by BP » Mon Mar 25,
2013 1:39 pm
Pendapat tentang istilah "CANGKOK" dalam Kitab Roma (terj B.
Indonesia):
Roma 11: 17,19, 23-24:
Sebenernya alkitab terjemahan LAI telah melakukan sebuah kesalahan terjemahan yang amat fatal dan memalukan.
cangkok = dahan pohon di kerat, lalu dibungkus media gembur. setelah 1 bulan, maka akan muncul akar, dan cabang itu dapat di POTONG dari pohon itu, lalu ditanam di pot baru/ditanah
Sambung Sisip = dahan pohon di kerat sedikit, lalu cabang entres baru di sisipkan kedalam dahan pohon induk. bungkus yg erat sambungan itu. setelah 1 bulan, maka cabang entres baru akan menyatu dengan pohon induk
bisa menangkap dimana kesalahan terjemahan LAI ?
Sebenernya alkitab terjemahan LAI telah melakukan sebuah kesalahan terjemahan yang amat fatal dan memalukan.
cangkok = dahan pohon di kerat, lalu dibungkus media gembur. setelah 1 bulan, maka akan muncul akar, dan cabang itu dapat di POTONG dari pohon itu, lalu ditanam di pot baru/ditanah
Sambung Sisip = dahan pohon di kerat sedikit, lalu cabang entres baru di sisipkan kedalam dahan pohon induk. bungkus yg erat sambungan itu. setelah 1 bulan, maka cabang entres baru akan menyatu dengan pohon induk
bisa menangkap dimana kesalahan terjemahan LAI ?
Tanggapan:
Mari kita kaji istilah "cangkok", apa maksud di dalam ayat tsb, "penggabungan" ataukah "pemisahan" :
* Roma 11:17
LAI TB (1974), Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
MILT (2008), Namun, jika beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu yang menjadi pohon zaitun liar dicangkokkan di antara mereka dan kamu menjadi teman sekutu bagi akar dan bagi getah pohon zaitun itu,
Shellabear Draft (1912), Tetapi jikalau separuh carang-carang itu telah dipatahkan, dan engkau, pohon zaitun hutan ini, dicangkukkan kedalamnya, lalu mendapatkan bahagian dari pada akar yang memberi subur pohon zaitun itu,
Melayu BABA (1913), Ttapi jikalau sparoh charang-charang itu sudah di-patahkan, dan angkau pula, pokok zaitun-hutan ini, di-changkokkan masok antara-nya, dan sudah dapat bhagian deri-pada akar yang kasi gmok sama itu pokok zaitun:
LAI TB (1974), Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
MILT (2008), Namun, jika beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu yang menjadi pohon zaitun liar dicangkokkan di antara mereka dan kamu menjadi teman sekutu bagi akar dan bagi getah pohon zaitun itu,
Shellabear Draft (1912), Tetapi jikalau separuh carang-carang itu telah dipatahkan, dan engkau, pohon zaitun hutan ini, dicangkukkan kedalamnya, lalu mendapatkan bahagian dari pada akar yang memberi subur pohon zaitun itu,
Melayu BABA (1913), Ttapi jikalau sparoh charang-charang itu sudah di-patahkan, dan angkau pula, pokok zaitun-hutan ini, di-changkokkan masok antara-nya, dan sudah dapat bhagian deri-pada akar yang kasi gmok sama itu pokok zaitun:
Terlemahan MILT 2008, Shellabear 1912, Melayu BABA 1913, dll (yang bukan dari LAI) juga menggunakan istilah "cangkok," Jadi bukan hanya LAI saja yang patut Anda dipersalahkan, pemakaian kata "cangkok" itu sudah ada sejak tahun 1912, sebelum LAI berdiri sebagai lembaga
Dan dalam terjemahan kuno itu menggunakan istilah "dicangkokkan kedalam" atau "dicangkokkan masuk" (jelas disini bahwa maksud "cangkok" itu adalah penggabungan, bukan pemisahan).
Tetapi, menarik terjemahan LAI-TL tahun 1954 memberikan terjemahan yang lebih baik, malah lebih up-to-date untuk pemahaman masa sekarang:
TL (1954), Tetapi jikalau beberapa
cabang sudah patah, dan engkau, yang jadi pohon zaitun hutan, disisipkan
ke dalamnya, lalu memperoleh sama-sama bahagian daripada lemak akar pohon
zaitun itu,
Bandingkan dengan:
Klinkert 1863
(1863), Maka kaloe ada bebrapa tangke dipatahken, dan angkau, jang pohon zeiton
hoetan, dimasokken dalem pohonnja, dan angkau djoega soedah
mendapet bagian bersama-sama dari akar dan dari gemoknja {Yer 11:16} itoe pohon
zeiton,
Bandingkan dengan terjemahan baru/ modern dalam bahasa Inggris:
NIV, If some of the branches
have been broken off, and you, though a wild olive shoot, have been grafted
in among the others and now share in the nourishing sap from the olive
root, (NIV menyajikan terjemahan yang paling baik dalam pemahaman masa sekarang)
Memang, dalam istilah tekhnologi pertanian di masa kini, "cangkok" itu adalah tekhnik pemisahan cabang dari batangnya, setelah dibuatnya berakar. Dan ini merupakan hal yang berbeda dengan istilah okulasi, stek, sambung-sisip.
Sekarang, kita abaikan sejenak pemakaian istilah "cangkok" yang berlaku dalam tekhnologi pertanian modern sekarang ini….. Dan mari kita pertimbangkan kajian-kajian ini:
Kalau kita melihat konteks ayat ini, semestinya kita mengerti bahwa istilah "cangkok" dalam terjemahan2 di atas bukan bermakna pemisahan, tetapi "penempelan" (pertimbangan pengertian ini adalah dari frasa terakhir ayat ini, yaitu " turut mendapat bagiandalam akar pohon zaitun yang penuh getah." Artinya, maksud istilah "cangkok" dalam terjemahan2 di atas itu adalah "menggabungkan."
Perlu dipertimbangkan bahwa istilah "cangkok" di zaman dulu (tahun 1912) belum tentu bermakna sama-persis dengan istilah tekhnologi pertanian yang berlaku masa sekarang ini (bandingkan istilah "acuh" yang seharusnya bermakna "peduli," tetapi di masa sekarang sering disalah-artikan menjadi "tidak peduli", ada perubahan makna/ pengertian). Maka, hal ini mungkin-mungkin saja terjadi pada istilah "cangkok" yang seharusnya "tempel" tapi di masa kemudian menjadi "pemisahan" (ada perubahan makna/ pengertian).
Dan juga perlu dipertimbangkan dengan istilah "cangkok" di dalam ranah kedokteran (mis. cangkok ginjal, hati dst...) Maka, kata "dicangkokkan" di dalam terjemahan kitab Roma tersebut adalah benar.
Barangkali "cangkok" dalam artian inilah yang berlaku di masa lalu di tahun 1912 s/d 1974, tapi toh juga diikuti oleh team penerjemah MILT (ILT) tahun 2008 tetap menggunakan istilah "cangkok" ini.
Dan, yang paling penting dalam memahami ayat, kita tidak terpaku kepada "istilah" tetapi lebih kepada KONTEKS!
Sekarang, kita kaji bahasa aslinya:
TR, ει δε τινες των κλαδων
εξεκλασθησαν συ δε αγριελαιος ων ενεκεντρισθης εν αυτοις και συγκοινωνος της
ριζης και της πιοτητος της ελαιας εγενου
Translit interlinear, ei {jika} de {tetapi} tines {beberapa} tôn kladôn {dari cabang2} exeklasthêsan {telah dipatahkan} su {engkau} de {lalu} agrielaios {pohon zaitun liar} ôn enekentristhês {telah ditempelkan, being-were grafted in} en {di antara} autois {mereka} kai {dan} sugkoinônos {mendapat bagian} tês rizês {dalam akar} kai {juga} tês piotêtos {yg penuh getah/ berharga} tês elaias {pohon zaitun} egenou {menjadi}
Translit interlinear, ei {jika} de {tetapi} tines {beberapa} tôn kladôn {dari cabang2} exeklasthêsan {telah dipatahkan} su {engkau} de {lalu} agrielaios {pohon zaitun liar} ôn enekentristhês {telah ditempelkan, being-were grafted in} en {di antara} autois {mereka} kai {dan} sugkoinônos {mendapat bagian} tês rizês {dalam akar} kai {juga} tês piotêtos {yg penuh getah/ berharga} tês elaias {pohon zaitun} egenou {menjadi}
Kata "enekentristhês" adalah bentuk "aorist passive" dari kata egkentrizô, "(1) to cut into, for the sake of inserting scion" [memotong demi menghasilkan keturunan] dan (2) "to innoculate, ingraft, graft in" [menyuntikan, menempelkan]. Pengertian (2) ini sesuai konteks Roma 11:17.
Perhatikan kata "sugkoinônos" (mendapat bagian), memakai perkataan yang serumpun dengan koinônia, persekutuan jemaat. Jelas Roma 11:17 ini menyangkut kesatuan antara orang Yahudi dan non-Yahudi, yang digambarkan pula (dengan perumpamaan lain) dalam Efesus 2:14-18.
Jadi, sangat penting dalam menelaat ayat, kita tidak hanya melihat "istilah kata" namun lebih daripada itu adalah KONTEKS.
Semoga jelas.
Blessings,
BP
No comments:
Post a Comment