wikisource; chabadlibrary.org Aruch HaShulchan: Bahasa Ibrani: wikisource Kitzur Shulchan Aruch: Bahasa Ibrani: www.kitzur.net; shofar.net; wikisource Terjemahan bahasa Inggris: torah.org (diorganisir menurut tema); Yona Newman Sumber terkait: Kitzur365 Ben Ish Chai: Bahasa Ibrani: wikisource; shechem.org Kaf HaChaim: Bahasa Ibrani: hebrewbooks.org (volume 1; yang lain tersedia melalui pencarian pada situs) Mishnah Berurah: Bahasa Ibrani: wikisource; mishnaberura.com (dengan berkas .mp3 dan .wma); hebrewbooks.org Terjemahan bahasa Inggris: torah.org Chayei Adam: Bahasa Ibrani: daat.ac.il Chochmat Adam: Bahasa Ibrani: daat.ac.il Yalkut Yosef: Bahasa Ibrani: yalkut.info Tuntunan bagi Praktik Agama Yahudi: jtsa.edu (arsip internet) Halacha Wiki Halachipedia.com Terakhir disunting 4 bulan yang lalu oleh LaninBot HALAMAN TERKAIT Mitzvah 613 mitzvot Studi Taurat Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain. PrivasiTampilan PC

Perdana Mentri Vanuatu mendukung kemerdekaan Papua Barat di Sidang Majel...

Thursday, September 19, 2019

Nilai Ujian

LinkedIn Login Bergabung sekarang "Exam Results Don't Define You"​ 2019 M08 22 • 80,138 Likes • 2,183 Comments Len Rainford Franchise Specialist "Helping you to grow your business through franchising" Love him or hate him he sure hit the nail on the head with this! Bill Gates gave a speech at a high school about 11 things they did not and will not learn in school. He talks about how feel-good, politically correct teaching created a generation of kids with no concept of reality and how this concept set them up for failure in the real world. Rule 1. Life is not fair - get used to it! Rule 2. The world won't care about your self -esteem. The world will expect you to accomplish something BEFORE you feel good about yourself. Rule 3. You will not make $60,000 a year right out of high school. You won't be a vice-president with a car phone until you earn both. Rule 4. If you think your teacher is tough, wait till you get a boss. Rule 5. Flipping burgers is not beneath your dignity. Your Grandparents had a different word for burger flipping: They called it Opportunity. Rule 6. If you mess up, it's not your parents' fault, so don't whine about your mistakes, learn from them. Rule 7. Before you were born, your parents weren't as boring as they are now. They got that way from paying your bills, cleaning your clothes and listening to you talk about how cool you thought you were. So before you save the rain forest from the parasites of your parents generation, try delousing the closet in your own room. Rule 8. Your school may have done away with winners and losers, but LIFE HAS NOT. In some schools, they have abolished failing grades and they will give you as many times has you want to get the right answer. This doesn't have the slightest resemblance to ANYTHING IN REAL LIFE. Rule 9. Life is not divided into semesters. You don't get summers off and very few employers are interested in helping you find yourself. Do that on your own time. Rule 10. Television is NOT real life. In real life people have to actually leave the coffee shop and go to jobs. Rule 11. Be nice to nerds. Chances are you'll end up working for one. If you agree, Pass it on, If you can read this - Thank a Teacher. As someone who left school at 16 with 4 "O" levels and am now an Entrepreneur in Residence at Lancaster University I can relate to the above. However I am not knocking the students and wish everyone who got their results today, good or bad, All the Very Best for the future... just bear in mind Bill Gate's words. Best Wishes, Len Len Rainford - The Franchise Specialist www,thefranchisespecialist.co.uk 07795 960320 Diterbitkan oleh Len Rainford Franchise Specialist "Helping you to grow your business through franchising" #exams #education #entrepreneurs #franchising #billgates #realworld 2,183 comments Sign in to leave your comment Dr Tasneem Katawala MBBS DNB FRCA Consultant Anaesthetist Totally agree! Not all high flying students have the grit to accept failure and carry on working harder .. 13 jam Suka Balas 1 Suka Kirill Thompson professor at taiwan university Another poor student has become the US President! 1 hari Suka Balas Khan Mohammad Noori Regional Operations, Finance/Admin Coordinator at DAI/SHAHAR Very nice 2 hari Suka Balas 1 Suka Suraj Agrahari Studying electronics, communication and IT engineering at IOE , Thapathali campus , Tribhuvan university Nepal. Good thought but in my point of view " every book has a different story " 2 hari Suka Balas Sandra Sweeney Lean Six Sigma - Yellow Belt Qualified at HealthShare NSW A friend of mine was expelled from every school he went to... in 2009 he was voted by BRW one of the most influential people in business in Australia! Also, Robert Kyosaki says the A students work for the C students and the B students work for the government... it’s an interesting viewpoint... 4 hari Suka Balas 1 Suka Zaver Patel Amneal Pharmaceuticals ,AR&D Manager,Data Review Department Exam results defined you only subject results not all 4 hari Suka Balas Show more comments. Selengkapnya dari Len Rainford Hectic Lifestyle - Take Time to Relax 2019 M09 16 "Think you have it bad!!"​ 2019 M09 4 How's your summer been up to now? 2019 M09 2