Saturday, January 5, 2019

29 Ayat dalam ALKITAB tentang Nama NAZARET

Matius 2:23
Dan setelah tiba, dia tinggal di sebuah kota yang disebut Nazaret, supaya digenapi apa yang difirmankan melalui para nabi, bahwa Dia akan disebut Orang Nazaret.

Matius 4:13
Dan setelah meninggalkan Nazaret, ketika tiba, Dia tinggal di Kapernaum, di tepi danau, di wilayah Zebulon dan Naftali,

Matius 21:11
Dan orang banyak itu berkata, “Dialah YESHUA, nabi dari Nazaret di Galilea.”

Matius 26:71
Dan ketika dia keluar ke pintu gerbang, yang lain melihatnya dan berkata kepada mereka yang ada di sana, “Dia ini juga ada bersama YESHUA orang Nazaret itu!”

Markus 1:9
Dan terjadilah pada hari-hari itu, YESHUA datang dari Nazaret di Galilea dan dibaptis oleh Yohanes di Yordan.

Markus 1:24
sambil berkata, “Ada apakah dengan kami dan Engkau, hai YESHUA orang Nazaret? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau, Engkau adalah yang kudus dari Elohim.”

Markus 10:47
Dan ketika mendengar, bahwa Dialah YESHUA orang Nazaret, ia mulai berteriak dan berkata, “YESHUA, Anak Daud, berilah aku kemurahan!”

Markus 14:67
Dan ketika melihat Petrus sedang menghangatkan dirinya, sambil menatap kepadanya, dia berkata, “Engkau juga bersama YESHUA orang Nazaret itu.”

Markus 16:6
Namun, dia berkata kepada mereka, “Jangan keheranan! Kamu mencari YESHUA, orang Nazaret, yang disalibkan itu. Dia telah dibangkitkan; Dia tidak ada di sini. Lihatlah tempat itu, tempat di mana mereka membaringkan Dia!

Lukas 1:26
Dan pada bulan keenam, malaikat Gabriel diutus oleh Elohim ke sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret,

Lukas 2:4
Dan Yusuf pun naik dari Galilea, dari kota Nazaret, ke Yudea, ke kota Daud yang disebut Betlehem, karena dia berasal dari keluarga dan garis keturunan Daud,

Lukas 2:39
Dan ketika mereka telah menyelesaikan segala sesuatu menurut Torah YAHWEH, mereka kembali ke Galilea, ke Nazaret, kota mereka.

Lukas 2:51
Dan Dia, karena tunduk kepada mereka, Dia pergi juga bersama mereka dan tiba di Nazaret. Dan ibu-Nya menyimpan semua firman ini dalam hatinya.

Lukas 4:16
Dan, Dia datang ke Nazaret, tempat Dia telah dibesarkan. Dan pada hari Sabat, sesuai dengan kebiasaan-Nya, Dia masuk ke sinagoga, dan berdiri untuk membaca.

Lukas 4:34
seraya mengatakan, “Hai, YESHUA orang Nazaret, ada apakah dengan kami dan Engkau? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Elohim.”

Lukas 18:37
Dan, mereka menceritakan kepadanya bahwa YESHUA orang Nazaret itu sedang lewat.

Lukas 24:19
Dan Dia berkata kepada mereka, “Apa itu?” Dan mereka berkata kepada-Nya, “Peristiwa mengenai YESHUA, orang Nazaret itu, yang telah menjadi seorang nabi yang penuh kuasa dalam perbuatan dan perkataan di hadapan Elohim dan seluruh bangsa ini.

Yohanes 1:45
Filipus bertemu Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah bertemu YESHUA anak Yusuf, dari Nazaret, yang telah Musa tuliskan dalam Torah dan Kitab Para Nabi.”

Yohanes 1:46
Dan Natanael berkata kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Filipus berkata kepadanya, “Datang dan lihatlah!”

Yohanes 18:5
Mereka menjawab kepada-Nya, “YESHUA orang Nazaret.” YESHUA berkata kepada mereka, “Akulah Dia!” Dan Yudas, yang mengkhianati Dia, juga berdiri bersama mereka.

Yohanes 18:7
Kemudian Dia menanyai mereka lagi, “Kamu mencari siapa?” Dan mereka berkata, “YESHUA orang Nazaret itu.”

Yohanes 19:19
Dan Pilatus pun menuliskan sebuah prasasti serta meletakkannya di atas salib itu. Dan yang tertulis adalah: YESHUA orang Nazaret, raja orang Yahudi.

Kisah Para Rasul 2:22
Hai para pria, hai orang-orang Israel, dengarkanlah perkataan ini: YESHUA Orang Nazaret, seorang dari antara kamu yang telah direstui Elohim, melalui mukjizat-mukjizat dan keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda yang telah Elohim lakukan melalui Dia di tengah-tengah kamu, sebagaimana pula yang telah kamu sendiri ketahui,

Kisah Para Rasul 3:6
Namun, Petrus berkata, “Perak dan emas tidak ada padaku, tetapi apa yang aku miliki, inilah yang aku berikan kepadamu. Dalam Nama YESHUA HaMashiakh orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!”

Kisah Para Rasul 4:10
maka ketahuilah oleh kamu semua dan oleh seluruh bangsa Israel, bahwa dalam Nama YESHUA HaMashiakh orang Nazaret yang telah kamu salibkan itu, yang telah Elohim bangkitkan dari antara orang mati; karena Dialah orang ini telah berdiri di hadapan kamu semua.

Kisah Para Rasul 6:14
Sebab, kami telah mendengar ketika dia berkata bahwa YESHUA orang Nazaret itu, akan menghancurkan tempat ini dan akan mengubah kebiasaan yang Musa telah menyerahkannya kepada kita.”

Kisah Para Rasul 10:38
Bagaimana Elohim telah mengurapi Dia, YESHUA dari Nazaret, dengan Roh Kudus dan dengan kuasa. Dia yang berjalan berkeliling sambil melakukan kebaikan dan menyembuhkan semua orang yang ditindas oleh si iblis, karena Elohim ada bersama Dia.

Kisah Para Rasul 22:8
Dan aku menjawab: Siapakah Engkau, Tuan? Dan Dia berkata kepadaku: Akulah YESHUA, orang Nazaret, yang sedang engkau aniaya.

Kisah Para Rasul 26:9
Memang karena itu, aku pernah berpikir dalam diriku sendiri untuk melakukan banyak hal yang menentang terhadap Nama YESHUA dari Nazaret,

48 Ayat dalam ALKITAB tentang Nama "IBRANI"

Kejadian 14:13
Dan salah seorang yang melarikan diri, datang dan menceritakan kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal di antara pohon tarbantin milik Mamre, orang Amori, saudara dari Eskol dan saudara dari Aner, dan mereka adalah teman sekutu Abram.

Kejadian 39:14
lalu wanita itu menceritakan kepada orang-orang rumahnya dan berkata kepada mereka dengan mengatakan, “Lihatlah, ada yang telah membawa kepada kita seorang Ibrani untuk mempermainkan kita. Dia telah masuk mendekatiku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak dengan suara keras.

Kejadian 39:17
Lalu, wanita itu berbicara kepadanya sesuai dengan perkataannya itu, dengan mengatakan, “Budak Ibrani yang telah engkau bawa kepada kita, dia telah masuk mendekatiku untuk mempermainkan aku.

Kejadian 40:15
Sebab sesungguhnya aku telah diculik dari negeri orang Ibrani, dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang mereka pantas memasukkan aku ke dalam ruang bawah tanah ini.”

Kejadian 41:12
Dan di sana ada seorang muda, seorang Ibrani, bersama kami, seorang hamba dari pemimpin para algojo. Ketika kami menceritakan kepadanya, maka dia mengartikan kepada kami mimpi-mimpi kami itu; masing-masing ia mengartikannya sesuai dengan mimpinya.

Kejadian 43:32
Lalu mereka menghidangkan baginya secara tersendiri, bagi mereka secara tersendiri, dan bagi orang-orang Mesir yang makan bersamanya secara tersendiri; sebab orang-orang Mesir tidak boleh makan roti bersama orang-orang Ibrani, karena hal itu adalah kekejian di Mesir.

Keluaran 1:15
Dan berkatalah raja Mesir kepada para bidan yang membantu persalinan wanita Ibrani, yang satu bernama Sifra, dan yang kedua bernama Pua.

Keluaran 1:16
Lalu ia berkata, “Apabila kamu menolong persalinan wanita Ibrani, dan memerhatikan waktu anak itu lahir, jika itu anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, dan jika anak perempuan, dia boleh hidup.”

Keluaran 1:19
Dan bidan-bidan itu menjawab kepada Firaun, “Sebab wanita-wanita Ibrani tidak seperti wanita-wanita Mesir, karena mereka kuat. Sebelum bidan itu datang kepada mereka, mereka telah bersalin.”

Keluaran 2:6
Lalu ia membukanya dan melihat bayi laki-laki itu, dan tampaklah bayi itu menangis. Dan dia merasa kasihan pada bayi itu dan berkata, “Ini tentulah salah seorang anak orang Ibrani.”

Keluaran 2:7
Dan berkatalah kakak perempuannya kepada putri Firaun, “Bolehkah aku pergi dan memanggilkan bagimu seorang wanita dari orang Ibrani yang dapat menyusui, supaya dia dapat menyusui bayi itu bagimu?”

Keluaran 2:11
Dan terjadilah pada waktu itu, Musa pun menjadi dewasa, dan dia pergi keluar kepada saudara-saudaranya dan melihat kerja paksa mereka. Dan dia melihat seorang Mesir yang sedang memukuli seorang Ibrani, salah seorang dari saudaranya itu.

Keluaran 2:13
Dan dia keluar lagi keesokan harinya, dan tampaklah dua orang Ibrani sedang berkelahi. Dan dia bertanya kepada yang bersalah, “Mengapa engkau memukul sesamamu?”

Keluaran 3:18
Dan mereka akan mendengarkan suaramu, dan engkau akan pergi, engkau dan para tua-tua Israel, kepada raja Mesir, dan kamu akan berkata kepadanya: YAHWEH, Elohim orang Ibrani, telah menemui kami. Dan sekarang, biarlah kami pergi untuk suatu perjalanan selama tiga hari ke padang gurun, dan biarlah kami berkurban kepada YAHWEH, Elohim kami.

Keluaran 5:3
Dan berkatalah mereka, “Elohim orang Ibrani telah menemui kami. Biarlah sekarang kami pergi untuk suatu perjalanan selama tiga hari lamanya ke padang gurun, dan biarlah kami berkurban bagi YAHWEH, Elohim kami, agar Dia tidak menghantam kami dengan wabah penyakit, atau dengan pedang.”

Keluaran 7:16
Dan engkau harus berkata kepadanya: YAHWEH, Elohim orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Suruhlah umat-Ku pergi supaya mereka dapat melayani Aku di padang gurun, tetapi lihatlah, sampai saat ini engkau tidak mau mendengarkan.

Keluaran 9:1
Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Pergilah ke hadapan Firaun, dan berbicaralah kepadanya: Beginilah firman YAHWEH, Elohim orang Ibrani: Suruhlah umat-Ku pergi agar mereka dapat melayani Aku.

Keluaran 9:13
Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Bangunlah pagi-pagi sekali dan berdirilah di hadapan Firaun, dan katakanlah kepadanya: Beginilah YAHWEH, Elohim orang Ibrani, berfirman: Suruhlah umat-Ku pergi agar mereka dapat melayani Aku.

Keluaran 10:3
Lalu Musa dan Harun pergi ke hadapan Firaun dan berkata kepadanya, “Beginilah YAHWEH, Elohim orang Ibrani, berfirman: Berapa lama lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku? Suruhlah umat-Ku pergi sehingga mereka dapat melayani Aku!

Keluaran 21:2
Ketika engkau membeli seorang budak Ibrani, enam tahun dia harus melayani, dan pada tahun ketujuh dia harus keluar dalam keadaan bebas, tanpa biaya apa pun.

Ulangan 15:12
“Ketika saudaramu, seorang pria Ibrani atau seorang wanita Ibrani terjual kepadamu, dan dia melayanimu selama enam tahun, maka pada tahun yang ketujuh engkau harus sungguh-sungguh membiarkannya bebas dari padamu.

1 Samuel 4:6
Dan bangsa Filistin mendengar keributan dari teriakan itu, dan berkata, “Apakah arti keributan dari teriakan dahsyat di perkemahan orang-orang Ibrani itu?” Dan mereka melihat bahwa tabut YAHWEH telah masuk ke dalam perkemahan itu.

1 Samuel 4:9
Kuatkanlah dirimu dan beranilah, hai orang-orang Filistin, supaya kamu tidak menjadi budak orang-orang Ibrani itu, dan dahulu mereka adalah budak-budakmu. Maka kamu harus berani dan berperang!”

1 Samuel 13:3
Dan Yonatan memukul kalah pangkalan militer orang Filistin yang berada di Geba. Dan orang Filistin itu mendengar. Dan Saul meniup sangkakala ke seluruh negeri itu, sambil berkata, “Biarlah orang Ibrani mendengar.”

1 Samuel 13:7
Dan orang-orang Ibrani itu menyeberangi Yordan ke Tanah Gad dan Gilead. Dan Saul masih berada di Gilgal. Dan seluruh rakyat mengikuti dia, sambil gemetar.

1 Samuel 13:19
Dan waktu itu tidak ditemukan seorang pun pandai besi di seluruh Israel, karena orang Filistin telah berkata, “Jangan sampai orang-orang Ibrani itu membuat pedang atau tombak.”

1 Samuel 14:11
Dan mereka berdua terlihat oleh pasukan pertahanan Filistin. Dan orang-orang Filistin itu berkata, “Lihatlah, orang-orang Ibrani itu keluar dari lubang-lubang tempat mereka menyembunyikan diri mereka!”

1 Samuel 14:21
Lalu orang-orang Ibrani yang sebelumnya bersama orang Filistin itu, yang telah pergi bersama mereka sampai ke dalam kemah, berputar balik, bahkan mereka bergabung bersama orang Israel, yang ada bersama-sama Saul dan Yonatan.

1 Samuel 29:3
Dan para pemimpin bangsa Filistin itu berkata, “Apa maksud orang-orang Ibrani itu?” Dan Akhis berkata kepada para pemimpin bangsa Filistin itu, “Bukankah itu adalah Daud, pelayan Saul, raja Israel, yang telah bersamaku pada hari-hari dan tahun-tahun ini? Dan aku tidak menemukan apa pun yang jahat dalam dirinya, sejak hari dia melarikan diri hingga hari ini?”

2 Raja-Raja 18:26
Lalu berkatalah Elyakim, anak Hilkia, Sebna dan Yoah kepada kepala juru minuman, “Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, karena kami mengerti. Tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Ibrani karena didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok.”

2 Raja-Raja 18:28
Dan kepala juru minuman itu berdiri dan berseru dengan suara nyaring dalam bahasa Ibrani, dan dia berbicara, dengan mengatakan, “Dengarlah perkataan raja agung, raja Ashur.

2 Tawarikh 32:18
Dan mereka berseru dengan suara nyaring dalam bahasa Ibrani terhadap rakyat Yerusalem yang ada di atas tembok, untuk menakut-nakuti mereka dan mengejutkan mereka, supaya dapat merebut kota itu.

Yeremia 34:9
untuk melepaskan masing-masing budaknya dan masing-masing hamba perempuannya, pria Ibrani atau wanita Ibrani, agar bebas, sehingga tidak seorang pun di antara orang Yehuda memperbudak masing-masing saudara mereka.

Yeremia 34:14
Pada akhir dari tujuh tahun, haruslah kamu masing-masing membiarkan pergi saudaranya, orang Ibrani, yang telah dijual kepadamu. Ketika dia telah melayanimu selama enam tahun, engkau akan membiarkannya pergi bebas darimu. Namun leluhurmu tidak mendengarkan Aku, dan juga tidak menyendengkan telinganya.

Yunus 1:9
Maka dia menjawab mereka, “Aku adalah orang Ibrani, dan aku takut akan YAHWEH, Elohimsemesta langit, yaitu Dia yang telah menciptakan laut dan darat.”

Lukas 23:38
Dan juga ada sebuah tulisan yang tertulis di atas-Nya, dalam huruf Yunani, dan Romawi, dan Ibrani: “Inilah raja orang Yahudi.”

Yohanes 5:2
Dan di Yerusalem dekat gerbang Domba ada sebuah kolam yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda, yang memiliki lima serambi.

Yohanes 19:13
Kemudian, setelah mendengar perkataan itu, Pilatus membawa YESHUA ke luar. Dan dia duduk di atas kursi pengadilan, di tempat yang disebut Lithostrotos, tetapi dalam bahasa Ibrani, Gabata.

Yohanes 19:17
Dan sambil memikul salib-Nya, Dia keluar menuju tempat yang disebut Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota,

Yohanes 19:20
Maka banyak orang Yahudi membaca prasasti itu, karena tempat di mana YESHUA disalibkan berada di dekat kota. Dan itu telah dituliskan dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin.

Kisah Para Rasul 6:1
Dan pada hari-hari itu, ketika murid-murid terus bertambah banyak, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang yang berbahasa Yunani terhadap yang berbahasa Ibrani, karena janda-janda mereka kurang diperhatikan dalam diakonia sehari-hari.

Kisah Para Rasul 21:40
Dan setelah dia mengizinkannya, sambil berdiri di atas anak tangga, Paulus memberi isyarat dengan tangannya kepada orang-orang itu. Dan setelah terjadi keheningan menyeluruh, berbicaralah dia sambil berkata dalam bahasa Ibrani,

Kisah Para Rasul 22:2
Dan ketika mendengar bahwa dia berbicara dalam bahasa Ibrani kepada mereka, mereka lebih menunjukkan ketenangan; kemudian dia berkata,

Kisah Para Rasul 26:14
Dan ketika kami semuanya rebah ke tanah, aku mendengar suatu suara yang berbicara kepadaku dan yang berkata dalam bahasa Ibrani: Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu untuk menendang ke tongkat runcing!

2 Korintus 11:22
Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga! Apakah mereka orang Israel? Aku juga! Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga!

Filipi 3:5
sunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, suku Benyamin, seorang Ibrani dari antara orang-orang Ibrani, menurut torah: seorang Farisi,

Wahyu 9:11
Dan mereka mempunyai raja atas mereka, yaitu malaikat Abyssos, nama Ibrani baginya Abaddon, dan dalam bahasa Yunani dia mempunyai nama Apollyon.

Wahyu 16:16
Dan Dia mengumpulkan mereka di tempat yang disebut dalam bahasa Ibrani, Har-Megido.

NATAL & SEJARAHNYA BERDASARKAN ALKITAB

Daftar Isi: BROWNING: LAHIR DARI PERAWAN , NATAL, HARI ; ENSIKLOPEDIA: LAHIR, KELAHIRAN DARI ANAK DARA ; Kelahiran Yesus, Natal Ke atas LAHIR DARI PERAWAN [Kamus Browning] Pernyataan Injil Matius dan Lukas bahwa Yesus lahir dari --> Maria tanpa campur tangan pasangan manusia. Kehamilan Maria adalah karena --> Roh Kudus (Mat. 1:18; Luk. 1:35). Penulis-penulis terdahulu dalam PB ( --> Markus dan Paulus) tidak mengenal kehamilan perawan seperti itu, maka dikemukakan bahwa cerita-cerita itu adalah suatu --> midras dari Yes. 7:14 dalam --> LXX, yang membuatkan suatu kelahiran dari seorang perawan (dalam bahasa Yunani). Kata Yunani parthenos digunakan untuk menerjemahkan kata almah dalam bahasa Ibrani, yang berarti 'perempuan muda'; terjemahan Yunani itu diikuti oleh berbagai terjemahan bahasa lain. Dalam bahasa Indonesia TB menerjemahkan Yes. 7:14 dengan 'perempuan muda', dan Mat. 1:23 dengan 'anak dara' sesuai Yunaninya, parthenos, sebagai kutipan dari LXX (bnd. terjemahan-terjemahan bahasa Inggris). Pada abad kedua M, penyanggah Yahudi yang kontroversial, Trifo, menyatakan bahwa kata Ibraninya tidak berarti 'perawan'; Yes. 7:14 menunjuk pada kelahiran biasa dari --> Hizkia. Memang LXX tidak disukai orang Yahudi yang berbahasa Yunani, yang berpihak pada terjemahan harfiah oleh --> Akwila pada awal abad kedua M. Kemudian lagi, pada abad kedua filsuf kafir Celsus mengemukakan bahwa ayah Yesus adalah Pantera, seorang prajurit Roma.Oleh karena penelitian historis tidak dapat memastikan kebenaran dan ketidakbenaran berita-berita Injil, maka argumentasi teologi yang dikemukakan. Yang menguntungkan --> doktrin tradisional adalah pemikiran bahwa tepatlah berita Injil itu sebagai alat yang dipakai Allah untuk memotong garis kemanusiaan lama yang berdosa dengan memulaikan suatu kemanusiaan baru yang murni dalam Yesus. Kelahiran Yesus yang luar biasa menjadi tanda dari keadaan ilahi Yesus. Pada lain pihak, beberapa ahli teologi modern menyanggah bahwa kemanusiaan Yesus cacat, karena dengan hanya satu orangtua tidak mungkin Yesus manusia sepenuhnya. Kalau Yesus diberi kromosom luar biasa, yang khusus diciptakan Allah bagi-Nya, tanpa nenek moyang manusia, bagaimana ia adalah keturunan manusia dari garis rumah --> Daud (Mat. 1:17, 20; Rm. 1:3)? Ke atas NATAL, HARI [Kamus Browning] Jemaat mula-mula tidak merayakan kelahiran Yesus. Tanggal kelahiran-Nya tidak diketahui. Namun, dengan berkembangnya kalender, yang dengannya peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dapat diingat urutannya, akhirnya kelahiran Yesus ditentukan waktunya, sama seperti suatu hari tertentu pada perayaan --> Paskah, akhirnya meliputi seluruh Minggu Suci. Pertama-tama ditentukan 6 Januari sebagai hari kelahiran Yesus, dan seluruh rangkaian cerita disusun kembali: --> kelahiran, kunjungan orang --> majus, dan --> pembaptisan. Namun, di Roma, yang menentukan 6 Januari untuk orang majus, rupanya Gereja pada abad ke-4 M menentukan 25 Desember sebagai hari yang tepat untuk merayakan kelahiran itu, sebab hari itu telah menjadi perayaan kafir Sol Invictus, ketika matahari yang tak terkalahkan itu setiap tahun muncul dari kegelapan musim dingin, dan siang menjadi semakin panjang lagi. Dalam Maleakhi terdapat ayat (4:2) mengenai 'Matahari Kebenaran', yang agaknya sangat tepat untuk hal itu. Ke atas LAHIR, KELAHIRAN DARI ANAK DARA [Ensiklopedia] Yg dimaksudkan oleh golongan Protestan dengan 'lahir dari anak dara Maria' ialah 'dikandung oleh anak dara (Maria)'. Golongan Katolik mempercayai dua hal, yaitu 'dikandung oleh anak dara (Maria)' dan 'dilahirkan secara mujizat oleh anak dara (Maria)'. Maksudnya, bayi Yesus keluar dari rahim Maria dengan suatu cara -- sedemikian rupa -- sehingga Maria secara medis tetap tinggal dara. Pikiran ini terdapat dalam Protevangelium of James (bg akhir abad 2) dan menjadi ajaran resmi sebagai bagian dari ide yg mengatakan bahwa Maria tetap dara untuk selamanya. Pemikiran itu perlu diuji dengan kutipan Lukas, 'Semua anak laki-laki sulung', (Luk 2:23) yg arti harfiahnya ialah 'yg pertama merobek rahim ibu'. Juga perlu diuji dengan ucapan Matius, bahwa Yusuf 'tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki... Yesus' (Luk 1:25), yg agaknya membatalkan pandangan, bahwa Yusuf dan Maria selanjutnya menahan diri dari persetubuhan pernikahan yg biasa. Dalam pokok ini 'lahir dari anak dara (Maria)' dipakai sebagai padanan untuk 'dikandung oleh anak dara (Maria)'. Kedua berita tentang kelahiran Yesus dalam Mat dan Luk jelas terpisah satu dari yg lain. Dan keduanya mencatat bahwa Yesus lahir melalui pekerjaan langsung Roh Kudus tanpa seorang bapak manusia (Mat 1:18-25; Luk 1:34). Andai bukan karena mujizat yg terkandung di dalamnya, setiap orang akan menerima berita itu sebagai berita biasa. Masih ada lagi bukti dalam kitab PB lainnya yg menopang kutipan Lukas dan ucapan Matius itu. Walaupun seseorang tidak senantiasa mengatakan langsung apa yg dipercayainya, namun imannya terungkap melalui perubahan ungkapan yg dipakainya. Maka berita kelahiran alpa dalam Mrk, karena kitab itu mulai di mana pengkhotbah-pengkhotbah Kis mulai, yakni pembaptisan oleh Yohanes. Namun dalam 6:3 hanya Mrk dari Kitab-kitab Sinoptik yg mengutip para penentang yg mengatakan, 'Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria...?' Tapi sebaliknya Mat 13:55 berkata 'anak tukang kayu', dan Luk 4:22 berkata 'anak Yusuf'. Injil Yoh juga memulai cerita pelayanan Kristus di bumi ini dengan Yohanes Pembaptis. Kemudian menyusul desas-desus yg mengatakan bahwa kelahiran Yesus adalah haram, seperti terungkap dalam 8:41, 'Kami (menekankan kata ganti diri dan kedudukan) tidak dilahirkan dari zinah'. Ada juga bacaan yg diterima oleh beberapa penulis Kristen sejak Tertulianus, dan oleh Douglas Edwards dalam bukunya The Virgin Birth in History and Faith, tapi tetap kurang meyakinkan. Bacaan ini terdapat dalam naskah Latin Verona, mengenai Yoh 1:13, yg mempunyai bentuk tunggal, 'orang yg diperanakkan bukan dari darah, bukan pula secara jasmani, melainkan dari Allah'. (Tak ada naskah Yunani yg berkaitan dgn bacaan ini.) Paulus, teman Lukas, memakai bahasa yg mengandung pengakuan akan kelahiran dari anak dara. Jika membicarakan kedatangan, yaitu kelahiran Yesus Kristus, Paulus memakai kata kerja umum, yaitu ginomai, bukan gennao; kata yg terakhir ini cenderung mengaitkan peranan suami (ump Rm 1:3; Flp 2:7). Hal ini khas ditunjukkan dalam Gal 4:4, 'Allah mengutus AnakNya, yg lahir (genomenon) dari seorang perempuan'. Sebaliknya dalam 4:23 Ismael 'diperanakkan', gegennetai (dari gennao). Tafsiran yg sehat atas 1 Kor 15:45-48 ialah melihat Adam dan Kristus datang secara mujizat dari tangan Allah. Ireneus menghubungkannya dengan kelahiran dari anak dara. Mendiamkan ihwal kelahiran dari anak data, pada satu sisi bisa saja dimaksudkan untuk menjaga nama baik Maria dari pergunjingan. Lagipula jarang sekali pengkhotbah masa kini menyinggung kelahiran dari anak data dalam khotbah-khotbah mereka, kendati mereka sering membicarakan inkarnasi Kristus. Sesudah thn 100 M kelahiran dari anak dara diterima oleh Ignatius, Aristides, Justinus, Ireneus (lih di atas) dan yg lain-lain. Sekalipun beberapa ahli meminta perhatian kepada variasi-variasi dalam beberapa naskah, yg kurang mendapat dukungan, tapi tidak satu pun dari variasi itu yg menghilangkan uraian tentang fakta kelahiran dari anak data. Secara teologis pernah dipersoalkan bahwa alasan untuk memberikan gelar 'Anak Allah' dalam Luk 1:35, tak dapat dicocokkan dengan pengertian Anak Allah yang Kekal dalam Surat-surat Kiriman. Pemikiran ini didasarkan pada anggapan, bahwa kepada Maria dan Yusuf telah diberikan pernyataan teologis seutuhnya. Anggapan demikian tidak beralasan. Kedua catatan itu menyajikan isi dari berita yg diberitakan kepada mereka, yaitu Maria akan menjadi ibu dari Mesias yg dijanjikan, Anak Allah dan 'Allah menyertai kita'. Kenyataan bahwa Matius dan Lukas di sini tidak merujuk kepada teologi pada masa kemudian, menjadi bukti bagi keaslian berita-berita mereka. Pertimbangan-pertimbangan genetika -- proses terjadinya manusia dalam rahim -- dapat digunakan namun hati-hati, untuk menunjukkan bahwa inkarnasi Yesus mengharuskan adanya kelahiran dari anak dara. Jika jabang bayi yg hadir di kandungan Maria adalah hasil dari perbuatan Yusuf dan Maria, maka dari awal telah terjadi seorang manusia yg secara potensi utuh. Allah tidak dapat menjadi manusia demikian, tapi dapat melalui cara tertentu memilih untuk meleburkan diriNya dengan manusia tadi (demikian ajaran Nestorius), atau, Allah harus merasa puas dengan memenuhi manusia tadi itu secara rohani, seperti Roh Kudus memenuhi orang-orang kudus zaman kuno. Tak satu pun dari pikiran ini yg cocok dengan catatan Alkitab. Justru kelahiran dari anak dara itu baiklah dinalar dengan taat asas kepada data-data sesuai catatan Alkitab. KEPUSTAKAAN. L Sweet, The Birth and Infancy of Jesus Christ, 1906; J Orr, The Virgin Birth of Christ, 1907; J. G Machen, The Virgin Birth of Christ, 1930; D Edwards, The Virgin Birth in History and Faith, 1943; T Boslooper, The Virgin Birth, 1962; R. E Brown, The Birth of the Messiah, 1977; J Stafford Wright, 'The Virgin Birth as a Biological Necessity', FT 95, 1966-1967, hlm 19-29. JSW/MHS

Thursday, January 3, 2019

TORAH in Wisdom

MENU Torah Wisdom The Bible is well known for its dramatic stories and detailed laws, but not as much for its penetrating philosophical insights. Don't let that fool you, though – in its own, subtle way, the Torah contains profound ideas about life, the universe, and everything in between. See for yourself in some of the courses below. Contents Videos Wisdom In The Torah Why Aren't Dinosaurs Mentioned In The Bible? In Genesis, we go through lists of animals – but why is there is no mention of dinosaurs, and other ... Read More What Does It Mean To Be A Good Person? Rabbi Fohrman inspects two speeches in the Bible, one by Moses and one by Micah, about what G... Read More What Does The Bible Say About Happiness? Rabbi Fohrman addresses the greater theme of how the Bible guides us to find true happiness in our lives. Jo... Read More Can Science Prove Or Disprove God's Existence? Can we find God in science? Rabbi Fohrman adds to the great debate by asking about one of God's interest... Read More What Is Holiness – And How Do We Achieve It? God instructs us to be holy like Him, but the related laws are not what we would expect as a path to being ho... Read More Are Our Dreams Prophecy, Nonsense, Or Neither? Do our dreams have real meaning? Should we be on the lookout for dream prophecies from God, as w... Read More What Is Our Place In The Universe? What is our place in the grand scheme of things? In this webinar series, Rabbi Fohrman tackles t... Read More What Is The True Meaning Of Life? Understanding our purpose is one of life's biggest mysteries, the kind that keeps many of us up at night. In th... Read More What Is The Purpose Of Judaism In The World? How can we define the purpose of Judaism, and should this affect how we act? Rabbi Fohrman finds con... Read More Wisdom In The Torah Many people looking for answers to life's big questions would probably turn to the Torah at some point. After all, what better place to find enlightenment than in the wisdom of the Bible, right? Yet when you think about Judaism, it can seem like it's less about wisdom or deep philosophical insights, and more about commandments, holidays, history and community – and food, of course. So, is the Torah the right place to go for your big existential needs? Does it say anything about the meaning of life? Or the true nature of goodness, or happiness? What about the way we're supposed to understand science and religion in light of one another? Are any of these topics really a part of the tradition of Jewish wisdom? As it turns out, they are. You just have to know where and how to look. The Torah is not just an arbitrary collection of stories and laws – it's a guidebook to life, even in the 21st century. All of the stories of the Patriarchs and ancient Israelites, all the technical laws about purity and property and dietary restrictions – they each tell us something critical about how to make sense of the world around us. The Torah actually has a lot to say about the big questions; you just might not find it in the form or the place you'd expect. On this page, you can find courses about some of the Torah's possible insights into life's great mysteries. Check them out and see what Biblical wisdom can teach us. AlephBeta Available on the AppStore Get it on Google Play Listen on Apple Podcasts WEEKLY TORAH PORTION Parsha Lab Podcast Genesis Exodus Leviticus Numbers Deuteronomy View Current Parsha HOLIDAYS Rosh Hashanah Yom Kippur Sukkot Hanukkah Fast Of 10 Tevet Tu B'Shvat Purim Passover Shavuot Tisha B'Av Shabbat ADVANCED Genesis Unveiled The Joseph Story Premium Only Aleph Beta Advanced Parsha & Holiday Guides JEWISH LIFE Wisdom In The Torah Jewish Prayer Jewish Law Blog INFORMATION About Us Contact Us Impact Support Us Subscribe Want to share Aleph Beta with friends? Use the short ab.video! It will take you right here. © 2019 Aleph Beta | Hoffberger Institute for Text Study, Inc. Terms of UsePrivacy Policy

Monday, December 31, 2018

Esther

Skip to content MESSIANIC JEWISH RABBINATE 1860 Stonebrook Dr. NE, Grand Rapids, MI 49505 ~ https://mjrabbinate.org Menu The Tetragrammaton Hidden in Esther March 1, 2018 · Leave a comment · You’ve no doubt been told at some point that the name of G-d is absent from the book of Esther… but is it really?  It might be rather telling that the name “Esther” (אסתר) means “I will hide” in Hebrew. During Purim, when the Megillat Esther is read from the bimah, one might notice in the scroll a series of four letters are either enlarged or specially ornamented at four points in the scroll.  These occur (when they are present, usually in Chasidic copies of the text) at: 1:20     הִ֑יא וְכָל־הַנָּשִׁ֗ים יִתְּנ֤וּ (it all the wives shall give) 5:4     יָבֹ֨וא הַמֶּ֤לֶךְ וְהָמָן֙ הַיֹּ֔ום (let the king and Haman come today) 5:13     זֶ֕ה אֵינֶ֥נּוּ שֹׁוֶ֖ה לִ֑י (this avails me nothing) 7:7     כִּֽי־כָלְתָ֥ה אֵלָ֛יו הָרָעָ֖ה (that there was evil determined against him) In the first two instances, look at the initial letters of the four words (left-to-right in 1:20 and right-to-left in 5:4). What do they spell? In the last two instances, look at the final letters of the four words (left-to-right in 5:13 and right-to-left at 7:7). They spell the same name. These are understood by many of the Sages to be crypto-occurrences of the Covenant Name of HaShem, i.e. the Tetragrammaton, hidden within the text.  Interestingly, the two instances where the name is spelled left-to-right occur in verses spoken by gentiles (Memuchan and Haman), and the two where the name is spelled right-to-left are found in the words of Jewish speakers (Esther and the author, presumably Mordecai). Some have claimed that the absence of this name accounts for this book’s absence from the Dead Sea Scrolls cache… but a manuscript from that cache designated 10QEsth has recently been identified as a fragment from Esther, finally dispelling the six-decade-old myth. A thetorah.com article by Dr. Rabbi Asher Tov-Lev breaks the news on this discovery: https://thetorah.com/newly-deciphered-qumran-scroll-revealed-to-be-megillat-esther/ (27 Feb 2018). Also of interest regarding the Esther Scroll is the list of Haman’s hanged sons in 9:7-9. In every known Megillat Esther manuscript, it is a specially formatted passage with three suspended letters and one enlarged letter (see below). The suspended letters have traditionally been understood to be highlighting their numerical values, and the enlarged waw as indicating the 6th Millennium. Thus, they seem to be pointing to a particular year on the Biblical Calendar. ת = 400 300 = ש 7 = ז 6th Millennium = ו Their sum indicates Creation Year 5707, which runs from September 1946 to September 1947. On October 1, 1946 (which falls within that Biblical Year during the feast of Sukkot), a trial took place in Nuremberg, Germany in which twelve Nazi leaders were sentenced to death by hanging. One of the twelve, Hermann Goering, committed suicide in advance of the scheduled hanging, and another, Martin Bormann, was tried in absentia and was not in custody for the hanging, leaving ten to be put to death on the assigned date, i.e. October 16th of that same year. [1] One of the ten, Julius Streicher, uttered his final words on the way to the gallows: “Purim Fest ein tausend neun hundert sex-und-vierzig” (Feast of Purim 1946), seemingly recognizing that the hanging of himself and his four comrades was a second fulfillment of judgment against Israel’s enemies. Two other enlarged letters occur in the text: the chet of 1:6 and the taw of 9:29. It is suggested that these letters in the Ashuri block script of Hebrew both have the appearance of a gate. The reason for their enlargement is to emphasize, the Sages explain, that the Jewish community should open wide both its front door and its back door, so that all who wish – both rich and poor – may join us [2]. (more…) Advertisements REPORT THIS AD REPORT THIS AD Now Accepting Book Submissions April 13, 2017 · 7 Comments · הוֹצָאָה לְאוֹר MJR has just launched our own publishing house: MJR Press.  We will be publishing works in the following areas of Jewish culture: Bible (includes Parashot & Haftorot studies, commentaries, & original midrash) Rabbinical Literature (introductions, commentaries, monographs, tutorials, etc.) Halakha Prayer/Liturgy History/Biography Hebrew & Cognate Languages Classic Reprint Series: Judaica & Hebraica Our first Classic Reprint, Granville Sharp’s A Letter respecting Some Particularities of Hebrew Syntax (London, 1803), will be available by the end of April 2017, and Brian Tice’s Reflecting on the Rabbis: Sage Insight into First-Century Jewish Thought will be out in May 2017. Available Now! Granville Sharp was the very definition of a Renaissance Man: self-taught in Law, Hebrew, Greek, and Music – and highly accomplished in all of them. In this formerly out-of-print work, Sharp dissects all of the available grammars for any inkling of data on the function of the waw-hahipuch and proceeds to formulate the most comprehensive set of rules with regard thereto, complete with examples from Scripture. This edition includes a new biographical introduction and an annotated bibliographical survey of the grammars with which Sharp interacted. As an added bonus, Granville Sharp’s rather impressive family is presented in a family tree in the inside back cover. Available Now! We used to know a lot about First-Century Judaism… until we realized we didn’t. The First Century CE was what is known as Judaism’s “creative phase.” There were Sadducees, Pharisees, Zealots, Essenes, Therapeutae… just to name a few of the Jewish sects and movements. And, most of these had sub-sects or sub-movements of their own as well. The Pharisaic sect was certainly no exception. In this volume, Jewish Studies professor Brian Tice presents the six most prominent and influential Sages of this period, drawing from the Bible, both Talmuds, the Midrashic literature, the Targums, and other scholarly sources to set the scene of a First-Century Judaism which is likely more diverse than you realized. What were the essential beliefs? Who were the main players? Where did their worldviews differ? What were the religious politics? What was considered out of bounds? The author takes readers on a pilgrimage through the rabbinical schools of some of the greatest Jewish minds of the time period to offer some “Sage insights into First-Century Jewish thought.” Recipient of the 5777 Yiddishkeit 101 College-Level Literature Award! Order in June, and get free enrollment in the MJR course which corresponds to the book! https://mjrabbinate.teachable.com/p/fjt-120/ Your Jewish literature proposals or submissions can be sent to us at publishing@mjrabbinate.org. עֲשׂ֤וֹת מִשְׁפָּט: Balancing the Scales against Injustice November 30, 2016 · Leave a comment · Micah 6:8 commands us to “עֲשׂ֤וֹת מִשְׁפָּט֙” — do justice. As we embark on the month of Kislev, the month of Chanukah/Hanukkah, MJR is directing all donations received this month to its new Mishpat Fund. This fund is designated to aid Messianic Jewish persons who have been targeted with unjust assaults, whether physical, legal, or by any other means which meets the definition of a hate crime under Title 18 US Code section 245. The first recipient will be a person who was forced into a guilty plea on a charge of which he was innocent due to threats from the State to charge his child with harboring a runaway if he did not. The “runaway” was a 16-year-old who meth-addled mother beat her severely enough to leave bruises all over her back. She fled to a domestic violence safehouse run by the man we are helping this month. He was not present and did not know the child was there, as it was a Shabbat and he was at synagogue. When the police discovered that this was a Jewish home, they went after the man, who was crippled in a Neo-Nazi assault years ago, with seven police officers arriving at the synagogue to make a big show of arresting him in front of his congregation. The plea deal that was offered resulted in 12 months of probation, 56 hours of work crew, and $1125 in fines. It is the fines that we hope to help with here. No one, one of our own or not, should be punished by the legal system for obeying Isaiah 58’s instruction to free the bound, such as those trapped in domestic violence contexts. Please consider contributing to the Mishpat Fund as you plan your end-of-year giving. Donate via paypal: https://www.paypal.me/mjrabbinate וַיְקַ֤ו לְמִשְׁפָּט֙ וְהִנֵּ֣ה מִשְׂפָּ֔ח לִצְדָקָ֖ה וְהִנֵּ֥ה צְעָקָֽה׃… …He looked for mishpat (justice), but behold: mishpach (oppression); for tzedaqah (righteousness), but behold: tze’aqah (nonsense, a counterfeit). ~ Isaiah 5:7b ~ *Submit other cases to us in the comments. Comments will not be made public, as the cases must be vetted and verified before being aided by the Mishpat Fund. We will summarize cases selected for aid omitting personal data.   How to address a Rabbi October 13, 2016 · Leave a comment · The norms of civilized society require certain things with regard to addressing others in discourse. For example, it is considered improper to address an adult by his or her first name unless and until invited to do so. In Yiddish, granting this permission is called dutzening.  If you have not been dutzened to use a person’s first name, you use the civil convention of calling the person by title, for example: Miss, Ms., Mrs., Madame, Mr., Master, Professor, Dr., etc. There are some titles which require address by circumlocution. These traditionally include royalty (His/Her/Your Majesty), non-royal rulers of countries (Your Excellence), judges (Your Honor),* and Rabbis (Rabbi; Rabbeinu, i.e. “Our Great One;” or l’kavod haRav, i.e. “for the honor of the Rav”). The Chakhmim (Sages) give explanation on why a rabbi is to be so addressed. Rabbi Akiva ben Yosef taught: “Et Hashem Elokecha Tira (you shall respect HaShem your G-d – D’varim 6:13); l’Rabot Talmidei Chachamim (respect Torah scholars as well)” (b. Pesachim 22b). Rashi taught: “You shall respect your rabbi as you respect Heaven” (Commentary on b. Pesachim 22b). The Rambam taught: “One should not greet his Rabbi, or return greetings to him, in the same way that people greet friends and return greetings to each other, but one should bow slightly in front of him and say in reverence, ‘Shalom to you… Rabbeinu.’” (Hilchot Talmud Torah 5, Halakha 5). In a letter, direct address is acceptable, in the form: “Dear Rabbi (surname),” though “l’kavod haRav” is preferred. Use of the first name, however, is perceived as contempt… unless that particular rabbi has dutzened you. In any formal setting, e.g. worship, though — l’kavod haRav should be used regardless of any dutzening that might define address in private conversation. It used to be that the title of Rabbi was reserved for use in Eretz-Israel, while the diaspora Torah-teachers were given the title Rav; but today those two terms are interchangeable in most contexts. Some yeshivot will call those who have received shemikha by rabbi and those who are in the process leading up to shemikha by the title rav, treating it as lesser. In Yiddish, especially among the Ashkenaz, the title of rebbe  is often preferred (as used in “Fiddler on the Roof”), and in Sephardic communities, both rabbi and chakham  are used, with the latter being a bit higher in rank (on par with rabban in ancient times). If in doubt: address everyone by title unless or until directed otherwise. *Note that “Your” is the respectful form; “thy, thine” is the familiar, and thus is deprecated as insulting. MJR Yeshiva is Live! June 4, 2016 · 4 Comments · MJR has launched eleven courses for the summer with more in development! Enroll now in any of the following at just $140/12-week course: ARAM-101 Biblical (OT) Aramaic BIB-101 Tanakh (OT) Survey BIB-110 Bible Exegesis – Torah BIB-201 Bible Exegesis – Early Prophets BIB-220 Bible Exegesis – Wisdom & Poetry BIB-420 Bible Exegesis – Romans HEB-101 Biblical Hebrew I HEB-310 Advanced Hebrew Exegesis – Torah LAN-101 Sociolinguistics LAN-230 Ancient Ugaritic RAB-490 Semikha Examination Also, for those new to Messianic Judaism, we are offering for free: IMJ-098 Biblical Moedim (Holy Days) IMJ-099 Pseudo-Messianic Red Flags And, coming very soon… BIB-105 Messianic Apologetics BIB-210 Bible Exegesis – Latter Prophets BIB-401 Paul in Proper Perspective BIB-410 Bible Exegesis – Hebrews BIB-420 Bible Exegesis – Romans GRK-101 Koine Greek I GRK-201 Koine Greek II GRK-301 Greek Semantic Analysis I GRK-401 Greek Semantic Analysis II HEB-201 Biblical Hebrew II HEB-301 Intermediate Hebrew (coming in September 2016) IMJ-091 Intro to Messianic Judaism RAB-230 Counseling Strategies for the Spiritual Battlefront What is semikha l’rabbanut? March 18, 2010 · Leave a comment · Semikha l’rabbanut, or סמיכה לרבנות, is the process through which a person becomes ordained as a rabbi. The root of semikha (סמך  — (סמיכה — means “to be authorized,” thus סמיכה לרבנות means “to be authorized for rabbinic office,” or more simply “rabbinic ordination.” The practice finds Scriptural imprimatur in Torah, i.e. B’midbar 27:15-23 and D’varim 34:9.  These passages reflect the סמיכה of Yehoshua bar Nun by Moshe via the laying on of hands.  Note that “laying on” is also within the semantic range of “סמיכה.”  This practice is conveyed through the Sanhedrin in Second Temple Times, and some suggest continued beyond the destruction of the Second Temple. The process involves an examination of beliefs in order to qualify only those who prove not to be heretical in their beliefs and teachings.  The belief criteria for ordination are listed and expounded on a separate page on this site.  Candidates must be able to articulate their beliefs and defend them, as well as discern heresy or false teachings/teachers and defend against such. The process concludes with the proclamation (if the candidate successfully passes), carried over from the ancient formula: “Yoreh? Yoreh! Yaddin? Yaddin!” (“May he decide? He may decide! May he judge? He may judge!”).1  Today, some rabbinical seminaries and yeshivot grant סמיכה לרבנות using this same ancient pronouncement. Once having received this decree, the candidate (initiate) is certified for the issuing of halakhic judgments (yoreh), ruling in monetary and property disputes (yaddin), and presiding over the training of congregational leaders (zaqenim, morehim, and shammashim).  Some congregations require סמיכה לרבנות for those who lead the congregation as well.  Prior to סמיכה לרבנות, the candidate is referred to as “Rav;” afterward, he may use the title of “Rabbi.”2 Those candidates who successfully complete the סמיכה לרבנות we offer will receive a plastic ID card (necessary to gain entry into jails, prisons, and some mental institutions for ministerial service) which includes the ordination date, the ordaining authority, and a personal ID number. References s.v. “Semikhah;” In Lavinia Cohn-Sherbok & DanielCohn-Sherbok, A Popular Dictionary of Judaism (New York, Ny.: Routledge, 2013), 131. ↩ Some have raised the question as to whether the title of “Rabbi” is permissible in light of Matityahu (Matthew) 23:8.  What the passage conveys is that those under Yeshua’s rabbinate are not to simultaneously come under the rabbinate of any other teacher. ↩ Create a free website or blog at WordPress.com.

NATAL

Natal Untuk kegunaan lain dari Natal, lihat Natal (disambiguasi). Artikel ini merupakan hari raya Kristen yang didasarkan atas peristiwa Kelahiran Yesus Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari (lihat pula Epifani). Natal Kisah Natal menyebutkan kelahiran Yesus di sebuah kandang di Betlehem. Dirayakan oleh Mayoritas umat Kristen Jenis Kristen Makna Merayakan kelahiran Yesus (Isa Almasih) Perayaan kebaktian gereja, berkumpul dengan keluarga, memberi hadiah Tanggal 25 Desember (seluruh dunia) 6 Januari (Armenia) 7 Januari (Ortodoks Timur) Terkait dengan Adven; Kelahiran Yesus, Epifani Portal Kristen Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas. Etimologi Kata “natal” berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir).Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus. Christmas biasa pula ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa YunaniChi-Rho. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata "Natal", yang ada hanya kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus menurut Alkitab Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kelahiran Yesus Tahun Liturgi Gereja Ritus Barat Adven Natal Epifani Masa Biasa Masa Pra-Paskah Rabu Abu Pekan Suci Jumat Dukacita Minggu Palma Senin Suci Selasa Suci Rabu Suci Kamis Putih Jumat Agung Sabtu Suci Minggu Paskah Senin Paskah Kenaikan Pentakosta Gereja Ritus Timur Eksaltasi Salib Puasa Natal Natal Teofani Puasa Besar Paskah Pentakosta Transfigurasi Tertidurnya Theotokos Perlindungan Bunda Allah Kotak ini: lihatbicara sunting Orang majus mengunjungi Yesus, diperingati pada Malam Kedua Belas setelah kelahirannya pada hari Natal. (Epifani) Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (Matius 1:18-2:23) dan Lukas (Lukas 2:1-21). Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Agustus, Kaisar Romawi pada saat itu. Karena mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan di sebuah palungan (malaf)[1][2]. Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata, Yudea, di kampung halaman Daud, nenek moyang Yusuf, memenuhi nubuat nabi Mikha (Mikha 5:1-2). (Di Israel purba mereka mengenal ada dua kota Betlehem, kota Betlehem satunya lagi berada di tanah Zebulon.) Matius mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian beralih ke kedatangan orang-orang majus dari Timur—yang diduga adalah Arabia atau Persia—untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Orang-orang bijak tersebut mula-mula tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang—yang sekarang disebut Bintang Betlehem—menyambut kelahiran seorang raja. Penelitian lebih lanjut memandu mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Ketika bermalam, orang-orang majus itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu mereka memutuskan untuk langsung pulang tanpa memberitahu Herodes suksesnya misi mereka. Matius kemudian melaporkan bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir untuk menghindari tindakan Raja Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir, tetapi untuk menghindar dari raja Yudea baru (anak Herodes Agung, yakni Herodes Arkhelaus) mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret. Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil Lukas adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Dalam Injil Matius dicatat bahwa ada orang-orang Majus dari Timur datang ke Yudea karena melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas wilayah Yerusalem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Beberapa astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, pendapat yang paling kuat adalah dari Johannes Kepler, yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang Betlehem itu secara astronomik adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada bulan Desember tahun 7 SM. Mula-mula orang-orang Majus itu bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem, kemudian mereka dibawa menghadap raja Herodes. Raja Herodes bertanya kepada ahli kitab, di mana Mesias akan dilahirkan. Berdasarkan Alkitab, Mesias akan dilahirkan di Betlehem dan informasi ini dipakai untuk membantu para orang majus mengetahui letak di mana Yesus dilahirkan. Herodes minta akan setelah bertemu bayi itu agar mereka kemudian dapat melaporkan kepada Herodes. Tetapi karena mengetahui niat Herodes yang jahat , para orang majus tidak kembali melaporkan kepada Herodes. Asal-mula peringatan Natal Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Klemens dari Aleksandria mengejek orang-orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad-abad pertama, hidup kerohanian anggota-anggota jemaat lebih diarahkan kepada kebangkitan Yesus. Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun umumnya – terutama oleh Origenes – dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang Kristen tidak berbuat demikian: orang Kristen merayakan hari kematiannya sebagai hari ulang tahunnya. Tetapi di sebelah Timur orang telah sejak dahulu memikirkan mukjizat pemunculan Allah dalam rupa manusia. Menurut tulisan-tulisan lama suatu sekte Kristen di Mesir telah merayakan "pesta Epifania" (pesta Pemunculan Tuhan) pada tanggal 4 Januari. Tetapi yang dimaksudkan oleh sekte ini dengan pesta Epifania ialah munculnya Yesus sebagai Anak Allah – yaitu pada waktu Ia dibaptis di sungai Yordan. Gereja sebagai keseluruhan bukan saja menganggap baptisan Yesus sebagai Epifania, tetapi terutama kelahiran-Nya di dunia. Sesuai dengan anggapan ini, Gereja Timur merayakan pesta Epifania pada tanggal 6 Januari sebagai pesta kelahiran dan pesta baptisan Yesus. Perayaan kedua pesta ini berlangsung pada tanggal 5 Januari malam (menjelang tanggal 6 Januari) dengan suatu tata ibadah yang indah, yang terdiri dari Pembacaan Alkitab dan puji pujian. Ephraim dari Syria menganggap Epifania sebagai pesta yang paling indah. Ia katakan: “Malam perayaan Epifania ialah malam yang membawa damai sejahtera dalam dunia. Siapakah yang mau tidur pada malam, ketika seluruh dunia sedang berjaga jaga?” Pada malam perayaan Epifania, semua gedung gereja dihiasi dengan karangan bunga. Pesta ini khususnya dirayakan dengan gembira di gua Betlehem, tempat Yesus dilahirkan. Sejarah Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti ("Surya yang tak terkalahkan"), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10). Tanggal Yusuf, Maria, dan bayi Yesus Ada pendapat yang berkata bahwa tanggal 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. (Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi. Para pendukung tanggal kelahiran bulan Desember berpendapat meski musim dingin, domba-domba tetap tinggal di kandangnya di padang rumput dan tetap dijaga oleh gembala, dan meski tidak ada rumput, padang rumput tetaplah disebut padang rumput. Ada juga pendapat yang berkata bahwa perayaan Natal bersumber dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal dari tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, kaum Yahudi Mesianik. Saksi-Saksi Yehuwa juga tidak merayakan Natal. Ada sejumlah naskah kuno yang mencatat bahwa Yesus ditempatkan di rahim Maria tanggal 25 Desember.[3] Penafsiran Kitab Hagai mengindikasikan tanggal itu merupakan tanggal datangnya Yesus ke dalam rahim Maria, yaitu Hagai 2:19-20: “ Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat! ” Tanggal 24 bulan ke-9 (Kislew) dalam kalender Yahudi jatuh sekitar tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian. Meskipun kapan Hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen pada umumnya sepakat untuk menetapkan Hari Natal jatuh setiap tanggal 25 Desember dalam Kalender Gregorian ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti Paskah dan Jumat Agung tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut dalam satu tahun liturgi, yang bukan mementingkan ketepatan tanggalnya namun esensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari. Tahun Tahun kalender Masehi diciptakan pada abad ke-6 oleh seorang biarawan yang bernama Dionysius Exiguus. Tahun Masehi yang kita gunakan sekarang ini disebut juga anno Domini (Tahun Tuhan). Bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Tuhan Yesus dilahirkan pada tahun 1 SM? Ia mengambil data dari catatan sejarah yang menyatakan bahwa pada tahun 754 kalender Romawi itu adalah tahun ke 15 dari pemerintahan Kaisar Tiberius seperti yang tercantum di Lukas 3:1-2. Data inilah yang dijadikan patokan olehnya untuk mengawali tahun 1 SM. Di samping itu ia juga mengambil data dari Lukas 2:1-2 yang menyatakan bahwa Kirenius (Gubenur dari Siria) pertama kali menjalankan program sensus. Walaupun demikian masih juga orang yang meragukannya, sebab menurut sejarahwan Yahudi yang bernama Flavius Yosefus, raja Herodes meninggal dunia pada tahun 4 SM sehingga konsekuensinya tanggal lahir Yesus harus dimundurkan sebanyak empat tahun. Tapi teori ini pun tidak benar, sebab ia menganalisa tahun tersebut berdasaran adanya gerhana bulan pada tahun saat Herodes meninggal dunia yang terjadi di Yerusalem pada tanggal 13 Maret tahun 4 SM. Tradisi Banyak tradisi perayaan Natal di barat yang merupakan pengembangan kemudian dengan menyerap unsur berbagai kebudayaan. Pohon Natal Pohon natal di gereja atau di rumah-rumah mungkin berhubungan dengan tradisi Mesir, atau Ibrani kuno. Ada pula yang menghubungkannya dengan pohon khusus di taman Eden (lihat Kejadian 2:9). Tetapi dalam kehidupan pra-Kristen Eropa memang ada tradisi menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi “Pohon Terang” modern berkembang dari Jerman pada abad ke-18.[4] Kartu Natal Terdapat pula tradisi mengirim Kartu Natal, yang dimulai pada tahun 1843 oleh John Calcott Horsley dari Inggris. Biasanya dengan gambar yang berhubungan dengan kisah kelahiran Yesus Kristus dan disertai tulisan: Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Dewasa ini orang memakai teknologi informasi (email) berkirim kartu Natal elektronik. Sinterklas Juga dalam rangka perayaan Natal dikenal di Indonesia tradisi Sinterklaas, yang berasal dari Belanda. Tradisi yang dirayakan pada tanggal 6 Desember ini, sekarang dikenal dengan Santa Claus (atau Sint Nikolas), seorang tokoh legenda, yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam dengan kereta salju terbang ditarik beberapa ekor rusa kutub membagi-bagi hadiah. Santo Nikolas yang sebenarnya berasal dari kota Myra dan diyakini hidup pada abad ke-4 Masehi. Dia terkenal karena kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Di Eropa (lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman) dia digambarkan sebagai seorang uskup yang berjanggut dengan jubah keuskupan resmi, tetapi kemudian gambaran ini menjalar ke seluruh dunia dengan penambahan sejumlah atribut, seperti topi dan sebagainya. Ada pengamat agama yang menyatakan Sinterklas justru merupakan simbol-simbol sekuler dalam Kristen yang memang tidak ada Referensinya Alkitab, dan dikomersialkan sedemikian rupa sehingga simbol Sinterklas diusahakan lebih populer daripada hal-hal yang berkaitan langsung dengan Natal yang sesunggunya, misalnya gambar bayi Yesus, dalam setiap perayaan Natal.[5][6] Dalam dunia modern, perayaan Natal secara sekuler lebih menekankan aspek saling memberi hadiah Natal, sehingga ada yang beranggapan Santa Nikolas makin lebih penting daripada Yesus Kristus. Tradisi Sinterklaas Belanda menjadi bagian dari acara keluarga (untuk mendisiplin anak-anak) dengan mengunjungi rumah-rumah disertai pembantu berkulit hitam (Zwarte Pit) yang memikul karung berisi hadiah untuk anak yang baik; tetapi karung itu juga tempat anak-anak nakal dimasukkan untuk dibawa pergi. Di Amerika Serikat tokoh ini disebut "Santa Claus" dan digambarkan pertama kali oleh suatu iklan minuman Amerika sejak tahun 1931 sebagai seorang tua gendut, bercambang putih dan berpakain merah dengan sepatu bot, ikat pinggang hitam, dan topi runcing lembut. Yang sering kita lihat juga Natal dimeriahkan dengan banyak cahaya lampu berkelap-kelip. Selain untuk menambah semarak perayaan, ini juga memiliki pemahaman cahaya yang ada, maksudnya adalah Kristus akan mengusir kuasa kegelapan.[7] Kelompok Puritan Wajah sekuler Natal ini pernah mendapat tentangan dari orang Kristen Puritan di Inggris pada 1647. Demi menghapus elemen-elemen yang tidak alkitabiah, Inggris yang ketika itu dikuasai oleh Parlemen Puritan bahkan pernah melarang perayaan Natal.[5] Mereka menganggap perayaan Natal hanyalah festival kepausan (popish) yang tidak punya pembenarannya dalam Alkitab. Akhirnya, kaum Puritan di Inggris menggantinya dengan satu hari puasa. Akibat larangan perayaan Natal ini, kerusuhan meledak di sejumlah kota di Inggris. Bahkan, Canterbury dikuasai oleh massa pemrotes selama berminggu-minggu. Kerusuhan akhirnya reda dengan pencabutan larangan lewat Restorasi Raja Charles II pada 1660, kendati sejumlah pendeta tetap tidak menyetujuinya.[5] Ritus timur Berbeda dengan tradisi perayaan Natal di barat, perayaan Natal ritus timur banyak mengandung aspek rohani seperti puasa, bermazmur, membaca Alkitab, dan puji-pujian. Di Gereja-gereja Arab, boleh dibilang tidak ada perayaan Natal tanpa didahului puasa. Gereja Ortodoks Syria melakukan persiapan Natal dengan berpuasa selama 10 hari. Sementara di Gereja Ortodoks Koptik puasanya lebih lama lagi, yaitu sejak minggu terakhir November. Jadi, sekitar 40 hari. Waktu iftar (buka puasa) pada tanggal 7 Januari pagi. Puasa pra-Natal ini disebut dengan puasa kecil (Shaum el-Shagir). Meskipun agak berbeda dalam tradisi, secara prinsip cara ini tidak jauh berbeda dengan cara berpuasa Gereja-gereja Orthodoks lain. Makna Lilin Dalam Natal Lilin Dalam masa Natal, Lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus.[8] Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap.[8] Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama,Yesaya 9:1-6, “terang yang besar”, sedangkan di dalam Perjanjian Baru, Yohanes 1:1-18,” terang manusia”.[8] Bukan hanya di dalam peribadahan saja, di rumah-rumah dan di toko-toko kerap di hias dengan lampu-lampu yang kelap-kelip, hal ini muncul sejak zaman patristik sebagai gambaran akan terang yang mengalahkan kegelapan.[8] Penggunaan lilin dan lampu-lampu kelap-kelip merupakan pengaruh dari pesta cahaya Yahudi atau Hanukah.[8] Hari raya Hanukkah dirayakan sekitar masa Adven dan Natal, dan terkadang sering diplesetkan dengan istilah Natal Yahudi.[8] Ekonomi Natal biasanya merupakan stimulus ekonomi tahunan terbesar di berbagai negara di dunia. Penjualan barang-barang meningkat tajam di berbagai area retail, dan pada musim Natal orang-orang membeli berbagai hadiah, dekorasi, dan persediaan Natal. Industri yang bergantung pada penjualan di musim Natal antara lain kartu Natal, pohon Natal, dan lain-lain. Selain kegiatan ekonomi terbesar, Hari Natal di berbagai negara Barat merupakan hari paling sepi bagi dunia bisnis; hampir semua toko retail, institusi bisnis dan komersial tutup, dan hampir semua industri berhenti beroperasi. Studio-studio film merilis berbagai film berbiaya tinggi pada musim Natal untuk menghibur orang-orang, yang sedang berlibur. Kegiatan sosial Selama puasa, jemaat gereja-gereja Koptik, seperti Gereja Koptik Sayidah el-Adzra’ (Santa Maria), di Madinat al-Tahrir, Imbaba, Kairo mempunyai kebiasaan hanya makan sekali sehari dengan menu makanan semacam tempe (dari kacang-kacangan), namanya tamiya atau falafel yang dimakan dengan sepotong roti dan air putih. Karena itu, uang belanja yang biasanya mereka belikan daging dan menu lumayan mewah lainnya dikumpulkan dan diserahkan langsung kepada orang orang miskin yang dikoordinasi oleh Gereja.[butuh rujukan] Lihat pula Kronologi kehidupan Yesus Kelahiran Yesus Malam Kudus Bintang Natal Bagian Alkitab yang memuat kisah Natal: Matius 1 dan Lukas 2 Referensi Wikimedia Commons memiliki media mengenai Christmas. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Christmas. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Kelahiran Yesus. Gambar pada pranala luar Orang Majus ^ Lukas 2:7 versi Leydekker ^ http://natal.sabda.org/anak_malaf ^ Coulson Shepherd, "Jewish Holy Days", page 89 ^ Asal-Usul Pohon Natal ^ a b c Umat Kristen pernah menolak Sinterklas ^ Gereja di Georgia mengeluarkan pesan bahwa Santa (Claus) adalah Satan (=setan, iblis) ^ (Indonesia)Rasid Rachman. 2009. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. ^ a b c d e f (Indonesia)Rasid Rachman.2009. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK-Gunung Mulia. Hal. 130-132. Bacaan lanjutan Restad, Penne L. (1995). Christmas in America: A History. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-509300-3. The Battle for Christmas, oleh Stephen Nissenbaum (1996; New York: Vintage Books, 1997). ISBN 0-679-74038-4 The Origins of Christmas, oleh Joseph F. Kelly (August 2004: Liturgical Press) ISBN 978-0-8146-2984-0 Christmas Customs and Traditions, oleh Clement A. Miles (1976: Dover Publications) ISBN 978-0-486-23354-3 The World Encyclopedia of Christmas, oleh Gerry Bowler (October 2004: McClelland & Stewart) ISBN 978-0-7710-1535-9 Santa Claus: A Biography, oleh Gerry Bowler (November 2007: McClelland & Stewart) ISBN 978-0-7710-1668-4 There Really Is a Santa Claus: The History of St. Nicholas & Christmas Holiday Traditions, oleh William J. Federer (December 2002: Amerisearch) ISBN 978-0-9653557-4-2 St. Nicholas: A Closer Look at Christmas, oleh Jim Rosenthal (July 2006: Nelson Reference) ISBN 1-4185-0407-6 Just say Noel: A History of Christmas from the Nativity to the Nineties, oleh David Comfort (November 1995: Fireside) ISBN 978-0-684-80057-8 4000 Years of Christmas: A Gift from the Ages, oleh Earl W. Count (November 1997: Ulysses Press) ISBN 978-1-56975-087-2 Sammons, Peter (May 2006). The Birth of Christ. Glory to Glory Publications (UK). ISBN 0-9551790-1-7. Markus Aziz, Khalil, The Coptic Orthodox Church (Montreal, Canada: The Coptic Orthodox Patriarchete,t.t), p.35. Bambang Noorsena, Renungan-renungan Idul Milad (Natal) di Tanah Suci Israel/Palestina (Malang: Studia Syriaca Orthodoxia,1999). Pranala luar Natal SABDA.org: Pusat Bahan-bahan Natal berbahasa Indonesia Artikel Natal di Forum Sarapan Pagi Terakhir diubah pada 26 Desember 2018, pukul 17.56 Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain. Privasi•Tampilan PC

Mikha 5:1-2

alkitab.sabda.org Menu   Boks Temuan  Latar Belakang dan Sejarah · Pendahuluan Mikha · Garis Besar Mikha · Tujuan dan Survei Mikha · Ciri Khas Mikha Baca tentang Mikha di Wikipedia. Untuk artikel selebihnya, klik tab "Artikel" di papan navigasi Halaman Pasal.  Nama Terkait Anak perempuan Israel; Betlehem; Efrata; Israel; Yakub; Yehuda; anak Israel; bangsa Israel; kaum Israel; orang Israel; orang-orang Israel; seorang Ismael; seorang Israel; suku Israel; umat Israel  Pertanyaan Terkait · Apakah pendamaian merupak...  Ilustrasi Terkait Tempat Keberangkatan; Lahir di Dalam Kita; Petunjuk Sikap Diam; Selalu Benar; Bagaimana Jika?  Gambar Terkait The Ruler from Bethlehem  Himne Terkait Kidung Jemaat: Angin Ribut Menyerang; Hai Kota Mungil Betlehem  Bahan Lain · Mesias · Nubuat · Nubuat · Nubuat · Pemerintah atas Israel · Pemerintah · Kehidupan Kristus. · Kisah Kehidupan Yesus. Mikha 5:1-2 Konteks 5:1 (4-14) Sekarang, engkau harus mendirikan tembok bagimu; pagar pengepungan telah mereka dirikan melawan kita; dengan tongkat mereka memukul pipi h  orang yang memerintah Israel. Raja Mesias dan penyelamatan Israel 5:2 (5-1) Tetapi engkau, hai Betlehem 1  i  Efrata, j  hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah k  Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, l  sejak dahulu kala. m    1 Full Life : ENGKAU, HAI BETLEHEM. Nas : Mi 5:1 Mikha bernubuat bahwa seorang pemimpin akan muncul dari Betlehem yang akan menggenapi janji-janji Allah kepada umat-Nya. Ayat ini mengacu kepada Yesus sang Mesias (lih. Mat 2:1,3-6), yang asal usulnya "sudah sejak purbakala" (yaitu, dari kekal; lih. Yoh 1:1; Kol 1:17; Wahy 1:8); namun Ia akan lahir sebagai manusia (ayat Mi 5:2; lih. Yoh 1:14; Fili 2:7-8). copyright © 2005-2018 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | Laporan Masalah/Saran Alkitab SABDA Antarmuka : Indonesia | Inggris Versi : Preferensi   Pencarian Khusus                             Home | YLSA | Download | Fitur | Font | Tutorial | FAQ | Interaktif | Tentang Kami TBNETBibleYUN-IBRRef. SilangNamaGambarHimne Pencarian KhususTafsiran/CatatanStudi KamusStudi KataLeksikonSistem Studi PetaIlustrasi KhotbahEkspositoriGambarResourceBacaan Alkitab HarianSABDA webCD SABDAAlkitab MobileThe Bible ProjectTIP #02leb?hbai*SEMUAYLSA